Home / Romansa / Gadis Yang Kunodai / Menikmati Pagi

Share

Menikmati Pagi

Author: Purwa ningsih
last update Last Updated: 2025-03-25 18:27:41

Menikmati pagi melihat ke arah hutan kehijauan sangat indah dari kejauhan. Devan menatap keindahan panorama masih dengan rasa yang sama. Takjub dan merasa luar biasa. Terdengar suara embusan angin yang segar. Devan memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana saat angin berhembus sejuk.

Devan kembali menatap dedaunan, pohon-pohon besar bergoyang, menimbulkan gemerisik dedaunan yang saling bertabrakan dengan dedaunan lainnya. Beberapa ekor, burung melompat melalui ranting ke ranting kecil di atas pohon pinus itu. Sebuah pemandangan yang langka dan jarang ia temukan dikota besar. Sarah berjalan mendekati suaminya.

"Ini kopi juga sarapannya, Mas."

Sarah membawakan nasi goreng dan kopi.

"Ya."

"Kamunya mana?" tanya Devan saat melihat piring hanya ada satu.

"Aku ngak lapar sih Mas," jawabnya.

Devan tersenyum, menikmati wajah polos Sarah di pagi hari. "Sini aku suapi."

"Ngak usah Mas."

"Ya sudah aku juga ngak mau makan." Ancam Devan membuat Sarah terkejut.

"Mas."

"Ayo buka mulutnya."
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
yah si ulee betina ini rada2 ngeerii kalii
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Yang Kunodai   Mencintaimu, Sekarang, Esok , Lusa Selamanya.

    Kenapa Devan tak pernah mencintainya. Zahira menepis rasa perih yang masih bersarang menyesaki perut, wanita itu duduk memeluk lutut di lantai sambil menangis sejadi-jadinya. "Zahira, buka pintunya, hei kamu kenapa Sayang?"Tak ada sahutan. "Sayang buka."Wanita itu begitu cemas. "Sayang." Wanita itu menarik handle pintu yang ternyata tidak dikunci. "Zahira."Wanita itu mendengar suara kram juga tangisan dari samping ranjang. Cepat ia mematikan kran dan berlati ke arah Zahira yang menangis memegangi lutut. "Zahira. Astaghfirullah kamu kenapa Nak.""Bibi, tolong!"Wanita paruh baya itu membawa selimut tebal untuk menutupi tubuh telanjang Zahira. Bibi dan asistem lainnya berlari menuju kamar Zahira lalu mengangkat tubuh berbalut selimut itu ke atas ranjang. Bibi mencoba memakain baju untuk Zahira. "Bi buatkan teh hangat.""Nggeh Nyonya.""Ada apa Nak. Kenapa kamu seperti ini?''Zahira masih menangis. "Kita ke rumah sakit ya."Zahira menggeleng. "Mas Devan menikah Ma. Apa salahku.

    Last Updated : 2025-03-26
  • Gadis Yang Kunodai   Malam Untuk Devan

    "Aku bosan jika tak ada kamu, Mas."Devan tersenyum ia merasa jika Sarah sudah mulai menyukainya. "Masa.""Iya, sendirian di sini. Aku takut."Devan mendekap tubuh Sarah erat. "Aku tak akan meninggalkanmu lagi, sendirian di Villa ini, maaf ya."Sarah mengangguk mengiyakan. "Gimana sudah makan?"Sarah menggeleng. "Aku bawakan kamu ayam geperek makan ya."Sarah mengangguk. "Ya.""Nah gitu kan cantik kalau senyum." Goda Devan. Sarah dan Devan menikmati makanan itu. Tetapi netra Devan menatap ada yang aneh dari wajah istrinya itu. "Kenapa?""Aku gak suka sendirian, Mas lama keluarnya."Devan tersenyum ternyata istrinya sudah muali perhatian. "Iya, iya. Maaf sebagai gantinya malam ini aku akan menghabiskan malam ini penuh denganmu." Devan mencoba merayu. "Iya. Tapi, tetap saja aku kesal ditinggal lama sekali."Devan tersenyum senang. "Kan sekarang sudah disini."Sarah masih cemberut. "Sayangku sudah ngambeknya!" Suara Devan kembali menyapanya. Jantung Sarah seakan berhenti sesaat. S

