Beranda / Romansa / Gadis Nakal Milik CEO / Bab 25. Tubuhnya Panas

Share

Bab 25. Tubuhnya Panas

Penulis: Bluemoongirl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lolita baru saja keluar dari kamarnya, tapi tak mendapati keberadaan Edgar di ruang tamu. Padahal dia tadi bangun lebih awal agar dia bisa memberikan ciuman penyemangat lagi untuk Edgar sebelum pria itu berangkat kerja.

Saat beralih ke dapur, Lolita juga tak menemukan uang yang biasanya Edgar tinggalkan untuknya di sana.

Dengan rasa penasaran yang tinggi bercampur rasa khawatir, Lolita mencoba berderap ke kamar Edgar.

"Om …." Lolita mengetuk pintu kamar Edgar yang masih tertutup rapat.

Tidak ada jawaban sama sekali. Lolita mencoba kembali mengetuknya dan memanggil nama Edgar.

"Om Edgar …."

Tidak ada sahutan dari dalam sana.

Lolita mencoba memutar knop pintu. Ternyata pintu tidak terkunci. Dengan gerakan pelan Lolita memasukkan kepalanya lebih dulu untuk memeriksa keadaan. Lalu, dia segera masuk saat melihat Edgar masih terbaring di atas kasur, tapi pria itu menggigil dengan mata masih tertutup.

Lolita mematikan pendingin ruangan di kamar Edgar, lalu mendudukkan dirinya di tepi tempat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 26. Gairah Yang Membara

    Lolita kembali ke kamarnya sendiri saat Edgar sudah tertidur pulas. Itu cukup melegakan. Setelah pria itu memutuskan untuk tidak bekerja hari ini, dan memilih untuk beristirahat di apartemen. Lolita jadi ingin sering memeriksa keadaan pria itu.Lolita menahan diri dari keinginannya menengok Edgar lagi. Dia menjatuhkan dirinya di atas kasur setelah meraih ponselnya yang tergeletak di meja.Pesan ayahnya memenuhi layar ponselnya. Dia mengulas senyum saat membaca satu per satu pesan dari ayahnya itu.Roy menanyakan kabar tentang Lolita. Pria itu juga mengatakan jika dia belum bisa pulang dalam bulan ini. Setidaknya dua bulan lagi baru dia bisa pulang.Lolita justru merasa senang karena itu berarti dia bisa berlama-lama tinggal di apartemen Edgar. Namun, dia membalas pesan ayahnya itu dengan tulisan bernada sedih.Baru saja balasannya terkirim, Roy langsung menelepon Lolita."Ya, Dad?" tukas Lolita setelah menerima panggilan dari ayahnya."Maafkan Daddy, Lolita. Daddy tidak bisa menepati

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 27. Kembali Bugar

    Lolita tertidur di ranjang Edgar karena kelelahan. Dia dan Edgar tadi bercinta sampai lima ronde tanpa henti. Tubuh Lolita terasa sakit semua, dan bagian intimnya juga masih terasa perih.Edgar yang tidur menyamping, terus menatapi Lolita yang terlelap. Wajah tertidur Lolita yang tampak damai membuatnya betah lama-lama menatapnya.Sebelah tangan Edgar menarik selimut untuk menutupi dada telanjang Lolita. Lalu, dia mengusap lembut rambut hitam panjang gadis itu, menyingkirkannya dari wajah Lolita."Thanks, Lolita. Kau bisa membuatku sebahagia ini. Dan …. maafkan aku. Aku telah gagal menjagamu," tandas Edgar tetap mengusap rambut Lolita.Lolita menggeliat dan dia membalikkan posisinya menjadi menghadap persis ke arah Edgar. Matanya terbuka pelan. Sebenarnya dia tidak tidur, hanya pura-pura tidur agar Edgar berhenti menggagahinya. Karena pria itu tidak ada lelahnya menggenjotnya tadi. Lolita takut, jika diteruskan, bisa-bisa tubuhnya benar-benar remuk. Lima ronde saja sudah membuatnya se

