Share

26. Di Meja Makan

Penulis: Gabrilia Viola
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-04 20:04:19
Kendrick menopang kepalanya dengan tangan kiri sambil memerhatikan Lily. Dia sedang membaca psikologi gadis yang makan dengan lahap itu. Gadis itu sepertinya benar-benar tak diberi makan oleh penculiknya.

“Lily,” panggil Kendrick. Gadis polos itu langsung menoleh saat dia melahap makanannya.

Dengan mulutnya yang masih penuh, Lily mengangkat alis untuk meresponsnya.

Dia menelan makanannya yang berada di mulut.

“Kenapa?” Kemudian dia lanjut makan.

Pria itu tersenyum karena tingkahnya itu. Sekarang dia menegakkan kepala dengan kedua tangan berada di atas meja.

“Kapan terakhir kau makan?” tanya Kendrick dengan nada lembutnya.

Dengan mulut yang telah penuh kembali dan sedang mengunyah makanan, Lily menatapnya dengan sinis. Alisnya tampak berkerut, jadi Kendrick meniru ekspresinya itu dengan raut yang lucu.

“Kenapa? Apa Tuan melihatku makan seperti tarzan?”

Pria itu tak bisa menahan tawanya lagi. Namun, dia mengalihkan wajahnya ke samping dan menutupinya dengan tangan kiri.

Menegak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   27. Di Dalam Kamar Kendrick

    Keluar dari kamar mandi dengan memakai kimono dan handuk di kepalanya. Tubuhnya terasa sangat segar dan bersih, karena dia juga memakai scrub yang tersedia di kamar mandi. Jadi sepertinya Lily telah mandi cukup lama.Menoleh ke jam dinding, ternyata jam telah menunjukkan pukul 20.11. Itu artinya dia mandi hampir satu jam, karena saat dia masuk ke kamar mandi itu masih pukul 19.22. Sekarang dia takut Kendrick akan marah karena telah menunggunya sangat lama.Lily sangat panik, dia memegang kepalanya yang pusing. Dengan cepat dia melangkah ke lemari. Melemparkan kimono dan handuk di kepalanya ke ranjang, dia tak peduli jika mungkin ada seseorang yang tiba-tiba masuk. Dia memakai dalamannya dengan cepat, gadis itu memilih pakaian tidur yang tampak nyaman.Setelah selesai berpakaian, dia pergi ke tempat make up hanya untuk menyisir rambut. Dia tak menyisir terlalu rapi dan langsung pergi begitu saja. Gadis itu melangkah dengan terburu-buru.Saat telah berada di depan kamar Kendrick, pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   28. Trauma Lily Yang Kembali

    “Kau tahu alasan mengapa aku mengunci pintu?” Lily menggeleng, gadis itu melangkah mundur dengan perlahan sesuai dengan langkah Kendrick yang semakin mendekat. “Alasan yang pertama karena aku ingin tahu apa yang kau takutkan dariku.” “Sekarang hentikanlah langkahmu agar aku bisa mendekat.” Mata gadis berambut merah itu mulai berkaca-kaca. Dia menggeleng kembali pada Kendrick. Di belakangnya terasa seperti ada yang menahan hingga dia tak bisa mundur lagi. Menoleh ke belakang, ternyata itu meja kerja Kendrick. Tanpa berbasa-basi lagi, Kendrick meraih tangan gadis itu. “Akh!” “Lepaskan! Lepaskan!” teriak Lily sambil memukul-mukul tangan Kendrick. Bahkan teriakannya itu terdengar sampai ke luar ruangan. Saat itu di luar ruangan ada Liza yang tak sengaja melewati kamar itu. Langkahnya langsung berhenti di depan pintu ketika dia mendengar teriakan itu. “Itu suaranya Lily?” Saat menyadarinya, Liza menutup mulutnya yang ternganga dan matanya sedikit membelalak. “Ngapain mereka di d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   29. Pergilah

    “Asalkan ....”“Kau ... tidur di sini.”Tubuh gadis itu tiba-tiba bergetar wajahnya semakin memerah. Kedua sudut bibirnya turun ke bawah, disertai dengan matanya yang berkaca-kaca.Kendrick sudah cukup lelah menahan gadis yang penuh drama itu. Dia menepuk jidatnya sendiri, serta menggelengkan kepalanya dengan mata terpejam. Pria itu menghela nafas berat, saat mendengar gadis itu mengeluarkan suara isakannya. Cara menangisnya tampak seperti bayi.Menghirup nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Kendrick menatap gadis yang menangis itu dengan wajah datar.“Ya sudah. Pergilah.”“Akan kubukakan pintu.”Lily dengan sebelumnya cemberut itu langsung meringis seperti kuda. Dia mengelap air matanya dengan tangan kanan. Raut wajahnya berubah 180 derajat.Tak lama kemudian, dia beranjak dari ranjang. Menunggu di depan pintu, sambil menatap Kendrick yang sedang membuka pintunya.Saat bunyi kunci terbuka itu terdengar, senyum Lily langsung mengembang kembali.“Terima kasih, T

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   30. Kendrick, Bangunlah!