    Last Updated : 2025-03-26
  • Gadis Yang Kunodai   Aku Penggemarmu

    Devan mendengar suara Adzan. Napasnya teratur ia kaget melihat Sarah masih tertidur pulas. Percintaan pertama mereka memang begtu dahsyat, Devan tersadar saat ia harus menjalankan Solat Subuh tiba-tiba ia Devan jadi rajin ibadah saat bertemu lagi dengan Sarah. Devan bangkit mandi besar selesai ia menunaikan Salat Subuh, Devan tersenyum menatap istrinya yang masih tertidur, tumben biasanya kalau Subuh Sarah yang paling rajin bangun duluan dan sudah membuatkan kopi untuknya tapi sekarang bahkan Sarah tak mendengar Adzan Subuh."Sayang, hei sudah Subuh bangunlah." Bisik Devan di telinga Sarah. Devan mengecup lembut keningnya. Berlanjut pada kedua kelopak mata yang masih tertutup rapat. Hidung bangirnya pun tak luput dari sapuan bibir Devan. Saat hendak mencium bibir merah mudanya, istrinya itu terbangun. "Emmm." Sarah membuka mata malas. "Sayang ayo bangun Solat dulu.""Aku malas, Mas," ucapnya manja membuat Devan tertawa karena sikap manja Sarah kini terlihat."Tapi ini waktunya Sola

    Last Updated : 2025-03-27
  • Gadis Yang Kunodai   Kamu Milikku, Sarah.

    "Ya sudah biar besok aku yang ajak Shaka jalan-jalan. Kamu yang buat surprise acara kecil-kecilan di rumah ya.""Ya baiklah. Aku akan masak kesukaan Shaka."Devan tersenyum. "Ide bagus Sayang. Tapi aku tak akan biarkan kamu masak dan kecapean, aku pesan saja makanannya ya."Sarah mendesah. "Aku sakit semua kalau gak gerak Mas.""Kan gerak bikin balon juga masangnya.""Aku masak saja ya Mas. Please."Devan tak bisa menolak. "Ya baiklah."Devan berhenti saat jarak di antara mereka tersisa satu centi saja. Untuk beberapa saat perasaan Devan kembali bekerja. Devan memungut anak rambut yang berterbangan tertiup angin menyelipkannya ke belakang kuping. Diberanikan diri mengecup bibir ranum yang sedang di gigit sendiri oleh pemiliknya. Ya, Sarah menggigit bibir sendiri untuk meredam sesak dadanya.Hingga tubuh Sarah terangkat ke pembaringan, Sarah pun tidak melawan. Seperti ada kekuatan magnet yang tidak bisa membuatnya terlepas. Sarah makin tidak berdaya menyingkirkan getaran aneh yang menj

    Last Updated : 2025-03-28
  • Gadis Yang Kunodai   Ulang Tahun Shaka

    Sampai dimall mereka bergandengan tangan terus Devan mengajak buah hatinya itu berkeliling dan membeli beberapa baju juga buah. Selesai menaruh belanjaannya ke bagasi mobil. "Mau popcorn?'' tanya Devan saat mereka sampai di gedung bioskop. Shaka mengangguk. "Tentu saja."Seolah-olah tahu Devan membelikam popcorn juga minuman, mereka pun lanjut membeli tiket. "Mau nonton film apa Sayang?'"Yang lucu saja Ayah."Alis Devan naik. Antara ragu dan percaya. "Serius?"Shaka kembali tertawa. Entah bagaimana yang lucu menurutnya.Tawa Shaka telah reda dan sekarang dia ganti memasang wajah serius. "Ikut Ayah saja.""Oke."Devan metatap Shaka dengan mata menyipit tajam. Wajah yang begitu mitip dengan Sarah dan tingkah seperti Devan itu membuat Devan senang. Karena diam-diam Mamanya mengambil rambut Shaka untuk di tes DNA tanpa sepengetahuan Sarah juga Devan. Saat hasil itu keluar Bu Lili memberi tahu Devan jika hasilnya pun cocok bahwa Shaka memang benar-benar anak kandung dari Devan. Tidak l

