Selly tampak terkejut dan terdiam sejenak.Kemudian, dia langsung merobek hasil tes itu hingga hancur berkeping-keping, sambil menangis dan memeluk Joni, memohon padanya, “Ayah, aku benar-benar anakmu, jangan dengarkan hasutan orang luar!”Namun, Selly tak menyadari wajah pucat ibunya di sebelah, serta tangan wanita itu yang gemetar.Aku kemudian meletakkan sebuah perekam suara di meja dan memutarnya di hadapan tatapan bingung wanita itu.“Kamu bilang Selly itu anakku?”“Aku hamil setelah kita putus dulu. Aku bahkan berusaha keras agar Joni nggak mencurigainya.”“Aku nggak mau Selly hidup tanpa ayah. Sekarang Joni juga punya anak, nggak mungkin sepenuhnya memperhatikan Selly.”“Lalu apa maksudmu sekarang?”“Aku akan bawa Selly ke rumah Joni dan mengambil uang sebanyak mungkin. Setalah itu, kita bisa pindah ke luar negeri untuk hidup bersama.”Suara dalam rekaman itu jelas adalah suara ibunda Selly.Joni terengah-engah, dengan satu tangan menekan dadanya, sambil gemetar menunjuk ke ara
Adegan kehidupan lalu dan sekarang terus berputar dalam pikiranku, membuatku serasa melayang di atas awan.Sesampainya di rumah, aku segera membersihkan diri dan naik ke tempat tidur.Aku berbaring di balik selimut yang lembut dan perlahan-lahan terlelap.Pintu kamar terbuka sedikit, seseorang berjalan masuk.Sepertinya … Aku melihat apa yang terjadi setelah aku meninggal di kehidupan sebelumnya.Setelah meninggal, jasadku dan ibuku dibawa oleh Albert.Jasad kami berubah menjadi dua guci kecil dan diletakkan di ruang tamu Albert.Albert tampak sangat murung.Urusan bisnis di perusahaannya di serahkan pada asistennya, sementara dia terus memeluk guci abuku setiap hari dan berbicara sendirian.Kebanyakan waktu, dia hanya menatap guci itu dengan tatapan kosong, entah sedang memikirkan apa.Dan setiap kali malam tiba, dia akan menempelkan wajahnya pada guci itu. Lalu menangis diam-diam, mengeluarkan suara isakan. Namun kabar bahwa Evan dan Selly membagi harta Keluarga Joman membuatnya se
“Jangan sedih lagi, aku kasih permenku padamu! Cokelat impor dari luar negeri ini sangat enak! Ibuku khawatir gigiku berlubang, jadi dia hanya kasih aku beberapa saja, aku bahkan nggak rela makan semuanya.”Dengan lembut Ketrin mini menaruh cokelat itu di tangan anak laki-laki itu.Anak laki-laki itu menarik napas dalam-dalam dan akhirnya mendongak.Ketrin mini melihat wajah anak laki-laki itu dengan jelas. Meskipun masih kecil, dia sudah bisa membedakan mana yang tampan.Anak laki-laki itu sangat tampan, jauh lebih tampan daripada anak gemuk dari kelas sebelah yang terus mengejarnya, ingin menjadi pacarnya.Namun tubuh anak laki-laki itu sangat kurus, terlihat agak kekurangan gizi, seperti toge.Ketrin mini tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menariknya berdiri.Anak laki-laki itu ragu sejenak, hendak meraih tangannya, tetapi tiba-tiba melihat gadis itu seolah mendengar sesuatu, lalu bergegas menjawab.Ketrin mini memeriksa sakunya, lalu meletakkan tiga potong cokelat yang tersisa