    Membaca buku sambil menikmati segelas kopi. Saat itu Lily duduk di jendela, merasakan kesejukan angin yang mengembus dirinya. Dia menoleh ke luar, menikmati keindahan tumbuh-tumbuhan hijau beserta bunga-bunganya yang bermekaran. Mungkin tak seindah di hutan karena itu adalah taman buatan, tapi Lily masih bisa merasakan energi positif dari tumbuh-tumbuhan itu yang membuat dirinya merasa damai.Lily telah membaca buku itu dari jam 6 pagi hingga jam 8 sekarang. Dia telah berhasil membaca setengah dari buku tebal itu. Sebagai hobi Lily yang menjadi bagian dari hidupnya, gadis itu sekarang merasakan kebahagiaannya kembali.Tiba-tiba terpikirkan olehnya tentang keadaan Kendrick. Kemarin malam dia tampaknya tak baik-baik saja. Walaupun Kendrick tak mau mengakuinya, tapi itu terlihat jelas di mata pria itu. Mungkin itu karena Lily terbiasa melihat wajahnya saat depresi, sehingga dia dengan mudahnya menebak seseorang yang depresi dalam sekali lihat.Gadis itu menutup bukunya. Entah kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   31. Darah Yang Menetes

    “Kendrick, kau tahu? Kau ini benar-benar gila!” Gadis itu memukulkan bantal pada paha Kendrick. Bukannya menangkis, dia malah terdiam menikmati pukulan itu.“Tadi jantungku hampir berhenti gara-gara tingkahmu yang tak berguna itu!” Lily kemudian memukulkan bantal pada tubuh Kendrick bagian kiri. Kendrick sedikit menangkisnya, namun matanya terus memandang takjub wajah gadis itu. “Dan apakah kau tahu, Lily? Kamu bahkan semakin cantik saat marah,” ucap pria itu tiba-tiba. Dia tersenyum kagumnya, tatapannya semakin berbinar-binar. Bukannya senang, gadis itu semakin menatap tajam. Tangannya bergerak menggenggam bantal, memukulkannya ke bagian kanan tubuh Kendrick. Tangan kiri pria itu hanya bergerak melindungi wajahnya. Senyumnya sekarang tampak kecut, tentu saja Lily senang dengan hal itu.“Kenapa? Ingin dipukul lagi, hm?” ucap gadis itu dengan mengangkat bantal, bersiap untuk memukulnya lagi.Kendrick menundukkan wajah, sudut bibirnya juga ikut turun hingga rautnya tampak suram.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   32. Bekal

    “Tuan. Ini makanannya.” Seorang pelayan wanita meletakkan sepiring makanan di meja Kendrick. “Terima kasih,” ucap Kendrick tanpa menoleh, dia fokus pada layar komputer. Melihat tayangan CCTV yang dia minta dari pemilik hotel, tempat di mana Lily pernah menginap.Makanan yang diletakkan di samping Kendrick itu sebenarnya makanan yang biasa disediakan untuk para tahanan. Namun, pelayan wanita itu membuatnya sedkit lebih baik dengan memperbanyak bumbu.Kendrick menyuruhnya membuat makanan karena dia akan meminum obat. Selain itu Kendrick juga sedang kelaparan karena melewati sarapan.Di layar komputer, Kendrick terus memerhatikan pria dengan hoodie hitam yang telah menyekap Lily. Kendrick tak bisa mengenalinya karena wajahnya tertutup masker.“Ck!” “Dasar pengecut! Berani-beraninya dia bermain denganku!”Kendrick membesarkan wajah laki-laki itu. Namun, yang ada hanyalah menjadi blur. Hal itu membuat Kendrick semakin gelisah.Menoleh ke kanan. Kendrick menatap datar piring mak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   33. Diajak Amber

