“Tidak…, kami … kami sudah selesai, mari kita pulang,” sahut Sarah dengan terbata–bata dan merasa malu.
"Kita akan mencari es krim sebelum pulang," ajak Luca lalu menggendong Deon.
Sarah dan Deon hanya tersenyum dengan penuh kebahagiaan, mereka pun bergandengan tangan menuju ke stand es krim.
“Sebuah keluarga yang harmonis,” ucap seorang pemantau yang sedang melihat dengan teropongnya.
Setelah mereka masuk ke dalam mobil dan mobil mulai dijalankan, pengutit itu membuka ponselnya dan menekan beberapa nomor panggilan.
“Lapor Pak, “
“Bicaralah,”
“Luca dan Sarah sudah bertemu, mereka bertiga makan malam hotpot dan mereka makan dengan bahagia seperti sebuah keluarga kecil yang harmonis.”
“Bodoh !!!” Dengan kesal Kakek melempar ponselnya ke atas meja. Waktu di New York saat itu masih pagi. Kakek belum sarapan sudah disuguhi kabar y
“Eh, tunggu dong..” cegah Kakek saat Brianny berbalik badan hendak kembali ke dapur. “Ada apa memangnya ya? “ Briany melihat Kakek dengan bingung. “Ada kabar baik nih…” Briany hanya memiringkan kepalanya sedikit menunggu ayahnya melanjutkan kalimat. “Luca berhasil menemukan Deon.” “Deon? Siapa?” “Anak kandung Luca dari wanita sialan itu.” “Anak kandung? Wanita sial*n… siapa maksud papa?... Ohh.. Sarah?” Kakek menganggukkan kepalanya dengan berulang kali. “Astaga Papa,” pekik Brianny. Padahal dia sudah tahu mengenai kabar ini, tetapi dia harus memainkan dramanya. “Dimana mereka? Apakah dia adalah cucu Kakek?” Briany memegang wajahnya sendiri dengan tangannya yang masih berlumuran tepung walau sudah dilapnya ke celemeknya. “Ishh, jangan ... lihat tanganmu sangat kotor,” kata Kakek sedikit jijik melihat banyaknya tepung yang ada di sana. “Begini, Papa sudah menyuruh orang untuk menculi
“Nah, Di masa depan, Deon akan dilatih dengan berbagai ilmu supaya bisa mewarisi kejayaan Kakek. Deon akan menjadi penerus.”“Hmmm, penerus.”“Terus Michael dan Andrew tidak dianggap layak sebagai penerus. Kata Kakek, Michael terlalu mirip dengan suami kak Briany dan Andrew bukan cucu kandung. Mereka sudah tahu rupanya.”“Memang mereka sudah tahu dari awal," gumam Melya dengan putus asa.Setelah itu, Melya menutup panggilan secara sepihak.Luca memakai alasan untuk ke luar negeri, ternyata untuk bertemu dengan Sarah dan anaknya.Lalu Bram, “Dingin sekali Bram sekarang. Bahkan tidak perduli dengan putranya sendiri.Seandainya Aku bisa hamil dari Luca.” Melya berbicara sendiri sambil memegang daerah rahimnya.“Ahhh…, baru teringat, terakhir melakukan itu dengan Luca , ia tidak memakai pengaman dan Aku belum datang bulan sampai saat ini, astaga….. jangan &ndas
“Tunggu, Luca, Sarah butuh istirahat yang baik. Besok lho acara besarnya.” Luca masih belum melepaskan ciuman dan pangutannya pada leher jenjang Sarah.“Sekali aja boleh ya, Sayang? Luca sudah sangat sangat merindukanmu…, sudah enam tahun Sarah,” ucap Luca kembali mengulum bibir Sarah yang ranum.Akhirnya dengan pasrah Sarah membiarkan Luca bergerilya di atas tubuhnya dengan janji hanya melakukan sekali saja. Karena tubuhnya benar–benar butuh istirahat supaya besok dapat memeriksa persiapan acara tanpa ada kesalahan.Tapi ternyata Luca tidak sanggup memenuhi janjinya. Ia melakukan pelepasan berkali–kali dengan berbagai gaya dan mereka bergantian menjadi nahkoda."Luca, Sarah capek,” ucap Sarah dengan lirih sementara Luca masih melakukan aksinya.“Aku sungguh mencintaimu, maafkan aku, Sayang. Tubuhmu sudah menjadi candu bagiku. Berikanlah Aku seorang anak laki – laki lagi,” uja
