Home / Romansa / Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket / Bab 186 : Hadiah Dari Papi

Share

Bab 186 : Hadiah Dari Papi

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2025-03-22 19:54:53
Meski enggan mengenakan gaun putih yang terbuka di bagian punggung, Rachel terpaksa memakainya untuk menghargai pemberian Jonathan. Rachel sengaja menggerai rambut panjangnya untuk menutupi bagian terbuka di punggungnya.

Mengenakan stiletto yang terlihat glamour namun ternyata nyaman dikenakan di kakinya. Tubuh Rachel yang pendek, kini tampak lebih tinggi.

“Chel, Jonathan sudah menunggu di depan!” Suara Natasya terdengar dari balik pintu.

“Ya ma, sebentar lagi Rachel keluar.”

Rachel bergegas menyemprotkan parfum dengan aroma vanila itu di beberapa bagian tubuhnya. Meraih tas putih berlogo Polma pemberian Debora, lalu melangkah keluar kamar.

Dari kejauhan, terlihat Jonathan tengah bercengkerama dengan nenek Maria di ruang tamu. Setelan semi formal, atasan dan bawahan yang warnanya senada dengan gaun Rachel, membuat penampilan Jonathan terlihat lebih tampan dan bercahaya.

Langkah Rachel terhenti, kala nenek Maria melihatnya.

“Wah, cucu kesayangan nenek sangat cantik!”

Atensi Jona
Linda Malik

Penasaran gak kelanjutannya? bantu komentarnya dong, biar gak sepi.. 🥲 Kalau udah ada yg komen Thor lanjutin, janji! 😉

| 14
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Hainur Rizani
penasaran bnget ayo donk d lanjut lg
goodnovel comment avatar
Linda Malik
siap meluncur
goodnovel comment avatar
Isma Bintang
ayo double up semangat ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 187 : Sebuah Tamparan

    Jo merasakan salivanya terasa tercekat di tenggorokan, berusaha menelannya dengan susah payah. Detak jantungnya terus bertalu, mencoba fokus pada pengait kalung namun rasanya sulit. “Udah, Jo?” Suara Rachel menyentak kesadaran Jonathan. “Ya, ya udah-udah!” jawab Jo salah tingkah. Rachel kembali ke posisi semula, ibu jarinya mengusap liontin yang tampak berkilau itu dengan wajah menunduk. Rachel kembali teringat akan masa lalu saat mendiang papa Jacob masih hidup. Beliau selalu memberikan barang-barang di momen spesial. Andai saja papanya masih hidup, pasti beliau juga akan memberikan hadiah spesial untuknya. Banyak barang-barang pemberian papa Jacob yang masih tersimpan rapi di kamarnya. Sebagian besar Rachel tak memakainya sampai sekarang. Bukan karena dia tidak menghargai pemberian papa, melainkan hampir semua barang pemberian Jacob berupa baju dan aksesoris wanita yang feminim. Rachel menarik nafas dalam-dalam seraya memejamkan mata. Berjanji dalam hati, setelah ini akan men

    Last Updated : 2025-03-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 188 : Cemburu Itu Wajar

    Dengan langkah tegap, Jonathan berjalan menghampiri Mila. “Mil, mana Rachel? Gue suruh lu jagain Rachel ngapain lu malah mojok?!” “Rachel tadi bilang gak suka tempat rame, Jo. Makanya gue ijinin pas dia pergi. Katanya mau nyari tempat sepi. Tapi tenang aja, udah ada Alisha yang jagain,” jelas Mila. Jonathan bergegas menyelusuri ruangan yang cukup luas itu. Meskipun jawaban Mila masuk akal, namun dia tidak akan tenang jika belum melihat langsung keberadaan kekasihnya. Saat dia berpapasan dengan beberapa teman dekat Alisha, Jo langsung bertanya. “Alisha sama Rachel tadi ke teras balkon sih. Katanya mau nyari udara segar," ujar salah satu teman Alisha. Jonathan segera memacu langkahnya dengan tidak sabar menuju tempat yang ditunjuk oleh teman Alisha tadi. Tangannya sudah mencengkeram handle pintu kaca bersiap untuk membuka. Namun saat pandangannya menangkap sosok lelaki yang tengah berbicara dengan kekasihnya, hati Jonathan kembali memanas. Bukan Alisha yang dia lihat, melainkan pe

    Last Updated : 2025-03-23
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 189 : Kamera, Hati, dan Kompas

