Share

36. Noah

Author: Aeris Park
last update Last Updated: 2023-03-01 15:04:31

"Jam lima sore di Amus Restourants. Ingat, jangan sampai telat."

Kening Devan berkerut dalam melihat secarik kertas yang Diana berikan pada dirinya. "Apa ini?"

"Mama sudah pesan meja di Amus Restourants buat kencan buta kamu sama anak teman mama."

"Apa?!" Devan tersentak. Dia tidak pernah menyangka Diana akan menyuruhnya untuk mengikuti kencan buta. Wanita yang sudah melahirkannya itu bahkan sudah memesan meja di Amus Restourants agar dia cepat menikah.

"Apa ucapan mama kurang jelas, Devan?"

Devan mendesah panjang. Sumpah demi apa pun dia malas sekali ikut kencan buta. Sebenarnya dia tidak perlu repot-repot mengikuti kencan buta karena dia bisa memilih perempuan mana pun untuk dijadikan istrinya. Namun, Devan tidak mau menikah lagi.

"Sudah berapa kali Devan katakan. Devan tidak mau—"

"Mama tidak mau mendengar alasan apa pun. Mama akan terus meminta kamu ikut kencan buta sampai kamu mau menikah lagi, Devan."

"Mama!"

Diana meneguk segelas air putih yang ada di atas meja sebelum bicara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Syofi Wenda
mana up-nya,,,,,
goodnovel comment avatar
RRY Channel
kok up ny lama y
goodnovel comment avatar
sahwi
up nya jangan lama lama thor... semangat ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   37. Kejujuran Hati

    Noah berdecak kesal, padahal dia masih ingin dekat dengan Seika, tapi Devan malah menariknya dengan paksa agar menjauh dari gadis itu. "Pamanku posesif sekali.""Sstt, diam!" sengit Devan dengan mata melotot. Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri yang tanpa sadar menjauhkan Noah dari Seika. Apa dia cemburu?Noah terkekeh geli melihat tingkah Devan. Sejak dulu pamannya itu memang posesif jika menyangkut orang yang disayanginya dan dia menyadari hal itu. "Cherry mau diantar sekolah sama siapa? Papa atau Kak Noah?" Devan menatap Cherry dengan lekat. Dalam hati dia berharap semoga Cherry memilihnya agar dia bisa menjauhkan Seika dari Noah.Bukan tanpa alasan kenapa Devan ingin menjauhkan Seika dari Noah sebab keponakannya itu suka sekali menggoda perempuan. Apalagi jika perempuan itu cantik seperti Seika.Devan tersentak setelah menyadari apa yang baru saja dirinya pikirkan. Apa dia sekarang mengakui kalau Seika cantik?Devan tanpa sadar menggelengkan kepala. Seika memang cantik, tapi

    Last Updated : 2023-03-03
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   38. Ragu

    "Ayo, Seika. Aku akan mengantarmu pulang sekarang."Suara Noah barusan sukses membuat Devan tersadar dari lamunan. Dia sontak menatap Noah dan Seika bergantian. Padahal Seika baru pertama kali ini bertemu dengan Noah, tapi mereka terlihat sangat akrab seolah-olah sudah mengenal lama."Tu-tunggu! Kalian mau pergi ke mana?"Noah menghela napas panjang. "Aku tadi kan, sudah bilang kalau mau mengantar Seika pulang, Paman.""Kenapa kamu tiba-tiba ingin mengantar Seika pulang? Memangnya Pak Maman ke mana?" Devan menatap Noah dengan tajam."Aku memang ingin mengantar Seika pulang. Pak Maman sedang ngopi di belakang. Ayo, Seika! Kita pergi sekarang!"Kedua mata Devan sontak membulat, seolah-olah ingin loncat keluar dari tempatnya melihat Noah yang tiba-tiba menggenggam tangan Seika. Apa keponakannya itu sengaja ingin membuatnya kesal?"Kak Noah, Cherry ikut!" Cherry yang berada di dalam gendongan Devan cepat-cepat minta turun lalu ikut Noah mengantar Seika pulang."Ayo!"Devan lagi-lagi hanya

    Last Updated : 2023-03-04
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   39. Pengorbanan