    Last Updated : 2025-03-28
  • Gadis Yang Kunodai   Mengantarkan Shaka

    "Sudah siap, Nak?" Sarah menghampiri putranya yang masih duduk menghabiskan susu buatannya. Shaka mengangguk. "Sudah, Bun." Sarah masih mengusap lembut di rambutnya. Rasa sesak menyergap dada Sarah. Terlebih saat melihat putranya meneteskan air mata."Jangan menangis, Bunda akan baik-baik saja. Kan ada Ayah yang jagain Bunda." "Ya Bunda. Shaka lega sekarang."Sarah segera mengusap air matanya dengan tangan. Mereka berpelukan sebentar, lalu melanjutkan lagi merapikan barang bawaan Shaka. Beres dua tas baju dan tiga kardus kecil barang jajanan pemberian Bu Lili telah siap."Bunda ngak lupa kan makanan tadi?"Sarah tersenyum. "Ini Bunda taruh diatas sendiri Sayang. Jadi pas dibuka langsung dimakan ya nanti.""Oke. Bunda ingat gak kata-kata Pak Ustadz dulu?""Apa ya Bunda lupa.""Bahwa Allah tidak berjanji hidup itu mudah tapi Allah berjanji sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Sekarang kita dimudahkan bisa bersama Ayah.""Ya itu benar, Nak. Kamu bahagia.""Bahagia banget, Bun.""Al

    Last Updated : 2025-03-29
  • Gadis Yang Kunodai   Pregnant

    Devan membawa tubuh istrinya kembali ke kamar dan duduk di sofa. Devan lalu memberikan segelas air putih. Devan saat ini begitu cemas. "Minumlah."Sarah menggeleng. "Ayolah sedikit saja. Biar mulutmu gak pahit." Paksa Devan. "Hemm."Sarah meminum air itu, meski perhatian dan kasih sayang Devan tak pernah berubah meskipun ia sibuk, tapi sikapnya membuat hati Sarah merasa bahagia."Ayo kita periksakan, Sayang. Ke rumah sakit ya?" "Gak mau, Mas.""Ok, kita ke tempat, Dokter Grey?"Sarah menunduk sambil memegang tangan suaminya erat. Melihat cemas di wajah suaminya membuat Sarah menggangguk setuju. Karena tak tega harus menolak ajakan suaminya. "Iya boleh, Mas."Jam dinding menunjukkan pukul setengah delapan malam. Devan cemas apa Dokter Grey masih buka. Devan mencoba menelepon Dokter Grey. Sesaat ia tersenyum mendapatkan jawaban jika preaktek Dokter Grey masih buka. "Pakai jaket yang tebal, Sayang, di luar sangat dingin."Sarah mengangguk. "Iya, Mas."Sebenarnya Sarah bisa menebak,

    Last Updated : 2025-03-29
  • Gadis Yang Kunodai   Rasanya Rindu

    Devan menurunkan Sarah tepat di depan Apotek. Kini Sarah masuk ke dalam Apotek miliknya, Sarah sudah punya tiga karyawan dan satu sebagai pengawas adalah Geasya temannya yang baru datang. "Maaf aku terlambat. Tadi di perempatan jalan macet panjang karena ada jalan yang dibangun apa." Jelas Sarah yang baru saja datang. "Nggak apa-apa, lagian ini kan toko kamu gimana sih." Sarah tertawa. "Shaka bagimana kabarnya. Aku sudah kangen dengannya lama sekali aku tak pernah bertemu." "Shaka baik. Ya belom ada liburan, Ge.""Bagaimana apa dia bisa menerima Dev sebagai Ayahnya?''"Alhamdulillah, sangat menerima.""Syukurlah."Geasya berusaha tersenyum, demi menutupi rasa gugup, ia tahu jika Sarah tak suka jika dirinya meninggakan suaminya dan membiarkan bersama pelakor itu. "Mau minum apa nih?" tanya Geasya mengalihkan pembicaraan. "Seperti biasa deh." Geasya membuatkan teh hangat untuk Sarah, Geasya tahu apa saja kesukaan temannya itu. "Lo yakin mantanmu sudah menikahi gadis itu?" tanya

