Share

59. Penambahan Alasan

Penulis: Poppiya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ini menjadi tugas Dirga dan Dimas tatkala menatap Chika yang berbeda dari biasanya. Iya, memang tahu jika gadis itu pasti belum bisa melepaskan ketakutan dan keterkejutannya sejak kejadian yang menimpanya. Dimas sedih, namun Dirga jauh lebih sedih karena tak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kesedihan yang menjadi trauma kekasihnya.

Seluruh jari yang ada di atas pangkuan tampak memerah setelah Chika merematnya begitu kuat. Walau tanpa suara, air matanya mengalir deras membayangkan kejadian yang terbayang tadi. Begitu kuat dan lekat menempel pada ingatan.

"Udah jam sebelas malem, nyokap lo nungguin tuh," kata Dimas.

"Gue nggak mau pulang. Harus ngomong apa ke nyokap?"

Memang, Dirga dan Dimas juga tak tahu jika harus disuguhkan pertanyaan tersebut. Bahkan, bisa jadi keduanya yang akan disalahkan—hanya dua laki-laki itu yang tahu kejadian sebenarnya. Terlebih, Dirga yang pasti menjadi incaran pertama ibunda Chika demi menuntut penjelasan. Bisa jadi santapan ikan piranha jika D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   60. Izin

    Seluruh pasang mata saling bertukar pandang dengan tatapan penuh kejutan, namun hanya Chika dan Dirga yang bertatapan tanpa ekspresi. Itu adalah kalimat yang mengejutkan yang diminta oleh Chika selama hidupnya. Bahkan, Dimas yang mengenalnya cukup lama juga turut dibuat terkejut dengan permintaan tersebut."Chika, kamu—""Aku serius. Aku mau tidur sama Dirga," kata gadis itu lagi.Mungkin beberapa menganggap kalimat tersebut cukup ambigu, namun ada juga yang mengartikan dengan makna lain demi menetralkan situasi yang membingungkan."Laki-laki sama perempuan tidur harus dipisah," kata ibunda Dirga.Pada dasarnya, semua orang di sana tahu jika Dirga dan Chika tengah menjalin hubungan. Hanya saja, ini kelewat mengejutkan untuk mendengar permintaan yang bahkan belum pantas untuk dilakukan diusia mereka. Dan ibunda Dirga tak meletakkan harapan apapun pada putranya yang kini tengah menatap kearahnya."Ayah bisa marah kalau tau," ucap sang ibu."Tapi, ayah lagi keluar kota, bunda," balas Dir

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   61. Rencana Baru

    Keadaan jauh membaik, kejadian menyakitkan semakin terlupakan. Senyuman yang semula hilang, kini kembali bersemi. Dirga yang berhasil meyakinkan Chika mengubah kekasihnya kembali seperti semula. Keceriaan gadis itu telah mengisi hari-harinya lagi.Dirga yang memandang dari kejauhan itu hanya bisa tersenyum melihat sang ibu bersama kekasihnya. Tak perlu penjelasan lagi jika apa yang Dirga lihat itu seperti pendekatan antara kekasihnya dengan calon ibu mertuanya. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikiran yang agak berlebihan itu. Lantas dia berjalan keluar guna melihat keduanya lebih dekat.Dua wanita di pelataran rumah itu tengah bertanam, memindahkan tanaman rusak dan menggantikannya dengan yang baru. Ini adalah pengalaman pertama untuk gadis itu. Namun, secara tiba-tiba, seorang pengendara yang lewat melempar kantung sampah dan tak tepat pada sasarannya, yang mana membuat sampah tersebut pecah dan berantakan. Tak hanya itu, kedua wanita di sana ikut terciprat."Woi!!

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   62. Perencanaan Ulang

    Secara kompak, Dimas dan Chika bersama dan serius memasang mata dan rungu untuk menangkap ide yang dikatakan oleh Dirga. Kekasih Chika itu tampak serius menjelaskan seluruh ide yang ada di kepalanya. Ya, beberapa detik lalu, Dirga sempat tak menyangka jika dia akan menggunakan kepalanya untuk membantu dua senior pelaku kriminal ini."Kita cukup tau, kalau mereka nutupin hasil forensik," tutur Dirga."Tapi gimana kalau pihak keluarga nggak mau diajak kerjasama? Kasusnya udah lewat juga," tanya Chika.Dirga menatap sang kekasih beberapa detik tanpa bersuara, dia membuang nafas cukup panjang sebelum menjawab pertanyaan itu. "Belum terlalu lama kasusnya sampai hari ini. Walau udah dikasih uang tutup mulut, mereka pasti masih belum terima kehilangan anggota keluarga," jelasnya."Mungkin bener apa yang Dirga bilang, kita bisa coba cara itu dulu," Dimas menambahkan."Gimana kalau gagal lagi?"Itu adalah pertanyaan yang cukup aneh ketika ditanyakan oleh Chika. Dimana gadis itu adalah otak uta