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 28. Tidak Sakit Lagi

    Menjelang malam. Edgar mendudukkan dirinya di sofa. Dia menonton televisi, tapi tidak benar-benar menonton karena dia justru sibuk menatapi Lolita yang duduk di sampingnya.Lolita balas menatap Edgar. Sedikit tersipu malu, saat terbayang lagi apa yang mereka lakukan seharian ini. Sangat panas dan menggairahkan. Membayangkan lagi membuat pipinya memanas."Om, sudah tidak sakit lagi kan?" tanya Lolita pada Edgar. Dia sedikit khawatir saat sesi bercinta mereka. Edgar sedang sakit, tapi pria itu tampak tak kelelahan saat menggenjot Lolita. Meski, begitu dia takut jika kondisi tubuh Edgar menjadi lebih buruk.Edgar memberikan senyum kecilnya. "Aku sudah sehat. Sangat sehat."Lolita mendesah lega. "Syukurlah kalau Om sudah sehat.""Berarti Om besok sudah bekerja?" tanya Lolita menatap Edgar tanpa berkedip.Edgar menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. "Ya. Ada urusan penting yang harus aku selesaikan di perusahaan. Memangnya kenapa?"Lolita bergeleng. "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 29. Ini Tidak Gratis

    Lolita terus melangkah sambil melihat alamat yang dia tulis di secarik kertas. Dia baru saja turun dari taksi, dan dia kini berjalan menuju pintu gerbang perusahaan Angel Corp milik Jones, untuk bertemu dengan pria itu."Berhenti, Nona!" Dua orang satpam menahan Lolita yang hendak melewati pintu gerbang.Mereka menatap Lolita dengan penuh kritik. "Sepertinya saya baru kali ini melihat Anda. Apa urusan Anda datang ke sini?" tanya salah satu dari mereka dengan tak ramah.Lolita memaksakan senyumnya. Dia menyesal karena memakai pakaian biasa, harusnya dia memakai pakaian yang lebih bagus yang Edgar belikan untuknya. Setidaknya itu bisa membuat dua satpam ini tidak mengiranya seorang penguntit, atau jika lebih parah lagi, mengiranya gelandangan."Aku ingin bertemu dengan Jones," jawab Lolita tanpa memberikan panggilan 'Tuan' sebelum nama Jones disebutkan. Dan itu melanggar sopan santun yang sudah menjadi budaya di perusahaan ini.Dua satpam itu saling bertukar pandang, lalu menyeret Lolit

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 30. Tidak Sengaja Bertemu

    Edgar menunggu kembalinya Franklin dengan tak sabaran. Dia menjadikan kedua tangannya yang terjalin menjadi satu untuk tumpuan dagunya.Franklin berjalan tegas memasuki ruangan Edgar dengan napas yang masih terengah-engah. Dia baru saja pergi untuk membelikan lima kotak coklat untuk Edgar, tapi dia tadi melihat sesuatu yang mencengangkan ketika melewati perusahaan Angel Corp."Ini, Tuan." Franklin meletakkan lima kotak coklat itu ke meja Edgar. "Anda akan makan semua ini?" tanyanya terheran-heran. Padahal Edgar tak menyukai coklat, tapi tuannya itu justru menyuruhnya membeli coklat sebanyak ini.Edgar bergeleng sambil mendengus kasar. "Tidak. Ini untuk Lolita.""Oh. Ternyata untuk si gadis kecil," balas Franklin mengangguk paham. Dia lalu membuka mulutnya lagi untuk berucap, tapi urung setelah melihat Edgar terlihat bahagia sekarang. Dia tidak mau merusak suasana hati Edgar, hanya karena mengatakan kalau dia tadi melihat Lolita berada di depan perusahaan Angel Corp bersama Jones. Yah

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 31. Merasa Bersalah

    Lolita tak bisa menyurutkan senyumnya. Dia sudah berhasil mendapatkan flashdisknya kembali. Dia juga bertemu dengan Nola yang begitu ramah padanya. Hari ini semuanya berjalan lancar, meski dia sempat harus kejar-kejaran dengan dua orang satpam.Suara pintu yang terbuka menyita perhatian Lolita. Gadis itu terjingkat dari sofa, lalu berlari menyambut Edgar. "Om …." Lolita menampakkan senyum lebarnya. "Mau aku buatkan makan malam?"Edgar menyembunyikan lima kotak coklat di balik tubuh besarnya. Dia mengulas senyum. "Tidak perlu. Aku sudah makan tadi bersama para investor perusahaan."Lolita mengangguk paham. Dia mengernyit melihat ada sesuatu yang Edgar sembunyikan di balik tubuh pria itu."Apa itu, Om?" tanyanya penasaran sambil celingukan ke belakang tubuh Edgar.Edgar mendesah pelan. "Sepertinya aku tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi darimu," ucapnya menjulurkan lima kotak coklat ke hadapan Lolita."Kau kan menyukainya. Jadi, aku membelinya banyak. Kalau masih kurang, aku b