    Last Updated : 2025-03-30

Latest chapter

  • Gadis Yang Kunodai   Semua Rindu Devan

    "Bunda lihatlah Kak Shaka teleponan sama seorang wanita." Adu Raiyan pada sang Bunda. Sarah tersenyum. "Masa? Benar itu Shaka?" tanya Sarah penasaran karena selama ini Shaka begitu rapat menyimpan teman wanitanya. "Tidak ada. Orang ini teman mengajar aku Bunda. Adek saja yang kepo," jawabannya seraya menunduk. "Itung-itungan buat semangatin kalau ngajar kan, Mas.""Apaan ngak ngak ngak.""Dih. Cakep tau itu fotonya." Goda adiknya Raiyan. Shaka merasa malu. "Adek." Shaka kembali menggendong adik perempuannya Syena. Sarah menggelengkan kepala, "sudah-sudah mungkin Kakak kamu ingin fokus mengajar Raiyan."Raiyan tergelak, jalan pikiran kakaknya Shaka memang lain dari yang lain. Baginya itu sangat menghibur karena ia tipe pendiam, "Ide bagus. Tapi jangan kelamaan jomblo Mas." Godanya seraya menemani Syema bermain. "Raiy sudah jangan ganggu Kakakmu, lihatlah mukanya merah itu." Kata Sarah tersenyum. "Iya iya, Bunda."Shaka menguncir rambut adiknya. ''Bunda Syena dan Syema sudah maka

  • Gadis Yang Kunodai   Rindu kamu

    Devan mengisap dalam-dalam rokoknya, lalu mengembuskannya pelan. Ia menatap istrinya lama. Tatapan mata itu yang dulu selalu berhasil meluluhkan Devan, hingga Devan kalah berulang kali. "Minumlah, Mas!" Sarah membawakan secangkir kopi panas untuk suaminya. "Ya.""Bagaimana tangannya masih linu?'' tanya Sarah pada suaminya lagi. "Lumayan sih."Sarah menggeleng. "Jadi hari ini terakhir kontrol?''"Ya Sayang. Alhamdulillah pen sudah dilepas semua normal tinggal pemulihan saja.''"Alhamdulillah kalau begitu." Sarah duduk didekat suaminya. "Kamu tidak mencintaiku lagi?" Sarah tertawa keras hingga air mata menghentikannya. "Mas."Kekhawatiran berlebih pada sesuatu yang belum terjadi, kerap menimbulkan ketakutan tak beralasan, karena usai jatuh beberapa tahun lalu Devan harus terapi karena tangannya cidera akibat menghindari mobil yang mengarah ke pada dirinya. Sarah mendorong pelan dadanya untuk melepaskan diri dari pelukannya. Tersenyum kaku saat melihat tatapannya yang seolah menunt

  • Gadis Yang Kunodai   Penyesalan Zahira

    Tangan Zahira mengusap cepat air yang tersisa di mata dan pipi. Ia lantas mengulas sebuah senyum, senyum yang bisa Zahira pastikan hanya sebuah kamuflase. Ya, hanya untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Padahal, gurat kesedihan dan kecewa terlihat jelas di wajahnya."Pagi Sayang.""Pagi, Ma.""Bagaimana semalam tidurnya nyenyak?""Eumm.""Syukurlah. Kita lalui ini sama-sama," ucap Mamanya seraya menariknya dalam pelukan. Zahira tahu Mamanya bermaksud menghiburnya, tetapi yang terjadi ia malah kembali menangis, hingga terisak-isak di pelukannya. "Sudah, jangan nangis lagi. Hanya kamu satu-satunya harta Mama.''"Kenapa pas kecelakaan aku tak mati saja, Mama. Kenapa harus Joy?" "Hus. Jangan bicara begitu, mungkin Allah punya rencana lain untukmu, Nak."Zahira terdiam. "Sabar ya."Sang Ibu mendorong kursi Zahira ke dekat sofa. "Tapi aku bukan wanita sempurna aku cacat, Mama."''Kamu masih punya Mama. Tenanglah.''Zahira menggelengkan kepala. "Tidak, aku kesepian, Ma.""Sudah, ja

