Share

Bab 38

Author: Pena_yuni
last update Last Updated: 2022-01-30 15:14:07

GADIS KECIL DI PELAMINANKU 38

"Yum, pria tadi ngejar kita. Ada apa, ya?" ujar Mama.

Aku menoleh sebentar ke belakang, lalu kembali berjalan lurus tanpa ingin berhenti. Hingga akhirnya dia memanggil lagi.

"Mbak, belanjaannya ketinggalan!"

Aku berhenti dan melirik ke arah Mama. Sepertinya Mama pun punya pikiran yang sama denganku. Ia tersenyum seraya mengangkat kedua tangannya yang hanya membawa tas tangan miliknya.

Aku mengusap wajah menyadari jika aku dan Mama sama-sama lupa dengan belanjaan yang kita beli tadi.

"Ini Bu, belanjaannya. Maaf, untuk yang tadi." Pria itu memberikan beberapa paper bag kepada Mama.

"Iya, sudah kami maafkan. Kami juga minta maaf dan terima kasih, sudah merepotkan Tuan, dengan mengantarkan

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 39

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 39"Papa, kok bisa sama mereka. Ngapain?" Aku langsung bertanya saat sudah berada satu ruangan dengan mereka."Hanya kebetulan, Papa datang ke sini untuk menyuruh kamu memilihkan gaun pesta yang bagus buat kamu, juga Mamamu. Malam ini kita akan mengadakan pesta ulang tahun perusahaan kita," jawab Papa.Aku menjatuhkan bokongku pada sofa di samping Papa. Melihat dia wanita di depan sana yang tengah memilih dan memilah gaun rancanganku.Mama Arum dan Nabila. Mereka ada di butikku saat ini."Eh, calon mantan menantu, apa kabar?" sapa Mama Arum saat melihatku."Baik, Ma. Mama apa kabar?" tanyaku balik."Baik, dong. Makanya Mama sekarang bisa ke sini. Yumna, Mama masih berharap jika kamu mau kembali pada Daffa. Kamu lebih pantas menja

    Last Updated : 2022-01-30
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 40

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 40"Dilamar?""Iya, Yum. Seneng banget, deh gue. Ya, meskipun belum resmi, sih, baru dari omongan saja. Tapi, serius, gue seneng banget."Viona, ia datang ke butik dengan membawa kabar bahagianya. Baru saja di putusin sama pacarnya, sekarang dia sudah punya penggantinya. Dilamar pula. Sedang aku? Aku masih saja terjebak dalam rasa masa lalu.Setelah selesai memilih pakaian, Mama dan Papa pulang dari butikku. Sedangkan aku memilih tetap di sini. Tidak lama kemudian, Viona datang dengan membawa kabar yang membahagiakan."Eh, kenalin ke gue, dong. Siapa, sih cowoknya?" Aku dibuat semakin penasaran tentang siapa pria yang sudah melamar sahabatku itu."Gue malu bilangnya. Sebenarnya, lo kenal juga sama dia, Yum. Mak

    Last Updated : 2022-01-30
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 41

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 41Aku memalingkan wajah saat tahu siapa yang hendak bersalaman denganku. Dia, pria dingin dan angkuh yang tadi pagi aku temui di mall. Lebih tepatnya, dia ayah dari anak kecil yang aku temukan."Kalian sudah saling kenal?" tanya wanita yang aku yakini ibu dari pria itu."Kenal di mana?" tanya Papa padaku."Itu, loh Pa. Tadi pagi kita ketemu di mall. Kebetulan, Nak Azzam ini ayah dari anak kecil yang kita tolong di mall." Mama menjelaskan yang kami alami tadi pagi."Oh, jadi Yumna, penolong yang kamu ceritain ke Mama, Zam?" Wanita yang memakai hijab lebar itu menoleh pada putranya, mencari jawaban tentang yang ia tanyakan.Lelaki bernama Azzam itu hanya mengangguk singkat dan langsung memalingkan wajah."Oalah, pantas kamu ngomong kayak gitu,

    Last Updated : 2022-01-30
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 42

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 42"Selamat malam untuk Bapak Direktur Utama PT. Teh Ayu. Yakni, Bapak Zakaria beserta keluarga. Selamat malam juga untuk para tamu undangan yang sudah hadir di sini. Ijinkan saya untuk menyampaikan beberapa susunan acara yang akan kami selenggarakan malam ini.1. Pembukaan.2. Penyambutan oleh Bapak Direktur.3. Pemotongan kue.4. Hiburan dan makan bersama.5. Beberapa permainan oleh karyawan.6. Penutupan.Untuk yang pertama, ialah acara pembukaan.Pertama-tama, mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga malam ini kita bisa berkumpul bersama dalam acara ulang tahun PT. Teh Ayu yang ke dua puluh tiga. Yang tidak lain adalah perusahaan teh terbesar di kota ini.Yang kedua, ialah acara penyambutan yang akan disampaikan Bapak Zakaria selaku pemilik perus

