Sebuah Rencana JahatMonalisa berhenti di sebuah butik mewah, berlantai tiga dengan berbagai ornamen yang menakjubkan mata. Butik paling terkenal di Jakarta, milik perancang ternama bernama Rudy Hun. Perancang busana eksentrik bertangan dingin, banyak menghasilkan karya fantastik yang bisa dipastikan menjadi incaran publik figur dan beberapa tokoh dari kalangan atas. Monalisa menaiki tangga yang ada di depan butik, dengan hati yang berdegup kencang namun berusaha dia stabilkan sebisa mungkin. Dia tau jika butik ini adalah butik langganan keluarga Hamzah dan dia yakin, urusan busana pernikahan akan diserahan kepada perancang terkenal ini.Monalisa membuka pintu butik, pintu yang memiliki sensor canggih, mampu mendeteksi setiap orang yang masuk. "Selamat datang nona Monalisa," suara yang terdengar dari pengeras suara otomatis. Monalisa ingat dia pernah datang ke tempat ini bersama Reynold beberapa bulan lalu, untuk membeli gaun indah karna Reynold meminta untuk menemaninya ke sebuah a
Keputusan ReynoldReynold sampai di sebuah tempat, ada sesuatu yang harus dia lakukan. Dia menunggu di sebuah ruangan, begitu serius."Hey Rey, aku kaget waktu kau menelephoneku, apa yang bisa aku bantu?" tanya seseorang yang sepertinya sudah cukup mengenal Reynold. Ternyata dia adalah Romani, pemilik dealer mobil mewah yang cukup terkenal di Jakarta."Aku ingin membeli sebuah mobil," ucap Reynold singkat."Oke, mobil apa yang kau butuhkan?" tanya Romani tanpa basa basi.Reynold terdiam, sepertinya dia masih bingung dengan jenis mobil apa yang akan dibelinya."Untukmu?" tanya Romani untuk kedua kalinya."Bukan, sebenarnya untuk hadiah pernikahan," ucap Reynold."Iya aku sudah mendengarnya Rey, bahkan aku sudah menerima undangannya pagi ini," ucap Romani."Benarkah?" tanya Reynold kaget."Iya, sekretaris pribadimu yang mengantarkannya, sepertinya semuanya sudah dipersiapkan dengan baik," ucap Romani. Mendengar hal itu, Reynold terdiam, sepertinya memang semuanya sudah disiapkan sebaik
Semua berenang di kepalaReynold sampai di rumahnya, rasa lelah terlihat jelas menggelayuti tubuh dan kantuk menjadi teman sejati bagi matanya.Dia masuk ke dalam rumah, lalu menghempaskan tubuhnya di sofa empuk yang ada di ruang tamu depan. "Rey?" sapa kakek Hamzah."Kau sudah pulang, semuanya sudah beres?" lanjut kakek Hamzah memastikan."Sudah kek, aku sudah ke tempat Rudy Hun, malam ini semua akan beres," ucap Reynold di posisi nyamannya, bersandar di kursi sofa dengan kepala sedikit menengadah ke atas."Oh iya kek, Rudy Hun hebat sekali bisa menyeleseikan semua pesanan kita dengan waktu yang begitu singkat," ucap Reynold yang terlihat menarik tubuhnya dan duduk lebih tegap, Reynold menatap ke arah kakeknya dengan pandangan yang begitu dalam. Mendengar itu kakek Hamzah hanya tersenyum renyah. "Kau sudah membeli hadiah pernikahan?" tanya kakek Hamzah."Sudah kek, aku tidak tau dia akan suka atau tidak," ucap Reynold sedikit lesu."Semua yang dibeli dengan perasaan tulus akan lebi
