Cup.
Arkana mengecup kening sang istri dengan mesra.Kemesraan yang Arkana tunjukan semakin membuat mereka heboh. Tetapi mereka kembali terdiam saat sang pemilik acara itu bersuara."Saya sebagai orang tuanya yang menjadi saksi pernikahan mereka, Yasmin adalah menantuku. Acara ini memang sudah direncakan untuk menyambut, sekaligus memperkenalkan menantuku kepada kalian semua." Ujar Amijaya.Mereka semua pun bungkam dengan pernyataan Amijaya yang secara langsung memperkenalkan menantu pertamanya yang tiba-tiba. Jika pria itu sudah berkata, maka tidak ada yang berani membantahnya."Tuan, bisakah kita kembali ke meja. Saya mau makan," bisik Yasmin tanpa malu.Yasmin merasa bahagia dengan perlakuan Arkana malam ini, perlakuannya seprti seorang raja yang memanjakan ratunya penuh kasih sayang dan cinta. Hingga ia memanfaatkan waktu tersebut dengan riang setiap kali permintaannya dipenuhi oleh sang suami.***Waktu terus berputar, malam semakin larut, Yasmin mulai mengantuk. Namun, pesta belum berakhir dan Yasmin harus tetap bertahan menjaga imagenya menjadi perempuan dewasa malam ini. Apalagi banyak pasangan mata yang selalu memperhatikannya setel diumumkan bahwa dirinya menantu keluarga Amijaya.Punggung dan bokong nya mulai terasa pegal, sedari tadi ia mempertahankan sikapnya yang lembut, berusaha menjaga imagenya sebagai istri dari tuan muda yang gagah dan berkuasa.Padahal dalam hati Yasmin begitu dongkol tidak tahan ingin segera kabur dari sana."Tante, tidak bisakah aku pulang duluan? aku sudah tidak tahan." Bisik Yasmin pada Jessica.Wajah Jessica langsung berubah bombastic side eye setelah mendengar panggilan 'tante' keluar dari mulut gadis itu, dengan sabar ia pun membuang nafas pelan mendekatkan mulutnya lalu berbisik "Tidak bisa, btw hari ini kamu terlihat perfect ya. Bekas cupang kamu juga tertutup sempurna," balas Jessica.Yasmin merapikan jas Arkana supaya menutupi tubuhnya yang terekspos, kemudian ia mengibaskan rambutnya yang di gerai dan berkata. "Hanya yang di bagian leher dan pundak aja ditutup dengan foundation, yang di perut sama dada masih utuh kayak sebelumnya." Ucapnya dengan santai.Kedua mata Jessica membulat sempurna sampai mulutnya terbuka, perempuan itu segera menggeser tempat duduk semakin rapat dengan Yasmin. Ia kembali mendekatkan wajahnya lalu berbisik kembali. "Apa setiap kali dihukum dengan cara seperti itu? berarti kalian juga sudah pernah melakukannya?" Katanya.Yasmin terdiam sebentar, salah satu alisnya terangkat saat sebuah pikiran nakal melintas di kepalanya. Memperhatikan wajah Jessica yang begitu penasaran dengan jawabannya, ia pun mengangguk dan berkata. "Tentu saja, bahkan hampir setiap malam dia melakukannya." Katanya.Ekspresi wajah Jessica semakin tercengang, perempuan itu terdiam dengan kedua mata yang mengerjap karena syok mendengar jawabannya. Sedangkan Yasmin berusaha menahan tawanya hingga memalingkan wajahnya ke arah lain.Tiba-tiba tatapannya terhenti pada sosok lelaki yang sedang memperhatikannya dari jarak lima meter, lelaki itu menatapnya penuh minat sambil menggoyangkan gelas yang berisi minuman berwarna merah di tangannya. Ini bukan kali pertamanya Bara menatapnya seperti itu, sejak ia datang Yasmin selalu menjadi pusat perhatiannya.Dia adalah Bara, saudara tiri Arkana yang sedang mengincarnya