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 32. Pelukan Hangat

    Ketika hari masih sangat pagi, Lolita keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap. Dia bergerak ke dapur untuk membuatkan sarapan Edgar.Lolita berencana membuatkan Edgar sandwich lagi. Sepertinya pria itu lumayan menyukai sandwich buatannya.Lolita mulai menyibukkan diri memasak, tanpa dia sadari Edgar sudah berdiri di belakangnya."Om …." Lolita tak bersuara lagi saat Edgar tiba-tiba memeluknya dari belakang."Kau masak apa, hmm?" tanya Edgar dengan suara serak dan dalam khas orang yang baru saja bangun tidur.Lolita menarik napas terlebih dahulu yang dia keluarkan lagi dengan pelan. Untuk menenangkan degup jantungnya yang mulai berdetak tak beraturan, karena apa yang Edgar lakukan sekarang padanya.Lolita menghentikan gerakan kedua tangannya yang hendak memotong sayuran. Dia membalikkan tubuhnya sehingga berhadapan persis dengan Edgar.Lolita membasahi bibirnya dengan menjilatnya secara sensual. Dia lalu menjawab pertanyaan Edgar dengan setengah mendesah, sengaja menggoda Edgar. Pr

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 33. Keputusan Yang Edgar Ambil

    Rapat telah selesai, dan para investor terlihat tak puas dengan keputusan yang Edgar berikan."Tuan, Anda yakin dengan itu?" tanya Franklin meyakinkan sekali lagi. Kegelisahannya sudah lenyap beberapa jam yang lalu. Kini, tertinggal ketegangan yang menjalari tubuhnya."Ya," jawab Edgar singkat dan penuh penekanan.Edgar pada akhirnya memutuskan untuk mengganti konsepnya. Dia memiliki konsep cadangan, meski tidak sebagus konsep utamanya. Tapi, jika dia tetap nekad memakai konsep utama, dia akan mengalami kerugian yang lebih besar.Yang mengherankan adalah bagaimana bisa Jones memiliki ide yang sama persis dengan dirinya. Konsep dan sumber idenya pun juga sama persis. Sungguh aneh. Dipikir lagi, tetap saja mustahil Jones bisa tahu semua konsep yang Edgar miliki tanpa ada orangnya yang memata-matai perusahaan Edgar. Tapi siapa?Edgar menoleh pada asistennya yang setia berdiri di sisinya. "Franklin ….""Iya, Tuan," jawab Franklin langsung."Coba kau selidiki dari mana Jones mendapatkan ko

Bab terbaru

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 123. Bonus

    "Winter!""Ya, Mom," balas Winter berlari ke arah Lolita yang duduk di sofa ruang tamu.Winter sekarang sudah remaja. Tingginya bahkan sudah melebihi tinggi Lolita. Senyumnya teramat manis, dan memiliki mata biru yang indah yang dia turunkan dari Edgar."Ada apa, Mom?" tanya Winter saat sudah berdiri di hadapan ibunya.Lolita saat ini sedang hamil tua. Dan dia sedang ingin makan sesuatu. "Felix ingin makan kue coklat. Bisakah kau membelikannya, Winter?"Winter memutar matanya malas. Dia lalu menatap perut ibunya yang sudah besar. "Bukan Felix yang ingin, tapi Mommy kan?"Lolita terkekeh pelan. "Kau tahu saja. Anggap saja yang ingin Felix. Kau harus membelikannya sekarang. Adikmu ini akan menendang-nendang kalau tidak segera dituruti permintaannya.""Baiklah. Aku pergi dulu, Mom." Winter berpamitan keluar pada Lolita setelah menerima uang dari Lolita. Karena Edgar masih belum pulang kerja, jadi dirinya yang bertugas menjaga ibunya yang hamil.Winter naik ke mobilnya yang menjadi hadiah

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 122. The End

    Edgar dan Lolita kini sudah sampai di New York. Mereka akan meninggalkan bandara dan pergi menuju apartemen Jones untuk menjemput Winter."Tidak terasa satu minggu sudah berlalu. Aku sangat merindukan Winterku. Dia juga pasti akan merindukan Daddynya ini," tukas Edgar menghela napas lega sambil menggiring kopernya.Lolita mengangguk pelan. "Aku sudah tak sabar memeluk Winter lagi. Semoga dia tidak marah pada kita karena sudah meninggalkannya cukup lama."Edgar mengedikkan kedua bahunya samar. "Dia tidak akan marah. Aku sudah menyiapkan banyak mainan untuknya. Dan lagi pula Winter kan suka pria tampan. Sudah pasti dia tidak marah, dan justru senang karena tinggal bersama Jones dan Franklin."Lolita mengerucutkan bibirnya. "Tetap saja. Bagaimana kalau dia justru bertanya kita pergi ke mana? Dan kita melakukan apa selama kita pergi? Apa yang harus aku jawab, My Husband?"Edgar mengulas senyum. "Bilang saja kalau kita sedang ada urusan pekerjaan. Kita mencari uang untuk membelikan mainan

