Share

65. Rahasia Hati

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-04 22:51:24

Flora mengetuk layar ponselnya berulang-ulang kali untuk memeriksa apakah ada pesan masuk dari Devan. Namun, sudah hampir tiga jam dia menunggu tidak ada satu pun pesan masuk dari Devan.

Ke mana Devan? Kenapa lelaki itu tidak membalas pesannya?

"Sialan!" Flora membanting ponselnya dengan kesal hingga membuat layarnya retak. Dia sudah rela datang ke Indonesia dan meninggalkan keluarganya agar bisa kembali bersama Devan, tapi lelaki itu malah mengabaikannya.

Menyebalkan!

Flora mengubek-ubek tas selempangnya untuk mencari rokok. Wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu memang selalu merokok jika pikirannya sedang kacau seperti sekarang. Gerakan tangannya tiba-tiba terhenti ketika menemukan sebuah undangan yang ada di dalam tas. Senyum sinis menghiasi bibir Flora ketika melihat undangan reuni yang diadakan oleh teman-temannya saat SMA bersama Devan. Dia akan memanfaatkan acara itu untuk bertemu dengan Devan dan menjelaskan semuanya. Setelah itu dia akan membuat Devan kembali jatuh ke p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   66. Petaka Reuni

    "Uncle Bara!" Cherry berlari kecil menghampiri Bara ketika datang ke sekolah untuk menjemputnya lalu mengulurkan kedua tangannya ke atas, minta digendong.Bara pun segera meraih tubuh mungil Cherry ke dalam gendongan dan mengecup kedua pipi Cherry dengan penuh sayang. Bara dan Cherry memang pernah bertemu selama beberapa kali. Cherry pun merasa nyaman berada di dekat lelaki itu."Cherry kangen sekali sama Uncle." Cherry mengecup kedua pipi Bara sekilas membuat lelaki yang dicium terkikik geli."Loh, kok, sama?" Bara pura-pura terkejut. "Uncle juga kangen sekali sama Cherry."Cherry terkikik geli karena Bara mengusap puncak kepalanya dengan lembut."Cie, ada yang lagi kangen-kangenan, nih. Udah selesai belum kangen-kangenannya?""Belum," jawab Bara dan Cherry kompak membuat Seika mendengkus kesal. Padahal dia ingin menggoda Bara dan Cherry, tapi mereka malah balik menggodanya.Menyebalkan!Bara membuka pintu mobilnya bagian belakang lalu mendudukkan Cherry di sana. Tidak lupa dia memas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   67. Retak

    Flora menarik napas panjang lalu memberitahu Devan alasan yang membuatnya meninggalkan lelaki itu sepuluh tahun lalu."Aku didiagnosa menderita penyakit kanker oleh dokter. Mama dan papa langsung membawaku ke luar negeri untuk berobat. Aku tidak sempat memberitahu kamu kondisiku yang sebenarnya karena aku merasa sangat kalut saat itu. Sepuluh tahun lebih aku berjuang melawan penyakitku demi kamu. Begitu sembuh aku langsung kembali ke Indonesia demi kamu. Aku merasa sangat menyesal sudah pergi meninggalkanmu begitu saja dan ingin memulai semuanya lagi dari awal. Tapi—"Flora kembali menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. Kesedihan terpancar jelas dari kedua sorot matanya ketika melihat Devan."Tapi kamu ternyata sudah memiliki anak dan menikah dengan Seika. Apa aku sudah terlambat, Van?"Napas Devan tercekat di dalam tenggorokan. Dia pikir Flora pergi karena sudah tidak mencintainya lagi, tapi Flora ternyata menderita sakit yang lumayan parah. Mantan kekasihnya itu b