malam ini. Tatapan itu membuat Yasmin merasa tidak aman selalu diawasi gerak geriknya.Raut wajah Yasmin seketika berubah, ia segera memutus kontak matanya ke arah lain mencari sosok suaminya dan ternyata… Arkana suaminya masih sibuk mengobrol bersama daddy dan tamu penting lainnya."Halo kakak ipar," ujar Bara hampir membuat jantung Yasmin lepas dari tempatnya.Yasmin berbalik mengangkat menghadap lelaki itu dan berkata. "Oh hai," katanya tersenyum tipis."Boleh aku duduk?" Katanya."Silahkan adik ipar," balas Yasmin dengan ramah.Lelaki itu duduk di sampingnya, ia memberikan satu gelas minuman yang dibawanya kepada Yasmin. Tanpa ragu gadis itu menerimanya, lalu memperhatikan minuman berwarna merah itu.Yasmin mendekatkan minuman itu ke hidungnya, aroma segar minuman itu membuat Yasmin penasaran ingin mencicipi rasanya seperti apa. Belum sampai bibirnya menyentuh gelas tersebut, seseorang merebut minumannya lalu meneguknya sampai habis tak tersisa."Itu kan minumanku," kata Yasmin kesal memukul lengan suaminya.Arkana mengusap bibirnya dengan ibu jari, ia menaruh gelas itu di meja lalu menangkup wajah gadis yang cemberut itu. Arkana mengusap pipi istrinya dengan lembut membuat jantung Yasmin terdiam sesaat."Alkohol tidak baik untuk kesuburan wanita, apalagi sedang program kehamilan." Ujarnya membuat para wanita menjerit iri dengan perhatian yang dilakukan pria itu.Salah satu alis Yasmin terangkat, ia memperhatikan wajah suaminya dengan seksama. Baru lah ia paham apa yang sedang dilakukan suaminya itu, setelah berpikir beberapa detik. Ia lupa jika malam sedang berakting menjadi pasangan suami istri yang bahagia.Yasmin menganggukan kepala. Tangannya digenggam oleh Arkana mengajaknya menemui kedua orang tuanya untuk berpamitan."Kalian kan sudah menikah, boleh dong mommy minta cucu." ucap Faramita"Ukhuk ukhuk," Yasmin tersedak ludahnya sendiri mendengar permintaan ibu mertuanya.Arkana mengusap punggung istrinya, dengan sangat perhatian ia membuka jas lalu memakaikannya kepada Yasmin untuk menutupi punggung dan bahunya yang terbuka."Sabar sayang, mereka pengantin baru masa udah dimintai cucu. Kalian honeymoon juga belum kan? sesibuk apapun kamu harus bisa meluangkan waktu bersama pasangan, itu kuncinya agar cepat dapat keturunan. " Ujar Amijaya.Meskipun baru pertama kali bertemu, Yasmin merasakan sosok seorang ibu yang membuatnya merindukan kedua orang tuanya."Mommy minta sama tuhan, jika memang sudah waktunya pasti tuhan akan kasih. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha, iya kan sayang?" ujar Arkana sembari mengusap puncak kepala Yasmin.Yasmin tersenyum tipis merinding mendengar panggilan baru dari suaminya. Ia pun menganggukkan kepala dan berkata."I i ya sayang," jawabnya gugup.Bersambung…Bila sedang istirahat, tidak pernah ada yang berani mengganggu waktu istirahat Arkana. Siapapun harus menunggu tuan mudanya keluar dari kamar dan tidak ada yang berani masuk ke kamarnya tanpa seizin beliau. Namun dalam tidurnya kali ini Arkana merasa terganggu oleh pergerakan di dekatnya. Suara-suara dari pergerakan itu masuk kedalam gendang telinganya dengan mata yang masih terpejam, derap langkah selambat apapun Arkana dapat mengetahui seseorang sudah masuk kedalam kamarnya secara diam-diam, Dengan tetap tenang Arkana tetap terlentang memejamkan kedua matanya untuk memantau pergerakan yang terdeteksi melalui indranya yang begitu peka. Kini penciumannya yang bekerja menghirup aroma dari tubuh orang yang berada di dekatnya.Tampaknya orang itu sudah menaiki ranjangnya, masuk kedalam selimut yang sedang dikenakannya dan deru nafas menyapu wajahnya dengan lembut."Hehehe, selamat pagi tuan!" Sapa Yasmin saat mata lelaki di bawahnya itu terbuka lebar. Sebetulnya Yasmin sangat terkejut
