Share

Gadis Desa yang Kecanduan Seksual
Gadis Desa yang Kecanduan Seksual
Penulis: Dzakiyah

Bab 1

Penulis: Dzakiyah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 10:39:37
Aku adalah seorang petani yang menderita kecanduan seksual berat.

Penyakit ini sering kambuh dan sangat mengganggu proses panen saat musim panen.

Dengan putus asa, aku mengikuti suamiku mencari pengobatan dari dokter desa yang baru datang.

Tetapi, cara pengobatannya membuatku sangat terkejut.

...

Dalam perjalanan ke dokter bersama suamiku, kecanduanku kambuh lagi. Rasanya seperti ada banyak ular yang merayap di dalam tubuhku, membuatku merasa sangat gatal dan tidak nyaman.

Mataku mulai kabur, dan aku merapatkan kedua kakiku sambil memandang suamiku dengan penuh harap.

Dia mengumpatku dengan suara pelan, "Dasar wanita jalang!"

Air mataku jatuh satu per satu. Ketika pertama kali aku terkena penyakit ini, suamiku masih cukup senang. Namun, seiring berjalannya waktu, dia tidak bisa lagi menahannya.

Dia mematahkan satu tongkol jagung besar dan menyerahkannya padaku, "Sana, urus sendiri."

Aku masuk ke ladang jagung, langsung melepas celana, dan mulai memuaskan diriku sendiri.

Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang. Aku pikir itu suamiku.

Dengan napas terengah-engah, aku berbalik, membuka mata, dan menyadari itu sama sekali bukan dia.

Aku berusaha mendorongnya menjauh dan hendak lari keluar, tetapi orang itu memelukku erat-erat. Aku hanya bisa berteriak minta tolong kepada suamiku, tetapi dia sama sekali tidak menjawab.

Di ladang jagung yang begitu terbuka, bagaimana mungkin dia tidak mendengarnya? Aku tiba-tiba teringat, beberapa hari yang lalu dia sempat berkata ingin mencarikan seorang pria untukku.

Kemungkinan besar, pria ini sengaja dia bawa ke sini.

Tongkol jagung masih ada di dalam tubuhku, dan karena gerakan tarik menarik yang begitu intens, tubuhku sudah lemas seperti air. Tak lama kemudian, aku bahkan kehilangan tenaga untuk melawan.

Pria itu memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan tubuhku dan mengangkat kedua kakiku di pundaknya. Aku terkejut dan ketakutan, lalu memukulnya dengan lemah.

Saat dia hendak membuka kancing celananya, aku mengambil daun jagung di dekatnya dan melemparkannya ke wajahnya.

Karena dia sedang lengah, daun itu langsung mengenai matanya.

Daun jagung sangat tajam, dan jika terkena mata, rasanya sangat sakit.

Dia menamparku dengan keras dan menyebutku munafik.

Suamiku mungkin mendengar ada yang tidak beres, dan dia segera masuk.

"Istrimu benar-benar menyebalkan. Dia hampir membuatku buta. Cari orang lain saja."

Orang itu berkata sambil mengeluarkan uang seratus ribu dan melemparkannya ke tanah, lalu pergi dengan marah.

Suamiku membantuku berdiri dan bertanya apakah aku baik-baik saja.

Hatiku terasa perih, dan air mata kembali jatuh. "Kamu masih berani tanya? Bukankah ini perbuatanmu?'

"Suami macam apa kamu ini? Kamu menyuruh orang lain menyakiti istrimu sendiri, bahkan sampai membayarnya. Kamu benar-benar brengsek," ujarku dengan penuh amarah dan menatapnya tajam.

Dia sama sekali tidak merasa bersalah dan malah memarahiku, "Ini semua gara-gara penyakit anehmu itu. Sedikit-sedikit minta dilayani, memangnya aku harus selalu siap 24 jam? Sebentar lagi musim panen, aku nggak tahu apa kita masih bisa panen?"

"Biarkan saja semua mati kering di ladang dan kerja keras selama setahun jadi sia-sia. Paling kita makan angin saja!"