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   68. Asing

    Bara mengendarai sedan hitamnya sedikit kencang menuju rumah keluarga Marcellio sambil sesekali melirik Seika yang duduk tepat di sampingnya. Gadis itu sejak tadi hanya diam sambil menatap kosong jalanan yang ada di sampingnya. Helaan napas panjang pun belurang kali lolos dari bibirnya.Rasanya Bara ingin sekali bertanya kenapa Seika terlihat sedih malam ini. Namun, sekarang bukan waktu yang tepat. Dia akan bertanya jika suasana hati Seika sudah lebih baik.Seika berulang kali menghela napas panjang. Entah kenapa dia tidak bisa berhenti memikirkan Devan dan Flora. Sampai sekarang Seika masih tidak menyangka Devan tega meninggalkannya di hotel sendirian. Suaminya itu bahkan mengabaikan semua teleponnya.Apa Devan masih mencintai Flora? Jika Devan masih mencintai Flora kenapa lelaki itu menikahinya?"Seika." Bara berulang kali memanggil Seika, tapi gadis itu sepertinya sedang sibuk dengan pikirannya sendiri."Seika!""Ya?" Seika terggap karena Bara menepuk punggung tangannya pelan."Kit

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   69. It's Hurt

    Seika mengerang tertahan karena kepalanya terasa sangat sakit ketika dia pertama kali membuka mata. Namun, dia memaksakan diri untuk bangun lalu duduk di atas tempat tidur. Helaan napas panjang lolos dari bibir mungil Seika ketika mengingat Devan yang kembali bersikap dingin pada dirinya. Padahal sebelum pergi ke acara reuni dan bertermu dengan Flora, Devan masih bersikap hangat seperti biasa.Apa mungkin semua ini gara-gara Flora?Seika tanpa sadar menggelengkan kepala. Dia tidak boleh menuduh Flora sembarangan karena wanita itu belum tentu yang membuat Devan berubah. Dia harus bertanya sendiri pada Devan untuk memastikan, mungkin saja ada sesuatu yang salah dari dirinya hingga membuat Devan berubah. Ya, mungkin saja.Seika membetulkan selimut yang menutupi tubuh Cherry lalu beranjak ke kamar mandi. Dia mencuci wajahnya agar terlihat lebih segar, setelah itu memandangi bayang dirinya di dalam cermin.Wajah Seika terlihat sangat bengkak sekarang, mata dan hidungnya terlihat memerah kar

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   70. Dua Sisi yang Berbeda

    Devan merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya yang bergetar. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika membaca pesan masuk dari Flora.Flora :[Kamu di mana, Van?][Kamu nanti jadi mampir ke hotel sebelum pergi ke kantor, kan?]Tanpa menunggu waktu lama, Devan pun segera mengirim pesan balasan untuk Flora.Devan :[Saya masih di basemen. Mau otw sekarang. Kamu mau dibawain apa?]Flora :[Aku mau kamu]Wajah Devan sontak bersemu merah, jantung pun berdebar hebat setelah membaca pesan dari Flora seperti orang yang baru pertama kali jatuh cinta.Banyak orang yang mengatakan jika cinta pertama tidak akan pernah berhasil, tapi hal itu sepertinya tidak berlaku bagi Devan. Dia akan memperjuangkan kembali cinta pertamanya jika ada kesempatan meskipun dia harus menyakiti Seika.Devan :[Flora saya serius. Kamu mau dibawain apa?]Flora :[Aku mau bubur ayam yang ada di dekat perempatan sekolah kita dulu sama kue cubit]Devan :[Baiklah. Cuma itu?]Flora :[Mau es krim juga]Devan :[Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   71. Menegarkan Hati

    Aku saranin dengerin lagu Can You See My Heart - Heize waktu baca part ini. Selamat membaca (⌒▽⌒)Seika kembali menguap lalu melihat jam yang menempel di dinding ruang tamu. Jarum pendek menunjuk angka dua belas, sedangkan jarum panjang menunjuk angka sembilan. Pantas saja dia merasa sangat mengantuk, ternyata sekarang hampir tengah malam. Namun, Devan belum juga pulang.Di mana, Devan? Kenapa lelaki itu tidak memberi kabar jika ingin pulang terlambat?Rasanya Seika ingin sekali tidur kamar, tapi dia berusaha keras menahan rasa kantuknya karena ada hal penting yang harus dia bicarakan dengan Devan. Tentang hubungan mereka.Seika berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau pernikahannya dan Devan pasti akan bertahan seperti yang yang Bara katakan tadi siang. Dia hanya perlu membangun komunikasi yang baik dengan Devan dan menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka. Sekarang yang harus dia lakukan hanyalah bersabar menunggu Devan pulang.Detik demi detik berlalu, kedua mata Seika

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   72. Pesan yang Tidak Tersampaikan