  • Gadis Yang Kunodai   Tak Bisa Melupa

    Sekarang apa yang bisa Zahira lakukan selain menjalani hidup tanpa arti, mungkin itu karmanya karena sikap jahatnya selama ini padanya. Mata kini terpejam, segera kembali terbuka ketika mobil sepertinya sudah berhenti di depan rumah. Zahira menyusuri halaman rumah di dorong dengan kursi roda, oleh bodyguard sekaligus sopir kiriman Papanya tiga tahun lalu. "Deri, apa aku terlalu buruk?" tanyanya tidak sanggup lagi menahan ucapan. Ada yang menekan keras hati di dalam sini, seluruh sendi seakan lepas dari pengait. "Siapa yang bilang, Non?" tanya balik Deri pada majikannya itu. "Aku. Aku bahkan wanita tak berguna juga wanita jahat, aku telah menyakiti banyak orang.""Non semua orang punya masa lalu.""Aku lelah bolak-balik berobat ke Singapore tapi sepertinya tak ada hasil."Deri menatapnya lembut, terlihat dia tersenyum. "Karena bolak-balik itu akan membuat, Non bisa berjalan lagi."Zahira menunduk karena tidak kuasa menahan rasa bersalah, merasa malu telah berbuat semena-mena dengan

  • Gadis Yang Kunodai   Karma

    Tiga tahun kemudian. Perjalanan pulang dari Singapura terasa panjang dan melelahkan. Bandara Soekarno Hatta yang selalu ramai juga jalanan Jakarta yang padat, menyambut kedatangan Zahira seperti sekarang ini. Sudah hampir satu tahun belakangan ini Sarah mondar-mandir Jakarta-Singapura. Demi pengobatan kakinya yang lumpuh karena tak bisa jalan. Zahira menghela napas panjang. Mematikan layar ponsel dan memasukannya ke tas yang ia kenakan. Di dorong Deri sang bodyguard dengan kursi roda itu membuatnya muak dan putus asa, ia menangis hampir setiap saat. Zahira memejamkan mata lelah dan berat. Teringat terakhir kali mereka bertemu Devan di kantor sehari setelah Zahira mengalami kecelakaan hebat, Karena Zahira ingin menabrak Devan hingga dirinya terbanting sendiri bahkan rekan kerja juga sahabatnya Joy meninggal di tempat. Berdua duduk berdampingan siang itu, Zahira mulai berkeluh kesah. Mulai menyesali diri, mengutuki diri karena kematian Joy sahabatnya. Masih Zahira ingat perkataan Devan

  • Gadis Yang Kunodai   Mencelakai Devan

    "Sayang sudah siap?'' tanya Devan selesai sarapan. "Sudah, Mas.""Mau diantar ke Apotek apa ke rumah Mama.""Kerumah Mama Lili sebentar boleh gak?""Boleh.""Yakin Mas gak telat.""Enggak Sayang."Sarah tersenyum mencium pipi suaminya. "Makasih Mas.""Sama-sama. Yuk." Devan berjalan membukakan pintu mobil. Kebetulan Raiyan sudah dibawa Bu Selin tadi pagi, kini giliran Sarah ke apotek untuk meninjau ada beberapa obat-obatan datang hari ini. "Kamu suka ini, Sayang?" tanya Devan sembari menyodorkan sebuah cincin ketika mobil belom berjalan. Mata Sarah berbinar. "Ini bagus sekali, Mas! Tapi, ini....""Tapi, kenapa?""Dalam rangka apa memberikan ini?''"Biar aku pasangkan."Ada sebuah rasa haru tersemat dalam hatinya. Lelaki di hadapannya ini memang luar biasa. Selama pernikahan selalu Devan memberikan kejutan-kejutan kecil. "Cantik sekali." Kata Devan seraya tersenyum. Entah mengapa matanya Sarah malah tiba-tiba basah karena terharu. "Sayang, Kamu tidak menyukai cincinnya, atau kek