Setelah selesai bicara, dia langsung pergi dengan marah.

Aku menghapus air mata, dan segera berdiri untuk mengejarnya.

Aku tahu ini salahku. Dia tidak pernah mengeluh dan sudah sangat sabar denganku.

Dalam hati aku berdoa semoga dokter desa ini bisa menyembuhkanku. Kalau tidak, aku hanya bisa pulang dan mencari jarum untuk menjahit diriku sendiri.

Aku bertemu dengan dokter desa yang masih mahasiswa, dan tak disangka, ternyata dia seorang laki-laki.

Walaupun aku sudah tidak muda lagi, bagaimana mungkin aku membiarkan dokter pria memeriksa penyakit seperti ini?

Aku ingin pergi, tetapi suamiku menarik tanganku.

"Kalau kamu nggak mengobatinya, bagaimana kita bisa bekerja di ladang?"

Penyakit ini memang sudah sangat mengganggu kehidupan kami beberapa hari terakhir ini. Jadi, aku terpaksa memberanikan diri untuk tetap di sini.

Setelah terkejut melihat dokter pria muda itu, aku diam-diam memperhatikannya.

Dia sangat tampan dan memiliki tubuh yang sangat bagus. Otot-ototnya yang besar membuat jas putihnya terlihat sangat pas di tubuhnya

Namun, kacamata berbingkai emas di hidungnya membuatnya terlihat dingin.

Aku terpaku melihatnya dan sama sekali tidak mendengar percakapan antara suamiku dengannya.

Hingga suamiku berkata, "Dr. Carlos, aku keluar dulu. Aku serahkan istriku padamu."

Apa? Suamiku tidak ikut menemaniku? Selain itu, kata-kata 'menyerahkan istriku padamu' membuatku berpikir yang tidak-tidak.

Setelah suamiku pergi, Dr. Carlos bertanya tentang apa yang aku rasakan.

Walaupun agak malu untuk mengatakannya, aku tetap memberanikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya.

Dia sama sekali tidak terkejut setelah mendengar itu.

Aku bertanya apakah ada obat untuk mengobatinya, tetapi dia mengatakan perlu memeriksanya terlebih dahulu.

Dengan gugup, aku bertanya, "Bagaimana cara memeriksanya? Apa aku harus berbaring di sana?" Aku menunjuk ranjang pasien yang ada di samping.

“Nggak perlu. Periksa di sini saja,” katanya sambil berjongkok dan mulai melepas celanaku.

Aku kaget dan refleks langsung memegang tangannya. “Dokter mau apa?”

“Kalau celananya nggak dilepas, bagaimana aku bisa periksa?” jawabnya dengan nada agak kesal sambil mengerutkan alis.

Wajahku langsung memerah. Berani sekali anak muda ini.

Dengan malu-malu aku berkata, “Biar ... biar aku sendiri saja.”

Lalu, sambil menahan rasa malu, aku melepas celanaku perlahan.

Walaupun aku sering bekerja di ladang, kulitku tetap putih alami dan tidak jadi gelap. Bahkan kulitku masih kencang dan mulus tanpa banyak kerutan. Pernah suatu kali, menantuku sampai salah mengira aku sebagai putriku sendiri dan hampir melakukan hal yang tidak-tidak.

Aku bisa mendengar dengan jelas suara Dr. Carlos menelan ludah.

Hatiku langsung berdebar. Apa mungkin Dr. Carlos punya pikiran aneh tentangku? Aku bahkan sudah cukup tua untuk jadi ibunya.

Namun, di detik berikutnya, dia tiba-tiba mengangkat salah satu kakiku tinggi-tinggi. Lalu, dia menunduk untuk mengamati area itu dengan saksama.

Rambutnya yang tebal menyentuh ujung kulitku, dan aku langsung merasa sangat terangsang.

Tiba-tiba, semuanya berantakan dalam sekejap.