    Ini sudah hari kelima, dan selama itu pula Seika setia menunggu Devan pulang hingga larut malam. Telepon dan pesan yang dia kirim untuk Devan tidak ada satu pun yang dibalas, padahal dia dan Cherry sangat merindukan lelaki itu.Helaan napas panjang lolos dari bibir mungil Seika, kedua matanya menatap nanar layar ponselnya yang menampilkan foto pernikahannya dengan Devan. Kemarin dia menelepon Pramudya, sekretaris sekaligus orang kepercayaan Devan itu mengatakan kalau Devan sudah kembali dari luar kota sejak tiga hari yang lalu. Namun, Devan belum pulang sampai sekarang.Kenapa Devan tidak pulang? Apa lelaki itu sedang bersama Flora?Seika menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi sesak yang tiba-tiba menghimpit di dalam dadanya. Entah kenapa oksigen di sekitar Seika seolah-olah lenyap. Dadanya sesak. Seika sebenarnya tidak ingin berpikir macam-macam tentang Devan. Namun, sikap lelaki itu akhir-akhir ini membuat pikiran dan perasaannya mendadak tidak tenang. Apa lagi dia pernah menden

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   73. Kabar Buruk

    Seika tidak benar-benar tidur semalam. Setiap satu jam sekali dia selalu terbangun lalu memeriksa ponselnya. Helaan napas panjang kembali terdengar, perasaan hampa selalu datang menyelimuti dirinya setiap kali memikirkan Devan. Lima hari tidak bertemu membuat rasa rindu kian memupuk. Obatnya hanya temu, tapi Devan seolah-olah jemu.Seika berbaring telentang sambil memandangi langit-langit kamar. Sejenak dia memejamkan mata karena kepalanya begitu berisik sekarang. Seika pernah kecewa, patah, dan hancur karena cinta. Seika pikir dia sudah terbiasa dengan rasa sakitnya. Akan tetapi kenyataannya begitu sulit, hatinya benar-benar sakit.Seika merasa sangat lelah dan ingin menyerah. Namun, hati kecilnya meminta untuk bertahan karena rumahnya hanyalah Devan.Seika membetulkan selimut yang menutupi tubuh Cherry lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Dengan memasak setidaknya dia bisa mengalihkan sedikit pikirannya dari Devan. Seika mengeluarkan kornet, telur, tomat, dan timun dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25

Bab terbaru

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 2

    Devan mengerjapkan kedua matanya perlahan ketika cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika melihat Seika yang masih tertidur lelap di dalam dekapannya.Waktu ternyata berjalan dengan begitu cepat. Tidak terasa sudah dua tahun lebih dia menjalani hidup rumah tangga bersama Seika. Devan pikir dia akan merasa jenuh, tapi perasaannya pada Seika ternyata tidak berubah, malah tumbuh semakin besar.Devan mendekap Seika semakin erat lalu mendaratkan sebuah kecupan manis di bibir gadis itu. Sebuah rutinitas yang selalu dia lakukan setiap pagi."Kamu udah bangun, Mas?" "Iya."Tumben banget Mas udah bangun. Memangnya sekarang jam berapa, sih?"Devan melirik jam yang menempel di dinding kamar sebelum menjawab pertanyaan Seika."Hampir jam tujuh."Kedua mata Seika sontak terbuka, dia ingin bangun karena harus menyiapkan sarapan untuk Devan dan Cherry, tapi kepalanya mendadak terasa pusing."Kamu baik-

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 1

    Devan terpaksa menunda bulan madunya yang kedua bersama Seika karena Bara tidak memberinya waktu untuk beristirahat sedikit pun semenjak menggantikan Pramudya menjadi sekretaris sekaligus orang kepercayaannya. Sejak pagi dia harus memeriksa laporan, lalu meninjau proyek pembangunan hotel baru miliknya setelah itu bertemu dengan beberapa investor dari luar negri sampai sore. Rasanya benar-benar melelahkan.Devan melonggarkan dasi yang terasa seperti mencekik lehernya setelah itu menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku. Helaan napas panjang lolos dari bibirnya setelah melihat tumpukan berkas yang ada di atas meja. Entah kenapa berkas tersebut masih banyak padahal dia sudah memeriksanya sejak tadi."Aku sudah selesai merevisi perjanjian kerja sama dengan CT Corp. Jangan lupa baca berkas perjanjian itu dengan teliti sebelum tanda tangan." Bara meletakkan berkas yang dibawanya tepat di depan Devan."Apa kamu tidak lihat sekarang jam berapa?"Bara melihat benda mungil bertali yang m