"Mami baik-baik saja sayang,""Baik gimana mami? mami pakai kursi roda seperti orang sakit, itu artinya tidak baik-baik saja." "Iya nanti mami jelasin, kamu datang dengan siapa sayang?" Mami Yasmin melirik bibi Anna yang tersenyum dengan ramah kepadanya. Yasmin memeluk lengan bibi Anna mengajaknya untuk mendekati mami nya, lalu memperkenalkannya. "Ini bibi Anna yang selama ini menemani dan selalu membantu Yasmin, bibi Anna bibi yang paling the best." Katanya dengan ceria. "Itu sudah menjadi tugas saya non," katanya. Mendengar hal itu mami Yasmin segera meraih tangan bibi Anna menggenggam dan menatapnya dengan lekat membuat bibi Anna berjongkok di depannya. "Terimakasih sudah menjaga putri saya, tolong maafkan jika dia suka merepotkan. Saya titip putri saya," ujarnya. Bibi Anna tersenyum, ia menganggukan kepala dan berkata. "Selain itu adalah tugas saya, saya menyayangi putri anda seperti putri saya sendiri. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan nya, putri anda pemberani." Katanya.
Brak. Kecelakan lalu lintas terjadi di kilometer 65 jalan Raya Merdeka itu melibatkan dua kendaraan roda empat yang melaju berlawanan arah yang mengakibatkan kedua penumpang kritis dilarikan ke rumah sakit. Menurut saksi mata, kecelakaan itu terjadi ketika salah satu pengemudi mencoba menyalip kendaraan di depannya namun tidak menyadari adanya kendaraan yang melaju. Kedua kendaraan bertabrakan saling beradu sehingga menyebabkan kerusakan yang signifikan pada kedua mobil. Petugas kepolisian yang berada di lokasi menyelidiki kecelakaan tersebut lebih lanjut. Hasil dari penyelidikan tersebut, Aditya Gusmawan dinyatakan tersangka utama atas kesalahannya yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang mengakibatkan kecelakan hingga pengendara lain meninggal dunia. "Saya akan mencabut tuntutannya jika anda mau menandatangani perjanjian yang saya berikan," ujar Arkana mendatangi ruang perawatan putri Aditya yang sedang kritis. Aditya dan istrinya tidak berani menatap Arkana. Siapa yang t
Waktu masih menunjukan jam 04:45 pagi, semua para pembantu di rumah sudah terbangun memulai tugasnya. Sedangkan tuan muda masih berada di paviliun pribadinya, lelaki itu akan turun saat waktunya sarapan pagi tepat jam 06:30. Dengan muka bantal dan baju tidur, Yasmin berusaha membuka kedua matanya lebar-lebar melakukan setiap petunjuk dari chef. Menu sarapan Arkana pagi ini adalah nasi goreng spesial buatannya, mulai menyiapkan beberapa sosis, telur, bakso, suwiran ayam, wortel, buncis dan jagung untuk topingnya. Gadis itu mulai memotong sayurannya. Kedua chef itu hanya memperhatikan dan mengarahkan Yasmin yang sedang berusaha memotong 3 buah buncis saja membuat mereka ngilu sekaligus kesal, pasalnya gadis itu sepertinya tidak pernah memasak sampai menggunakan pisau saja salah. Hanya menyiapkan toping saja membutuhkan waktu satu jam. Bibi Anna sampai ketiduran, ia tidak bisa membuang waktu lagi. "Arnold kamu siapkan menu sarapan yang lain saja, waktunya sangat mepet." Perintah Anna
