Share

Sarah Terluka

Author: Purwa ningsih
last update Huling Na-update: 2025-02-24 14:13:38

Sarah ke mini market terdekat. Mendorong pintu kaca memasuki mini market. Membeli roti juga air mineral juga susu pesanan Tiara untuk bekal makan siang. Dia sudah menenteng satu botol air mineral juga beberapa snack.

"Ada lagi, Mbak?" tanya Mbak kasir seraya menerbitkan senyum ramah.

"Sudah."

Sarah membayarnya dan kembali berjalan ke arah jalan raya berniat ingin menyebrang namun kendaraan masih ramai. Dirasa sudah sepi Sarah menyeberang. Langkahnya hampir sampai di pinggir suara klakson mengagetkannya. Bahkan ia baru mencapai pinggir jalan ketika merasakan jantungnya berdetak tak karuan. Devan menginjak pedal rem, dengan panik ia melihat seseorang di depan mobilnya sedang terjatuh.

"Astaga! Apa itu manusia?" tanya Devan cemas.

Devan panik membuka pintu dan berlari ke arah depan, jantungnya naik turun,

Usai menarik napas, Devan melihat gadis menunduk dengan memegangi kepalanya ia ketakutan.

"Maaf aku tak sengaja, Nona." Kata Devan.

Tapi Devan kaget, sepertinya Devan mengenali wan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Gadis Yang Kunodai   Bersamamu

    Sarah menyerahkan roti dan air mineral pesanan Tiara. "Emm, ini pesanan Non Tiara bagimana, Den?""Kamu dimobil saja. Biar aku yang antarkan.""Yakin ngak ngrepotin, Den."Devan tersenyum. "Tidak."Lima menit berlalu, Devan sudah kembali dan mengajak Sarah pulang. Sarah duduk di samping kemudi, Devan memakaikan seatbelt, dada Sarah berdebar kencang saat muka Sarah dan muka Devan hanya berjarak beberapa centi saja. Gugup seketika menyerang tatkala aroma wangi tubuh Sarah tercium oleh penciuman Devan. Wanita itu tak bisa berkutik, tubuhnya mendadak beku. Selesai dengan pelan Devan mundur kemudian memakai seatbelt punyanya sendiri. Lalu hening hanya deru mesin yang terdengar dalam ruangan mobil. Saat di dalam mobil ponsel milik Sarah berdering. "Hallo, Nyonya."''Sarah, maaf jadi saya ada acara dadakan perginya ke rumah Tante Puri kita tunda dulu ya. Aku masih banyak kerjaan.''''Baiklah, Nyonya.''''Kamu naik taksi saja karena Pak Di mengantarkanku, Sarah."''Nggeh, Nyonya.''Bu Lili

    Huling Na-update : 2025-02-25
  • Gadis Yang Kunodai   Jujur Aku Mencintaimu Dari Dulu

    Perempuan berwajah cantik itu masih diam, menatap keluar kaca mobil. Lelehan air mata sesekali meluncur di pipi mulus Sarah karena ia rindu Shaka andai ia tahu tentang ayahnya, andai Shaka ikut dalam satu mobil betapa bahagianya dia. Hanya saja tak ada satu kalimat pun yang keluar dari bibir Sarah ia akan tetap merahasiakannya dari keluarga Devan. Karena Zahira beberapa kali mengalami semacam pendarahan di usia kandungannya yang masih muda. Devan fokus menyetir bicara memang mudah nyatanya menerima kenyataan itu sangatlah sulit. Devan masih menyetir di samping Sarah. Devan memalingkan wajah dari pemandangan menyedihkan di sebelahnya. Alunan lagu cinta luar biasa dari Andmesh Kameleng mengalun begitu romantis dari mobilnya. Wajah Sarah masih setia menandang keluar melihat lalu lalang kendaraan, sesaat Sarah tersadar dan mulai menatap Devan yang terlihat begitu tenang. "Den.""Emm.""Bagaimana dengan jadwal pekerjaan Den Devan yang padat, apakah tak mengganggu?"Devan mengulum senyum.