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   100. Perfect Happines

    "Jadi gimana? Mas udah dapat izin dari Bara buat ajak aku tinggal di rumah lagi?" Seika meletakkan sendoknya karena es krim-nya sudah habis.Mereka mampir ke sebuah toko es krim setelah menjemput Cherry di sekolah. Devan seperti seorang pengasuh yang sedang menjaga dua bayi sekarang, sejak tadi yang dia lakukan hanya diam memandangi Seika dan Cherry yang begitu lahap menyantap es krim mereka."Mau tambah lagi?"Seika refleks mengangguk mendengar pertanyaan Devan barusan karena satu gelas es krim tidak akan bisa membuatnya kenyang. Namun, sedetik kemudian dia menggelengkan kepala. "Ish ... jawab dulu pertanyaanku. Bara ngasih Mas izin nggak buat bawa aku?"Devan mengangguk lalu mencomot satu buah cookies milik Cherry yang ada di atas meja. Rasanya ternyata terlalu manis dan Devan kurang menyukainya, kecuali bibir Seika. Entah kenapa bibir gadis itu seperti candu yang membuatnya selalu ketagihan."Sungguh?" Seika menatap Devan dengan pandangan tidak percaya."Iya ...," jawab Devan sambi

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   99. Syarat

    Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam ruangan serba putih itu tidak berhasil mengusik sepasang sejoli yang sedang tidur di atas ranjang. Seika tidur begitu nyenyak dalam dekapan Devan. Dia bahkan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Devan seolah-olah dada lelaki itu adalah tempat paling nyaman baginya.Devan semakin mempererat dekapannya ketika merasakan pergerakan kecil dari Seika. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika teringat dengan kejadian yang dialaminya semalam. Devan tidak pernah menyangka kalau Seika akhirnya mau memaafkan semua kesalahannya dan memberi kesempatan. Padahal kesalahan yang dia lakukan sangat fatal. Dia benar-benar beruntung.Devan bersumpah, dia akan berusaha untuk membahagiakan Seika dan tidak akan pernah menyakiti hati gadis itu. Itu janjinya."Terima kasih sudah memberi saya kesempatan, Seika. I love you ...." Devan mengecup puncak kepala Seika dengan begitu dalam seolah-olah mencurahkan seluruh perasaannya pada gadis itu.Apa yang

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   98. Love Began

    "Seika."Seika tergagap ketika Bara menyentuh lengannya pelan."Kita sudah sampai."Seika mengedarkan pandang ke sekitar. Dia tidak menyadari jika mobil yang membawanya berhenti di depan rumahnya karena terlalu memikirkan Devan.Bara melepas sabuk pengamannya, setelah itu turun dan membukakan pintu mobil untuk Seika. "Hati-hati," ucapnya sambil menaruh telapak tangannya di atas puncak kepala Seika untuk melindungi gadis itu.Seika mengangguk, dia turun dengan hati-hati dari mobil Bara. Namun, dia nyaris terjatuh karena kedua lututnya terasa gemetar, untung saja Bara dengan cepat menahan tubuhnya."Kamu baik-baik saja?" Raut cemas tergambar jelas di wajah tampan Bara. Kedua tangannya melingkar di pinggang Seika dengan erat."Kepalaku pusing."Tanpa banyak kata Bara menggendong Seika ala brydal style masuk ke dalam rumahnya. Seika menyandarkan kepalanya di dada bidang Bara, tubuhnya terasa sangat lemas karena kebanyakan menangis. Apa lagi tidak ada makanan apa pun yang masuk ke dalam pe

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   97. Apa Ini Akhir?

