Share

Bab 2

Penulis: Dzakiyah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 10:39:37
Dia berdiri dan mengambil selembar tisu dari meja.

Saat melihat dia mengelap wajah dan tangannya yang penuh dengan cairan itu, rasanya aku ingin mati karena malu.

Dasar aku ini. Aku benar-benar tidak bisa menahannya dan membuat dokter yang bersih itu terkena semuanya.

“Ma ... maaf, aku nggak sengaja.” Aku meminta maaf pelan-pelan dengan suara gemetar.

"Reaksi ini normal. Di mataku, kamu hanya pasien," kata Dr. Carlos dengan suara lembut dan membuatku merasa lebih tenang.

Ketika aku menurunkan kakiku, dia berkata, "Angkat kakinya lagi, pemeriksaan belum selesai."

Aku terpaksa mengangkat satu kaki lagi.

Setelah selesai, dia mengambil ponsel dan mulai memotret area tersebut.

Melihat kebingunganku, dia menjelaskan, "Terlalu gelap, aku nggak bisa melihat dengan jelas."

Aku merasa sangat malu dan ingin sekali menghilang. Awalnya kupikir, aku akan diberi obat saja. Tak disangka, pemeriksaannya sampai seperti ini. Seandainya aku tahu, aku akan mencukurnya sampai bersih di rumah.

Dia memandang foto itu sebentar, dan akhirnya menemukan penyebabnya. "Kamu terkena infeksi jamur yang disebabkan oleh kelainan pada flora vagina. Kamu datang agak terlambat. Sekarang, ini sudah nggak bisa disembuhkan hanya dengan obat saja."

Aku tidak begitu mengerti apa yang dia katakan, tetapi sepertinya cukup serius. Aku langsung panik dan bertanya, "Lalu bagaimana?"

"Sekarang, aku harus menggunakan alat untuk membantu menurunkan sensitivitasnya. Kamu berbaring dulu, aku akan cek apakah titik sensitifnya banyak. Kalau banyak, dosis obat harus ditambah."

Aku terdiam sejenak, tetapi akhirnya mengikuti instruksinya.

"Renggangkan kakimu sedikit lebih lebar.” Dia setengah berlutut di samping tempat tidur dan mulai mengulurkan tangan untuk memeriksa.

Tangannya sangat dingin. Begitu menyentuh area itu, tanpa sadar, tubuhku langsung gemetar.

"Tenang. Kalau nggak, hasil pemeriksaannya nggak akan akurat."

Aku segera memejamkan mata dan berusaha semaksimal mungkin untuk menenangkan diri.

Kemudian, aku merasakan sebuah jari besar yang dingin bergerak keluar masuk di area itu, dan sensasinya membuatku merinding.

Aku berpikir dalam hati, ini tidak baik. Kalau terus begini, aku mungkin akan kehilangan kendali lagi.

Otakku menyuruhku untuk segera menghentikannya, tetapi tubuhku berkata, "Kamu bisa menekannya lebih keras."

“Apa area ini sensitif?”

“Kalau di sini?”

Dr. Carlos bertanya sambil terus menekan beberapa bagian di dalam sana dengan jarinya.

Seketika, tubuhku menjadi lemah seolah-olah ada api yang membakar, hingga kepalaku pusing dan otakku menjadi kabur.

Takut situasi menjadi tak terkendali, aku mengulurkan tangan untuk menahan tangan Dr. Carlos.

Namun, belum sempat aku menahan, tangannya sudah menekan lebih dalam.

Dengan sekali tekanan saja, aku langsung tak berdaya.

Seluruh tubuh dan pikiranku serasa menjerit gila-gilaan.

Tubuhku mulai mengalami perubahan drastis.

Dengan bibir sedikit terbuka, kakiku tanpa sadar melebar.

Saat aku menginginkan lebih, Dr. Carlos tiba-tiba menarik kembali tangannya.

