Disaat seperti ini, Bram sudah tahu jelas bahwa Luca sedang berada dalam kondisi kehilangan kesadaran.
Kondisi seperti ini sudah pernah ia alami saat Luca kehilangan ingatan di kota A, setelah melihat berita tentang kematian Sarah.
Dengan pelahan Bram berusaha mendekati Luca dari belakang. Dengan membuat kode kepada beberapa sekuriti di sana untuk menarik perhatian Luca.
Akhirnya Bram mendapat kesempatan menyerang.
"Bughh.... " Hantaman Bram ke pundak Luca berhasil membuatnya pingsan saat itu juga.
"Gendong dia ke mobil, hati-hati di bagian kepalanya, " ucap Bram berlalu mendahului menuju ke lift.
Mulai menghubungi seseorang melalui hand phonenya.
"Siapkan dokter dan ahli bedah terbaik. Hubungi via online dokter yang menangani Luca saat di kota A. Catatan ke dia, Luca mengalami gejala yang sama dengan awal mula kejadian kehilangan kesadarannya. Minta dia melakukan bimbingan secara Online, Video Call kepada dokter yang akan menan
Tidak lama kemudian Kakek dan Melya menghampiri Bram dengan nafas tersenggal – senggal. Melihat tangan Bram yang menguncurkan darah, hati mereka semakin gelisah.“Apa yang terjadi , Bram?” tanya Melya dengan gemetaran.“Bicaralah….,” Kakek menatap mata Bram dengan tajam“Tidak tahu…., dia sudah hampir 1 jam di sana. Dan perawat bolak – balik mengambil kantong darah tergesa – gesa tanpa mampu memberi informasi apapun.”Melya menangis dengan histeris sampai terduduk di lantai.“Melya, duduklah di kursi. Di lantai itu dingin. Nanti kamu sakit,” ujar Kakek menggandeng tangan Melya kemudian menggiringnya untuk duduk di kursi tunggu.Kemudian Kakek melirik ke tangan Bram yang masih meneteskan darah.“Perawat…., obati dulu tangannya. Sekarang juga !!” perintah Kakek ke arah perawat yang kemudian buru – buru mengambil peralatan medis
“Kenapa matanya dibungkus juga?” tanya Melya dengan menatap tajam ke dokternya. “Akibat tekanan pendarahan yang terjadi pada otaknya, darah sempat menerjang saraf matanya. Kami sudah melakukan tindakan medis yang diperlukan. Untuk itu setelah pasien sadar, baru bisa melanjutkan laporan hasilnya apakah akan mengalami kebutaan permanen ataupun sementara.” “Pengobatan berikutnya akan dilakukan secara bertahap nanti setelah pasien sadar. Saya permisi,” ujar sang dokter dengan sopan, kemudian berlalu pergi. Melya, Bram dan Kakek baru menyusul Luca setelah semua informasi mereka dapatkan. Kakek mengengam tangan Melya dengan erat. Sebuah wajah kesedihan teramat berat juga ia rasakan sebagai seorang ayah. Kakek mengepalkan tangannya. Timbul segengam penyesalan yang teramat menyakitkan dalam pikirannya. Seandainya dia tidak melarang hubungan Sarah dengan Luca, tentu semua hal ini tidak perlu dialami Luca. Toh hanya seorang wanita yang tidak berarti apa&n
Apa artinya hidup dan pencapaian yang digenggamnya apabila Luca menjadi tidak berdaya seperti ini. Otak yang sudah mengalami dua kali operasi besar apakah akan bertahan fungsinya seperti otak normal?. Kesedihan teramat besar dirasakan saat ini melebihi saat ayahnya ataupun ibunya meninggalkan dunia.Berbagai kalimat pergumulan berputar terus dalam hati dan pikirannya. Tubuh Kakek yang sudah cukup berumur akhirnya tidak tahan, ia pun perlahan limbung ke lantai yang dingin tidak sadarkan diri.Bram yang kembali ke ruangan inap Luca mendapatkan Kakek yang terkapar di lantai begitu terkejut, ia kemudian kembali menggotong Kakek di pundaknya menuju keluar ruangan untuk mendapatkan pertolongan pertama.***Bram menatap dengan bingung ketiga ranjang yang berada di depannya. Luca, Kakek dan Melya. Ketiga orang itu tidak ada satupun yang sadar. Kakek dan Melya mengalami tekanan beban mental yang kuat ditambah kondisi kesehatan Kakek yang sudah memasuki usia
Tak lama kemudian, Sarah bergerak keluar dari keramaian, memilih menghirup udara segar di balkon.Angin sepoi – sepoi menerpa wajahnya yang cantik sehingga rambutnya berterbangan. Pada saat yang sama seorang fotografer yang sedang bertugas di sebelah ruangan pesta langsung memanfaatkan kesempatan baik ini membidikkan kamera.Fotografer itu melihat hasil jepretannya, mendecak kagum karena kecantikan Sarah yang alami berhasil memukaunya.Angin malam menerpa rambutnya yang terurai, gaunnya dipakainya berwarna hitam dan terlihat sederhana sehingga kecantikkannya begitu sempurna. Tidak ada yang tahu bahwa dia hanyalah seorang gadis pengantar makanan yang terjerumus dalam konflik keluarga besar dari para mafia.“Sungguh cantik bagai dewi,” gumamnya. Sesaat ia ingin membidik lagi, tapi Sarah sudah menghilang. Ia hendak mencari keberadaan Sarah, akan tetapi seseorang memanggilnya untuk melanjutkan pekerjaannya karena acara sudah dimulai.