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   63. Situasi Mengejutkan

    "Gimana? Mereka mau diajak?"Itu adalah pertanyaan yang lolos dari mulut Dimas ketika mendapati Dirga yang masuk ke dalam mobilnya. Kedua laki-laki itu baru saja mendatangi rumah keluarga korban yang hendak mereka ajak untuk bekerja sama mengalahkan lawan terakhir mereka. Hah.. tentu saja dia harus dikalahkan dengan cara ini untuk membuat pribadi itu menyesali atas perbuatannya pada ayah Chika.Dirga masuk dengan air muka yang tampak membingungkan untuk diartikan. Bahkan, Dirga juga menghindari tatapan Dimas yang menantikan jawabannya itu."Mereka masih mau mikir-mikir dulu," ucapnya bersaman menutup pintu mobil. "Mungkin mereka belum seutuhnya yakin sama semua penjelasan dan bukti yang kita dapet," imbuh Dirga.Terdengar suara desisan dari mulut Dimas, memang tak mudah meyakinkan seseorang yang sebelumnya tak pernah ditemui. Dimas sampai menggigit bibir bawahnya lantaran ikut dibuat khawatir akan rencana ini. Mereka bertiga hanya mengandalkan rencana terakhir ini, dan tak ada rencana

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   64. Kabar Terkini

    Bertepatan dengan Chika yang baru saja memarkirkan motornya di pelataran rumah, dua laki-laki dari arah selatan itu bergegas keluar dari mobil guna menghampiri gadis yang menyadari kedatangan mereka. Dengan maniknya yang sama-sama membara seakan tak sabar untuk mengatakannya, Chika sampai mundur beberapa langkah. Kedua laki-laki itu terlihat seperti predator yang kelaparan. Chika merinding melihatnya."Kalian apa-apaan, sih?" tanya Chika."Kita bawa berita," kata Dirga."Sesuatu yang mungkin juga bikin lo kaget," Dimas menambahkan.Iya, dari raut wajah mereka berdua memang tampaknya begitu, namun bukan berarti datang dengan saling mendorong layaknya anak kecil yang ingin mendapatkan mainannya lebih dulu. Gadis itu sampai mendengus sebelum membawa langkahnya menuju teras rumah lebih dulu, diikuti dengan kedua laki-laki tersebut. Ketiganya duduk di sana, membentuk lingkaran kecil sebelum Dirga yang membuka obrolan."Gue belum dapet persetujuan dari pihak keluarga korban, karena mereka b

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   65. Berdebar Kencang

    Tak ada lampu penerangan di dalam kamar Chika, hanya pantulan sedikit cahaya dari luar kamar yang membuat pengelihatan keduanya sama-sama terbatas. Padahal, benar-benar sudah lewat dari tengah malam, tapi keduanya masih belum ada niatan untuk memejamkan kedua mata. Yang ada, mereka saling melempar tatapan dengan senyuman manis."Beneran belum mau tidur?" tanya Chika."Belum ngantuk. Kenapa nggak lo aja tidur duluan. Lo harus sekolah," balas Dirga."Bahkan, gue rela nahan pusing,"Dirga tak bisa menyembunyikan senyumannya, lantaran kalimat itu cukup membuatnya tersipu dengan makna dibaliknya. Dia sampai menggigit bibir bawahnya, merasa gemas dengan tingkah dan perilaku Chika. Salah satu tangannya terarah pada pucuk kepala gadis tersebut, memberikan usapan lembut penuh afeksi. Di atas ranjang keduanya saling melempar kasih sayang satu sama lain.Ditengah-tengah kegiatan sederhana itu, Chika meraih tangan Dirga memainkannya dengan kedua tangannya—lantaran tangan Dirga yang besar dan bera