Tak siap dengan akhir yang mendadak ini, aku merasakan kehilangan yang sangat mendalam.

"Pemeriksaannya selesai. Titik sensitifmu cukup banyak," kata Dr. Carlos sambil mengelap tangannya.

Meskipun ekspresinya dingin, aku justru melihat tonjolan luar biasa di suatu tempat pada dirinya.

Apakah mungkin Dr. Carlos benar-benar tertarik pada seorang wanita desa biasa sepertiku yang bertahun-tahun hanya bekerja di ladang?

Dia masih muda dan penuh energi. Bukankah orang bilang milik anak SMA dan mahasiswa itu lebih keras dari berlian?

Kalau bisa melakukan itu dengannya sekali saja, pasti rasanya luar biasa.

Oh tidak, apa yang sebenarnya sedang kupikirkan?

Untung saja dia tidak bisa membaca pikiranku. Kalau tidak, dia pasti akan memarahiku karena tidak tahu malu.

"Dr. Carlos, sudah selesai?"

"Selesai. Aku akan menjelaskan tentang cetakan ini."

Dr. Carlos mengambil sebuah kotak dari bawah, lalu membukanya.

Di dalamnya terdapat cetakan dengan berbagai panjang dan ketebalan.

Di permukaannya terlihat urat-urat yang menonjol. Sangat realistis.

Wajahku langsung memerah.

Namun, dia tetap serius dan menjelaskan kepadaku dengan detail.

"Alat ini dirancang untuk membantu mengurangi sensitivitas. Oleskan obat di permukaannya, kemudian masukkan berulang kali untuk mengurangi rasa sensitifnya. Alat ini sangat diperlukan karena sebagian besar area sensitif berada di bagian yang cukup dalam."

Aku merasa sedikit canggung. "Lalu, menurut Dokter, yang mana yang cocok untukku?"

"Aku akan mencobanya dulu padamu untuk mengetahui ukuran mana yang paling sesuai untukmu."

"Tapi ini pemeriksaan internal, apa suamimu perlu ada di sini?"

Bagaimana mungkin dia ada di sini? Kami orang desa yang sangat konservatif. Kalau dia melihat orang lain melakukan hal seperti ini padaku, dia pasti langsung mengusirku dari rumah.

Lagipula, rasanya kurang seru jika dia ada di sini. Akhirnya, entah kenapa, aku malah berkata, "Nggak perlu."

“Oke, kamu harus berbaring," katanya, lalu memasang tirai di tengahnya.

Aku menggigit bibirku dengan gugup dan memegang seprai erat-erat dengan kedua tangan. Aku merasa takut sekaligus penasaran.

Tangan kasar Dr. Carlos kembali menyentuh area itu, dan rasa tegang itu datang lagi.

Berkali-kali aku ingin berteriak karena kenikmatan ini, dan kakiku tanpa sadar mengulur ke lantai untuk menyentuhnya.

“Punyamu terlalu dalam dan sulit diketahui. Aku perlu mengganti alatnya.”

Saat Dr. Carlos melepaskan tangannya, aku merasa seolah-olah jatuh dari puncak gunung ke dasar lembah.

Beberapa detik kemudian, aku mendengar suara ritsleting dibuka.

Segera setelah itu, sesuatu yang hangat dan keras menekanku, dan aku langsung merasakan ada yang tidak beres.

Aku mengulurkan tangannya untuk menurunkan tirai dan melihat ke atas. Ya Tuhan ....