“Aahhh, Kalian datang bersama – sama , itu sesuatu hal yang baik. Saya bisa mencium bahwa dintara kalian ada sesuatu hubungan yang special sepertinya. Apakah ada yang boleh menceritakannya kepada Saya?” tanya PICSarah tersipu malu,”Saya permisi dulu mengecek persiapan acara. Luca akan menemani Anda,” ucap Sarah kemudian meninggalkan mereka menuju ke bagian inti dimana anggota team sedang bekerja mempersiapkan acara.Pengasuh Deon menemani Deon berkeliling melihat pakaian – pakaian dan asesoris yang akan dipakai oleh para model.“Jangan cepat – cepat Nak, Nenek sudah tua, kecapekan lho,” teriak Pengasuh Deon.Deon berhenti kemudian berbalik menggandeng tangan neneknya baru berjalan dengan lambat menuju ruangan para model.Sementara Luca terlibat percakapan serius dengan PIC. Luca menceritakan beberapa hal bahwa pada kenyataannya Sarah adalah istrinya. Dan Deon adalah anaknya.Awalny
”Sepertinya membahas bisnis, dari matanya juga tidak nampak genit,” ucap Pengasuh Sarah sambil memegang dagunya sendiri.“Aku terlalu banyak berpikir,” gumamnya sesaat kemudian melirik ke arah Sarah yang masih sibuk memberikan arahan untuk setiap model yang akan keluar catwalk.Sesaat baru tersadar, “Eh.., dimana Deon?” dengan gelisah Pengasuh Sarah berkeliling mencari Deon.“Apakah Kamu melihat Deon?” tanyanya kepada beberapa model yang sedang beristirahat dan memperbaiki riasannya. Namun mereka hanya menggelengkan kepalanyaAkhirnya Pengasuh Sarah memutuskan keluar dari ruang ganti para model.“Deon …, Deon… , dimana kamu Deon…,” teriak Pengasuh Sarah setengah berlari kecil kea rah toilet.Sementara di tempat parkir, Deon yang sudah pingsan dikeluarkan dari koper dan diletakkan di belakang tempat duduk. Mobil sudah bergerak keluar dari gedung tempat acara Fash
“Terima kasih,” ucap Luca kemudian kembali mencium bibir Sarah dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang.Para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah, moment langka seperti ini jarang terjadi. Kisah cinta yang sungguh mengharukan.Acara tersebut mendapatkan top trending dan viral di beberapa media social saat itu juga.Di rumah Kakek, Kakek hanya tersenyum dengan sinis. Menyaksikan acara yang sedang berlangsung dan beberapa pernyataan yang menjengkelkan hatinya.Dengan kesal ia menghubungi bawahannya.“Apakah kamu berhasil menangkapnya?”“Ya Pak, Kami sudah hampir sampai di bandara. Akan segera melakukan penerbangan dalam waktu singkat.”“Baik, lakukan sesuai dengan rencana. Jangan ada yang salah. Apakah ada dokter anak yang ikut?”“Sudah Pak, semua sudah disediakan Lili.”Lili adalah wanita yang ikut serta dalam komplotan yang menculik Deon.