    Bara menghela napas panjang, padahal tadi siang langit terlihat begitu cerah. Namun, sekarang malah turun hujan, bahkan sangat deras. Cuaca akhir-akhir ini memang sulit diprediksi, apa lagi di pergantian musim seperti sekarang. Saat siang cuaca terasa sangat panas, tapi bisa sangat dingin ketika malam.Bara melihat benda mungil bertali yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Ternyata sekarang sudah jam delapan malam. Entah kenapa perasaan Bara sejak tadi tidak tenang. Dia terus kepikiran dengan Seika padahal gadis itu pasti sedang bersenang-senang bersama Cherry dan Devan.Jujur saja Bara sampai sekarang masih memiliki perasaan pada Seika. Namun, dia akan berusaha keras melupakan perasaannya karena bagaimana pun juga Seika sudah menjadi milik Devan."Anak ibu kenapa? Ibu perhatikan kamu melamun terus dari tadi."Bara sontak menoleh, menatap sang ibu yang sedang menyentuh lengannya dengan lembut. "Bara baik-baik saja, Bu," jawabnya sambil mengulas senyum pada wanita yang sudah melah

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   96. Pupus

    Suasana Univers Cafe pagi ini tidak begitu ramai, mungkin karena tempat makan itu baru saja dibuka. Biasanya Devan selalu datang tepat pukul sembilan. Namun, lelaki itu belum kelihatan batang hidungnya sampai sekarang.Apa mungkin Devan tidak datang?"Ini pesanan Anda, Nona. Selamat menikmati." Seika menaruh sepiring nasi goreng sea food di atas meja sambil melirik ke arah pintu. Raut kecewa tergambar jelas di wajah cantiknya karena lelaki yang dia tunggu sejak tadi tidak kunjung datang.Kenapa Devan tidak datang? Apa lelaki itu sudah lelah memperjuangkannya?"Maaf, saya tidak pesan nasi goreng sea food, Mbak."Seika tergagap, dia pun buru-buru mengambil nasi goreng tersebut dan meminta maaf. "Maaf, saya salah meja.""Tidak apa-apa, Mbak."Seika tersenyum sungkan pada pelanggan tersebut lalu mengantar nasi goreng sea food yang dibawanya ke meja nomor empat."Salah nganter pesanan lagi?" tanya salah satu temannya ketika dia kembali ke belakang."Enggak.""Bohong. Aku tadi lihat sendiri

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   95. Kode

    Seika mengusap rambutnya yang sedikit basah dengan handuk kecil sambil melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja. Tanpa sadar dia mendengkus kesal karena tidak ada notifikasi masuk di ponselnya padahal Devan biasanya selalu memberi kabar jika sudah tiba di rumah.Kenapa Devan tidak memberi kabar sampai sekarang? Apa lelaki itu belum tiba di rumah?"Ish! Aku kenapa, sih?" Seika refleks memukul kepalanya sendiri setelah menyadari apa yang baru saja dia pikirkan. Seharusnya dia tidak perlu merasa cemas karena dia masih marah dengan Devan. Namun, Seika tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau dia khawatir dengan lelaki itu.Haruskah dia menghubungi Devan lebih dulu?Seika pun mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam sambil memandangi layar ponselnya. Rasanya Seika ingin sekali mengirim pesan pada Devan. Namun, dia terlalu gengsi untuk melakukannya. Lagi pula dia seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan lelaki itu.Seika me

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   94. One Step Closer

    "Seika, aku pulang dulu, ya?""Iya," sahut Seika sambil menyeret satu kantong plastik sampah berukuran besar ke belakang untuk dibuang. Gadis itu menjadi orang terakhir yang berada di Univers Cafe karena mendapat tugas untuk menutup kafe hari ini."Butuh bantuan?"Seika mendongak agar bisa menatap wajah temannya yang berdiri tepat di hadapan sebelum membuang kantong sampah terakhir yang dia bawa ke tempat pembuangan sampah."Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri," tolaknya halus."Jangan lupa periksa kembali bahan makanan yang ada di kulkas dan oven sebelum pulang.""Iya."Selesai membuang sampah, Seika bergegas memeriksa bahan makanan di kulkas untuk besok. Tidak lupa dia memeriksa oven apakah sudah dimatikan dengan benar agar tidak terjadi kebakaran. Setelah selesai dia segera bersiap untuk pulang dan mengunci pintu kafe.Seika duduk sendirian di depan kafe menunggu ojek online yang dia pesan datang karena Bara tidak bisa menjemputnya. Lelaki itu sedang menunggu sang ibu yang m

DMCA.com Protection Status