    Huling Na-update : 2025-02-26
  • Gadis Yang Kunodai   Idaman Para Wanita

    Malam makin Larut, Devan menyeruput kopi, seraya menatap bintang yang bertebaran di langit, wajahnya mendongak ke atas menatap langit. Dengan sebatang rokok ditangan berkali-kali Devan menghembuskan asap keatas. Ada sesuatu yang hilang di dalam, rasa yang telah Devan tahan begitu lama. Rasa yang kerap ia terhempas oleh kekecewaan atas sikap kebaikan Sarah, ya Devan merindu. Rindu wanita itu. Devan sadar ada Zahira diantara mereka, dan wanita itu sangat berbahaya karena ambisinya yang begitu menginginkannya. Devan ingat jika Zahira mampu membujuk Mama dan Papanya untuk menikahinya meskipun beberapa kali Devan menolaknya. Devan masih mengingat dengan jelas setiap kata yang diucapkan Sarah tadi. "Nggak ada yang baik di dunia ini, Den.""Aku baik, kok."Sarah tertawa. "Siapa?""Aku lah. Aku yang selalu baik dan menyukaimu."Sarah hanya tertawa. Sesaat Devan menyadari bahwa hatinya sudah terbagi dengan Zahira. Entah karena nyaman, atau karena memang perjodohan dari sang Mama. Sedangka

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Gadis Yang Kunodai   Lepaskan Aku, Den

    "Apa susahnya, jebak dia buat dia seolah-olah bersalah biar dipecat oleh Lili.""Apa, apa aku tak salah dengar, Ma? Apa itu perlu.""Perlu lah. Itu cara satu-satunya, agar ia tersingkir dari rumah itu. Zahira."Sesaat mereka saling tatap. "Aku terlalu lambat, Mas Devan pernah bilang jika ia jatuh cinta dengan seorang wanita, maka dia akan meninggalkan aku, Ma.""Enak saja dia mau mempermainkan kamu. Gak gak bisa dibiarkan ini.""Aku tak salah duga, Ma. Aku tahu jika Mas Devan orangnya tak mudah jatuh cinta tapi aku merasa beda jika ia menatap pembantu itu.""Secantik apa sih pembantu itu?""Jujur memang cantik sih, kalem lagi. Padahal gak dandan dia.""Jebak dia. Dan kamu akan kembali ke hati Devan lagi, dan kau akan puas jadi satu-satunya milik Devan." Jelas wanita paruh baya itu. "Tak semudah itu, Ma.""Jangan egois, sebelum suamimu benar-benar diambil oleh pembantu itu." Tekannya. "Mama benar.""Makanya semangat."Zahira tersenyum ya bebar ucapan Mamanya semuanya benar. ***Su

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • Gadis Yang Kunodai   Pesona Sarah

    "Lepaskan." Dengan kuat Sarah menginjak kaki Devan. "Auhhh.""Sarah." Namun gerakan Sarah lebih cepat dari tangkapan tangan Devan. Sarah mendorong tubuh Devan dengan cepat ia berlari meninggalkan Devan yang baru saja mencium bibirnya lama. Sarah berlari entah kenapa ia tak menolak ciuman itu. Ciuaman yang membuatnya bergetar tak karuan. "Sial."Devan kesal ia gagal meyakinkan Sarah kembali Devan ke lantai bawah seraya duduk di sofa. "Sore Sayang.""Sore, Ma."Bu Lili duduk di samping Devan. "Mana Zahira. Sudah dua hari tak kelihatan?" tanya sang Mama. "Mungkin sedang refresing biar ngak cepat tua, Ma.""Dev."Bu Lili menarik napas. "Mama merasa bersalah sama kamu, sepertinya Mama salah memilih menantu, Dev.""Sudahlah, Ma. Mau bagaimana lagi adanya itu." Devan menimpali. "Harusnya dia lebih menjagamu bukannya malah pergi seenaknya saja begitu. Istri macam apa itu tak bisa merayu hati suaminya.""Ya kan, bebet, bibit, bobotnya tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Juga tak bisa m

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Gadis Yang Kunodai   Lalu Istrimu?