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   66. Rencana Kedua

    Mendatangi rumah itu untuk kedua kalinya. Dan kali ini Chika datang bersama mereka, bertemu langsung dengan seorang wanita yang tampak terkejut dengan kedatangan ketiganya. Mungkin akan terbiasa saat melihat Dirga dan Dimas, hanya saja terdapat seorang wanita yang tak pernah dia lihat sebelumnya.Chika memasang senyuman tipisnya, dia memang harus bersikap ramah pada wanita tersebut. Bahkan, gadis itu yang lebih dulu menghampiri wanita yang masih terdiam di depan rumahnya. Gadis itu sedikit membungkuk sebagai rasa hormatnya pada wanita yang hampir semumuran dengan ibunya."Sore, tante," sapa Chika lebih dulu."Sore," sapa wanita tersebut tampak ragu.Wajar jika memang wanita itu memberikan respon seperti itu, Chika sendiri juga tak akan menyalahkannya. Terlebih, dia yakin jika wanita itu pasti terasa asing dengannya. Dan tentunya, kesopanan dan keramahannya yang Chika butuhkan untuk membuat wanita itu bisa yakin dengan kedatangan mereka bertiga. Cara ini bukan untuk menipu, tapi meyaki

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   67. Mungkin Sebuah Ancaman

    "Dim, Ga, bercanda, kan?"Manik Chika menatap kedua laki-laki itu secara bergantian setelah beberapa kaleng bir diletakkan di depannya. Gadis itu menelan ludahnya kesulitan, mengerjap beberapa kali dengan perasaan kalang kabut akibat perkataannya sendiri. Bahkan, senyuman canggungnya juga tak membuat Dirga menyingkirkan kaleng-kaleng tersebut. Padahal, tadinya Chika berpikir jika sang kekasih akan memahaminya."Tadi lo yang minta mabuk. Ini udah ada banyak pilihannya. Mau yang mana?" tanya Dimas.Chika semakin tak bisa bersuara, salah satu tangannya tergerak meraih tangan Dirga, berharap laki-laki itu luluh dan membantunya melepaskan diri dari situasi. Namun, sejak kapan Dirga dan Dimas membentuk aliansi untuk menyerangnya? Dirga justru menarik tangannya yang sempat bersinggungan. Membuat Chika hanya bisa menggigit bibir bawahnya.Dimas mengambil salah satu kaleng bir tersebut, dia membukanya hingga terdapat busa yang mulai bertumpahan. Laki-laki itu meletakkannya tepat di depan Chika

Bab terbaru

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   77. Kesalahan

    Dari pupilnya, Chika menangkap manik Dirga yang bergetar ragu dengan apa yang dia katakan barusan. "Nggak bisa, kan? Biar gue yang ngelakuin," timpal Chika.Tanpa berniat menimpalinya lagi, Chika menyalakan mesin motor hendak meninggalkan mantan kekasihnya itu. Bahkan, Dirga sama sekali tak bergerak hanya untuk memberikan reaksi atas permintaannya. Hanya saja, sebelum Chika benar-benar pergi, tangan Dirga menyentuh motornya guna menghentikan pergerakan gadis itu."Gimana kalau gue bisa? Apa lo mau maafin gue? Balik lagi ke gue?" tanya Dirga."Iya, gue bakal balik ke lo," tandas Chika yang segera menyingkirkan tangan Dirga.Gadis itu meninggalkan Dirga sejauh mungkin, tatapannya melemah sampai cukup merasakan kehangatan dari genangan air matanya. Dia sadar sikapnya terhadap Dirga saat ini bukanlah dari dalam hatinya. Namun, mengingat bagaimana sang ayah harus berada di dalam jeruji besi karena ayah Dirga, gadis itu membunuh belas kasihnya pada sang mantan kekasih. Kehilangan Dirga lebi

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   76. Kebencian

    Mungkin bisa dikatakan ini adalah kali pertama bagi ayah Dirga terganggu akan perkataan putranya sendiri. Pribadi itu tak mengetahui jika Dirga telah mengetahui Abraham sejauh itu. Malamnya sampai terganggu lantaran tak dapat melepaskan pemikiran itu dari kepalanya. Lantas menatap sosok wanita yang terlelap di sebelahnya, laki-laki tersebut bangkit dari ranjangnya berniat keluar dari ruangan tersebut. Hanya saja, suara gesekan itu justru membangunkan sang istri.Terdengar helaan nafas ringan ketika setengah selimut telah tersingkir dari sebagian tubuh. Pribadi itu kembali membawa kedua tungkainya turun dari ranjang, berjalan keluar, namun suara istrinya menghentikan langkah di ambang pintu."Kenapa aku baru tau dari Dirga?""Tentang apa?""Ayah Chika,"Tak ada balasan apapun, ayah Dirga justru abai dan membawa langkahnya tetap keluar kamar. Sedangkan sang istri hanya terdiam di balik selimut sembari menatap punggung suaminya yang menghilang dari pintu. Tatapan nanar terpancar dari man