    “Bae, mau pulang sekarang?” Jonathan balik bertanya. “Jangan dulu pulang, Chel. Lagian acara belum selesai. Tunggulah dulu, sampai kita puas kumpulnya,” celetuk Rio disambut lirikan tajam Mila, mengisyaratkan Rio agar diam, tidak ikut campur. “Kalau lu pengen pulang sekarang gak masalah sih, Chel. Kalian bicara baik-baik ya,” timpal Mila seraya menepuk pundak Rachel dan bergerak menjauh. Menghampiri Rio dan menariknya keluar dari kerumunan. Sebenarnya Rachel ingin segera pergi dari tempat itu. Namun melihat tatapan Alisha dan teman sekelasnya yang lain, seakan menahannya untuk tetap di sini. “Pulangnya nanti aja, bareng sama lain.” Entah sadar atau tidak, saat Rachel menjawab itu. Dengan keberanian yang entah datang dari mana, Rachel meraih tangan Jonathan. “Terus di sisi gue, biar lu gak salah paham lagi!” tegas Rachel seraya mengulas senyum tipis. Bak mendapat angin segar, keresahan Jonathan pun mendadak hilang. Berganti dengan rasa bahagia melihat perubahan sikap Rachel yang

    Last Updated : 2025-03-23
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 190 : Rachel Mabuk

    Jonathan hendak melangkah ke bar minuman, untuk mengatakan pada waiters jika minuman yang datang tidak sesuai dengan apa yang dipesan. Namun langkahnya tertahan, kala tangan Rachel mencengkeram erat pergelangan tangannya. “Mau kemana, Bae? Jangan tinggalin gue!” ucap Rachel dengan suara lirih. Sorot matanya menatap pada Jonathan penuh harap agar pemuda itu tidak pergi meninggalkannya barang sekejap pun. Jonathan urung pergi, memutuskan untuk kembali duduk. Kini dirinya tahu apa yang membuat Rachel mendadak berubah. Minuman yang dia pesan adalah minuman soda. Namun yang datang justru long island yang mengandung alkohol. Bagaimana tidak membuat kekasihnya mabuk? “Chel, kita pulang?” “Idih, ngapain sih buru-buru. Masih asyik juga di sini, Bae!” Rachel kembali bergerak mengikuti alunan musik. “Lu mabuk, kita harus pulang!” tegas Jonathan. Dari jarak pandangnya, dia bisa melihat wajah Rachel yang sudah memerah. Rachel tak menyahut, justru bergelayut manja di lengan kekar Jonathan sem

    Last Updated : 2025-03-24
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 191 : Memancing Hasrat

    Jonathan memacu mobilnya sembari memikirkan langkah yang terbaik. Tidak mungkin jika dia membawa Rachel pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk seperti ini. Bisa-bisa nenek Maria akan marah, dan membuat kondisi kesehatannya memburuk. Atau lebih baik Jo membawa Rachel pulang ke rumah? Tentu orang tuanya akan bisa memahami keadaannya sekarang. Ya, sepertinya dia sudah mendapatkan jalan keluar. Jo akan membawa Rachel pulang ke rumahnya. Jo meraih ponsel dan segera menghubungi Debora. Niatnya agar maminya tak terkejut melihat dia pulang membawa Rachel. Jonathan menunggu beberapa detik hingga panggilan terhubung. Menyalakan mode loudspeaker agar tak mengganggu selama dia fokus menyetir. “Halo, Jo. Kenapa?” Suara Debora terdengar. “Mami dimana?” “Mami lagi keluar sama papi, mungkin malam atau besok pagi baru pulang. Kenapa Jo?” Jonathan tak menjawab, dia tengah berpikir. Jika orang tuanya tidak ada di rumah, lalu bagaimana dia harus minta tolong mami untuk menghubungi keluarga Rachel?