    Pagi hari, fajar mulai muncul dari ufuk timur. Sarah membantu Bibi Nik memasak untuk sarapan, selesai ia bergegas membersihkan diri untuk mengurus Tiara. Juga mengantarnya ke sekolah. Selesai menyuapi Tiara sarapan, Sarah beranjak mengambil sandal jepit juga tas Tiara. Lalu berjalan mendekati Tiara yang sudah menunggunya. "Non, kita berangkat ya?" Tiara mengangguk. "Iya, Mbak.""Bekalnya sudah di masukkan dalam tas?""Sudah, Mbak.""Ok kita berangkat."Tiara tersenyum. "Siap."Saat mereka mau keluar halaman ada mobil berhenti di depan Sarah juga Tiata Tapi sepertinya bukan Pak Di yang menjemput. "Pagi, Sarah. Tiara.""Pagi, Den.""Saya di suruh jemput, katanya Pak Di masih sibuk."Sarah dan Tiara saling tatap. "Beneran, Om?""Iya."Mereka kali ini diantar oleh Reno. Karena Pak Di mengantarkan Bu Lili harus segera berangkat pagi karena ada pertemuan dengan seseorang. "Den Reno Maksih banyak sudah mengantar.""Sama-sama, Sarah."Sarah dan Tiara keluar mobil. Sedangkan mobil Reno ber

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • Gadis Yang Kunodai   Alergi Udang

    Semua yang berada di meja makan sedang menikmati makan siang. Dan Sarah menyuapi Tiara. "Siang semuanya." Zahira datang diantara mereka. "Sudah puas jalan-jalannya?" tanya mertuanya sedikit menekan kalimatnya. "Puas banget Ma. Apalagi pemandangannya bagus banget," jawabnya. Hening, hanya terdengar riuh denting sendok beradu dengan piring. Zahira menatap sinis ke arah Sarah setelahnya ia mencari celah untuk memulai."Jadi aku bawain oleh-oleh udang kesukaan Mama."Bu Lili merasa kesal dengan Zahira dan masih terdiam. "Tumben banget memberi oleh-oleh. Ada sesuatu yang kamu inginkan?" tanya Dea sinis. "Jangan menuduh di depan makanan. Tak baik, Dea." Dea menggeleng. Malas melihat keadaan drama quin lagi. "Asal gak diguna-guna saja tuh udang." Kesal Dea. "Jangan suudzon, Dea."Dea mengulum senyum di balik sendoknya yang terangkat. "Habisnya aneh."Zahira tersenyum jahat. "Ayo Ma dimakan.""Ya." Bu Astuti pun mengambil lalu memakannya. "Ini asli lo dari Singapura, rasanya crispy

    Huling Na-update : 2025-03-03
  • Gadis Yang Kunodai   Devan Cemburu

    "Aden lebih mengenalnya, kan?" Jelas Sarah. Devan terdiam merasa kesal karena Sarah tahu tapi tak menolak. "Kau sangat ceroboh bagaimana jika udang itu membunuhmu?" Sarah hanya tersenyum "Kamu tahu jika Zahira telah kalah satu langkah denganku.""Kalah apanya?" tanya Sarah tak paham. "Kepercayaan keluargaku pada Zahira telah hilang. Meskipun apa yang kau lakukan tadi itu sangat bahaya, Sarah!" Tekan Devan. Sarah hanya tersenyum. "Ini gak lucu. Sarah jangan ulangin lagi.""Sekali-kali biar dia terjebak dengan permainannya sendiri, Den." Jelas Sarah. Mungkin Sarah benar, tapi itu gak lucu. Membuat Devan hampir terkena serangan jantung memikirkannya. "Kau keterlaluan tapi ini nyawamu taruhannya.""Hmm, iya."Senyum yang terukir di bibirnya, entah mengapa terasa bak tikaman yang mampu mengoyak rindu. "Oke, tapi jangan diulang lagi. Tuh mukakmu masih bengkak."Sarah tersenyum. "Ini bisa cepat hilang dengan minum madu, Den.""Benarkah?""Hu um.""Baiklah aku belikan dulu."Sarah men