    Last Updated : 2022-01-30
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 43

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 43Tubuhku limbung dan ambruk setelah ada benda besar yang menghantamku. Sakit, perih, sepertinya ada darah yang merembes keluar dari tubuhku.Dalam kegelapan ini aku sudah tidak berdaya. Tubuhku tidak bisa aku gerakan. Perlahan, tubuhku terasa melayang dan kesadaranku menghilang.Setitik cahaya membuatku tersadar, perlahan aku membuka mata hingga semuanya terlihat kembali terang. Aku menarik napas panjang seraya memindai ruangan yang serba putih ini.'Mungkinkah aku berada di rumah sakit? Ah, ya pasti.''Namun kenapa tidak ada orang menungguiku di sini?''Papa, Mama, ke mana mereka?'Aku mencoba untuk bangun, tapi sakit di kepalaku membuatku tidak berdaya. Aku memilih tetap berbaring seraya terus mengingat kejadian malam itu.Ceklek!Pintu terbuka, seseorang masuk dan menghampiriku. Aku merasa lega, ternyata Surya yang datang.

    Last Updated : 2022-01-30
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 44

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 44Sungguh, saat ini aku tidak berguna. Tubuhku sangat lemah. Dan, kakiku tidak bisa aku gerakkan sedikit pun. Ingin bangun untuk duduk pun, rasanya sangat berat. Aku hanya bisa terkapar lemah di atas pembaringan."Apa kamu bilang? Aku jahat? Kamu yang jahat Yumna! Kamulah penyebab aku tidak bisa jadi wanita seutuhnya!" ujar Mama sangat emosi."Sayang, sudahlah. Lebih baik kita pergi dari sini," uajr Surya menyentuh pundak Mama. Menjijikkan."Tidak. Dia harus tahu yang sebenarnya."Sekarang, Mama kembali mendekati ranjangku. Ia duduk di pinggir ranjang dengan tangan yang simpan di sebelah kanan dan kiri tubuhku. Lebih tepatnya, Mama mengukungku dengan kedua tangannya."Kaulah yang membuatku tidak bisa mengandung. Kau anak yang telah merenggut rahimku. Kalau bukan karena menyelamatkanmu dari mobil yang henda

    Last Updated : 2022-01-30
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 45

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 45Seperginya wanita tadi, aku langsung mamakai ponsel yang ia berikan padaku. Aku mengesampingkan rasa lapar dan lebih dulu menghubungi orang yang bisa membantuku keluar dari tempat ini.Aku berhenti sejenak saat ponsel sudah menyala. Bingung, aku harus menghubungi siapa sekarang. Papa? Pasti Mama akan tahu jika aku diberikan ponsel oleh orang yang dia suruh untuk merawatku.Teman-temanku. Ya, mereka pasti bisa membantuku. Aku mengetik dua belas angka nomor telepon milik Salsa dan memanggilnya. Namun, sayang nomornya tidak aktif. Aku mencobanya lagi, tapi masih sama, dia tidak bisa dihubungi.Aku menyandarkan punggungku pada sandaran ranjang. Menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan.[Sal, bantu aku. Aku disekap oleh Surya dan Mama Hamidah. Tolong aku, Salsa.]

    Last Updated : 2022-01-30
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 46

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 46Aku tidak melanjutkan ucapanku, saat Surya mengacungkan pisau di belakang Viona. Aku mengerti dengan isyarat itu. Surya menyuruhku untuk diam, tidak melanjutkan ucapanku. Ternyata, Viona hanya dijadikan alat oleh Surya dan Mama. Dia tidak tahu, jika Surya memiliki hubungan terlarang dengan Mama.Viona sudah dibutakan oleh cinta. Cinta membuatnya menjadi gelap mata. Kebersamaan kita sebagai sahabat, ia lupakan demi mengikuti kemauan pria yang sebenarnya tidak mencintainya dengan tulus.Aku menyesal sempat berpikir jika Surya menyukaiku. Aku juga menyesal pernah menaruh hati pada pria yang aku anggap lelaki shaleh itu. Sekarang, aku bisa melihat wajah asli dia. Sarung dan peci yang sempat ia kenakan hanyalah sebagai tameng untuk menutupi kebusukannya."Sini, beri