“Permisi sebentar ya sayang. Lanjutkan saja dulu makan malamnya, Luca mengurus sesuatu dulu,” ucap Luca sambil mencium kening Sarah.Luca bergerak ke arah pengawal tadi kemudian mereka bersama – sama berjalan keluar dari ruangan pesta.“Katakan,” ucap Luca setelah agak jauh dari pintu ruangan pesta.“Kami…,Kami tidak dapat menemukan mereka. Lucy, pengawal wanita yang kami utus sudah memeriksa ke dalam ruang ganti para model. Mereka terakhir diketahui bergerak ke kamar mandi namun tidak pernah ada jejak keluar.”“Ke ruang cctv sekarang,” teriak Luca dengan nada gusar.“Oh ya, tempatkan dua… eh tidak,… lima orang pengawal di sisi Sarah sekarang juga.”“Baik,” sahut pengawal sambil menghubungi seseorang untuk menambah pasukan pengawal.Mereka berlari kecil menuju ruangan cctv.Luca melihat cctv dengan teliti. “Terakhir te
“Si tua itu sudah seharusnya pensiun. Mengapa masih juga tidak mau sadar.” Kembali Bram merasa kesal.“Apakah kamu bisa menyusupkan mata – mata lagi ke Kakek?” tanya Luca.“Tidak, Kakek penuh dengan bawahan yang seumuran dengan dia dan setia. Pengawal di sekeliling dia juga adalah anak atau keturunan pengawal yang setia. Mata – mata terakhir dari kita sudah menjadi makanan buaya.”“Hmm..., bagaimanapun kita harus mengetahui keberadaan Deon.”“Deon? Nama anakmu-kah itu?“Ya.”“Kirimkan foto dan datanya, akan kuturunkan instruksi di New York. Disini mencari seseorang masih ada dalam kendali kita.”“Sebenarnya ada yang harus kusampaikan. Ada sedikit masalah di sini.”“Katakanlah.”“Melya hamil anak Wisnu, tapi berhubung mereka belum mengetahui tentang Wisnu adalah gadungan, maka mereka semua berbahag
Taman yang indah, hijau dan luas tempat pernikahan Luca dan Sarah akan dilaksanakan.“Bunga ini seharusnya diletakkan disana,” ucap Bunga menunjuk ke arah panggung. Pemain musik dan penyanyi sudah disiapkan dan sedang mengalunkan beberapa lagu mellow .Acara akan dilakukan dengan mewah tanpa kehadiran pemuka agama. Karena Castello pasti tidak bersedia hadir untuk merestui pernikahan mereka. Castello masih menentang dengan keras pernikahan Luca. Castello masih merasa terganggu dengan masa lalunya terhadap Kanya. Cinta pertama yang tidak dapat dimilikinya.“Meja untuk menandatangani Akte pernikahan sudah dihias dengan indah,” ucap Bunga kepada Bob.“Baik, terimakasih, Sayang,” jawab Bob sambil memberikan kecupan kecil di kening Bunga kemudian ia beralih sibuk mengurus hal yang lain.Segala jenis makanan yang menggugah selera sudah disusun rapi disepanjang taman.“Bikin lapar,” gumam Bunga sambil
Tidak ada yang tahu bahwa Luca pulang untuk menyelesaikan semuanya. Dia berada di rumah saat ini dan Sarah berada dalam pelukannya“Luca,” sapa Sarah dengan suara kecil.“Hmm…” Terlihat Luca sudah mulai mengantuk. Sarah terdiam tidak ingin melanjutkan pertanyaan yang ingin diutarakannya. Melihat Luca yang sudah pasti lelah bekerja sepanjang harinya.Tapi Sarah tidak dapat terlelap sama sekali walau sudah membalikkan tubuhnya beberapa kali untuk mendapatkan posisi nyaman.Akhirnya Sarah bergerak menuju ke dapur untuk mencari makanan yang bisa menahan rasa laparnya.Luca yang memang sudah tertidur tapi merasa pergerakkan tidak nyaman sang istri akhirnya dengan malas berdiri untuk menyusul istrinya karena khawatir. Memikirkan istrinya sedang hamil tua.Luca menatap Sarah dari jauh. “Malam – malam cari makanan, jangan bilang itu bawaan Rahim,” celutuk Luca ringan.“Mas…&r