    Huling Na-update : 2025-03-03

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Yang Kunodai   Semua Rindu Devan

    "Bunda lihatlah Kak Shaka teleponan sama seorang wanita." Adu Raiyan pada sang Bunda. Sarah tersenyum. "Masa? Benar itu Shaka?" tanya Sarah penasaran karena selama ini Shaka begitu rapat menyimpan teman wanitanya. "Tidak ada. Orang ini teman mengajar aku Bunda. Adek saja yang kepo," jawabannya seraya menunduk. "Itung-itungan buat semangatin kalau ngajar kan, Mas.""Apaan ngak ngak ngak.""Dih. Cakep tau itu fotonya." Goda adiknya Raiyan. Shaka merasa malu. "Adek." Shaka kembali menggendong adik perempuannya Syena. Sarah menggelengkan kepala, "sudah-sudah mungkin Kakak kamu ingin fokus mengajar Raiyan."Raiyan tergelak, jalan pikiran kakaknya Shaka memang lain dari yang lain. Baginya itu sangat menghibur karena ia tipe pendiam, "Ide bagus. Tapi jangan kelamaan jomblo Mas." Godanya seraya menemani Syema bermain. "Raiy sudah jangan ganggu Kakakmu, lihatlah mukanya merah itu." Kata Sarah tersenyum. "Iya iya, Bunda."Shaka menguncir rambut adiknya. ''Bunda Syena dan Syema sudah maka

  • Gadis Yang Kunodai   Rindu kamu

    Devan mengisap dalam-dalam rokoknya, lalu mengembuskannya pelan. Ia menatap istrinya lama. Tatapan mata itu yang dulu selalu berhasil meluluhkan Devan, hingga Devan kalah berulang kali. "Minumlah, Mas!" Sarah membawakan secangkir kopi panas untuk suaminya. "Ya.""Bagaimana tangannya masih linu?'' tanya Sarah pada suaminya lagi. "Lumayan sih."Sarah menggeleng. "Jadi hari ini terakhir kontrol?''"Ya Sayang. Alhamdulillah pen sudah dilepas semua normal tinggal pemulihan saja.''"Alhamdulillah kalau begitu." Sarah duduk didekat suaminya. "Kamu tidak mencintaiku lagi?" Sarah tertawa keras hingga air mata menghentikannya. "Mas."Kekhawatiran berlebih pada sesuatu yang belum terjadi, kerap menimbulkan ketakutan tak beralasan, karena usai jatuh beberapa tahun lalu Devan harus terapi karena tangannya cidera akibat menghindari mobil yang mengarah ke pada dirinya. Sarah mendorong pelan dadanya untuk melepaskan diri dari pelukannya. Tersenyum kaku saat melihat tatapannya yang seolah menunt

  • Gadis Yang Kunodai   Penyesalan Zahira

    Tangan Zahira mengusap cepat air yang tersisa di mata dan pipi. Ia lantas mengulas sebuah senyum, senyum yang bisa Zahira pastikan hanya sebuah kamuflase. Ya, hanya untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Padahal, gurat kesedihan dan kecewa terlihat jelas di wajahnya."Pagi Sayang.""Pagi, Ma.""Bagaimana semalam tidurnya nyenyak?""Eumm.""Syukurlah. Kita lalui ini sama-sama," ucap Mamanya seraya menariknya dalam pelukan. Zahira tahu Mamanya bermaksud menghiburnya, tetapi yang terjadi ia malah kembali menangis, hingga terisak-isak di pelukannya. "Sudah, jangan nangis lagi. Hanya kamu satu-satunya harta Mama.''"Kenapa pas kecelakaan aku tak mati saja, Mama. Kenapa harus Joy?" "Hus. Jangan bicara begitu, mungkin Allah punya rencana lain untukmu, Nak."Zahira terdiam. "Sabar ya."Sang Ibu mendorong kursi Zahira ke dekat sofa. "Tapi aku bukan wanita sempurna aku cacat, Mama."''Kamu masih punya Mama. Tenanglah.''Zahira menggelengkan kepala. "Tidak, aku kesepian, Ma.""Sudah, ja