Di hadapanku, Selly masih tampak angkuh seperti dalam ingatanku.Bajunya sudah pudar, tetapi masih rapi dan bersih.Ekspresi keras kepalanya bagaikan bunga plum yang mekar angkuh di musim dingin.Saat ini, dia memalingkan wajah kecilnya ke samping.Orang perantara yang melihat situasi ini, menyeka keringat dengan gugup dan menarik ujung baju Selly.Barulah Selly menoleh dan berkata dengan tegas, “Meskipun kamu yang mendanaiku, bukan berarti aku harus tunduk padamu.”Nada bicaranya begitu tegas hingga membuatku tak tahan untuk tertawa.Padahal, orang perantara hanya memintanya untuk membungkuk sedikit padaku sebagai tanda terima kasih.Apakah baginya ini termasuk sebagai penghinaan?Kalau begitu, bagaimana dengan semua penderitaan yang kualami di kehidupan sebelumnya?Aku mendekatinya perlahan, mengangkat dagunya, lalu berkata dengan lembut, “Kalau gengsimu begitu tinggi, kenapa masih menerima bantuan dariku?”Setelah mendengar ini, dia langsung membelalakkan mata dan wajahnya memerah
Aku menarik Albert yang ada di sebelahku, lalu menandatangani kontrak bantuan di depan pasangan murahan itu, kami bahkan bertukar kontak.Mengabaikan Selly yang menggertakkan giginya, aku mengambil tasku dan berbalik untuk pergi.Namun, baru berjalan beberapa langkah, Evan menghadangku.Pria itu malah menatapku dengan mata berkaca-kaca dan langsung berkata, “Ketrin, jadi kamu menganggapku seperti ini? Nggak apa-apa, aku tetap mencintaimu di sini, selama kamu menoleh … “Aku mengulurkan jari mahalku, menusuk-nusuk dada Evan berulang kali dan menyelanya, “Oh iya, aku terlalu sibuk memarahi Selly tadi, sampai lupa denganmu.”“Jangan pura-pura menjadi pria setia, kamu sama saja seperti barang diskonan yang kamu kasih ke aku, sama-sama murahan.”“Sejak lahir, aku selalu mendapatkan yang terbaik untuk kebutuhanku, nggak masalah kalau sesekali mencoba barang murahan.”“Hanya saja, jangan sampai kamu mengira dirimu itu barang bagus.”Aku menatap Evan yang mundur selangkah demi selangkah samb
“Kak Ketrin, coba lihat syal ini, bagus, ‘kan? Ini baru saja dibelikan Kak Evan untukku.”Ujar Selly sambil membuka kantong bawaannya dan memamerkannya padaku.Dengan datar, aku menanggapinya, “Iya, cocok dengan aura mentelmu.”“Kenapa kamu pilih yang ini? Oh iya, kamu memang suka memungut barang yang sudah kubuang. Syal ini sama dengan yang sudah kuberikan ke petugas kebersihan di rumahku.”Ekspresi wajah Selly langsung berubah.Evan yang dari tadi diam saja, akhirnya maju untuk membelanya, “Kamu pikir kamu itu putri kerajaan? Jadi siapapun harus datang menjilat kakimu?”“Kami nggak berutang apapun denganmu, apa hakmu bersikap angkuh seperti itu?”Mendengar itu, Selly semakin bersemangat dan melanjutkan, “Syal ini dibelikan Kak Evan dengan uang hasil jerih payahnya. Ada pula orang yang sirik karena nggak bisa memilikinya.”“Dengar-dengar belakangan ini keluargamu sedang mengalami kerugian besar. Sebaiknya Kak Ketrin urus masalah keluargamu dulu, jangan sibuk mengusik orang lain.”A
Memang ada masalah besar di dalam keluargaku.Entah bagaimana caranya, dokumen rahasia untuk proyek baru bocor ke tangan perusahaan saingan.Seluruh karyawan perusahaan kini tengah bekerja keras untuk mengurangi dampaknya semaksimal mungkin.Beberapa waktu lalu, Albert mendapatkan pengakuan dari ibuku. Sekarang, dia juga ikut lembur bersama denganku sebagai bagian dari tim perusahaan.Setelah seminggu penuh bekerja keras, akhirnya krisis berhasil diatasi.Aku menarik napas lega dan akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.Namun, rupanya takdir enggan memberiku ketenangan.Saat Albert membangunkanku, aku masih dalam keadaan setengah sadar.Terlihat ekspresi tegang di wajah seriusnya yang belum pernah kulihat sebelumnya. Tatapan matanya juga tampak tajam dan penuh makna.Aku fokus pada layar ponsel yang disodorkannya kepadaku.Seketika, rasa kantukku langsung menghilang.Ada sebuah postingan dengan popularitas tinggi yang dipasang di posisi teratas forum kampus.Judulnya, Putri Keluarga Joman