“Akan kuhabiskan istrinya kalau dia tidak menepati janjinya untuk melamar dan menikah denganku,” gumam Aninda dalam hati.Wisnu tidak mengerti sedang berhadapan dengan adik mafia yang kejam. Alfredo terkenal dengan kekejamannya dan Aninda terkenal dengan sifat egoisnya. Tidak ada yang tidak bisa dia miliki.Kesabarannnya menunggu Luca sudah cukup lama. Ini adalah saat yang tepat untuk memiliki Luca seutuhnya, Aninda membathin hingga terlelap.Mereka tertidur dengan posisi saling memalingkan tubuhnya secara berlawanan seperti sepasang suami istri yang sedang bertengkar.Drttt. Drt… pagi sekali ponsel Wisnu sudah berbunyi panggilan dari Luca yang membangunkannya. Wisnu meraih ponselnya dengan malas sambil diliriknya Aninda yang masih terlelap disampingnya.“Ya,…” sapa Wisnu sambil menguap.“Apakah dia sudah menandatangani kontrak?” tanya Luca.“Belum,” jawab Wisnu singkat.
“Lapor Tuan, Sir Louis meminta izin bertemu,” sapa seorang asisten Castello dengan sopan.Sir Louise adalah seorang pebisnis di bagian fashion yang sudah memiliki nama di dunia.“Iya, persilahkan masuk saja.”Tak lama kemudian Sir Louis masuk ke dalam ruangan kerja Castello.“Apa kabar, Sir Louis?” sapa Castello kemudian mereka saling berpelukan dengan ramah.“Mohon maaf sebelumnya atas kelancangan saya. Kedatangan saya ke Indonesia adalah karena saya ingin mengadakan event di Bali. Saya ingin menghadirkan produk dari Luca Coorperation. Tapi sudah seminggu ini Luca tidak menjawab email saya. Saya ragu apakah ada hal yang terjadi dengan sahabat saya itu,” tanya Sir Louis.“Tidak…, tidak ada yang terjadi. Luca kuutus ke San Fransisco untuk menyelesaikan sesuatu proyek. Itu saja, nothing special. Mungkin dia sedang sibuk sehingga tidak sengaja mengabaikan Anda. Tapi tidak usah k
Aninda sudah sampai di lobby bawah hotel.“Mas Luca, Aninda sudah dibawah. Mas sudah siap atau Aninda ke atas menunggu?” sapa Aninda melalui ponselnya.“Mas turun aja, tunggu disana,” ucap Leo sambil mengikat dasinya.Melya membantu membetulkan dasi Wisnu yang masih tidak rapi karena terburu – buru.“Mas pergi kencan dulu ya,” ucap Wisnu kemudian memberikan ciuman ke bibir Melya dan perut Melya.“Mas balik malam ini?” tanya Melya penuh harap.“Entahlah, tidak usah menunggu. Mas tidak tahu apa yang akan Mas alami hari ini. Kamu tidur saja, besok kita sarapan bersama ,ok?” ucap Wisnu kemudian menghilang di balik pintu.Wisnu keluar dari lift dan langsung dipeluk oleh Aninda dengan erat.Wisnu masih kebingungan tapi kemudian terpana dengan kecantikan Aninda yang berdiri di depannya saat ini dengan pakaian seksi yang menonjolkan semua lekuk tubuhnya dan belahan terbu