    Sekarang sudah hampir jam sepuluh malam, tapi Devan masih berkutat dengan tumpukan berkas yang ada di atas meja kerjanya. Devan berusaha keras memahami materi yang disiapkan Pramudya tadi siang agar dia tidak melakukan kesalahan saat memimpin rapat hari Senin depan. Namun, tidak ada satu pun materi yang berhasil masuk ke dalam pikirannya karena dia terus memikirkan Seika.Devan melepas kaca mata minus yang sejak tadi bertengger di hidung mancungnya, lalu meletakkan benda itu di samping foto pernikahannya dan Elea. Enam tahun lalu, tepatnya tanggal 12 Januari dia resmi menikahi Elea. Wanita yang berhasil mencuri hatinya sejak pandangan pertama.Hari itu menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Devan. Dia merasa menjadi lelaki paling beruntung di dunia karena bisa mendapatkan wanita yang sangat baik dan cantik seperti Elea. Dengan sangat yakin dia mengucapkan janji untuk selalu setia dan membahagiakan Elea sampai maut memisahkan di depan seluruh keluarga, teman, serta tamu yang hadir

    Last Updated : 2023-03-05
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   40. Kencan Buta

    Seika terus berbalik mencari posisi tidur yang nyaman, malam ini dia tidak bisa tidur karena ucapan Diana tadi terus terngiang-ngiang di pikirannya. Seika tidak pernah menyangka Diana tiba-tiba memintanya untuk menjadi mama tiri Cherry.Apa Diana sudah kehilangan akal? Kenapa wanita itu ingin sekali menjadikannya sebagai menantu?Helaan napas panjang keluar dari bibir mungil Seika. Dia bukan berasal dari keluarga kaya dan hanya tamat SMA. Rasanya aneh sekali jika Diana ingin menjadikannya sebagai menantu karena Devan bisa mendapatkan gadis yang jauh lebih baik darinya. Dia merasa tidak pantas menjadi pendamping hidup Devan. Apa lagi lelaki itu sampai sekarang masih mencintai mendiang istrinya.Seika kembali menghela napas panjang lalu melihat jam yang menempel di dinding kamar. Ternyata sekarang sudah hampir jam sepuluh malam, tapi kedua matanya sulit sekali untuk dipejamkan.Seika merasa sangat bingung sekarang. Biasanya dia selalu meminta saran dari Satria. Namun, Satria tadi terlih

    Last Updated : 2023-03-10
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   41. I Adore You

    Seika tersentak melihat seorang lelaki berwajah tampan yang tiba-tiba duduk di kursi kosong yang berada tepat di hadapannya. Aroma parfum mahal yang menguar dari tubuh lelaki itu seketika menyeruak di indra penciumannya. Aroma yang menenangkan sekaligus membuat jantungnya berdebar.Kenapa Devan bisa ada di restoran yang sama dengannya? Apa lelaki itu mengikutinya?"Kenapa Bapak bisa ada di sini?""Kamu sendiri?" Devan malah balik bertanya sambil menatap Seika dengan lekat. Gadis itu terlihat cantik dalam balutan gaun sabrin tanpa lengan berwarna peach yang melekat sempurna di tubuhnya. Bahu dan punggung gadis itu terlihat jelas, mengundang tatapan nakal dari beberapa pengunjung laki-laki yang ada di restoran.Apa Seika tidak sadar kalau sejak tadi banyak lelaki yang menatapnya lapar?"Saya sedang menemani Noah. Kalau Bapak?"Devan malah mengangkat sebelah alisnya alih-alih menjawab pertanyaan Seika. Entah mengapa firasatnya mengatakan pertemuannya dengan Seika di restoran ini bukanlah

    Last Updated : 2023-03-12
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   42. You Are Mine

    'I adore you, Seika. I ADORE YOU ....' Seika bergeming di tempat dengan jantung berdetak hebat karena ucapan Devan barusan terus terngiang-ngiang di telinganya. Dia tidak terlalu bodoh untuk mengartikan kalimat tersebut meskipun dia hanya lulusan SMA. Benarkah Devan menyukainya? Seika beranjak dari tempat duduknya begitu saja lalu pergi meninggalkan Devan. Seika yakin sekali Devan pasti salah bicara karena lelaki itu pernah memberitahu dirinya kalau masih mencintai mendiang istrinya. Devan tidak mungkin menyukainya. "Seika, tunggu!" Devan cepat-cepat menyusul Seika lalu mencekal pergelangan gadis itu. "Kenapa kamu pergi?" Seika berusaha melepas tangannya, tapi genggaman Devan malah semakin erat membuat beberapa pengunjung restoran sontak memperhatikannya. "Pak, lepas," pintanya karena tidak suka menjadi pusat perhatian. "Saya tidak akan melepasnya sebelum kamu menjawab pertanyaan saya. Ikut saya! Kita perlu bicara!" Devan menyeret Seika dengan paksa dan meminta gadis itu masuk k