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Elok Faiqoh
mana kelanjutannya,,,, koq gk jelas,,, ada kelanjutan bab nya tidak??????
goodnovel comment avatar
Lasmini Hanifa Sayono
Kok g berlanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 3

    Aku merasa seperti tersambar petir. Aku tidak pernah menyangka bahwa alat yang dibicarakannya adalah alat ini.Dr. Carlos mengangkat celananya dengan panik dan kembali bersikap acuh tak acuh.Ekspresi wajahnya yang tanpa ekspresi membuatnya seolah-olah orang yang tadi bukanlah dirinya.“Dari hasil pemeriksaan, ternyata kamu cocok dengan ukuran terbesar.”Dia juga memberitahuku cara penggunaannya dengan serius dan hal-hal yang perlu diperhatikan.Namun, yang terpikir olehku hanyalah miliknya yang tidak sebanding dengan orang lain. Aku bahkan sedikit menyesal. Andai saja, aku tidak membuka tirai tadi, aku pasti bisa merasakannya.Miliknya pasti lebih memuaskan daripada milik suamiku.Saat memikirkan hal itu, seluruh tubuhku terasa panas. Aku pun kehausan dan langsung mengambil sebotol air di sebelahku.Aku pikir air itu disediakan untukku, jadi aku langsung meminumnya tanpa ragu.Saat Dr. Carlos melihatku meminum air itu, ekspresinya langsung berubah. "Jangan minum!"Namun, aku sudah men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 4

    Dia sudah tidak sabar lagi.Kali ini, gerakannya lebih kasar, cepat dan kuat. Rasanya seolah-olah dia menggunakan tubuhku sebagai alat untuk melampiaskan hasratnya.Namun pada akhirnya, dia masih belum puas karena dia terlalu lama. Suamiku beberapa kali mengetuk pintu dan memanggilku. Aku menutup mulutku karena takut mengeluarkan suara.Akhirnya suamiku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan hendak menerobos masuk. Dr. Carlos pun terpaksa langsung memakai celananya.Aku merasa seperti ditabrak truk besar dan hampir hancur. Butuh waktu lama bagiku untuk keluar.Suamiku bertanya kenapa begitu lama, dan aku hanya menjawab dengan asal.Melihat dia tidak bertanya lebih lanjut, aku pun merasa tenang.Berbeda dengan aku yang merasa tidak tenang dan bersalah, Dr. Carlos tampak tenang seperti biasa, seolah-olah orang yang baru saja memanfaatkan diriku adalah orang lain, bukan dia."Istrimu nggak mengalami masalah serius. Aku sudah menjelaskan rencana perawatannya kepadanya. Kalau dia mengikuti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 5

    Saat aku berteriak minta tolong, barulah dia melepaskanku."Kenapa kamu tertarik padaku? Di usiaku ini, aku bahkan lebih cocok menjadi ibumu.""Jangan banyak tanya. Mulai sekarang, datang kapan pun aku memanggilmu."Orang ini berniat menggunakan video itu untuk mengancam dan mengendalikan aku. Namun, jika aku selalu datang saat dibutuhkan, apa bedanya aku dengan pelacur?Meski dia tampan dan bisa membuatku merasa nyaman, aku punya batasan moral. Aku tahu apa yang benar dan salah. Aku sama sekali tidak ingin menjadi budak seks.Meskipun aku sangat takut, aku tetap memperingatkannya, "Apa yang kamu lakukan itu melanggar hukum! Cepat hapus video itu, atau aku akan lapor polisi.""Lapor polisi? Kamu nggak takut kalau aku hapus efek blur dari video ini? Orang-orang pasti akan mencemoohmu. Banyak orang yang kamu kenal sudah melihat 'penampilan luar biasa' kamu tadi. Rania bahkan bertanya ke kepala desa, 'Wanita jalang mana yang begitu menggoda seperti itu?'"Tak disangka, dia bahkan tidak ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 6