  • Gadis Yang Kunodai   Setangkai Mawar Putih

    Selesai mengabari orang tuanya Devan berbelok di sebuah toko bunga. "Silakan, Tuan." Penjual bunga itu tersenyum dengan ramah. "Mau cari buat kekasih?" tanya sang pelayanan itu. "Bukan, istri." Devan menjawab. "Untuk istri bagusnya yang mawar putih, Tuan.""Boleh," balas Devan. Lalu Devan mengambil setangkai mawar putih untuk dibayar setelahnya Devan pergi. Devan tahu Sarah bukan gadis yang menyukai sesuatu yang berlebihan. Pernah memprotes saat Devan terus membelikan buket setiap hari dan Sarah menolaknya saat itu. Setelah itu, Devan tak pernah membelikannya lagi.Devan sangat bersyukur. Kadang, rasanya begitu bangga bisa di beri kesempatan kedua oleh Sarah. Bangga dan Devan tak ingin kehilangan. Berharap hingga menua nanti.Setelah memarkirkan mobil, Devan masuk melangkah menuju kamar mereka. "Sayang belom tidur?""Nggak bisa tidur, aku ingat kejadian tadi pagi saja," jawabnya. Devan tersenyum sekilas. Lalu duduk di kursi di depan Sarah. "Sudah ya. Semuanya baik-baik saja."S

  • Gadis Yang Kunodai   Hadiah Rumah Dari Mama Selin

    Setelah Devan mendapatkan perawatan di kepalanya, Devan kembali ke runagan IGD mondar-mandir menunggu hasil pemeriksaan Dokter. Setelah tenang ia duduk lantunan do'a terus ia ucapkan memohon kesembuhan untuk istri tercinta. Diiringi air mata, Devan meratap, segala dzikir dan do'a dilafadz. Berharap keajaiban yang selalu diyakininya. Jika hamba meminta, Allah akan mengabulkan.Kali ini Devan panik melihat ke arah kanan ada beberapa pengunjung tertidur di bangku panjang. Devan duduk lalu berdiri mematung, Hati Devan begitu terguncang melihat pemandangan yang ada di depannya saat itu. Betapa tidak istrinya pingsan karena kejadian tadi. Tiba-tiba ponsel Devan berbunyi. "Ya.""Penyebab kebakaran, dugaan sementara oleh pihak Kepolisian korsleting listrik, Den" ''Yakin karena korsleting listrik? Aku minta selidiki lagi.""Baik, Den.""Aku gak mau tahu, cari penyebabnya."Devan mengepalkan tangannya ia ceroboh kenapa bisa ia kecolongan soal ini. Hampir saja nyawa istri dan anaknya terenggut

  • Gadis Yang Kunodai   Kebakaran

    Si Mbok dan si Mbak berlari ke arah kamar Sarah setelah melihat kebakaran dari depan bagian bagasi rumah majikannya. "Kamu cek pintu keluar yang disamping biar aku panggil Non Sarah.''"Baik, Mbok."Wanita muda itu berlari ke arah samping rumah yang masih aman dari kobaran api. "Non Sarah, kebakaran!!" Si Mbok mengedor pintu kamar Sarah. "Non buka pintu, ayo keluar!" Lagi dengan kencang dan panik si Mbok menggedor pintu. Udara sejuk dari pendingin udara berganti jadi panas membara tiba-tiba. Sarah tersentak saat suara teriakan terdengar dari luar rumah memekakkan telinga. Jeritan bersahutan si Mbok dan Mbak itu terus menerus, begitu juga asap menghitam yang memenuhi ruangan. "Non buka pintu!" ucap si Mbok sambil terus batuk-batuk. Sesuatu menyekat pernapasannya. Kian lama rumah kian gelap, anehnya, celah di atas pintu depan rumah memancar cahaya merah yang menyala-nyala. "Ya Mbok.'' Sahut Sarah dari dalam. "Non kebakaran! Ayo cepat.''"Apa. Kebakaran!! Den Dev sudah berangkat?

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status