Cinta pertama anak perempuanDevanka duduk di depan rumahnya, seorang diri, memandang langit indah yang menyuguhkan bintang gemilang, cerah tanpa mendung. Malam ini langit begitu indah, rembulan menampakkan sinarnya dengan sempurna, begitu juga kelap kelip bintang, seolah tersebar di setiap penjuru langit, menjadi penghias yang cantik."Dev," sapa sang ayah ketika melihat putrinya duduk seorang diri di depan rumah."Ayah," jawab Devanka untuk sapaan ayahnya itu. Pak Lumawi terlihat duduk di samping putri tercintanya itu."Kau mengkhawatirkan pernikahanmu besok?" tanya pak Lumawi pada putrinya."Iya ayah," ucap Devanka lirih."Besok aku hmenikah ayah, dan mungkin setelah itu akan meninggalkan ayah seorang diri," ucap Devanka lesu dan terlihat berusaha menahan air mata. "Devanka, seorang istri harus menemani suaminya di manapun berada, dalam keadaan apapun dan situasi apapun. Jangan pernah meninggalkan suamimu berjalan sendirian, apalagi di jalan yang belum pernah dilaluinya," ucap
Pernikahan Agung part 1Devanka menarik nafas panjang ketika memasuki tower 21, tempat ini akan menjadi awal kehidupan baru bagi Devanka, dia akan menjadi seorang istri, menjadi belahan jiwa bagi seorang pria yang memilihnya dengan cinta dan dia menerimanya dengan bahagia.Setiap langkah bukan hanya untuk memasuki sebuah gedung yang akan menjadi tempat di mana dua orang anak manusia akan mengikat janji untuk sehidup semati, tetapi dia juga memasuki sebuah gerbang yang menjadi awal dari kehidupan baru, penuh harap dan doa tulus semoga akan memberikan kebahagiaan, bukan tangis dan penyesalan.Deru jantung Devanka begitu kencang berdetak, berpacu dengab waktu yang membawanya semakin dekat dengan saat bahagia. Ada rasa gugup dan tegang, hari ini adalah hari yang sangat berarti baginya. Sekretaris Pete terlihat menggenggam tangan Devanka, sekretaris Pete tau betul kegugupan yang sedang dirasakan keponakannya tersebut, dia berusaha menenangkan dan membuat Devanka lebih nyaman. Devanka mem
Keajaiban tangan Rudy HunRudy Hun membuka kotak ajaibnya, berisi peralatan jahit yng selalu dibawanya kemanapun dia pergi.Suara detak jarum jam terdengar seolah memiliki volume yang begitu kencang, berpacu dengan deru jantung setiap orang yang ada di ruangan itu. Tidak boleh ada kesalahan, malam ini seolah menjadi penentuan karirnya seumur hidup. Rudy Hun terlihat dengan begitu teliti memasang batu batu cantik, menjahit, mengamati dan membuat semuanya menjadi pas. Semua orang di ruangan itu was was, mempertanyakan apakah pekerjaan Rudy Hun akan menghasilkan hal yang baik sehingga pesta pernikahan akan berjalan sesuai rencana? Devanka tidak bisa berbuat apa apa, gaun pengantin itu adalah gaun satu satunya yang disediakan Rudy Hun.Dua puluh menit berlalu, semua orang penasaran dengan hasil perbaikan yang Rudy Hun lakukan. Rury terus saja melihat ke arah jam tangannya, gusar, risau, rasa takut mulai menyusup."Akhirnya selesei," ucap Rudy Hun. Dia terlihat membentangkan gaun itu di a
Pernikahan Agung Part 2Devanka memasuki gedung pernikahan, dengan digandeng ayah juga pamannya. Begitu cantik dan semua mata tertuju padanya."Wah cantik sekali pengantinnya.""Itu gaun indah sekali, aku tidak pernah melihat gaun pernikahan seunik dan secantik itu.""Itu karya Rudy Hun, dia memang yang terbaik.""Pantas saja tuan muda Reynold jatuh hati pada gadis itu, dia benar benar cantik.""Itu dia pengantinnya, sungguh beruntung sekali.""Gaun pengantin itu sepertinya akan menjadi trend tahun ini.""Aku akan menggunakan gaun seperti itu untuk pernikahanku nanti."Begitulah kira kira beberapa ucapan yang terlontar dari bibir tamu undangan, mereka menyaksikan langkah demi langkah Devanka. Dengan begitu anggun Devanka melangkahkan kaki, terus tersenyum dan dia benar benar menebarkan kebahagiaan pada semua tamu yang datang.Di ujung langkah, tepat di atas panggung dekorasi pernikahan, berdiri seorang pria tampan dengan jas hitam. Pria tampan yang terlihat begitu mempesona, pantas s
