Share

Kesakitan di balik kekejaman

“Wah. Ini goreng pisang kamu ya sayang? Em..wanginya enak banget,” ucap Mahen mengalihkan pembicaraan.

“Kamu mau? Biar aku ambilkan,” tanya Arleta yang di angguki langsung oleh Mahen.

Arleta pun mengambil satu potong pisang goreng dari atas piring, lalu menyuapi suaminya.

Huft..

Bas dapat bernafas lega, akhirnya Arleta melupakan pertanyaan konyol itu. Lagipula salah dia sendiri sudah tahu tidak suka main game, malah pake alasan itu pula. Hadeh!

Akhirnya mereka menikmati kopi bersama, Arleta sudah menawari mereka untuk sarapan tapi Bas dan Jo menolak dengan Alasan belum lapar.

Jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi, Bas dan Jo berpamitan. Mata mereka sudah semakin berat minta untuk di istirahatkan.

“Tuan, nona. Kami pamit ada urusan sebentar,” pamit Bas.

“Hati-hati di jalan kalian.” Mahen yang menyahuti, sebelum istrinya kembali melontarkan pertanyaan. Kasian dua pria dihadapannya ini.

Keduanya mengangguk, Lalu melangkah meninggalkan Mahen dan Arleta di halaman belakang.

Hari ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status