Bab terkait

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 2

    Dia berdiri dan mengambil selembar tisu dari meja.Saat melihat dia mengelap wajah dan tangannya yang penuh dengan cairan itu, rasanya aku ingin mati karena malu.Dasar aku ini. Aku benar-benar tidak bisa menahannya dan membuat dokter yang bersih itu terkena semuanya.“Ma ... maaf, aku nggak sengaja.” Aku meminta maaf pelan-pelan dengan suara gemetar."Reaksi ini normal. Di mataku, kamu hanya pasien," kata Dr. Carlos dengan suara lembut dan membuatku merasa lebih tenang.Ketika aku menurunkan kakiku, dia berkata, "Angkat kakinya lagi, pemeriksaan belum selesai."Aku terpaksa mengangkat satu kaki lagi.Setelah selesai, dia mengambil ponsel dan mulai memotret area tersebut.Melihat kebingunganku, dia menjelaskan, "Terlalu gelap, aku nggak bisa melihat dengan jelas."Aku merasa sangat malu dan ingin sekali menghilang. Awalnya kupikir, aku akan diberi obat saja. Tak disangka, pemeriksaannya sampai seperti ini. Seandainya aku tahu, aku akan mencukurnya sampai bersih di rumah.Dia memandang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 3

    Aku merasa seperti tersambar petir. Aku tidak pernah menyangka bahwa alat yang dibicarakannya adalah alat ini.Dr. Carlos mengangkat celananya dengan panik dan kembali bersikap acuh tak acuh.Ekspresi wajahnya yang tanpa ekspresi membuatnya seolah-olah orang yang tadi bukanlah dirinya.“Dari hasil pemeriksaan, ternyata kamu cocok dengan ukuran terbesar.”Dia juga memberitahuku cara penggunaannya dengan serius dan hal-hal yang perlu diperhatikan.Namun, yang terpikir olehku hanyalah miliknya yang tidak sebanding dengan orang lain. Aku bahkan sedikit menyesal. Andai saja, aku tidak membuka tirai tadi, aku pasti bisa merasakannya.Miliknya pasti lebih memuaskan daripada milik suamiku.Saat memikirkan hal itu, seluruh tubuhku terasa panas. Aku pun kehausan dan langsung mengambil sebotol air di sebelahku.Aku pikir air itu disediakan untukku, jadi aku langsung meminumnya tanpa ragu.Saat Dr. Carlos melihatku meminum air itu, ekspresinya langsung berubah. "Jangan minum!"Namun, aku sudah men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 4

    Dia sudah tidak sabar lagi.Kali ini, gerakannya lebih kasar, cepat dan kuat. Rasanya seolah-olah dia menggunakan tubuhku sebagai alat untuk melampiaskan hasratnya.Namun pada akhirnya, dia masih belum puas karena dia terlalu lama. Suamiku beberapa kali mengetuk pintu dan memanggilku. Aku menutup mulutku karena takut mengeluarkan suara.Akhirnya suamiku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan hendak menerobos masuk. Dr. Carlos pun terpaksa langsung memakai celananya.Aku merasa seperti ditabrak truk besar dan hampir hancur. Butuh waktu lama bagiku untuk keluar.Suamiku bertanya kenapa begitu lama, dan aku hanya menjawab dengan asal.Melihat dia tidak bertanya lebih lanjut, aku pun merasa tenang.Berbeda dengan aku yang merasa tidak tenang dan bersalah, Dr. Carlos tampak tenang seperti biasa, seolah-olah orang yang baru saja memanfaatkan diriku adalah orang lain, bukan dia."Istrimu nggak mengalami masalah serius. Aku sudah menjelaskan rencana perawatannya kepadanya. Kalau dia mengikuti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 5