    “Aku masih punya lauk yang kujadikan bekal Kendrick. Mungkin kamu juga mau?”Danielle sangat malu. Dia tak bisa makan saat jam kerjanya, kecuali saat jam istirahat di mana temannya telah datang.“Tidak. Terima kasih.”“Tapi boleh aku cicipi sedikit masakanmu? Mungkin jika aku cocok, aku akan memakannya saat istirahat.”Lily menoleh dengan tersenyum senang pada pria itu. “Boleh! Boleh sekali.”“Terima kasih banyak,” ucap gadis itu dengan senyum manisnya.Danielle melirik padanya sedikit, lalu menundukkan wajahnya kembali. Dia tersenyum tipis dengan pipi yang memerah.“Sama-sama.”Danielle melangkah, mengambil sendok kecil yang terletak di rak piring. Dia melihat masakan Lily itu dengan sedikit ragu. Masakan itu tampak biasa saja dan tak menggugah selera. Baunya pun juga tercium biasa saja.Danielle mulai mencicipi telur dadarnya dahulu.Terasa enak, tapi menurut Danielle itu tak spesial. Saat dia mencicipi oseng tempe kecapnya rasanya juga terbilang biasa saja. Ibu Daniel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   34. Lily Meminta Izin

    “Dia mengajakmu ke restoran apa?”Lily lupa dengan apa yang Amber dan Lizy katakan saat itu. Dia mencoba mengingatnya, tapi dia benar-benar lupa dengan namanya.“Eh ... aku—““Aku tidak tahu.”Kendrick terdiam, pria itu tampak memikirkan sesuatu. Lily terus menatapnya dengan berharap Kendrick akan mengizinkannya pergi.“Apakah Tuan mengizinkanku?” tanya gadis itu dengan pupil membesar.Kendrick menoleh padanya. Dia menghela nafas saat melihat mata gadis itu. Kendrick tak mengerti kenapa Lily sangat ingin pergi.“Pergilah.”“Asalkan nanti kamu kembali ke rumah ini lagi, aku tak akan masalah.”Senyum gadis itu mengembang. Rasanya Lily ingin meloncat saking senangnya. “Terima kasih banyak, Tuan!”“Aku tidak akan pergi ke mana pun, karena aku tidak punya tempat tinggal lagi.”Lily tiba-tiba terdiam, dia merasa dirinya aneh. Sebenarnya dia juga bingung mengapa dirinya ingin sekali pergi. Tapi batinnya seperti mengatakan akan terjadi sesuatu.Kendrick tersenyum tipis. “Bersiap

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14

Bab terbaru

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   62. Apa Yang Terjadi?

    Lily menoleh pada jam dinding, tak terasa sudah pukul 17.54. Gadis itu menunggu selama berjam-jam hingga senja telah larut. Wajahnya menunduk dengan penuh rasa khawatir. Ibu Alexandria tidak datang-datang, sedangkan Kendrick masih belum pulang. Lily sangat bingung dengan apa yang terjadi.Bahkan dia telah menelepon Kendrick berulang kali, namun tak diangkat. Itu membuatnya semakin khawatir dan gelisah dengan keadaan pria itu. Lily takut dia adalah masalah di jalan atau yang lebih parahnya lagi kecelakaan.“Sebenarnya ini ada apaan, sih? Kok aneh banget?”“Apa jangan-jangan Ibu Alexandria menipuku, ya? Kenapa coba dia dia gak datang, padahal dia sudah berjanji dengan Kendrick.”Lily menghirup nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Itu membuat dirinya menjadi lebih tenang. Dia masih tak bisa percaya ibu Alexandria melakukan hal ini padanya, tanpa memberikan alasan yang jelas mengapa dia tak datang.“Sepertinya aku tidak boleh mempercayai siapa pun.”Gadis itu beranjak dari

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   61. Akhirnya Alvin memberikannya

    “Eh ... sebenarnya memang benar jika Danielle adalah temanku, tapi itu dulu sekarang tidak. Itu karena terjadi sebuah pertengkaran antara aku dengannya, sehingga aku menghapus nomornya begitu saja. Maaf, saat itu aku terbawa emosi.”Lizy bahkan tak memejamkan matanya menatap mata laki-laki itu. Tatapan tajam gadis itu membuat Alvin takut untuk menoleh padanya. Lizy bisa melihat kebohongan pria itu dengan melalui ketidak tenangan rautnya.“Jangan berbohong! Apakah kau tidak lihat kau sedang berhadapan dengan siapa?” “Aku bisa membaca bahasa tubuh maupun pikiranmu dengan sekali lihat. Jangan pernah lupa jika aku kuliah jurusan psikologis.”Alvin mengangkat wajahnya, dia menatap sinis pada gadis itu. Dia akui apa pun yang Lizy katakan memang benar, tebakannya tak pernah luput. Oleh karena itu Lizy selalu dianggap ancaman.“Terserah kau saja, meski kau menganggapku munafik pun aku tak peduli,” bantah Alvin tak terima.Pria itu membuka ponselnya. Dia menekan bagian kontak dan mulai