Pernikahan Agung Part 3Lampu gedung pernikahan padam, seluruh ruangan gelap dan beberapa orang terdengar berteriak. Ada satu teriakan yang begitu kencang, lengkingan suara terdengar menyakitkan. Semua orang panik, mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Gedung mewah dengan fasilitas canggih mengalami mati lampu di saat acara penting berlangsung? sungguh sesuatu yang harusnya tidak mungkin terjadi.Beberapa orang yang bertanggung jawab atas berlangsungnya acara pernikahan terlihat panik, mereka berusaha menenangkan tamu undangan yang mulai ketakutan karna gedung pernikahan benar benar gelap. Harusnya ada genset otomatis yang akan membuat semua lampu hidup sebagaimana mestinya manakala terjadi pemadaman listrik, genset besar dan mahal itu seolah kehilangan fungsinya."Apa yang terjadi?" "Aku tidak bisa melihat apa apa.""Apa ini?""Gelap sekali, dimana petugasnya.""Au sepertinya aku menabrak sesuatu," "Siapa tadi yang berteriak?" Banyak sekali suara suara yang terdengar begitu
Semuanya MembaikSatu tahun berlalu, sepertinya semuanya membaik. Aron sudah sehat, menjadi anak yang ceria, namun dia tetap harus mendapatkan terapy untuk tumbuh kembangnya. Benturan di kepala ketika kecelakaan yang dia alamai setahun yang lalu menyisakan masalah yang harus diseleseikan, tubuhnya harus banyak dilatih supaya bisa tumbuh dengan normal, namun semuanya bisa diatasi, dia tumbuh dengan baik. Aron memiliki sumber daya, dia menjadi putra tertua Reynold Hamzah.Tuan Domani mendapatkan hukumannya, sesuai dengan kejahatan yang dia lakukan. Dia akan lama berada di penjara, lebih dari sepuluh tahun. Dia dan istrinya memutuskan untuk berhenti memperjuangkan Aron, menyerahkan Aron pada tangan yang tepat. "Ayah pulang," ucap Reynold ketika masuk ke dalam kamar anak anaknya. Di sana terlihat Aron sedang bermain dengan perawat Susi, sedangkan Arion, putra keduanya yang berusia lima bulan berada di gendongan Devanka. Mendengar suaminya datang, Devanka memberi isyarat kepada Reynold un
Tabir Rencana PembunuhanTuan Domani masuk ke dalam kamarnya, dia mulai duduk di tempat tidur. Dia terlihat menghela nafas panjang, lalu mulai menangis sejadi jadinya, dia tidak menyangka apa yang direncanakannya justru menyebabkan penyesalan yang mendalam. Tuan Domani mengingat waktu ketika dia bertemu dengan dua orang kepercayaannya.Di ruang kunjungan penjara, terlihat tuan Domani sedang menemui pengunjung yang merupakan dua orang anak buahnya, anak buah kepercayaannya."Semua sudah siap tuan, kami akan melaksanakan semua perintah tuan," ucap salah seorang. "Baiklah, lakukan dengan baik, saya tidak ingin ada kesalahan sekecil apapun," ucap tuan Domani. "Baik tuan, kami akan mulai mengintainya, dan ketika ada kesempatan, kami akan segera melaksanakan rencana itu," ucap orang yang lain. Dua orang dengan pakaian serba hitam itu terlihat begitu serius dan menakutkan. Sepertinya ada rencana jahat yang serang mereka rencanakan. Satu jam sebelumnya, tuan Domani sudah bertemu dengan asi