    Saat aku berteriak minta tolong, barulah dia melepaskanku."Kenapa kamu tertarik padaku? Di usiaku ini, aku bahkan lebih cocok menjadi ibumu.""Jangan banyak tanya. Mulai sekarang, datang kapan pun aku memanggilmu."Orang ini berniat menggunakan video itu untuk mengancam dan mengendalikan aku. Namun, jika aku selalu datang saat dibutuhkan, apa bedanya aku dengan pelacur?Meski dia tampan dan bisa membuatku merasa nyaman, aku punya batasan moral. Aku tahu apa yang benar dan salah. Aku sama sekali tidak ingin menjadi budak seks.Meskipun aku sangat takut, aku tetap memperingatkannya, "Apa yang kamu lakukan itu melanggar hukum! Cepat hapus video itu, atau aku akan lapor polisi.""Lapor polisi? Kamu nggak takut kalau aku hapus efek blur dari video ini? Orang-orang pasti akan mencemoohmu. Banyak orang yang kamu kenal sudah melihat 'penampilan luar biasa' kamu tadi. Rania bahkan bertanya ke kepala desa, 'Wanita jalang mana yang begitu menggoda seperti itu?'"Tak disangka, dia bahkan tidak ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 6

    Setelah melihat laporan pemeriksaanku, dokter menatapku dan bertanya, "Apa kamu pernah mengonsumsi obat-obatan yang bersifat merangsang?""Nggak pernah," jawabku dengan bingung sambil menggelengkan kepala.Tubuhku biasanya sangat sehat. Bahkan jika aku terkena demam atau flu, tubuhku tetap kuat dan biasanya sembuh sendiri dalam dua atau tiga hari tanpa perlu obat.Namun, gejala hari ini benar-benar tidak biasa. Tubuhku terasa sangat sakit hingga menusuk. Aku pun tidak tahan lagi dan akhirnya datang ke rumah sakit.Namun, dokter mengernyitkan keningnya dan memandangku dengan tatapan tajam. "Kamu yakin benar-benar nggak mengonsumsi obat apapun? Jangan bohong pada dokter, karena itu nggak baik untuk kondisimu.""Aku benar-benar nggak mengonsumsi apa-apa, Dok," kataku.Dokter menatapku dengan ekspresi serius. Setelah melihat wajahku yang sungguh-sungguh, dia tidak lagi meragukanku. Namun, dia tetap bingung. "Tapi berdasarkan laporan pemeriksaanmu, ini adalah efek samping dari obat perangsa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 7

    Dia menulis di buku hariannya."Kalau bukan karena kamu meninggalkanku, aku nggak akan hancur dan terkena penyakit yang nggak bisa disembuhkan di usia muda.""Kalau bukan karena wanita jalang itu merebutmu, kita bisa bahagia selamanya. Kalian berdua yang menghancurkan hidupku.""Aku pasti akan membalas dendam dengan kejam, dan membuat kalian menemaniku dalam kematian, sehingga aku nggak akan sendirian di jalan menuju akhirat."Ternyata, dia membenci suamiku dan juga aku.Dia sebenarnya bukan mahasiswa baru lulus. Identitas dan namanya palsu.Pertama, dia memberiku obat sehingga aku berpikir aku kecanduan, lalu berhubungan denganku.Setelah berhubungan denganku pertama kali, dia mengambil darahku dengan alasan pemeriksaan, dan menemukan bahwa aku tidak terinfeksi.Rencananya dia menularkannya padaku, dan aku akan menularkannya pada suamiku, sehingga suamiku juga pasti akan terinfeksi.Dengan begitu, tujuannya tercapai.Setelah membaca ini, aku benar-benar terkejut.Ini benar-benar seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 7

    Dia menulis di buku hariannya."Kalau bukan karena kamu meninggalkanku, aku nggak akan hancur dan terkena penyakit yang nggak bisa disembuhkan di usia muda.""Kalau bukan karena wanita jalang itu merebutmu, kita bisa bahagia selamanya. Kalian berdua yang menghancurkan hidupku.""Aku pasti akan membalas dendam dengan kejam, dan membuat kalian menemaniku dalam kematian, sehingga aku nggak akan sendirian di jalan menuju akhirat."Ternyata, dia membenci suamiku dan juga aku.Dia sebenarnya bukan mahasiswa baru lulus. Identitas dan namanya palsu.Pertama, dia memberiku obat sehingga aku berpikir aku kecanduan, lalu berhubungan denganku.Setelah berhubungan denganku pertama kali, dia mengambil darahku dengan alasan pemeriksaan, dan menemukan bahwa aku tidak terinfeksi.Rencananya dia menularkannya padaku, dan aku akan menularkannya pada suamiku, sehingga suamiku juga pasti akan terinfeksi.Dengan begitu, tujuannya tercapai.Setelah membaca ini, aku benar-benar terkejut.Ini benar-benar seper