    Last Updated : 2022-01-30

Latest chapter

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 72 ENDING

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 72Dalam kebingunganku, tiba-tiba Azzam melepaskan sabuk pengamannya, ia menarik tanganku dan memeluk tubuhku. Menyandarkan kepalaku di dadanya."Maaf, ya tadi aku teriak di depanmu, dan bikin kamu takut," ujarnya seraya mengusap kepalaku.Oh, ternyata dia mengerti kegelisahanku. Aku pun membalas pelukannya dengan menganggukkan kepala.Setelah mengecup kepalaku singkat, Azzam kembali memakai sabuk pengamannya, dan melajukan mobil."Mau mampir dulu, enggak?" tanyanya."Ke mana?""Ke mana aja. Kamu maunya ke mana, aku ikutin," ujarnya melirikku seraya tersenyum.Mendadak aku teringat pada Nabila. Sejak mengantarkan dia ke madrasah, aku tidak pernah tahu lagi keadaan dia. Juga tidak pernah bertukar kabar dengannya.Rasanya aku ingin sekali melihatnya. Bagaimana keadaan dia sekarang, dan kehidupan dia sesudah keluar dari rumah Mama

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 71

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 71"U—Umi?""Jangan seperti itu, Yumna." Umi berucap dengan manatapku lekat."Maaf, Umi.""Ayo, ikut Umi."Umi menuntunku ke belakang rumah. Hatiku jadi tidak karuan, pastinya Umi akan memarahi aku karena niatku jailku tadi."Kamu mau mengerjai Rahma, 'kan?" tanya Umi."Maaf, Umi. Yumna, tidak suka karena tadi dia mendekati Bang Azzam," jawabku pelan."Iya, intinya tadi kamu mau ngerjain Rahma, 'kan?"Aku mengangguk lemah."Bukan pakai itu, caranya." Umi mengambil bubuk cabe dari tanganku. "Tapi, dengan itu," tunjuk Umi pada ulat bulu yang berada dalam toples.Aku membulatkan mata, tidak percaya dengan apa yang Umi lakukan."M—maksud Umi?""Kita kerjain dia pakai itu. Ini memang salah, tapi Umi sudah empet banget sama Rahma. Beberapa kali sudah Umi bilang, kalau datang ke sini harus

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 70

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 70"Maaf, Umi. Yumna tidak bisa bantu menyiapkan sarapan," ucapku pada Umi pagi ini.Bagiamana aku bisa membantu Umi, kalau Azzam tidak membiarkanku keluar kamar setelah salat subuh tadi. Dia mengurungku dengan alasan kami adalah pengantin baru."Tidak apa-apa, Yumna. Ayo duduk, kita sarapan bareng."Aku mengangguk, mulai melayani suamiku di meja makan. Setelah makanan untuk Azzam sudah siap, aku duduk di samping Syila yang sedang menikmati sarapannya."Nda, yambutnya basah, ya? Tuh, keyudung Nda jadi ikutan basah."Sontak saja, semua mata kini tertuju padaku yang terkena serangan rasa malu. Jangankan untuk menjawab, menelan ludah pun rasanya sulit. Bibir Syila membongkar segalanya. Ketahuan juga jika aku baru saja mandi sebelum turun untuk sarapan.Jika Umi hanya tersenyum menanggapi celotehan cucunya, beda lagi dengan Azzam y

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 69

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 69Kakiku mendekati ranjang. Rasanya begitu berbeda dengan sebelumnya. Aku merasa gugup dan bingung harus berbuat apa.Haruskah aku loncat ke atas ranjang?Ah, memalukan!Apa aku harus pura-pura ke kamar mandi untuk menghilangkan kegugupan ini?Terlambat. lututku sudah mentok menyentuh ranjang.Ya Allah, bisakah malam ini mati lampu, agar dia tidak bisa melihat wajahku yang sudah terasa memanas ini?Pinggulku sudah menyentuh ranjang. Aku duduk dengan kaki yang masih menjuntai ke bawah. Sedangkan dia, dia terus saja menatapku tanpa berkedip.Itu mata emang gak pedih, ya?Detak jantungku bertalu-talu saat kurasakan ranjang di sebelahku bergoyang. Dia bergerak merangkak semakin dekat dan .... Azzam menyimpan kepalanya di pangkuanku.Aku bisa bernapas lega, tapi desiran halus kini kurasakan kembali saat dia mengambil tanganku lalu diletakkan di k

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 68

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 68"Dra, yang mau menjalani rumah tangga itu kamu, bukan Umi. Jadi, pandai-pandailah mengenali karakter dan sifat seseorang yang akan kamu jadikan istri. Umi tidak bisa menjawab pertanyaan kamu, karena Umi pun, belum mengenal Salsa itu. Mungkin nanti kamu bawa dia ke sini, kenalkan sama Umi," ujar Umi panjang lebar.Salsa itu orangnya baik, cuma memang bicaranya saja yang suka nyablak dan sesuka bibirnya kalau berucap."Sayang, sudah sarapannya? Kita jalan-jalan, yuk!"Azzam bicara padaku, aku pun mengangguk karena memang sarapanku sudah habis."Hadeuh ... terus saja terus, bikin ubun-ubunku tambah ngebul!" ujar Andra yang melihat kemesraan aku dan Azzam.Tanpa mendengarkan ledekan adiknya, Azzam menggandengku dan Syila untuk pergi. Setelah sebelumnya kita berpamitan kepada Umi terlebih dahulu.Aku tidak mau bertanya ke mana di