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   60. Mencurigai Kebohongan

    Di dalam kamar Kendrick yang telah tertutup rapat, suara ponsel terus berdering di atas meja kerjanya. Tak seorang pun yang bisa mendengar karena luasnya kamar tersebut. Ponsel itu tertinggal karena Kendrick terburu-buru pergi demi menghindari pertanyaan Lily.Saat ini pria itu sedang duduk di sebuah kafe out door. Pandangannya begitu kosong, menatap polos pada keramaian orang-orang di jalan itu.Dia menarik nafas dengan berat, lalu menghembuskannya perlahan. Mengangkat secangkir kopi hangatnya, lalu menyeruput perlahan.“Andai saja saat itu aku tak meninggalkan ayah, semua ini mungkin tak akan terjadi.”Kendrick sangat menyesali perbuatannya saat itu. Hal paling menyakitkan dalam hidupnya adalah mengambil keputusan yang sering dianggap sepele. Kendrick tak mengerti mengapa semua hal yang dia anggap kecil selalu menjadi besar, seperti keputusannya untuk menyembunyikan Kakek Bretton dan ayahnya di ruangan yang dia anggap aman.Padahal mereka berdua masing-masing telah dia berikan

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   59. Efek Pelukan

    Bibir Lily semakin terangkat dengan sudutnya yang menurun. Sangat menyakitkan baginya untuk semua itu. Dia masih tak bisa meninggalkan Kendrick.Tanpa ragu-ragu lagi, Lily memeluk Kendrick dengan erat. Merasakan hangatnya tubuh Lily, membuat Kendrick merasa panas dingin. Kendrick meneguk salivanya sendiri saat merasakan kedua tangan kecil Lily yang melingkar ditubuhnya itu memberikan sensasi geli yang terangsang syahwatnya.Kendrick tak memedulikan apa yang sedang Lily pikirkan, dia sedang berusaha menahan dirinya untuk tak melakukan apa pun.“Tuan, kau tak mau bertemu denganku lagi bukan karena kau ingin pindah alam, kan?”Kendrick tak menyangkal apa yang dia katakan. Bisa-bisanya gadis itu berpikir seperti itu?“M-maksudnya?”Lily melepaskan pelukannya dan melihat pada Kendrick. Mata mereka saling bertemu dengan saling bertanya-tanya.“Tuan tidak paham?”Pria itu merasa malu dengan pertanyaan bodohnya itu. Mengalihkan pandangan ke hal lain sambil memikirkan cara untuk menjaw

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   58. Pelukan Hangat Perpisahan

    “Melepasmu?”“Untuk apa aku takut melepasmu, Lily?”Kendrick tersenyum, lalu tertawa. Saat itu sebenarnya dia menertawakan dirinya sendiri yang berpikir aneh. Lily bukanlah segalanya, dia hanya gadis yang dia tawan di rumahnya dan dirinya malah menaruh perasaan pada gadis itu.Senyum pria itu memudar dengan begitu cepat. Dia menjadi tampak murung.“Selamat, Lily.”Kendrick menjulurkan tangannya pada gadis itu. Tapi Lily hanya memerhatikan tanpa menggerakkan tangannya sedikit pun.“Selamat akhirnya kau bertemu dengan orang tuamu. Hari ini adalah hari berakhir kita bertemu. Setelah ini kita akan benar-benar berpisah.”Kendrick bahkan tak menurunkan tangannya walaupun tahu Lily hanya diam saja.”Lily mulai mengerti dengan maksudnya, dia tak mengerti mengapa Kendrick tak mau menemuinya lagi setelah ini.Dengan senyum lebar dia menerima jabatan tangannya. “Terima kasih, Tuan. Terima kasih atas semuanya.”Kendrick merasa seperti berkeringat panas dingin. Dia merasa senang sekaligu

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   57. Berat Untuk Melepasnya