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 6

    Setelah melihat laporan pemeriksaanku, dokter menatapku dan bertanya, "Apa kamu pernah mengonsumsi obat-obatan yang bersifat merangsang?""Nggak pernah," jawabku dengan bingung sambil menggelengkan kepala.Tubuhku biasanya sangat sehat. Bahkan jika aku terkena demam atau flu, tubuhku tetap kuat dan biasanya sembuh sendiri dalam dua atau tiga hari tanpa perlu obat.Namun, gejala hari ini benar-benar tidak biasa. Tubuhku terasa sangat sakit hingga menusuk. Aku pun tidak tahan lagi dan akhirnya datang ke rumah sakit.Namun, dokter mengernyitkan keningnya dan memandangku dengan tatapan tajam. "Kamu yakin benar-benar nggak mengonsumsi obat apapun? Jangan bohong pada dokter, karena itu nggak baik untuk kondisimu.""Aku benar-benar nggak mengonsumsi apa-apa, Dok," kataku.Dokter menatapku dengan ekspresi serius. Setelah melihat wajahku yang sungguh-sungguh, dia tidak lagi meragukanku. Namun, dia tetap bingung. "Tapi berdasarkan laporan pemeriksaanmu, ini adalah efek samping dari obat perangsa

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 5

    Saat aku berteriak minta tolong, barulah dia melepaskanku."Kenapa kamu tertarik padaku? Di usiaku ini, aku bahkan lebih cocok menjadi ibumu.""Jangan banyak tanya. Mulai sekarang, datang kapan pun aku memanggilmu."Orang ini berniat menggunakan video itu untuk mengancam dan mengendalikan aku. Namun, jika aku selalu datang saat dibutuhkan, apa bedanya aku dengan pelacur?Meski dia tampan dan bisa membuatku merasa nyaman, aku punya batasan moral. Aku tahu apa yang benar dan salah. Aku sama sekali tidak ingin menjadi budak seks.Meskipun aku sangat takut, aku tetap memperingatkannya, "Apa yang kamu lakukan itu melanggar hukum! Cepat hapus video itu, atau aku akan lapor polisi.""Lapor polisi? Kamu nggak takut kalau aku hapus efek blur dari video ini? Orang-orang pasti akan mencemoohmu. Banyak orang yang kamu kenal sudah melihat 'penampilan luar biasa' kamu tadi. Rania bahkan bertanya ke kepala desa, 'Wanita jalang mana yang begitu menggoda seperti itu?'"Tak disangka, dia bahkan tidak ta

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 4

    Dia sudah tidak sabar lagi.Kali ini, gerakannya lebih kasar, cepat dan kuat. Rasanya seolah-olah dia menggunakan tubuhku sebagai alat untuk melampiaskan hasratnya.Namun pada akhirnya, dia masih belum puas karena dia terlalu lama. Suamiku beberapa kali mengetuk pintu dan memanggilku. Aku menutup mulutku karena takut mengeluarkan suara.Akhirnya suamiku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan hendak menerobos masuk. Dr. Carlos pun terpaksa langsung memakai celananya.Aku merasa seperti ditabrak truk besar dan hampir hancur. Butuh waktu lama bagiku untuk keluar.Suamiku bertanya kenapa begitu lama, dan aku hanya menjawab dengan asal.Melihat dia tidak bertanya lebih lanjut, aku pun merasa tenang.Berbeda dengan aku yang merasa tidak tenang dan bersalah, Dr. Carlos tampak tenang seperti biasa, seolah-olah orang yang baru saja memanfaatkan diriku adalah orang lain, bukan dia."Istrimu nggak mengalami masalah serius. Aku sudah menjelaskan rencana perawatannya kepadanya. Kalau dia mengikuti