Tersandung RasaDevanka dan Reynold sudah berada di rumah sakit tempat pembacaan hasil tes DNA, di sana sudah ada cukup banyak wartawan, perwakilan dari rumah sakit, dan beberapa orang yang memiliki kepentingan. Dari pintu terlihat seorang wanita yang tidak asing bagi Reynold."Kenapa dia ada di sini," bisik Reynold seraya melihat ke arah wanita bertubuh tambun itu. Terlihat elegan, berkelas dengan dress warna putih, membuat penampilannya menarik walaupun berbobot lebih dari delapan puluh kilogram."Siapa Rey?" tanya Devanka."Dia," ucap Reynold seraya melihat ke arah wanita itu. Devanka mengarahkan matanya, terlihat mengerutkan dahi, lalu dia menyakini bahwa belum pernah melihat wanita itu sebelumnya. "Dia nyonya Domani, istri dari presdir Domani. Untuk apa dia datang, dia juga di temani pengacara," ucap Reynold."Apa jangan jangan," ucap Reynold terhenti ketika melihat seseorang mulai berbicara dari alat pengeras suara.Salah seorang perwakilan dari rumah sakit terlihat sudah menai
Upacara PemakamanSemua orang mengantar kepergian Monalisa, dengan tatapan kesedihan, hati yang lara, menyakitkan, seorang ibu harus meninggalkan anaknya yang masih berusia tiga bulan bulan. Bayi kecil itu bahkan belum mengenal ibunya dengan baik, belum belajar memanggilnya, mengenali suaranya dengan jelas, belum meraba raba wajahnya, banyak hal yang belum dilakukan dan itu sangat menyayat hati.Semua orang memakai pakaian serba hitam, menandakan hati yang sedang kelam. Devanka terus menangis, menempel di dada suaminya, mencari perlindungan dari rasa sakit kehilangan. Monalisa di makamkan di area pemakaman elit untuk kelas atas, yang memiliki harga hampir setengah miliar per kaplingnya. Tuan besar Hamzah mengatur semua upacara pemakaman dan Monalisa mendapatkan penghormatan terakhirnya dengan layak.Di dalam penjara, ayah Monalisa menatap tembok, menyembunyikan kepedihannya. Dari punggungnya terlihat bahwa dia sedang menangis, tersedu sedu, seorang pria yang sangar akhirnya bisa tumba
Cinta MembaraJaksa Putri sampai di rumah sakit, dia dan Evo segera berlari masuk. Di depan pintu unit gawat darurat ada tuan muda Reynold, inspektur Yusuf, sekretaris Pete dan juga beberapa anak buah dari inspektur Yusuf.Langkah Evo terhenti, dia terdiam sejenak."Itu inspektur Yusuf?" tanya Evo."I-iya, kau mengenalnya? tanya jaksa Putri."Ayo kita segera mendekat ke sana," ucap Evo yang kemudian melanjutkan langkahnya mendekat ke arah ruang unit gawat darurat."Selamat malam," sapa jaksa Putri pada semua orang yang ada di sana."Oh, jaksa Putri, kau juga ada di sini?" tanya inspektur Yusuf."Jaksa Putri menangani kasus Monalisa," ucap sekretaris Pete."Oh begitu rupanya, bagaimana kelanjutan kasusnya?" tanya inspektur Yusuf."Hasil tes DNA akan diumumkan besok pagi, kasus ini mendekati akhir," ucap inspektur Yusuf."Walaupun dia sudah tidak ada, kau harus menuntaskan kasusnya, hingga selesei," pinta inspektur Yusuf."Ti-tidak ada?" tanya jaksa Putri yang belum mengerti dengan situ
Debaran Hati Sang JaksaTiba tiba seolah awan mendung berkumpul di langit, sunyi sepi, dengan hembusan angin dingin. Sebentar lagi badai kepedihan akan menerjang. Kabar duka ini sungguh sangat mengerikan.Devanka terhuyung, pandangannya gelap, lalu tidak sadarkan diri."Rey," bisiknya setelah tersadar dan dia mendapati dirinya sudah berada di sebuah ruang perawatan."Dev, kau sudah siuman," bisik Reynold seraya mendekat ke arah Devanka, menggenggam tangannya lalu memeluknya erat untuk sekedar menyalurkan perasaan."Aku sungguh tidak menyangka Monalisa akan seperti ini," ucap Devanka, lalu dia kembali menangis. "Tenanglah," bisik Reynold. "Ada Aron yang harus kau pikirkan, kau harus bangkit dan kuatkan hatimu," bisik Reynold."Anak sekecil itu Rey, dia harus kehilangan ibunya," ucap Devanka dalam tangis."Rey, kakek sudah meminta orang untuk menyiapkan prosesi pemakaman, kita urus saja," ucap kakek Hamzah seraya memegang bahu Reynold."Baik kek," ucap Reynold. Devanka melepaskan pel