“Ya, kita lihat saja nanti. Waktu masih panjang. Biarkan mereka menikmati masa anak – anaknya.”“Trus mengenai Deon yang tinggal bersama kami gimana?” tanya Michael kepada Matteo.“Biarlah Deon tetap berada di asramanya. Di sana dia sudah banyak berteman,” jawab Sarah dengan tetap tersenyum ramah.“Baiklah,” jawab Matteo dan Michael secara bersamaan dengan nada kecewa.Sarah tetap dalam keputusannya untuk tidak terlalu bergantung kepada Matteo dan Michael.“Aku harus lebih giat mencari simpanan untuk dapat pergi segera pergi dari sini dan membuka perusahaan baru,” gumam Sarah sambil meneguk minumannya kembali.Sementara Michael menggelengkan kepalanya, “Entah apa yang kamu pikirkan, heran aku…,” sahutnya sambil berlalu menuju ke stand makanan.Michael memegang kantong celananya, di mana dia menyimpan sebuah kotak kecil berisi sebuah cincin.
“Bukan saya yang menyuruh Sarah pergi, tapi kamu !” lanjutnya.“Kamu ingin melenyapkan Sarah, makanya aku hanya menyuruhnya bersembunyi sementara waktu, hanya sementara. Tidak menyuruh dia pergi selamanya,” jawab Melya kembali.“Saya tidak berniat melenyapkan Sarah !..., Ok, Kakek akui pertama memang saya berniat melenyapkannya, tapi setelah Luca setuju menikah dengan Melya, maka Sarah bukan halangan yang membutuhkan tindakan besar. tidak usah sampai mengotori tanganku untuk membunuhnya.”“Ya, tapi mengapa Kakek juga ikutan memburu Sarah sampai ke kota X?” tanya Melya dengan mata masih melotot.Kakek terdiam sejenak, dia terkejut karena ternyata menantunya mengetahui sebanyak ini. Kakek itu mendengkus sebelum menjawab, “Saya hanya ingin mengontrolnya.”“Tuh kan, akhirnya ketahuan maksud jahatmu !” Melya memalingkan wajahnya dengan kesal.“Maksud jahat?
Bram memasukkan sepotong Apel ke mulutnya, melanjutkan kalimatnya.“Kamu yang tidur terus disana merasa tidak ada penderitaan lagi, sementara aku setiap hari harus melayani Melya yang haus belaian Akibat tidak pernah kamu sentuh menjadi istrimu.”“Dan Andrew yang bertanya dan bertanya terus seperti robot dengan solar panel. Hanya kehilangan energi bila matahari sudah tenggelam.”“Lihat, diriku saja sampai tidak punya niat lagi melihat wanita lain. Karena terlalu capek melayani napsu Melya.”“Kadang dalam kondisi tertidur panjang sepertimu ini, membuatku ingin membunuhmu saja karena tidak bisa berkelahi seperti dulu. Baku hantam sampai kecapekan.”“Misalnya dengan sepotong pisau kecil ini, ingin aku menggorok nadimu dalam 3 detik daripada kamu tidak seperti hidup dan tidak juga mati. Karena sesungguhnya aku sangat marah.”“Hanya karena seorang Sarah kamu menjadi tidak bisa berp
“Kamu tahu, saya tidak pernah main – main dalam pekerjaan saya,” lanjut Bram kemudian bergerak ke meja kecil untuk menuangkan air putih.“Saya akan menemukan Sarah dan anakku,” ucap Luca melihat ke langit – langit kemudian menutup matanya.“Saya pasti akan menemukan mereka secepat mungkin,” lanjutnya.Bram meneguk habis minumannya.“Jadi apa rencanamu?” tanya Bram kemudian.“Penggantiku bisa menggantikan selama 6 bulan. Dokter akan memberikan Vonis bahwa Ia koma total sehingga bisa memberi waktu setidaknya 6 bulan.”“Saya akan mulai mencari di luar negara ini,” jawab Luca sambil masih memejamkan matanya.“Di luar negara ini? Dimana? Dan bukankah sudah lima tahun? Entah apakah mereka masih hidup?” tanya Bram.Luca membuka matanya kemudian melotot ke arah Bram.”Masih hidup. Saya yakin tentang itu. Karena rasa itu ada di sin