Berkat manipulasi beberapa orang yang sengaja mengarahkan opini selama beberapa hari terakhir, begitu aku memposting topik terkait, postingan itu langsung viral.Klik dan jumlah pembaca melonjak, sementara komentar dan like meningkat berkali lipat.Tiba-tiba, ponselku berdering keras tanpa henti.Sekilas, aku melihat nomor yang sangat kukenal. Aku mengangkat panggilan itu sambil menyalakan mode rekaman.Suara teriakan Evan yang penuh amarah terdengar di ujung sana, “Ketrin, kamu sudah gila? Kamu mau menghancurkan reputasi Selly?!”“Jadi orang jangan munafik. Kenapa dia boleh memposting dan memancing opini publik, sementara aku nggak boleh klarifikasi?”“Dia hanya memposting satu postingan saja, kamu bahkan juga nggak terluka sama sekali! Cepat hapus postinganmu sekarang juga!”“Oh, ternyata memang dia sendiri yang memposting artikel itu?”Usai bicara, aku langsung menutup telepon. Kemudian mengunggah rekaman beserta bukti alamat IP yang sudah kulacak ke dalam postingan.Kolom komenta
“Jangan sedih lagi, aku kasih permenku padamu! Cokelat impor dari luar negeri ini sangat enak! Ibuku khawatir gigiku berlubang, jadi dia hanya kasih aku beberapa saja, aku bahkan nggak rela makan semuanya.”Dengan lembut Ketrin mini menaruh cokelat itu di tangan anak laki-laki itu.Anak laki-laki itu menarik napas dalam-dalam dan akhirnya mendongak.Ketrin mini melihat wajah anak laki-laki itu dengan jelas. Meskipun masih kecil, dia sudah bisa membedakan mana yang tampan.Anak laki-laki itu sangat tampan, jauh lebih tampan daripada anak gemuk dari kelas sebelah yang terus mengejarnya, ingin menjadi pacarnya.Namun tubuh anak laki-laki itu sangat kurus, terlihat agak kekurangan gizi, seperti toge.Ketrin mini tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menariknya berdiri.Anak laki-laki itu ragu sejenak, hendak meraih tangannya, tetapi tiba-tiba melihat gadis itu seolah mendengar sesuatu, lalu bergegas menjawab.Ketrin mini memeriksa sakunya, lalu meletakkan tiga potong cokelat yang tersisa
Adegan kehidupan lalu dan sekarang terus berputar dalam pikiranku, membuatku serasa melayang di atas awan.Sesampainya di rumah, aku segera membersihkan diri dan naik ke tempat tidur.Aku berbaring di balik selimut yang lembut dan perlahan-lahan terlelap.Pintu kamar terbuka sedikit, seseorang berjalan masuk.Sepertinya … Aku melihat apa yang terjadi setelah aku meninggal di kehidupan sebelumnya.Setelah meninggal, jasadku dan ibuku dibawa oleh Albert.Jasad kami berubah menjadi dua guci kecil dan diletakkan di ruang tamu Albert.Albert tampak sangat murung.Urusan bisnis di perusahaannya di serahkan pada asistennya, sementara dia terus memeluk guci abuku setiap hari dan berbicara sendirian.Kebanyakan waktu, dia hanya menatap guci itu dengan tatapan kosong, entah sedang memikirkan apa.Dan setiap kali malam tiba, dia akan menempelkan wajahnya pada guci itu. Lalu menangis diam-diam, mengeluarkan suara isakan. Namun kabar bahwa Evan dan Selly membagi harta Keluarga Joman membuatnya se