    Setelah melihat laporan pemeriksaanku, dokter menatapku dan bertanya, "Apa kamu pernah mengonsumsi obat-obatan yang bersifat merangsang?""Nggak pernah," jawabku dengan bingung sambil menggelengkan kepala.Tubuhku biasanya sangat sehat. Bahkan jika aku terkena demam atau flu, tubuhku tetap kuat dan biasanya sembuh sendiri dalam dua atau tiga hari tanpa perlu obat.Namun, gejala hari ini benar-benar tidak biasa. Tubuhku terasa sangat sakit hingga menusuk. Aku pun tidak tahan lagi dan akhirnya datang ke rumah sakit.Namun, dokter mengernyitkan keningnya dan memandangku dengan tatapan tajam. "Kamu yakin benar-benar nggak mengonsumsi obat apapun? Jangan bohong pada dokter, karena itu nggak baik untuk kondisimu.""Aku benar-benar nggak mengonsumsi apa-apa, Dok," kataku.Dokter menatapku dengan ekspresi serius. Setelah melihat wajahku yang sungguh-sungguh, dia tidak lagi meragukanku. Namun, dia tetap bingung. "Tapi berdasarkan laporan pemeriksaanmu, ini adalah efek samping dari obat perangsa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 7

    Dia menulis di buku hariannya."Kalau bukan karena kamu meninggalkanku, aku nggak akan hancur dan terkena penyakit yang nggak bisa disembuhkan di usia muda.""Kalau bukan karena wanita jalang itu merebutmu, kita bisa bahagia selamanya. Kalian berdua yang menghancurkan hidupku.""Aku pasti akan membalas dendam dengan kejam, dan membuat kalian menemaniku dalam kematian, sehingga aku nggak akan sendirian di jalan menuju akhirat."Ternyata, dia membenci suamiku dan juga aku.Dia sebenarnya bukan mahasiswa baru lulus. Identitas dan namanya palsu.Pertama, dia memberiku obat sehingga aku berpikir aku kecanduan, lalu berhubungan denganku.Setelah berhubungan denganku pertama kali, dia mengambil darahku dengan alasan pemeriksaan, dan menemukan bahwa aku tidak terinfeksi.Rencananya dia menularkannya padaku, dan aku akan menularkannya pada suamiku, sehingga suamiku juga pasti akan terinfeksi.Dengan begitu, tujuannya tercapai.Setelah membaca ini, aku benar-benar terkejut.Ini benar-benar seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 1

    Aku adalah seorang petani yang menderita kecanduan seksual berat.Penyakit ini sering kambuh dan sangat mengganggu proses panen saat musim panen.Dengan putus asa, aku mengikuti suamiku mencari pengobatan dari dokter desa yang baru datang.Tetapi, cara pengobatannya membuatku sangat terkejut....Dalam perjalanan ke dokter bersama suamiku, kecanduanku kambuh lagi. Rasanya seperti ada banyak ular yang merayap di dalam tubuhku, membuatku merasa sangat gatal dan tidak nyaman.Mataku mulai kabur, dan aku merapatkan kedua kakiku sambil memandang suamiku dengan penuh harap.Dia mengumpatku dengan suara pelan, "Dasar wanita jalang!"Air mataku jatuh satu per satu. Ketika pertama kali aku terkena penyakit ini, suamiku masih cukup senang. Namun, seiring berjalannya waktu, dia tidak bisa lagi menahannya.Dia mematahkan satu tongkol jagung besar dan menyerahkannya padaku, "Sana, urus sendiri."Aku masuk ke ladang jagung, langsung melepas celana, dan mulai memuaskan diriku sendiri.Tiba-tiba seseo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 7

    Dia menulis di buku hariannya."Kalau bukan karena kamu meninggalkanku, aku nggak akan hancur dan terkena penyakit yang nggak bisa disembuhkan di usia muda.""Kalau bukan karena wanita jalang itu merebutmu, kita bisa bahagia selamanya. Kalian berdua yang menghancurkan hidupku.""Aku pasti akan membalas dendam dengan kejam, dan membuat kalian menemaniku dalam kematian, sehingga aku nggak akan sendirian di jalan menuju akhirat."Ternyata, dia membenci suamiku dan juga aku.Dia sebenarnya bukan mahasiswa baru lulus. Identitas dan namanya palsu.Pertama, dia memberiku obat sehingga aku berpikir aku kecanduan, lalu berhubungan denganku.Setelah berhubungan denganku pertama kali, dia mengambil darahku dengan alasan pemeriksaan, dan menemukan bahwa aku tidak terinfeksi.Rencananya dia menularkannya padaku, dan aku akan menularkannya pada suamiku, sehingga suamiku juga pasti akan terinfeksi.Dengan begitu, tujuannya tercapai.Setelah membaca ini, aku benar-benar terkejut.Ini benar-benar seper