    Last Updated : 2023-03-13
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   43. Sweetest Kiss

    Seika bergeming di tempat, selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam memandangi Devan yang sedang tersenyum miring pada dirinya. Wajah gadis itu seketika bersemu merah, jantung pun berdegup kencang ketika menyadari apa yang baru saja Devan lakukan. Meski hanya sekilas, lelaki itu sukses membuat wajahnya terasa panas."Mulai sekarang kamu menjadi milik saya. Dan saya tidak suka berbagi milik saya pada orang lain." Devan menegaskan kalimatnya agar Seika paham."Apa kamu sudah mengerti, Seika?"Seika mengangguk, seperti anjing yang patuh pada manjikannya. Gadis itu terlihat sangat menggemaskan membuat Devan tidak tahan untuk mengusap puncak kepalanya."Anak pintar."Seika mendengkus kesal lalu menyingkirkan tangan Devan dari atas kepalanya. "Kenapa Bapak suka sekali mencium saya, sih? Kita kan, tidak punya hubungan apa-apa, Pak.""Apa semuanya masih kurang jelas, Seika?" Devan menatap Seika dengan lekat."Hah?""I adore you and I want you to be mine, Seika. What should I do to

    Last Updated : 2023-03-15
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   44. Dimabuk Asmara

    Seika mengerjapkan kedua matanya perlahan. Kening gadis itu berkerut dalam ketika menyadari mobil yang ditumpanginya berhenti tepat di depan rumahnya."Kamu sudah bangun?"Seika menoleh, menatap lelaki berwajah tampan yang duduk di sebelahnya lalu mengangguk pelan. "Maaf ya, Pak, saya ketiduran. Seharusnya saya menemani Bapak biar nggak nyetir sendirian.""Hei, jangan minta maaf." Devan mengusap pipi Seika dengan lembut. "Tapi saya—" Seika sontak berhenti bicara karena Devan menaruh jari telunjuk tepat di atas bibirnya."Sstt! Jangan minta maaf, lagi pula saya sudah biasa nyetir sendirian.""Em, baiklah.""Apa saya boleh minta sesuatu, Seika?""Minta apa?""Jangan panggil saya bapak lagi."Seika menatap Devan dengan kening berkerut dalam. "Kalau tidak mau dipanggil bapak, aku harus panggil apa?""Panggil saya mas, kakak, atau sayang juga boleh.""Baiklah, Mas Devan," ucap Seika malu-malu. Devan gemas sekali melihatnya, membuatnya tidak tahan untuk mengusap puncak kepala Seika dengan

    Last Updated : 2023-03-18

Latest chapter

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 2

    Devan mengerjapkan kedua matanya perlahan ketika cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika melihat Seika yang masih tertidur lelap di dalam dekapannya.Waktu ternyata berjalan dengan begitu cepat. Tidak terasa sudah dua tahun lebih dia menjalani hidup rumah tangga bersama Seika. Devan pikir dia akan merasa jenuh, tapi perasaannya pada Seika ternyata tidak berubah, malah tumbuh semakin besar.Devan mendekap Seika semakin erat lalu mendaratkan sebuah kecupan manis di bibir gadis itu. Sebuah rutinitas yang selalu dia lakukan setiap pagi."Kamu udah bangun, Mas?" "Iya."Tumben banget Mas udah bangun. Memangnya sekarang jam berapa, sih?"Devan melirik jam yang menempel di dinding kamar sebelum menjawab pertanyaan Seika."Hampir jam tujuh."Kedua mata Seika sontak terbuka, dia ingin bangun karena harus menyiapkan sarapan untuk Devan dan Cherry, tapi kepalanya mendadak terasa pusing."Kamu baik-