Selly tampak terkejut dan terdiam sejenak.Kemudian, dia langsung merobek hasil tes itu hingga hancur berkeping-keping, sambil menangis dan memeluk Joni, memohon padanya, “Ayah, aku benar-benar anakmu, jangan dengarkan hasutan orang luar!”Namun, Selly tak menyadari wajah pucat ibunya di sebelah, serta tangan wanita itu yang gemetar.Aku kemudian meletakkan sebuah perekam suara di meja dan memutarnya di hadapan tatapan bingung wanita itu.“Kamu bilang Selly itu anakku?”“Aku hamil setelah kita putus dulu. Aku bahkan berusaha keras agar Joni nggak mencurigainya.”“Aku nggak mau Selly hidup tanpa ayah. Sekarang Joni juga punya anak, nggak mungkin sepenuhnya memperhatikan Selly.”“Lalu apa maksudmu sekarang?”“Aku akan bawa Selly ke rumah Joni dan mengambil uang sebanyak mungkin. Setalah itu, kita bisa pindah ke luar negeri untuk hidup bersama.”Suara dalam rekaman itu jelas adalah suara ibunda Selly.Joni terengah-engah, dengan satu tangan menekan dadanya, sambil gemetar menunjuk ke ara
“Sudah kuduga sebelumnya, dari mana kebiasaan menjadi selingkuhanmu? Ternyata menurun dari ibumu ya.”Aku melirik wanita di samping dan sengaja memancing amarahnya.Ketika tamparan dari Joni melayang ke wajahku, aku tidak menghindar dan membiarkannya mendarat di pipiku.Aku mengusap sedikit jejak darah di sudut bibir, mengumpulkan tenaga dan membalas tamparan itu dengan lebih keras.Selly yang berdiri di sampingnya terkejut melihat tindakanku, bibirnya bergetar seolah hendak mundur ketakutan.Tentu saja aku tak memberinya kesempatan itu. Aku langsung menjambak rambutnya dan menamparnya dengan cepat bagai kilat.“Apa lihat-lihat? Kamu mau juga? Sekalian saja.”Dua orang itu terdiam dengan pukulanku, seolah tak tahu harus berbuat apa, hanya bisa saling memandang dengan mata terbelalak.Setelah selesai menghajar sepasang ayah dan anak itu, aku mengalihkan pandanganku ke wanita di samping mereka.Barulah dia sadar dan ketakutan. Dia buru-buru menutup wajahnya dan memundurkan langkahnya.“K
Setelah menatap tatapan penuh kebencian yang dilemparkan Selly, perasaan senangku mencapai titik puncak.Di sampingku, Albert memeriksa luka di tubuhku dalam diam.Aku menyentuh sudut bibirnya dengan jariku dan bertanya, “Kenapa? Takut?”Namun, dia tidak mengatakan apa-apa, hanya memelukku dengan erat.Pelukannya begitu kuat, seakan ingin memasukkanku ke dalam tubuhnya.Aku merasakan kehangatan dan kelembapan di leherku, seketika tubuhku membeku.Kemudian, aku menepuk punggungnya perlahan, seperti sedang menghibur seorang anak kecil.“Jangan pernah lakukan hal berbahaya sendirian lagi. Kamu tahu nggak, saat melihatmu di tangan pria itu, detak jantungku hampir berhenti.”Suara Albert terdengar sangat sedih.“Aku sudah membuat rencana cadangan.”Aku menggoyangkan kalung yang telah dimodifikasi di hadapannya.Kalung itu berisi alat pelacak mini. Jadi meskipun tanpa ponsel, aku tetap yakin Albert bisa menemukanku.Dengan perlahan, dia menyimpan kalung itu ke dalam sakunya. Lalu dengan nad
Di samping, Selly melihat Evan yang ikut keluar, langsung berteriak keras, “Kak Evan, tolong aku!”Usai bicara, dia terus berjuang dan mantel yang menutupi tubuhnya terlepas, memperlihatkan pakaian rumah sakit yang longgar. Kulit putihnya bergerak-gerak di depan mata pria itu.Aku jelas melihat pria berambut pirang yang memegangnya menelan ludah, tangannya perlahan menyentuh ujung pakaiannya.Selly ketakutan dan langsung berteriak, lalu menatap pria itu dengan mata bergenang air mata.Melihat itu, Evan segera berlutut di depan bos mereka, “Kak Celvin, tolong lepaskan pacarku. Wanita di sebelah itu adalah putri Keluarga Joman!”“Dia pasti bisa melunasi utangnya! Kalau nggak, kamu bisa menggunakannya sebagai sandera, biarkan Katarina membayar uangnya!”“Kalian tentukan saja mau berapapun darinya.”Akhirnya aku mengerti, ternyata Evan terjebak dalam utang rentenir.Sungguh tidak tahu malu, tidak sanggup membayar sendiri malah berusaha menyeretku ke dalam masalah.Celvin terlihat puas da