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 6

    Setelah melihat laporan pemeriksaanku, dokter menatapku dan bertanya, "Apa kamu pernah mengonsumsi obat-obatan yang bersifat merangsang?""Nggak pernah," jawabku dengan bingung sambil menggelengkan kepala.Tubuhku biasanya sangat sehat. Bahkan jika aku terkena demam atau flu, tubuhku tetap kuat dan biasanya sembuh sendiri dalam dua atau tiga hari tanpa perlu obat.Namun, gejala hari ini benar-benar tidak biasa. Tubuhku terasa sangat sakit hingga menusuk. Aku pun tidak tahan lagi dan akhirnya datang ke rumah sakit.Namun, dokter mengernyitkan keningnya dan memandangku dengan tatapan tajam. "Kamu yakin benar-benar nggak mengonsumsi obat apapun? Jangan bohong pada dokter, karena itu nggak baik untuk kondisimu.""Aku benar-benar nggak mengonsumsi apa-apa, Dok," kataku.Dokter menatapku dengan ekspresi serius. Setelah melihat wajahku yang sungguh-sungguh, dia tidak lagi meragukanku. Namun, dia tetap bingung. "Tapi berdasarkan laporan pemeriksaanmu, ini adalah efek samping dari obat perangsa

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 5

    Saat aku berteriak minta tolong, barulah dia melepaskanku."Kenapa kamu tertarik padaku? Di usiaku ini, aku bahkan lebih cocok menjadi ibumu.""Jangan banyak tanya. Mulai sekarang, datang kapan pun aku memanggilmu."Orang ini berniat menggunakan video itu untuk mengancam dan mengendalikan aku. Namun, jika aku selalu datang saat dibutuhkan, apa bedanya aku dengan pelacur?Meski dia tampan dan bisa membuatku merasa nyaman, aku punya batasan moral. Aku tahu apa yang benar dan salah. Aku sama sekali tidak ingin menjadi budak seks.Meskipun aku sangat takut, aku tetap memperingatkannya, "Apa yang kamu lakukan itu melanggar hukum! Cepat hapus video itu, atau aku akan lapor polisi.""Lapor polisi? Kamu nggak takut kalau aku hapus efek blur dari video ini? Orang-orang pasti akan mencemoohmu. Banyak orang yang kamu kenal sudah melihat 'penampilan luar biasa' kamu tadi. Rania bahkan bertanya ke kepala desa, 'Wanita jalang mana yang begitu menggoda seperti itu?'"Tak disangka, dia bahkan tidak ta

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 4

    Dia sudah tidak sabar lagi.Kali ini, gerakannya lebih kasar, cepat dan kuat. Rasanya seolah-olah dia menggunakan tubuhku sebagai alat untuk melampiaskan hasratnya.Namun pada akhirnya, dia masih belum puas karena dia terlalu lama. Suamiku beberapa kali mengetuk pintu dan memanggilku. Aku menutup mulutku karena takut mengeluarkan suara.Akhirnya suamiku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan hendak menerobos masuk. Dr. Carlos pun terpaksa langsung memakai celananya.Aku merasa seperti ditabrak truk besar dan hampir hancur. Butuh waktu lama bagiku untuk keluar.Suamiku bertanya kenapa begitu lama, dan aku hanya menjawab dengan asal.Melihat dia tidak bertanya lebih lanjut, aku pun merasa tenang.Berbeda dengan aku yang merasa tidak tenang dan bersalah, Dr. Carlos tampak tenang seperti biasa, seolah-olah orang yang baru saja memanfaatkan diriku adalah orang lain, bukan dia."Istrimu nggak mengalami masalah serius. Aku sudah menjelaskan rencana perawatannya kepadanya. Kalau dia mengikuti