Tuan Muda Arkana Amijaya duduk di atas kasur, tepat di samping istri kecilnya yang masih memejamkan kedua matanya. Dilihatnya wajah gadis itu begitu pucat dengan nafas yang teratur, Ia merapikan anak rambut yang menghalangi wajahnya dan merapikan rambut itu ke belakang telinga dengan pergerakan yang begitu lembut. Istri kecilnya itu menggeliat sebentar, membuka sedikit matanya yang sayu, namun setelah itu kedua matanya tertutup kembali. Sepertinya gadis itu masih mengantuk dan berat untuk membuka kedua matanya. Arkana menghembuskan mata pelan masih setia menatap wajah gadis itu, ia beralih menatap tangannya Yasmin yang diperban. Insiden tadi pagi mengingatkannya dengan pesan yang disampaikan bibi Anna padanya. Perempuan paruh baya itu mengatakan, "Akhir-akhir ini istri tuan muda sedang belajar menjadi istri yang baik. Jika tuan muda tidak menyukainya, setidaknya tuan muda tidak menghukum atau memarahinya, dia sedang berusaha beradaptasi menjadi wanita dewasa seperti yang tuan ingin
"Daddy dan mommy malam ini kan menginap, jadi tolong siapkan kamar." Kata Amijaya. Kedua mata Yasmin membulat sempurna, ia melirik suaminya yang memijat tulang hidung tanpa mengatakan apapun. Yasmin menggigit bibir bawahnya memikirkan keadaan selanjutnya akan seperti apa, pastinya dia tidak akan bisa bebas karena pengawasan mertuanya. Dalam hati Yasmin menjerit lelah seharian berakting menjadi wanita dewasa, ia ingin segera normal seperti sebelumnya bebas melakukan apapun yang diinginkannya. Tidak perlu menjaga image dan natural apa adanya karena itu jati dirinya. "Mommy ingin lebih dekat dan mengenal mantu pertama Amijaya, kamu harusnya sering-sering bawa istri kamu kerumah mommy kalau gak mau mommy yang terus-terusan kesini." Kata Faramita mengusap punggung tangan Yasmin yang duduk di sampingnya. Yasmin hanya tersenyum mendengar antusias ibu mertuanya begitu baik, kemudian ia melirik suaminya yang masih diam memijat memejamkan kedua matanya. Lelaki itu seperti tidak senang saat k
"Jadi kamu belum hamil? terus kemarin mual-mual kenapa?""Asam lambung Yasmin kumat mom, lagi pula gimana mau hamil Yasmin kan masih perawan." "Apa? kalian belum pernah melakukannya sama sekali?" Yasmin menggelengkan kepala, sedangkan mertuanya terdiam memperhatikan lekat wajah sang menantu dengan berbagai pemikiran dalam kepalanya. Ia tidak menyangka jika pasangan suami istri belum melakukan melakukan pertama, bukankah itu sungguh aneh. Saking seriusnya memikirkan hubungan putra dan menantunya, ia sampai terpikirkan dengan sesuatu hal yang harus dilakukan untuk membantu memperbaiki masalah dalam hubungan putranya.Faramita paham jika suatu pasangan sah belum melakukan hubungan layaknya suami istri, itu artinya ada masalah dalam hubungan mereka."Tunggu disini ya, mommy ambilkan minum. Kamu pasti haus," katanya berdiri. Yasmin menahan ibu mertuanya dan berkata. "Jangan mom, biar Yasmin saja." Katanya. "Tidak apa apa nak, kaki kamu kan masih sakit." Katanya melepaskan tangan gadis