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 3

    Aku merasa seperti tersambar petir. Aku tidak pernah menyangka bahwa alat yang dibicarakannya adalah alat ini.Dr. Carlos mengangkat celananya dengan panik dan kembali bersikap acuh tak acuh.Ekspresi wajahnya yang tanpa ekspresi membuatnya seolah-olah orang yang tadi bukanlah dirinya.“Dari hasil pemeriksaan, ternyata kamu cocok dengan ukuran terbesar.”Dia juga memberitahuku cara penggunaannya dengan serius dan hal-hal yang perlu diperhatikan.Namun, yang terpikir olehku hanyalah miliknya yang tidak sebanding dengan orang lain. Aku bahkan sedikit menyesal. Andai saja, aku tidak membuka tirai tadi, aku pasti bisa merasakannya.Miliknya pasti lebih memuaskan daripada milik suamiku.Saat memikirkan hal itu, seluruh tubuhku terasa panas. Aku pun kehausan dan langsung mengambil sebotol air di sebelahku.Aku pikir air itu disediakan untukku, jadi aku langsung meminumnya tanpa ragu.Saat Dr. Carlos melihatku meminum air itu, ekspresinya langsung berubah. "Jangan minum!"Namun, aku sudah men

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 2

    Dia berdiri dan mengambil selembar tisu dari meja.Saat melihat dia mengelap wajah dan tangannya yang penuh dengan cairan itu, rasanya aku ingin mati karena malu.Dasar aku ini. Aku benar-benar tidak bisa menahannya dan membuat dokter yang bersih itu terkena semuanya.“Ma ... maaf, aku nggak sengaja.” Aku meminta maaf pelan-pelan dengan suara gemetar."Reaksi ini normal. Di mataku, kamu hanya pasien," kata Dr. Carlos dengan suara lembut dan membuatku merasa lebih tenang.Ketika aku menurunkan kakiku, dia berkata, "Angkat kakinya lagi, pemeriksaan belum selesai."Aku terpaksa mengangkat satu kaki lagi.Setelah selesai, dia mengambil ponsel dan mulai memotret area tersebut.Melihat kebingunganku, dia menjelaskan, "Terlalu gelap, aku nggak bisa melihat dengan jelas."Aku merasa sangat malu dan ingin sekali menghilang. Awalnya kupikir, aku akan diberi obat saja. Tak disangka, pemeriksaannya sampai seperti ini. Seandainya aku tahu, aku akan mencukurnya sampai bersih di rumah.Dia memandang

  • Gadis Desa yang Kecanduan Seksual   Bab 1

    Aku adalah seorang petani yang menderita kecanduan seksual berat.Penyakit ini sering kambuh dan sangat mengganggu proses panen saat musim panen.Dengan putus asa, aku mengikuti suamiku mencari pengobatan dari dokter desa yang baru datang.Tetapi, cara pengobatannya membuatku sangat terkejut....Dalam perjalanan ke dokter bersama suamiku, kecanduanku kambuh lagi. Rasanya seperti ada banyak ular yang merayap di dalam tubuhku, membuatku merasa sangat gatal dan tidak nyaman.Mataku mulai kabur, dan aku merapatkan kedua kakiku sambil memandang suamiku dengan penuh harap.Dia mengumpatku dengan suara pelan, "Dasar wanita jalang!"Air mataku jatuh satu per satu. Ketika pertama kali aku terkena penyakit ini, suamiku masih cukup senang. Namun, seiring berjalannya waktu, dia tidak bisa lagi menahannya.Dia mematahkan satu tongkol jagung besar dan menyerahkannya padaku, "Sana, urus sendiri."Aku masuk ke ladang jagung, langsung melepas celana, dan mulai memuaskan diriku sendiri.Tiba-tiba seseo

DMCA.com Protection Status