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 3

    Aku merasa seperti tersambar petir. Aku tidak pernah menyangka bahwa alat yang dibicarakannya adalah alat ini.Dr. Carlos mengangkat celananya dengan panik dan kembali bersikap acuh tak acuh.Ekspresi wajahnya yang tanpa ekspresi membuatnya seolah-olah orang yang tadi bukanlah dirinya.“Dari hasil pemeriksaan, ternyata kamu cocok dengan ukuran terbesar.”Dia juga memberitahuku cara penggunaannya dengan serius dan hal-hal yang perlu diperhatikan.Namun, yang terpikir olehku hanyalah miliknya yang tidak sebanding dengan orang lain. Aku bahkan sedikit menyesal. Andai saja, aku tidak membuka tirai tadi, aku pasti bisa merasakannya.Miliknya pasti lebih memuaskan daripada milik suamiku.Saat memikirkan hal itu, seluruh tubuhku terasa panas. Aku pun kehausan dan langsung mengambil sebotol air di sebelahku.Aku pikir air itu disediakan untukku, jadi aku langsung meminumnya tanpa ragu.Saat Dr. Carlos melihatku meminum air itu, ekspresinya langsung berubah. "Jangan minum!"Namun, aku sudah men

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 2

    Dia berdiri dan mengambil selembar tisu dari meja.Saat melihat dia mengelap wajah dan tangannya yang penuh dengan cairan itu, rasanya aku ingin mati karena malu.Dasar aku ini. Aku benar-benar tidak bisa menahannya dan membuat dokter yang bersih itu terkena semuanya.“Ma ... maaf, aku nggak sengaja.” Aku meminta maaf pelan-pelan dengan suara gemetar."Reaksi ini normal. Di mataku, kamu hanya pasien," kata Dr. Carlos dengan suara lembut dan membuatku merasa lebih tenang.Ketika aku menurunkan kakiku, dia berkata, "Angkat kakinya lagi, pemeriksaan belum selesai."Aku terpaksa mengangkat satu kaki lagi.Setelah selesai, dia mengambil ponsel dan mulai memotret area tersebut.Melihat kebingunganku, dia menjelaskan, "Terlalu gelap, aku nggak bisa melihat dengan jelas."Aku merasa sangat malu dan ingin sekali menghilang. Awalnya kupikir, aku akan diberi obat saja. Tak disangka, pemeriksaannya sampai seperti ini. Seandainya aku tahu, aku akan mencukurnya sampai bersih di rumah.Dia memandang

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 1

    Aku adalah seorang petani yang menderita kecanduan seksual berat.Penyakit ini sering kambuh dan sangat mengganggu proses panen saat musim panen.Dengan putus asa, aku mengikuti suamiku mencari pengobatan dari dokter desa yang baru datang.Tetapi, cara pengobatannya membuatku sangat terkejut....Dalam perjalanan ke dokter bersama suamiku, kecanduanku kambuh lagi. Rasanya seperti ada banyak ular yang merayap di dalam tubuhku, membuatku merasa sangat gatal dan tidak nyaman.Mataku mulai kabur, dan aku merapatkan kedua kakiku sambil memandang suamiku dengan penuh harap.Dia mengumpatku dengan suara pelan, "Dasar wanita jalang!"Air mataku jatuh satu per satu. Ketika pertama kali aku terkena penyakit ini, suamiku masih cukup senang. Namun, seiring berjalannya waktu, dia tidak bisa lagi menahannya.Dia mematahkan satu tongkol jagung besar dan menyerahkannya padaku, "Sana, urus sendiri."Aku masuk ke ladang jagung, langsung melepas celana, dan mulai memuaskan diriku sendiri.Tiba-tiba seseo

DMCA.com Protection Status