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 1

    Devan terpaksa menunda bulan madunya yang kedua bersama Seika karena Bara tidak memberinya waktu untuk beristirahat sedikit pun semenjak menggantikan Pramudya menjadi sekretaris sekaligus orang kepercayaannya. Sejak pagi dia harus memeriksa laporan, lalu meninjau proyek pembangunan hotel baru miliknya setelah itu bertemu dengan beberapa investor dari luar negri sampai sore. Rasanya benar-benar melelahkan.Devan melonggarkan dasi yang terasa seperti mencekik lehernya setelah itu menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku. Helaan napas panjang lolos dari bibirnya setelah melihat tumpukan berkas yang ada di atas meja. Entah kenapa berkas tersebut masih banyak padahal dia sudah memeriksanya sejak tadi."Aku sudah selesai merevisi perjanjian kerja sama dengan CT Corp. Jangan lupa baca berkas perjanjian itu dengan teliti sebelum tanda tangan." Bara meletakkan berkas yang dibawanya tepat di depan Devan."Apa kamu tidak lihat sekarang jam berapa?"Bara melihat benda mungil bertali yang m

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   100. Perfect Happines

    "Jadi gimana? Mas udah dapat izin dari Bara buat ajak aku tinggal di rumah lagi?" Seika meletakkan sendoknya karena es krim-nya sudah habis.Mereka mampir ke sebuah toko es krim setelah menjemput Cherry di sekolah. Devan seperti seorang pengasuh yang sedang menjaga dua bayi sekarang, sejak tadi yang dia lakukan hanya diam memandangi Seika dan Cherry yang begitu lahap menyantap es krim mereka."Mau tambah lagi?"Seika refleks mengangguk mendengar pertanyaan Devan barusan karena satu gelas es krim tidak akan bisa membuatnya kenyang. Namun, sedetik kemudian dia menggelengkan kepala. "Ish ... jawab dulu pertanyaanku. Bara ngasih Mas izin nggak buat bawa aku?"Devan mengangguk lalu mencomot satu buah cookies milik Cherry yang ada di atas meja. Rasanya ternyata terlalu manis dan Devan kurang menyukainya, kecuali bibir Seika. Entah kenapa bibir gadis itu seperti candu yang membuatnya selalu ketagihan."Sungguh?" Seika menatap Devan dengan pandangan tidak percaya."Iya ...," jawab Devan sambi

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   99. Syarat

    Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam ruangan serba putih itu tidak berhasil mengusik sepasang sejoli yang sedang tidur di atas ranjang. Seika tidur begitu nyenyak dalam dekapan Devan. Dia bahkan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Devan seolah-olah dada lelaki itu adalah tempat paling nyaman baginya.Devan semakin mempererat dekapannya ketika merasakan pergerakan kecil dari Seika. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika teringat dengan kejadian yang dialaminya semalam. Devan tidak pernah menyangka kalau Seika akhirnya mau memaafkan semua kesalahannya dan memberi kesempatan. Padahal kesalahan yang dia lakukan sangat fatal. Dia benar-benar beruntung.Devan bersumpah, dia akan berusaha untuk membahagiakan Seika dan tidak akan pernah menyakiti hati gadis itu. Itu janjinya."Terima kasih sudah memberi saya kesempatan, Seika. I love you ...." Devan mengecup puncak kepala Seika dengan begitu dalam seolah-olah mencurahkan seluruh perasaannya pada gadis itu.Apa yang

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   98. Love Began

    "Seika."Seika tergagap ketika Bara menyentuh lengannya pelan."Kita sudah sampai."Seika mengedarkan pandang ke sekitar. Dia tidak menyadari jika mobil yang membawanya berhenti di depan rumahnya karena terlalu memikirkan Devan.Bara melepas sabuk pengamannya, setelah itu turun dan membukakan pintu mobil untuk Seika. "Hati-hati," ucapnya sambil menaruh telapak tangannya di atas puncak kepala Seika untuk melindungi gadis itu.Seika mengangguk, dia turun dengan hati-hati dari mobil Bara. Namun, dia nyaris terjatuh karena kedua lututnya terasa gemetar, untung saja Bara dengan cepat menahan tubuhnya."Kamu baik-baik saja?" Raut cemas tergambar jelas di wajah tampan Bara. Kedua tangannya melingkar di pinggang Seika dengan erat."Kepalaku pusing."Tanpa banyak kata Bara menggendong Seika ala brydal style masuk ke dalam rumahnya. Seika menyandarkan kepalanya di dada bidang Bara, tubuhnya terasa sangat lemas karena kebanyakan menangis. Apa lagi tidak ada makanan apa pun yang masuk ke dalam pe

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   97. Apa Ini Akhir?