“Dia? Dia siapa?” tanya Wisnu dengan polos.“Sarah dan Aninda…”“Uhh, Mas memilih tidak menjawab. Untuk saat ini masih kamu istriku. Itu saja. Yang lain nanti kuurus, diamlah, biarkan Mas tidur sebentar,” jawab Wisnu sambil memejamkan matanya yang memang sangat mengantuk.Sementara di tempat lain, Luca sedang mengadakan rapat dengan beberapa bawahannya untuk menganalisa semua langkah yang harus dilakukan dalam mendapatkan proyek di San Fransisco. Tidak akan mudah untuk menantang Alfredo Augusta yang sudah menguasai hampir 90% bisnis di San Fransisco.Alfredo tidak akan segan – segan menggunakan jasa kotor untuk menghabisi lawannya. Dengan menguasai adiknya Aninda Augusta, maka setidaknya 50 % saham perusahaan akan menjadi milik bersama, sehingga Luca dapat memperoleh peluang kerjasama bukan menjatuhkan Alfredo.Keinginan Luca adalah menjatuhkan Castello, sang ayah. Maka kerjasama dengan Alfredo adala
Kalau hanya seorang Sarah, Melya tidak takut untuk menghadapinya, tapi dia masih punya kepala untuk memikirkan hal yang membuat ia tidak berani menyentuh cucu Mafia Castello.Akhirnya Melya menyimpan kembali ponselnya dan membatalkan niatnya untuk mengancam Luca. Padahal tadi ia berniat mengancam supaya Luca menuruti dan tidur bersamanya malam ini. Ternyata ambisinya gagal. Melya hanya bisa menelan ludah.Sesampainya di dalam kamar, Luca membaringkan tubuhnya yang lelah. Kemudian ia mencoba untuk menghubungi Sarah kembali. Berharap panggilan sudah diterima dan bisa melakukan video call sejenak untuk melepas kerinduan.….“Halo,” terdengar suara Sarah yang merdu menyapanya. Betapa hati Luca menjadi sangat lega dan terhibur.“Hallo Sarah, bagaimana kabarmu? Saya mencoba menghubungi dari semenjak tiba di sini,” sapa Luca dengan semua perasaan rindunya.“Saya pergi berbelanja kebutuhan rumah dan lupa me
“Hmm,” jawab Melya dengan singkat tanda mengerti.Mobil dibawa sampai ke restaurant mewah di pertengahan San Fransisco yang indah. Luca keluar duluan disusul dengan Aninda.Luca mengandeng tangan Aninda sampai ke restaurant yang sudah dibooking sehingga hanya tinggal mereka sebagai pengujung eksklusif.Makan malam disajikan. Mereka sungguh menikmati makan malam yang lezat dengan mengabaikan keberadaan Melya yang berjarak dua meter dari posisi mereka.Selesai makan malam, Luca dan Aninda berdansa ringan sejenak. Mereka saling berpelukan dan bercengkrama. Sesekali Aninda tertawa ringan dan membisikkan sesuatu di telinga Luca.“Aninda menginginkanmu Luca,” bisiknya halus di telinga Luca saat Luca mengengamnya erat dalam dansanya.Musik yang halus seolah sudah diatur demikian oleh Luca sehingga menciptakan suasana penuh keromantisan.“Saya sudah mempunyai istri,” jawab Luca dengan sopan sambil tersenyum
"Semua perhiasan yang diberikan oleh Nyonya mendiang hilang, astaga ... bagaimana ini bisa terjadi?"“Dia menolak kalung pemberianku tadi, bukan dia… siapa yang mengikuti kita tadi ya?” tanya Pelayan tua kepada dirinya sendiri dengan bingung.s“Pelayan kecil, ada seorang pelayan kecil yang mengikuti kami tadi…” teriak Pelayan tua setelah mengingat – ingat.“Panggil dia sekarang juga !!!” teriak Castello kepada bawahannya yang dari tadi tidak berani masuk ke dalam kamar mereka.“Periksa CCTV,” lanjut Castello.Tak lama kemudian, pelayan bernama Heidi diseret pengawal Castello untuk berlutut di hadapan Pelayan tua dan Castello dengan lutut gemetaran.“Katakan apa yang sudah kamu lihat?” teriak Castello.“Saya tidak melihat apa – apa Tuan.”“Bukan saya yang mengambil Tuan, Tuan boleh memeriksa kamar saya,” jawab Heidi deng