Aku memijat pelipis yang terasa tegang sambil terus membalikkan halaman.Ketika melihat pemimpin perusahaan ini adalah Albert, aku merasakan hawa dingin yang merayap dari kakiku.Tanganku yang gemetar menuangkan air panas ke dalam gelas dan berniat melanjutkan membaca.Namun, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu.Aku melihat melalui lubang kunci dan ternyata itu Albert.Setelah masuk, pria itu mulai membuka kantong bawaanya dan sibuk di dapur.Aku hanya berdiri diam dan mengamatinya.Meski baru beberapa bulan berlalu, aura yang dimilikinya sudah sepenuhnya berubah.Kesan kekanak-kanakannya di masa kuliah perlahan menghilang dan kini terlihat seperti pria dewasa yang penuh pesona.Setelan jas yang pas di tubuhnya membuatnya semakin tegap dan karismanya terasa anggun, tetapi tetap santai.Mungkinkah dia?Aku berjalan menuju meja makan sambil memikirkan kemungkinan ini.Sebenarnya, aku sudah memiliki jawaban. Baik secara mental maupun faktanya, aku tidak merasa Albert akan mengkhian
Dengan santai, aku menunjuk beberapa barang di etalase, lalu berkata pada penjaga toko, “Selain yang kutunjuk, bungkuskan semuanya.”Lalu, aku menatap Selly dengan senyuman kecil, sambil berkata, “Selly, kamu begitu kaya, seharusnya semua ini nggak menjadi masalah, ‘kan?”Sepertinya Selly tak menyangka aku akan begitu tebal muka. Wajahnya memucat, tapi demi menjaga harga diri, dia menekan kemarahannya dan berjalan ke kasir untuk membayar.Setelah menenangkan diri, Selly menekan tombol pin kartu dengan wajah biasa saja.Namun detik berikutnya, penjaga toko dengan sopan berkata, “Maaf, kartu ini sudah diblokir, Bu Selly.”Selly terkejut, dia mencoba menutupi kegugupannya dan membantah, “Nggak mungkin! Coba lagi!”Penjaga toko itu mencoba beberapa kali lagi, tetapi akhirnya memasang ekspresi canggung dan memberi tatapan merendahkan yang seolah memberi tamparan di wajah Selly. Tiba-tiba, ponselnya berdering, Selly seakan-akan menemukan penyelamat, dia buru-buru menjawab panggilan ters
Selly sangat boros biasanya, jadi meskipun ada bantuan dari Evan, dia tetap hidup serba pas-pasan.Namun, karena gengsinya terlalu tinggi, dia juga enggan menurunkan standar dirinya untuk bekerja paruh waktu.Beasiswa ini adalah satu-satunya sumber keuangan untuk hidupnya.Aku juga memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka kedok Evan sebagai pria yang bergantung pada perempuan.Bagi Evan yang sangat mementingkan harga diri, ini lebih menyakitkan daripada membunuhnya langsung.Hari demi hari berlalu, uang yang dipinjam Evan masih belum lunas.Tepat sehari sebelum aku berencana mengerahkan tim pengacara keluargaku.Tiba-tiba aku mendapat notifikasi transfer dari bank.Ternyata Evan sudah melunasi utangnya.Aku merasa sedikit kecewa, tetapi itu segera tergantikan oleh rasa curiga.Evan biasanya hidup bergantung pada uang saku yang kukirim setiap bulan.Bahkan jika dia bekerja atau meminjam, mustahil mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat.Jadi, siapa yang membantunya secara di