    Kendrick merebahkan tubuh di sofa. Pandangan matanya kosong tertuju pada langit-langit atap. Dadanya terasa seperti panas, terkadang dia menghirup nafas dengan berat dan menghembuskannya seakan menghembuskan kesedihannya.Hari ini Lily dan Liza masih belum datang, padahal sudah jam dua siang. Entah ke mana kedua gadis itu sampai selama ini. Tapi Kendrick tak merasa khawatir karena ada Danielle yang menjaganya.Walau begitu Kendrick tetap tak bisa tenang. Di pikirannya hanya ada wajah Lily. Kendrick masih ingat saat pertama kali bertemu dengan gadis itu, Lily begitu ketakutan melihat dirinya kala itu. Bagi Kendrick gadis itu berbeda dengan gadis lainnya, yang selalu menginginkan uang, barang branded dan hidup yang mewah, sedangkan Lily yang terpenting hanya makan.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Kendrick masih merasa dia baru kemarin membawa Lily ke rumah ini. Sekarang Lily telah menemukan keluarganya. Sebentar lagi, Kendrick tak akan mendengarkan suaranya lagi di rumah ini.

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   56. Kebahagiaan di Wajah Alexandria

    “Iya. Aku sebenarnya sedih melihat Lily yang dirundung seperti itu. Sebenarnya Lizy sudah memperingatkan Lily untuk tidak curiga jika keluarga Hartberg itu keluarganya.” “Gadis itu seperti tidak ingin jika Lily itu benar-benar adik kandungnya. Dia bahkan sampai meneriaki Lily agar tidak mendekati keluarganya lagi di depan umum.” Darah Nyonya Alexandria sebenarnya memuncak sampai ubun-ubun sampai wajahnya sedikit memerah. Tangannya mengepal begitu erat. Dia menghela nafas, berusaha mengeluarkan udara panas dalam tubuh. “Maafkan dia, Kendrick. Kau pasti juga marah karena Lizy sangat jahat dengan Lily.” “Sifat Lizy memang begitu. Aku tidak tahu mengapa, aku bahkan tidak bisa mengubah sifatnya meskipun aku sendiri sering memarahi anak itu.” “Tapi mungkin setelah lama serumah dengan Lily, mungkin sifatnya akan berubah. Lily sepertinya gadis yang baik dan perhatian. Mungkin dia bisa mengubah sifat anak pertamaku itu.” Alexandria mengembangkan senyumnya, tapi dia tidak bisa

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   55. Menjadi Ikhlas

    Pintu mobil terbuka. Pria bertubuh kekar dengan kemeja putih yang memperlihatkan tubuh indahnya keluar. Sorot pandangnya tertuju pada rumah wanita yang kerap di sapa Nyonya Alexandria. Dia bukanlah sembarang wanita, dia adalah memilik perusahaan brand pakaian terbesar di seluruh negeri.Mulai melangkahkan kaki. Hari ini Kendrick berniat mempermalukan Lizy di hadapan keluarganya langsung, gadis yang pernah menolak cintanya dan menghinanya saat masih kuliah. Mungkin berbalas dendam pada gadis seperti itu adalah tindakan pengecut yang tidak maskulin. Namun, demi memulangkan tawanan kesayangannya itu, Kendrick terpaksa melakukannya dan tak memikirkan apa yang akan terjadi padanya nanti.Kendrick tak bisa berbohong pada dirinya sendiri. Dia sudah terlanjur mencintai Lily. Terlanjur sayang dan tak ingin kehilangan gadis itu.Dia mungkin bisa saja menikahi Lily setelah gadis itu resmi menjadi anggota keluarga Hartberg. Tapi dia tak bisa, itu semua karena dia telah membuat janji dengan s

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   54. Video Rekaman

    “Maaf, Lizy. Aku tidak menyuruh ibumu untuk menemuiku. Dia sendiri yang tiba-tiba datang.”Tatapan Lizy semakin menajam sinis. “Aku tidak peduli akan itu.”“Di sini aku hanya mengingatkanmu, jika kau mengulangi kesalahan yang sama lagi, maka kau akan lihat sendiri nanti akibatnya!” Gadis tak beradap itu enyah dari hadapannya. Lily melihatnya dari bawah hingga ke atas, seringai licik menghiasi bibirnya.Liza masih bingung dengan apa yang sedang terjadi. Gadis yang tadi itu adalah salah satu pewaris kekayaan keluarga Hartberg. Permasalahan apa yang Lily hingga dia begitu marah?“Kau punya masalah apa dengan anak konglomerat itu?” tanya Liza begitu penasaran. Senyum Lily mengembang. “Masalah kecil. Lagi pula itu juga kesalah pahaman. Nanti dia akan menyadarinya sendiri, kok.”Hal yang mereka tidak ketahui. Di balik itu semua adalah pria dengan hoodie hitam, kacamata bening dan masker yang telah merekam semua kejadian itu. Dia adalah Danielle Perterson, pesuruh sekaligus mata-m

DMCA.com Protection Status