    Bara menghela napas panjang, padahal tadi siang langit terlihat begitu cerah. Namun, sekarang malah turun hujan, bahkan sangat deras. Cuaca akhir-akhir ini memang sulit diprediksi, apa lagi di pergantian musim seperti sekarang. Saat siang cuaca terasa sangat panas, tapi bisa sangat dingin ketika malam.Bara melihat benda mungil bertali yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Ternyata sekarang sudah jam delapan malam. Entah kenapa perasaan Bara sejak tadi tidak tenang. Dia terus kepikiran dengan Seika padahal gadis itu pasti sedang bersenang-senang bersama Cherry dan Devan.Jujur saja Bara sampai sekarang masih memiliki perasaan pada Seika. Namun, dia akan berusaha keras melupakan perasaannya karena bagaimana pun juga Seika sudah menjadi milik Devan."Anak ibu kenapa? Ibu perhatikan kamu melamun terus dari tadi."Bara sontak menoleh, menatap sang ibu yang sedang menyentuh lengannya dengan lembut. "Bara baik-baik saja, Bu," jawabnya sambil mengulas senyum pada wanita yang sudah melah

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   96. Pupus

    Suasana Univers Cafe pagi ini tidak begitu ramai, mungkin karena tempat makan itu baru saja dibuka. Biasanya Devan selalu datang tepat pukul sembilan. Namun, lelaki itu belum kelihatan batang hidungnya sampai sekarang.Apa mungkin Devan tidak datang?"Ini pesanan Anda, Nona. Selamat menikmati." Seika menaruh sepiring nasi goreng sea food di atas meja sambil melirik ke arah pintu. Raut kecewa tergambar jelas di wajah cantiknya karena lelaki yang dia tunggu sejak tadi tidak kunjung datang.Kenapa Devan tidak datang? Apa lelaki itu sudah lelah memperjuangkannya?"Maaf, saya tidak pesan nasi goreng sea food, Mbak."Seika tergagap, dia pun buru-buru mengambil nasi goreng tersebut dan meminta maaf. "Maaf, saya salah meja.""Tidak apa-apa, Mbak."Seika tersenyum sungkan pada pelanggan tersebut lalu mengantar nasi goreng sea food yang dibawanya ke meja nomor empat."Salah nganter pesanan lagi?" tanya salah satu temannya ketika dia kembali ke belakang."Enggak.""Bohong. Aku tadi lihat sendiri

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   95. Kode

    Seika mengusap rambutnya yang sedikit basah dengan handuk kecil sambil melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja. Tanpa sadar dia mendengkus kesal karena tidak ada notifikasi masuk di ponselnya padahal Devan biasanya selalu memberi kabar jika sudah tiba di rumah.Kenapa Devan tidak memberi kabar sampai sekarang? Apa lelaki itu belum tiba di rumah?"Ish! Aku kenapa, sih?" Seika refleks memukul kepalanya sendiri setelah menyadari apa yang baru saja dia pikirkan. Seharusnya dia tidak perlu merasa cemas karena dia masih marah dengan Devan. Namun, Seika tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau dia khawatir dengan lelaki itu.Haruskah dia menghubungi Devan lebih dulu?Seika pun mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam sambil memandangi layar ponselnya. Rasanya Seika ingin sekali mengirim pesan pada Devan. Namun, dia terlalu gengsi untuk melakukannya. Lagi pula dia seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan lelaki itu.Seika me

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   94. One Step Closer

    "Seika, aku pulang dulu, ya?""Iya," sahut Seika sambil menyeret satu kantong plastik sampah berukuran besar ke belakang untuk dibuang. Gadis itu menjadi orang terakhir yang berada di Univers Cafe karena mendapat tugas untuk menutup kafe hari ini."Butuh bantuan?"Seika mendongak agar bisa menatap wajah temannya yang berdiri tepat di hadapan sebelum membuang kantong sampah terakhir yang dia bawa ke tempat pembuangan sampah."Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri," tolaknya halus."Jangan lupa periksa kembali bahan makanan yang ada di kulkas dan oven sebelum pulang.""Iya."Selesai membuang sampah, Seika bergegas memeriksa bahan makanan di kulkas untuk besok. Tidak lupa dia memeriksa oven apakah sudah dimatikan dengan benar agar tidak terjadi kebakaran. Setelah selesai dia segera bersiap untuk pulang dan mengunci pintu kafe.Seika duduk sendirian di depan kafe menunggu ojek online yang dia pesan datang karena Bara tidak bisa menjemputnya. Lelaki itu sedang menunggu sang ibu yang m

DMCA.com Protection Status