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 121. Menyukai Papa Kuda

    Sudah lima hari Winter dan Boy tinggal di apartemen Jones. Kedua anak kecil ini selalu saja berbuat ulah, membuat Jones serta Franklin jadi kehabisan stok kesabarannya. Tapi, Jones dan Franklin berusaha untuk tetap menekan amarahnya setiap kali menghadapi dua bocah ajaib itu.Untung saja Winter dan Boy sudah menjadi lebih akrab. Jones dan Franklin jadi tidak perlu harus menemani mereka bermain. Yah, walau kadang kali Winter masih suka usil sampai membuat Boy menangis. Jones mendesah pelan. Dia dipusingkan oleh urusan perusahaan, ditambah dia juga harus mengurus Winter dan Boy. Kurang dua hari lagi, orang tua kedua bocah itu akan kembali. Dan di saat itu tiba, Jones akan tidur seharian untuk menukar tidurnya yang akhir-akhir ini selalu terganggu."Papa Kuda," panggil Winter berlari ke arah Jones yang baru saja mengistirahatkan tubuhnya di sofa.Jones yang awalnya membaringkan punggungnya ke sofa, segera menegakkan punggungnya kembali saat Winter sudah sampai di depannya. "Ya, Winter.

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 120. Panggil Aku Om

    Sore harinya. Edgar dan Lolita menikmati sunset di pantai. Mereka duduk di pinggir pantai sambil menyesap minuman mereka.Edgar melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Lolita. "Sunsetnya sangat cantik ya, My Lovely."Lolita mengangguk mengiyakan. "Iya, My Husband.""Secantik kau," balas Edgar membuat Lolita tersipu."My Husband bisa aja." Lolita mencubit lengan Edgar pelan.Edgar lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Lolita, lalu berbisik, "Nanti malam aku mau lagi, My Lovely."Lolita mengernyit tak paham. "Mau apa?""Mau bercinta lagi denganmu," jawab Edgar mengulas senyumnya.Lolita bergeleng pelan. "My Husband, aku masih lelah. Tidak bisakah kita undur besok malam saja? Kita kan masih lama di Hawaii.""Baiklah. Aku akan menahannya, Lolita." Edgar menampakkan wajah kecewa.Lolita merasa gemas dengan Edgar yang seperti itu. Dia mencium bibir Edgar singkat dan tersenyum. "Begitu dong, sekali-sekali My Husband mau menurut."***Menjelang malam, Jones dan Franklin sibuk dengan balita

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 119. Dua Papa Tampan

    "Ahh …. My Husband. Lagi. Lakukan lagi. Ini sangat nikmat." Lolita memejamkan kedua matanya saat Edgar menggenjot dirinya.Edgar semakin bersemangat. Dia sudah mencapai klimaksnya sampai dua kali, tapi dia tidak mengalami kelelahan sama sekali, dia justru semakin semangat dan semakin cepat menggerakkan miliknya pada milik Lolita. Sampai dia mencapai klimaksnya lagi bersamaan dengan Lolita."Thanks, My Lovely. Aku benar-benar senang bisa bercinta lagi denganmu." Edgar tersenyum, kemudian mencium bibir Lolita. Lolita balas tersenyum saat Edgar sudah melepaskan ciumannya. ***Nola dan Robert berjalan cepat dan tergesa-gesa karena takut terlambat jadwal penerbangannya ke Bali. Nola menggendong Boy yang sedang tertidur, sedang Robert membawa dua tas besar berisi semua keperluan Boy, termasuk mainan milik Boy. "Jones!" panggil Nola memencet bel apartemen Jones. Dia hendak memecet lagi saat Jones tak kunjung menyahut dari dalam, tapi diurungkan oleh kedatangan Franklin.Franklin mengerutk