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   75. Perlahan Terungkap

    Apa yang Dirga lakukan ketika ditinggal sendirian? Dia hanya memejamkan kedua matanya dengan tangan yang berada di atas lutut. Entah berapa banyak decakan yang keluar dari mulutnya, lantaran Dirga tak bisa melampiaskan kemarahannya saat ini. Setibanya di rumah, dengan suasana hati yang berantakan, laki-laki itu melempar helmnya cukup kasar tatkala memasuki kamarnya.Dirinya duduk di lantai dengan perasaan kalut, tak memiliki minat terhadap kegiatan apapun. Menyadari betapa hancurnya dia hari ini, tak ada satupun hal yang bisa dia pikirkan selain perkataan Chika. Terlalu menyakitkan untuk hati dan pikirannya, sampai Dirga mengabaikan panggilan sang ibu hingga wanita itu mendatangi kamarnya."Dirga," panggil sang ibu.Langkah sang ibu semakin mendekat, sedikit khawatir lantaran Dirga yang tak mengubah posisi sama sekali. Terlebih ketika Dirga menggerakkan bola matanya menatap sang ibu, wanita tersebut sampai tak bisa melihat adanya kehidupan dalam manik putranya sendiri. Pun kedua tanga

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   74. Tempat Biasa

    Berapa banyak decakan hari ini, Dirga berkendara seorang diri menelusuri jalanan. Dia menoleh ke segala arah, mencari lokasi kekasihnya yang mendadak menghilang. Jangan katakan Dirga tak berniat untuk menghubungi, itu sudah terbesit di kepala, namun sangat yakin jika gadis itu tak akan menjawabnya.Sungguh, kepalanya terasa pening tatkala harus menemukan keberadaan sang gadis yang entah kemana. Pribadi itu telah menyusuri jalan yang pasti dilewati oleh Chika, hanya saja dia masih tak dapat menemukannya. Dia sejenak berhenti di pinggir jalan, seraya berpikir tempat-tempat yang harus dia kunjungi untuk menemukan kekasihnya itu."Ey, mana mungkin dia ke sana," ucapnya setelah sebuah tempat terlintas di kepalanya.Dirga menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya berada di pinggang seraya berpikir, memutuskan tempat yang ada di kepalanya saat ini. Dengan helaan nafas terakhir, Dirga segera membawa dirinya menuju lokasi tersebut. Tentunya dengan kecepatan penuh, dia tak ingin jika gadis itu

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   73. Lebih Jauh

    Ini adalah kesalahannya, dimana Dirga terlalu menutupi fakta yang membuatnya ada di situasi saat ini. Sedikitpun, Dirga tak berani mengarahkan pandangannya pada Chika yang masih menunggu dengan kedua tangan dilipat. Dia menghela nafas sampai menghela nafas panjang sebelum terpejam beberapa saat."Foto orang-orang yang ada di dalam memori itu.." Dirga tertunduk, sulit untuk melanjutkan kalimatnya sendiri. "Salah satu dari mereka adalah bokap gue," imbuhnya.Laki-laki itu mengeluarkan sebuah kartu memori dari dompetnya untuk diberikan pada Dimas. Tentu saja, secara tidak langsung Dirga menyuruh laki-laki itu untuk membuka kembali, menunjukkan salah satu diantara banyaknya pelaku kejahatan itu. Pun dengan wajah yang sama terkejutnya, Dimas kembali menunjukkan foto yang mereka temukan.Dirga sama sekali tak menatap layar laptop Dimas, dia memilih untuk menunduk seraya menyesali perbuatan ayahnya. Ya, walau bukan Dirga pelakunya, namun dia malu atas perlakuan sang ayah terhadap ayah Chika.