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 67

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 67"TIDAK!!""Sssttt ... kok, malah teriak?"Aku menutup mulutku rapat-rapat dengan telapak tangan.Oh, ya ampun, ternyata aku hanya berhalusinasi! Ternyata kita belum melakukan apa-apa. Azzam yang tadi mengulurkan tangannya, kini menariknya kembali. Aku menoleh ke sampingku, melihat gadis kecil itu yang masih terlelap dalam tidurnya.Azzam bangkit dan menghampiriku, ia duduk di pinggir ranjang, tepat di sampingku yang tengah mengatur napas."Kenapa?" tanyanya."Jangan, Bang. Kita tidak bisa melakukannya sekarang, aku tidak mau apa yang ada dalam bayanganku jadi kenyataan. Serem, Bang."Azzam menautkan alis. Dia tidak paham dengan apa yang aku katakan."Maksudnya? Emang kamu membayangkan apa?"Aku pun menceritakan apa yang aku bayangkan tadi. Namun, diluar dugaan. Azzam malah tertawa. Ia sampai menutup mulut menggunakan telapak tangan agar tawanya

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 66

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 66"Maaf, Sayang. Mendingan, Syila sekarang bobok, ya. Udah malem, lho." Azzam membujuk putrinya.Syila menggelengkan kepala. Dia menolak untuk tidur, dengan alasan belum mengantuk.Sedangkan aku, aku hanya menjadi penonton drama antara anak dan ayah itu. Sesekali aku tertawa melihat Azzam yang berusaha membuat Syila tidur. Ia menggendong putrinya, dan mengayun tubuh kecil itu. Namun, bukannya tidur, Syila malah merengek ingin turun. Setelah diturunkan, Syila lari ke arahku dan memeluk tubuhku."Ayah, nakal, Nda." Syila mengadu sembari mengusap rambutnya yang menghalangi wajahnya."Nanti, Bunda jewer telinga, Ayah, ya? Sekarang, Syila bobok dulu, ini sudah malam," kataku dengan lembut.Syila mendongak, mata bulatnya menatapku. Perlahan, dia mengangguk dan berkata, "Tapi, boboknya sama Nda, ya?"Aku melirik ke arah Azzam. Dia memberik

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 65

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 65DUA BULAN KEMUDIANCinta bisa membuat manusia terlena, cinta menjanjikan hidup jadi kian berwarna. Namun, cinta juga bisa membuat hati kecewa dan terluka.Berwarna, kecewa dan terluka telah aku alami dalam mengenal cinta. Setelah luka itu sirna, kini aku kembali merasakan indahnya jatuh cinta. Bersama dia yang kini sedang menggenggam tanganku erat."Haus?" Dia bertanya.Aku menggeleng sebagai tanda jawaban."Mau makan?"Kembali aku menggeleng tanda penolakan."Terus, maunya apa?" Dia kembali bertanya.Mauku adalah, dia tetap seperti ini. Bersikap manis dan lembut disetiap waktu. Selalu menggenggam tanganku hingga kulitku kian mengendur."Loh, kok malah senyam-senyum." Dia mengusap pipiku yang tertutup hiasan make up.Bukan hanya saling senyum, kini kita malah tertawa bersama seolah telah menemukan sesua

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 64

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 64"Maksudnya apaan, tuh kemping?" tanya Salsa penasaran."Eng–enggak, kok. Tasya memang suka ngaco. Tasya makan baksonya lagi, ya?" ujar Nabila pada anaknya.Seperti yang menghindar, Nabila malah memilih untuk memakan bakso yang tersaji di depannya, ketimbang menjawab pertanyaan Salsa.Anak kecil itu jujur, dan aku yakin jika jawaban Tasya tadi memang apa adanya. Tapi, apa yang dimaksud kemping? Apa jangan-jangan mereka tidur di emperan? Seketika dadaku berdenyut, membayangkan jika yang aku pikirkan memang benar adanya."Bil, kamu dan Tasya tidak tidur di emperan 'kan?" tanyaku membuat Nabila menghentikan suapannya."Tid—""Jangan bohong, jawab aja yang jujur. Kali aja kita bisa bantuin, lo." Salsa kembali berucap."Aku tidur di taman," jawab Nabila akhirnya."Hah! Lo, kagak salah? Kasihan anak, lo nanti dia keding

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status