Sebuah KehilanganReynold dan Devanka masuk ke dalam rumah sakit. Mereka terlihat gugup, mencari keberadaan Monalisa juga Aron."Nur, hubungi Aldo dan sekretaris Pete, minta mereka menghubungi inspektur Yusuf untuk mengurus masalah ini," pinta Reynold pada pengawal Nur."Baik tuan," ucap pengawal Nur yang kemudian segera menjalankan perintah tuan mudanya itu.Beberapa saat kemudian, Aldo dan sekretaris Pete sudah ada di gurun hijau, bersama dengan inspektur Yusuf dan tim investigasi. "Ini semua rekaman kamera pengawas yang ada di tempat ini, mereka benar benar sudah merencanakannya," ucap inspektur Yusuf yang terlihat mengecek hasil tangkapan kamera pengawas yang dia kumpulkan."Mereka mensabotase kamera pengawas, semuanya," ucap inspektur Yusuf. Mendengar hal itu, Sekretaris Pete terlihat berpikir."Bagaimana dengan kamera dashboard? mobil antik tuan besar Hamzah di pajang di gedung ini, berhadapan langsung dengan lapangan golf. Mobil itu dilengkapi kamera dashboard yang selalu meny
Tragedi Pesta LampionDevaka terlihat begitu cantik, dengan gaun berwarna putih, transparan di bagian lengan dan punggung. Perutnya yang sudah terlihat lebih menonjol membuat penampilannya semakin menawan, ibu hamil yang mempesona. Kehamilannya memasuki usia tiga bulan, kehamilan yang sehat dan di dambakan hampir semua orang, karna Devanka sama sekali tidak merasa repot, mual muntah berlebihan, sakit di sana sini, dia tidak merasakan itu semua, perasaannya hanya sangat bahagia, menerima kehamilannya dengan perasaan luar biasa."Kau cantik," ucap Reynold."Terimakasih, apa tidak terlihat gendut? sepertinya berat badanku naik," ucap Devanka."Tidak dan tidak menjadi masalah, kau harus banyak makan, supaya kehamilanmu sehat," ucap Reynold yang terlihat memeluk Devanka dari belakang, tepat di depan cermin besar yang ada di kamarnya. "Semoga kau tidak melihat wanita lain setelah melihatku bertambah berat badan," ucap Devanka seraya tersenyum."Tidak mungkin, aku hanya jatuh cinta padamu,"
Kasih Tulus Devanka pada AronDevanka dengan telaten mengurus Aron, terlihat seperti tidak merasa lelah sedikitpun. Monalisa melihat ketulusan itu, rasa kasih dan sayang itu, apa mungkin dia selama ini sangat keterlaluan pada Devanka, seperti duri di dalam daging, seperti bayangan buruk, seperti musuh dalam selimut, hatinya tidak benar benar tulus. Dia ingat ketika Miki atau lebih dikenal dengan Mike membuatnya jatuh dari tebing, walaupun bukan dia secara langsung, namun orang suruhan itu berhasil membuat Devanka dan Reynold melewati hari hari sulit di kota kecil.Devanka berusaha membuat Aron tersenyum, dengan senyumnya, ekspresi lucu wajahnya, nada suara lucunya, terlihat seperti seorang ibu yang sedang bermain dengan anaknya. Monalisa masih menatapnya dengan segala pandangan rasa, dia mulai merasa Devanka lebih pantas menjadi ibu Aron daripada dirinya."Ada apa?" tanya Devanka yang ternyata mengamati Monalisa sedari tadi."Ti-tidak, Aron beruntung memilikimu," ucap Monalisa."Apa