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   72. Lupa Waktu

    Membeli pakaian sudah, dan kini Dirga mengajak kekasihnya untuk menjelajahi toko-toko lainnya di sana. Dirga merangkul pundak Chika yang hanya sebatas bawah dadanya. Keduanya sama-sama memasang senyuman, seakan tak memikirkan sisa waktu yang keduanya miliki. Bahkan, Chika terus menggenggam tangan Dirga yang berada di pundaknya.Walau keduanya tak membeli banyak barang, pasangan tersebut seperti merasakan kebahagiaan yang tak akan ada habisnya. Keduanya juga saling melempar tawa saat melihat atau mendengar sesuatu yang menggelitik. Sungguh, Dirga benar-benar menggunakan waktu saat ini untuk kenangannya bersama Chika—karena dia tak tahu, apa yang akan terjadi besok, atau beberapa hari kedepan."Ayo, kita cari photo booth. Kita buat kenangan juga di sana," ajak Chika.Tentu saja, Dirga hanya menurut kemana kekasihnya itu menarik pergelangan tangannya. Pribadi itu hanya mengikuti setiap perkataan Chika, bahkan sampai gaya untuk berfoto Dirga telah diatur oleh gadis itu. Akan Dirga akui, j

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   71. Senang-senang

    Sesuai dengan ajakan beberapa hari lalu, Dirga menjemput kekasihnya yang baru saja keluar dari sekolahnya. Ya, memang pada akhirnya mereka menjadi pusat perhatian banyak orang—terlebih pada gadis-gadis yang menjadi penggemar Dirga. Namun, memang tak banyak yang bisa mereka lakukan selain ternganga mendapati pemandangan tersebut.Bersama dengan kuda besi itu, keduanya pergi menuju sebuah pusat perbelanjaan dengan tujuan membali barang-barang yang Dirga butuhkan. Masih ada beberapa minggu, laki-laki itu sengaja menyicil semua persiapannya ditemani dengan sang kekasih yang kini meletakkan dagunya pada salah satu bahu. Tentu saja, hal ini sekalian dijadikan kenangan kecil untuk Dirga pergi nantinya."Sebentar lagi gue ditinggal," kata Chika.Dirga yang baru saja menarik sebuah pintu itu tersenyum tanpa menimpali kalimat gadis tersebut. Dia terus merangkul pundak kekasihnya, menuju sebuah tempat yang menjual banyaknya pakaian tebal. Memasuki tempat tersebut, Dirga sama sekali tak memiliki

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   70. Sesuatu Aneh

    Motor yang baru saja terparkir di depan rumah itu menandakan kepulangan Chika dari sekolahnya. Gadis itu melihat perawakan kekasihnya yang baru saja memasuki rumah. Dia rasa, Dirga selesai memandikan kuda besinya, terlihat jelas dari halaman rumah yang tampak berair dan sabun. Chika hanya tersenyum tipis sebagai reaksi tipisnya.Dia membawa masuk dirinya ke dalam rumah, masih dengan tas yang menggantung di punggungnya. Seperti biasa kamar adalah tujuan utamanya untuk merebahkan punggung. Lantas mengambil ponselnya dari saku rok, membaca pesan yang baru saja dibalah oleh temannya. Iya, pesan berisikan jawaban atas pertanyaannya tadi pagi."Nanyanya tadi pagi, balesnya sore. Dasar Dimas," kata Chika.Kedua maniknya membaca rentetan tulisan yang dikirim oleh Dimas. Hanya sedikit penjelasan yang dikatakan oleh temannya itu. Mungkin memang tak ada sesuatu yang aneh terjadi pada kekasihnya. Namun, saat Chika melihat pesannya pada Dirga tadi pagi, kekasihnya masih belum membalas. Entahlah, C

  • Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius   69. Bimbang

    Pagi-pagi Dirga telah berada di pelataran rumahnya, pribadi itu baru saja tiba setelah bermalam di rumah Dimas. Namun, dia tak benar-benar bermalam ketika foto tersebut malah mengacaukan malamnya. Dia melihat mobil sang ayah terparkir di depan rumah, menandakan jika ayahnya telah pulang dari pekerjaan luar kotanya.Dirga hanya berdiri di sebelah motornya, salah satu tangan memegang tangki bensin bersamaan dia menghela nafas berat. Pun Dirga melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan membuka perlahan supaya tak mengganggu kedua orang tuanya. Namun, itu tak sesuai dengan ekspektasi, dimana dia telah mendapati sang ayah duduk di ruang tamu."Percuma," ucapnya lirih.Pribadi itu berdiri dengan kepala yang tertunduk, sengaja menghindari tatapan sang ayah yang tampak tersorot tajam padanya. Mungkin Dirga juga sudah tahu apa yang akan menjadi penyebab ayahnya marah. Dirga tak akan terkejut setelah ini."Mau jadi apa?! Pulang jam segini?!" kata sang ayah.Dirga masih bungkam, dia enggan menyulu

DMCA.com Protection Status