Pagi hari Yasmin sudah sibuk mencari ponsel dalam laci meja rias di kamarnya, ia takut Arkana mengetahuinya jika selama ini ia telah menyembunyikan alat komunikasi yang tidak diperbolehkan dalam peraturan. Jika lelaki itu mengetahuinya, maka sudah jelas hukuman akan tidak akan lepas darinya. Saat sarapan pagi pun ia harus berusaha menutupi kegelisahan dan ketakutannya, ia juga sudah meminta bibi Anna untuk merahasiakan hal itu. Tetapi lelaki itu bagai cenayang yang mengetahui segala hal yang tidak diketahui orang lain. Yasmin sudah panik setengah mati, semua tempat dan barang-barangnya sudah dikeluarkan sampai kamarnya seperti pesawat pecah. Ia mengatur nafas berusaha mencoba untuk tenang agar bisa mengingat terakhir kali ia menggunakannya dimana, siapa tahu ia lupa menyimpannya.Ceklek.Pintu kamarnya dibuka oleh seseorang yang tidak mengetuk tanpa permisi, karena itu adalah yang suka keluar masuk tanpa permisi. Lelaki itu berdiri di depan pintu memperhatikan kamar istrinya yang be
Yasmin akhirnya memiliki teman dalam keluarga Amijaya, yaitu Bela. Marcel mendapatkan restu setelah Arkana kembali dan resmi kembali menjadi Tuan Muda, meskipun kehamilan palsu Bela terungkap, Amijaya tetap merestui pernikahan mereka. Begitu bahagia, Marcel akhirnya bisa menikahi Bela, pria itu sampai mengajak Arkana berlomba untuk mendapatkan anak. Padahal Yasmin dan Bela tidak ingin terburu-buru memiliki anak. Namun harapan Yasmin telah hilang, karena perempuan itu telah hamil lebih dulu akibat Arkana termakan ucapan Marcel. “Sayang bangun yuk, kita berjemur.” Ujar Arkana membangunkan istrinya dengan lembut. “Aku masih ngantuk,” rengek Yasmin memeluk guling.Arkan menarik guling sang istri, kemudian mengangkat tubuh Yasmin ke dalam gendongannya, membawanya ke kamar mandi.Seperti anak kecil yang susah dibangunkan, Arkana membasuh wajah istrinya di kamar mandi, tidak lupa menggosok gigi dalam keadaan Yasmin yang masih memejamkan mata.Setelah itu Arkana mengikat rambut Yasmin, m
Satu minggu lagi Arkana dan Yasmin akan segera pindah, segala persiapan dan penyelesaian yang sudah Arkana mulai tinggal menunggu kabar Jessica yang belum memberikan keputusan apapun, bahkan kabarnya tiba-tiba menghilang setelah pembicaraan dengan Arkana.Yasmin berusaha menghubunginya, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Arkana sangat berharap Jessica akan kembali saat perayaan sekaligus peresmian pergantian Arkana nanti.Disamping itu Yasmin tidak sabar ingin bertemu Bela dan juga mertuanya, yang sudah menghubunginya beberapa kali, sedangkan Meli merasa sedih karena mereka akan meninggalkan rumahnya.Sebetulnya, Meli sangat berat harus berpisah dengan putrinya, ia begitu takut kejadian dulu terulang kembali.Namun, melihat antusias dan keceriaan putrinya, ia merasa sedikit lega, berusaha membuang pikiran negatifnya.“Mami dan papi ikut Yasmin aja, pindah kesana.” Pinta Yasmin.“Nanti Mami dan Papi mau tinggal dimana? rumah yang dulu sudah dijual sama Papi,” kata Meli dengan wajah cemb