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 118. Pergi Honeymoon

    Waktu berjalan begitu cepat, dan saat yang paling ditunggu-tunggu Edgar akhirnya datang juga. Honeymoonnya dengan Lolita.Lolita yang awalnya ingin menunggu Winter berusia tiga tahun dulu, barulah dia dan Edgar akan pergi honeymoon. Memundurnya lagi satu tahun, karena dia begitu sibuk merawat Winter. Dan sekarang, tepatnya hari ini Lolita dan Edgar memutuskan akan pergi honeymoon ke Hawaii setelah sempat tertunda.Minggu lalu mereka baru saja merayakan ulang tahun Winter yang ke empat tahun. Mereka juga sudah memberitahukan rencana berlibur mereka pada Winter, tapi tidak mengatakan kalau sebenarnya yang mereka akan lakukan adalah honeymoon. Winter mengiyakannya, meski dengan syarat Edgar harus membelikan banyak mainan baru untuknya saat pulang nanti. Tentu, itu permintaan yang sangat gampang bagi Edgar. Dia langsung menyanggupi permintaan Winter dengan enteng.Kini Lolita dan Edgar pergi bersama Winter kecil ke apartemen Jones."Jones," panggil Edgar saat dia sudah sampai di depan apa

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 117. Ingin Honeymoon

    "Tidak!" tolak Edgar dengan satu kata yang tegas, singkat, dan tak terbantahkan saat Jones meminta izin padanya untuk membawa Winter selama satu hari.Jones mendengus kecewa. "Satu jam saja kalau begitu," ucapnya memelas.Edgar sekali lagi bergeleng. "Aku tidak akan mengizinkan kau membawa Winterku, Jones. Kau hanya boleh melihatnya di apartemenku seperti sekarang ini."Jones mendengus sekali lagi. "Baiklah. Benar kata Roy, kau lebih posesif."Edgar berkacak pinggang. "Kau baru tahu, huh?""Tidak. Aku sudah tahu dari dulu," balas Jones datar. Dia lalu mendekati Winter lagi."Winter, ini Om Jones," ucap Jones tersenyum lebar. Dia melambaikan tangan pada Winter, berharap bayi mungil itu melihat ke arahnya dan tersenyum untuknya.Edgar bergeleng pelan mendapati apa yang Jones lakukan. Dia berderap ke samping Jones. "Winter baru saja lahir, pandangannya masih kurang jelas. Jadi, kau tak perlu berharap Winter bisa membalas senyummu itu."Jones mengangguk paham. "Iya. Aku akan menunggu dia

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 116. Melahirkan Bayi Yang Rupawan

    Delapan bulan berlalu. Nola dan Robert kini sedang berada di rumah sakit, menanti kelahiran bayi mereka. Jones menunggu dengan tak sabaran bersama Franklin di ruang tunggu.Semenjak berita Gio dan keluarga Brown ditangkap karena kasus penyelundupan narkoba, Jones merasa tenang karena keadaan perusahaannya menjadi lebih baik dan lebih kondusif.Jones menoleh pada Franklin yang sibuk bermain dengan ponselnya. "Bagaimana? Apa Lolita juga akan melahirkan?" Franklin menurunkan ponselnya dari pandangannya. "Lolita masih melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Dokter memperkirakan Lolita akan melahirkan besok pagi."Jones mengangguk paham. Dia spontan menatap pintu ruangan di mana Nola ditangani, karena tiba-tiba suara bayi menangis terdengar dari arah sana."Aku akan benar-benar dipanggil Om setelah ini," tukas Jones tersenyum.Robert keluar dari ruangan dengan senyum bahagianya. Dia menutup pintu ruangan kembali dan langsung berlari ke arah Jones."Tuan Jones, Tuan Franklin. Boy sudah lahir

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 115. Gio Kelabakan

    "Apa yang sudah kau lakukan selama ini, Gio? Kenapa kau lengah, huh? Apa kau tahu semua orang-orang Daddy dipecat secara tidak terhormat oleh Jones?"Gio membulatkan matanya saat mendengar ucapan ayahnya. Dia sedikit berbisik agar Jones dan Valen tidak mendengar perkataannya. "Bagaimana bisa hal itu terjadi, Dad? Setahuku Jones akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktunya bersama wanita-wanitanya. Dia bahkan tidak pernah pergi ke perusahaan selama aku mengikutinya.""Kau bodoh! Jadi, pekerjaanmu hanya mengikutinya saja?!" Suara ayah Gio membalas dengan suara yang keras. "Huh … aku menyesal sudah memilihmu, Gio. Aku harusnya menyerahkan semuanya pada anak kakakku, dan bukan kau. Kau hanya beban bagi keluarga Brown."Gio menggigit bibir bawahnya keras-keras. Dia menurunkan ponselnya dari telinganya setelah ayahnya memutuskan telepon sepihak. Dia mengepalkan kedua tangannya sambil terus berpikir, bagaimana bisa Jones melakukan itu? Bagaimana pria yang tahunya hanya bersenang-senang

DMCA.com Protection Status