  • Gadis Yang Kunodai   Tak Bisa Melupa

    Sekarang apa yang bisa Zahira lakukan selain menjalani hidup tanpa arti, mungkin itu karmanya karena sikap jahatnya selama ini padanya. Mata kini terpejam, segera kembali terbuka ketika mobil sepertinya sudah berhenti di depan rumah. Zahira menyusuri halaman rumah di dorong dengan kursi roda, oleh bodyguard sekaligus sopir kiriman Papanya tiga tahun lalu. "Deri, apa aku terlalu buruk?" tanyanya tidak sanggup lagi menahan ucapan. Ada yang menekan keras hati di dalam sini, seluruh sendi seakan lepas dari pengait. "Siapa yang bilang, Non?" tanya balik Deri pada majikannya itu. "Aku. Aku bahkan wanita tak berguna juga wanita jahat, aku telah menyakiti banyak orang.""Non semua orang punya masa lalu.""Aku lelah bolak-balik berobat ke Singapore tapi sepertinya tak ada hasil."Deri menatapnya lembut, terlihat dia tersenyum. "Karena bolak-balik itu akan membuat, Non bisa berjalan lagi."Zahira menunduk karena tidak kuasa menahan rasa bersalah, merasa malu telah berbuat semena-mena dengan

  • Gadis Yang Kunodai   Karma

    Tiga tahun kemudian. Perjalanan pulang dari Singapura terasa panjang dan melelahkan. Bandara Soekarno Hatta yang selalu ramai juga jalanan Jakarta yang padat, menyambut kedatangan Zahira seperti sekarang ini. Sudah hampir satu tahun belakangan ini Sarah mondar-mandir Jakarta-Singapura. Demi pengobatan kakinya yang lumpuh karena tak bisa jalan. Zahira menghela napas panjang. Mematikan layar ponsel dan memasukannya ke tas yang ia kenakan. Di dorong Deri sang bodyguard dengan kursi roda itu membuatnya muak dan putus asa, ia menangis hampir setiap saat. Zahira memejamkan mata lelah dan berat. Teringat terakhir kali mereka bertemu Devan di kantor sehari setelah Zahira mengalami kecelakaan hebat, Karena Zahira ingin menabrak Devan hingga dirinya terbanting sendiri bahkan rekan kerja juga sahabatnya Joy meninggal di tempat. Berdua duduk berdampingan siang itu, Zahira mulai berkeluh kesah. Mulai menyesali diri, mengutuki diri karena kematian Joy sahabatnya. Masih Zahira ingat perkataan Devan

  • Gadis Yang Kunodai   Mencelakai Devan

    "Sayang sudah siap?'' tanya Devan selesai sarapan. "Sudah, Mas.""Mau diantar ke Apotek apa ke rumah Mama.""Kerumah Mama Lili sebentar boleh gak?""Boleh.""Yakin Mas gak telat.""Enggak Sayang."Sarah tersenyum mencium pipi suaminya. "Makasih Mas.""Sama-sama. Yuk." Devan berjalan membukakan pintu mobil. Kebetulan Raiyan sudah dibawa Bu Selin tadi pagi, kini giliran Sarah ke apotek untuk meninjau ada beberapa obat-obatan datang hari ini. "Kamu suka ini, Sayang?" tanya Devan sembari menyodorkan sebuah cincin ketika mobil belom berjalan. Mata Sarah berbinar. "Ini bagus sekali, Mas! Tapi, ini....""Tapi, kenapa?""Dalam rangka apa memberikan ini?''"Biar aku pasangkan."Ada sebuah rasa haru tersemat dalam hatinya. Lelaki di hadapannya ini memang luar biasa. Selama pernikahan selalu Devan memberikan kejutan-kejutan kecil. "Cantik sekali." Kata Devan seraya tersenyum. Entah mengapa matanya Sarah malah tiba-tiba basah karena terharu. "Sayang, Kamu tidak menyukai cincinnya, atau kek