“Yasmin sudah aku bilang, aku gak ada hubungan apapun sama Emeli.” Ujar Arkana dengan nada tinggi. “Kalau gak ada hubungan apapun, kenapa kamu kemarin perhatian sama dia? Udah aku bilang jangan terlalu dekat sama dia,” teriak Yasmin membalasnya. “Kamu tahu dia rekan kerja satu kantor, bagaimana bisa aku tidak dekat dengannya? Kerjasama itu membutuhkan hubungan yang baik, selain karena pekerjaan aku tidak ada hubungan apapun dengannya.” kata Arkana berusaha menahan emosinya. Pagi hari Yasmin dan Arkana sudah memulai pertengkaran hebat, teriakannya sampai terdengar ke lantai bawah, kedua orang tua Yasmin sampai khawatir karena dari kemarin hubungan Yasmin dan Arkana tidak baik-baik saja. Belum lagi Yasmin sedang terbakar api cemburu yang belum reda, hati dan pikirannya masih terbakar karena kedekatan Arkana dan Emeli. Yasmin kembali menangis, ia masih belum terima dengan kejadian di restoran, ia masih marah diliputi kecemburuan yang hebat. Sudah beberapa kalinya Yasmin menangis, m
Api cemburu semakin membakar emosi Yasmin yang menyaksikan kedekatan suaminya dengan Emeli. Yasmin berusaha menahan diri untuk tidak menyerang perempuan itu, jika saja tidak ditemani Jessica, mungkin Yasmin sudah membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Walaupun begitu, Yasmin tidak tahan untuk meluapkan emosinya dan menangis merasakan sakit dalam dadanya. Jessica mengantarkan Yasmin pulang dalam keadaan dibanjiri air mata, tangisannya berlanjut sampai rumah membuat Meli terkejut dan menanyakannya kepada Jessica. “Anak tante sedang dilanda kecemburuan, jangan terlalu khawatir nanti juga sembuh kalau sudah baikan dengan suaminya.” Kata Jessica. “Memangnya cemburu karena apa?” Kata Meli penasaran.“Tadi di restoran, saya dan Yasmin secara diam-diam mengikuti Arkana makan siang bersama Emeli dan juga salah satu klien perusahaan, entah itu disengaja atau tidak. Arkana terlihat perhatian dan begitu dekat dengan Emeli,” jawab Jessica. “Untung dia bisa menahan emosi, tidak melabrak perem
Semenjak Dimas datang, Yasmin sering bermain ponsel dan begitu sering mengabaikan kehadiran Arkana.Arkana begitu kesal setiap kali istrinya main ponsel saat bersamanya, bahkan sekarang pun perempuan itu masih bermain ponsel, tidak peduli suaminya memperhatikannya sejak tadi. “Iya halo, ada apa Emeli?” Ujar Arkana menjawab panggilannya. Pria itu berdiri melangkahkan kaki ke walk in closet melepas pakaiannya satu persatu, sambil membicarakan pekerjaan bersama Emeli. “Tidak perlu, besok Tomi yang akan menyiapkannya.” Ujar Arkana. Di balik cermin, bayangan Yasmin sedang mengintip di balik pintu, hal itu membuat senyuman di wajah Arkana. Ternyata panggilan Emeli bisa mengalihkan istrinya, yang tadi sibuk bermain ponsel dan mengabaikannya, kini perempuan itu penasaran dengan pembicaraannya dengan Emeli. “Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa ikut makan siang bersama klien dari Inggris, kita bisa berangkat bersama setelah melakukan meeting.” Ujar Arkana dengan suara agak keras. Yasmin
Malam ini terasa begitu panjang dan melelahkan bagi Bela, begitu banyak pelanggan yang datang memenuhi cafe tempatnya bekerja, tidak seperti malam biasanya Bela masih bisa bersantai.Pekerjaan baru di Cafe Starla cukup membantu perekonomian Bela untuk menambah pemasukan dan mencukupi keperluannya sehari-hari.Meskipun lelah bekerja, itu sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukannya, karena tidak hanya untuk mencukupi kehidupan pribadinya, Bela harus mengirim uang untuk adik-adiknya agar tidak putus sekolah.Bekerja keras memanglah tidak mudah, di usia muda Bela yang harus kuliah dan bekerja sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.Rasa sakit kepala atau demam tidak pernah Bela manjakan, apalagi cuti bekerja, Bela selalu masuk dan memaksakan diri untuk tetap kuat dan tegar.Namun, kali ini Bela tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya yang begitu melilit, wajahnya semakin pucat membuat rekan kerjanya khawatir dan meminta Bela untuk istirahat.“Bela lebih kamu istirahat, biar ak