  • Gadis Yang Kunodai   Setangkai Mawar Putih

    Selesai mengabari orang tuanya Devan berbelok di sebuah toko bunga. "Silakan, Tuan." Penjual bunga itu tersenyum dengan ramah. "Mau cari buat kekasih?" tanya sang pelayanan itu. "Bukan, istri." Devan menjawab. "Untuk istri bagusnya yang mawar putih, Tuan.""Boleh," balas Devan. Lalu Devan mengambil setangkai mawar putih untuk dibayar setelahnya Devan pergi. Devan tahu Sarah bukan gadis yang menyukai sesuatu yang berlebihan. Pernah memprotes saat Devan terus membelikan buket setiap hari dan Sarah menolaknya saat itu. Setelah itu, Devan tak pernah membelikannya lagi.Devan sangat bersyukur. Kadang, rasanya begitu bangga bisa di beri kesempatan kedua oleh Sarah. Bangga dan Devan tak ingin kehilangan. Berharap hingga menua nanti.Setelah memarkirkan mobil, Devan masuk melangkah menuju kamar mereka. "Sayang belom tidur?""Nggak bisa tidur, aku ingat kejadian tadi pagi saja," jawabnya. Devan tersenyum sekilas. Lalu duduk di kursi di depan Sarah. "Sudah ya. Semuanya baik-baik saja."S

  • Gadis Yang Kunodai   Hadiah Rumah Dari Mama Selin

    Setelah Devan mendapatkan perawatan di kepalanya, Devan kembali ke runagan IGD mondar-mandir menunggu hasil pemeriksaan Dokter. Setelah tenang ia duduk lantunan do'a terus ia ucapkan memohon kesembuhan untuk istri tercinta. Diiringi air mata, Devan meratap, segala dzikir dan do'a dilafadz. Berharap keajaiban yang selalu diyakininya. Jika hamba meminta, Allah akan mengabulkan.Kali ini Devan panik melihat ke arah kanan ada beberapa pengunjung tertidur di bangku panjang. Devan duduk lalu berdiri mematung, Hati Devan begitu terguncang melihat pemandangan yang ada di depannya saat itu. Betapa tidak istrinya pingsan karena kejadian tadi. Tiba-tiba ponsel Devan berbunyi. "Ya.""Penyebab kebakaran, dugaan sementara oleh pihak Kepolisian korsleting listrik, Den" ''Yakin karena korsleting listrik? Aku minta selidiki lagi.""Baik, Den.""Aku gak mau tahu, cari penyebabnya."Devan mengepalkan tangannya ia ceroboh kenapa bisa ia kecolongan soal ini. Hampir saja nyawa istri dan anaknya terenggut

  • Gadis Yang Kunodai   Kebakaran

    Si Mbok dan si Mbak berlari ke arah kamar Sarah setelah melihat kebakaran dari depan bagian bagasi rumah majikannya. "Kamu cek pintu keluar yang disamping biar aku panggil Non Sarah.''"Baik, Mbok."Wanita muda itu berlari ke arah samping rumah yang masih aman dari kobaran api. "Non Sarah, kebakaran!!" Si Mbok mengedor pintu kamar Sarah. "Non buka pintu, ayo keluar!" Lagi dengan kencang dan panik si Mbok menggedor pintu. Udara sejuk dari pendingin udara berganti jadi panas membara tiba-tiba. Sarah tersentak saat suara teriakan terdengar dari luar rumah memekakkan telinga. Jeritan bersahutan si Mbok dan Mbak itu terus menerus, begitu juga asap menghitam yang memenuhi ruangan. "Non buka pintu!" ucap si Mbok sambil terus batuk-batuk. Sesuatu menyekat pernapasannya. Kian lama rumah kian gelap, anehnya, celah di atas pintu depan rumah memancar cahaya merah yang menyala-nyala. "Ya Mbok.'' Sahut Sarah dari dalam. "Non kebakaran! Ayo cepat.''"Apa. Kebakaran!! Den Dev sudah berangkat?

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status