“Maag ku kambuh karena telat makan, bukan karena aku hamil.” Ujar Yasmin. Awalnya Yasmin terkejut saat Arkana mengatakan dirinya sedang hamil, namun setelah dipikir-pikir lagi itu tidak mungkin karena baru saja kemarin Yasmin datang bulan.Mual dan sakit kepala memang sering terjadi saat maag kambuh, ditambah datang bulan, emosi juga tidak terkontrol karena hormon perempuan saat datang bulan tidak stabil. Wajah Arkana berubah, ia nampak kecewa mendengarnya.“Kamu marah, karena aku tidak hamil?” Ujar Yasmin saat Arkana meninggalkannya. “Tidak,” jawab Arkana. Yasmin merasa tidak enak, ia mengurungkan niatnya dan meletakan kembali ponselnya di tempat semula, ia menyusul suaminya yang berubah murung. Arkana duduk di sofa masih menggunakan handuk, berelanjang dada sambil memeriksa laptopnya. Yasmin menghampirinya lalu duduk di samping suaminya dan berkata. “Jangan terlalu dekat dengan perempuan itu, apalagi kamu bertemu tanpa mengajakku.”Arkana justru tersenyum melihat istrinya mem
“Gimana? semua yang aku suruh kamu lakukan kan?” kata Jessica.Yasmin menganggukan kepala, kemudian ia menyeruput minuman coklate hangatnya penuh kenikmatan.Secara diam-diam Yasmin kembali bertemu dengan Jessica di apartemen pria berkedok perempuan itu, hubungan Yasmin dan Jessica semakin dekat semenjak perempuan itu mengundurkan diri dari perusahaan Arkana.Yasmin tahu Arkana sedang mencari Jessica, tetapi perempuan muda itu sengaja tidak memberitahukan untuk memberikan pelajaran, jika Jessica sangatlah penting bagi Arkana.Rencana yasmin berhasil, suaminya kewalahan menangani masalah di kantor saat Jessica pergi, pria itu bahkan terlihat stres dan sering sakit karena tidak ada yang membantunya.Meskipun Yasmin selalu ada dan mensupportnya, tentu saja Arkana sangat membutuhkan sekretaris seperti Jessica, karena yasmin tidak bisa membantu Arkana dalam menangani perusahan.“Udahlah kamu cepetan balik lagi, kasihan suamiku sering begadang.” kata Yasmin membujuk Jessica.“Gak semudah i
Matahari mulai muncul dari ufuk timur, semua burung diatas ranting berkicauan bak bersiul menyambut pagi. Air embun membuat tanaman tumbuh segar dan sehat. Yasmin dan keluarga menikmati embun pagi di taman, sambil melakukan peregangan otot dengan olahraga seperti menggerakkan tubuh, ataupun berlari mengelilingi taman. Tubuh yang tidak biasa melakukan olahraga pagi memang berat, belum sampai satu putaran saja Yasmin dan Aditya sudah merengek meminta minum. “Papi ngapain sih ikut-ikutan,” kesal Yasmin karena Aditya merebut minumannya. “Papi haus, seret banget nih tenggorokan.” Katanya meneguk minuman Yasmin sampai habis.Tidak lama Meli juga datang meminta minum, dengan nafas ngos-ngosan, ia langsung membaringkan tubuhnya di atas tikar. “Papi ambilin minum,” ujarnya. “Iya Papi ambilin,” katanya segera berdiri. “Mami kepala aku pusing,” ucap Yasmin memegang kepalanya.Meli langsung duduk mendekati putrinya, dilihat dari wajah Yasmin pucat, Meli memeriksa suhu tubuhnya.“Badan kamu