    Last Updated : 2025-03-25
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 192 : Pikiran Kotor

    Jonathan terlalu larut dalam gelombang hasrat yang membuat telinganya tuli. Dia sama sekali tak mendengar panggilan dari asisten yang kini sudah pergi, setelah meletakkan baskom berisi air dan handuk kecil di sisi meja, samping pintu. Jo merasakan tangan Rachel yang menepuk-nepuk dadanya. Segera dia melepaskan pagutan, sebelum kekasihnya itu kehabisan nafas. “Gue sayang sama lu, Bae!” Suara Jonathan terdengar serak di antara deru nafas yang memburu. Ciuman yang berlangsung cukup lama, membuat Rachel hampir kehabisan oksigen. Jonathan masih dalam posisi mengukung tubuh Rachel. Dahi mereka melekat, hidung keduanya bersentuhan, kedua pasang mata saling pandang. Menciptakan gelombang cinta yang menghanyutkan hati kedua insan. Perlahan mata lentik itu kembali terpejam. “Bae? Ganti baju dulu?” Jonathan menjauhkan wajahnya. Menyadari jika Rachel sudah tertidur, diapun urung membangunkannya. Jonathan beralih melihat ke arah pintu yang sudah tertutup. Melangkah untuk mengambil barang yang

    Last Updated : 2025-03-26
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 193 : Menjaga Sepanjang Malam

    “Bae, Bae.. Ada gue di sini! Lu gak sendiri..” bisik Jonathan tepat di depan telinga gadis yang tampak gelisah dalam tidur. Kini posisi Jo duduk di tepi ranjang. Tangannya terulur menyentuh dahi Rachel. Namun tiba-tiba Jonathan terkejut tatkala tangannya merasakan suhu tubuh Rachel yang panas. Rachel demam! “Astaga, Bae. Lu sakit?!” Bergegas Jo mengeratkan selimut di tubuh Rachel, ketika melihat tubuh kekasihnya menggigil. Jonathan beranjak keluar dari kamar menuju tempat penyimpanan obat. Mengambil alat kompres instan, lalu beralih mencari obat penurun demam. Sayangnya, Jo kurang paham akan nama-nama obat. Ingin hati bertanya pada asisten rumah tangga, namun Jonathan tak enak hati membangunkan mereka. Jonathan meraih ponsel, mencari dengan cepat obat penurun panas pada daftar pencarian. “Paracetamol,” gumamnya mengingat seraya membaca label obat yang tersedia di kotak p3k. Akhirnya dia menemukan obat yang dicari. Segera Jonathan mengambil segelas air putih dan membawan

    Last Updated : 2025-03-27
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 194 : Hanya Ciuman!

    Terkejut bercampur malu, Rachel kembali menundukkan pandangan. Memilin ujung selimut untuk meredakan degup jantung yang mulai bertalu. Haruskah Rachel marah? Sedangkan dia tahu jika kondisinya yang tak sadar, bahkan sangat merepotkan pemuda itu. “Tapi semalam..” Rachel menjeda ucapannya. Malu rasanya menanyakan hal yang pribadi, tapi Rachel ingin memastikan jika semalam pemuda itu tak melakukan tindakan yang di luar batas. “Kenapa, Bae? Kok gak dilanjutin?” Rachel tampak bingung untuk mulai, tapi dia begitu penasaran akan hal yang terjadi semalam hingga membuat Jonathan tidur satu kamar dengannya. “Semalam kita gak ngapa-ngapain kan, Jo?” ucap Rachel setelah mengumpulkan keberaniannya. Wajahnya masih menunduk malu, namun matanya melirik ke wajah Jonathan. “Tenang aja, kita semalam gak ngapa-ngapain. Hanya..” Jonathan sengaja menjeda ucapannya. Ingin melihat reaksi kekasihnya. Dan benar sesuai dugaannya, gadis itu menegakkan pandangan dan membalas tatapannya dengan raut wajah te

    Last Updated : 2025-03-28

Latest chapter

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 209 : Kamar Pengantin

    Jonathan melepaskan genggamannya ketika langkah mereka tiba di depan pintu kamar presidential suite. Mengeluarkan carlock dari saku jasnya, lalu membuka pintu kamar.Jonathan terlebih dulu memasuki kamar untuk menghidupkan beberapa lampu penerangan. Memastikan jika kamar pengantin mereka sudah ditata sesuai keinginan.“Mau berendam, Bae? Kalau lagi capek, berendam air hangat bisa ngilangin rasa lelah,” ujar Jonathan seraya memutar tubuh untuk melihat pada Rachel, namun calon istrinya itu masih berdiri mematung di depan pintu.Jonathan menghela nafas singkat, kembali menghampiri Rachel yang terlihat ragu untuk masuk.“Kenapa? Katanya mau istirahat? Ayo masuk!” Jonathan mengulurkan tangan kanannya, berharap istrinya itu menyambut.Debaran di dada Rachel semakin bertalu. Telapak tangannya pun terasa semakin dingin. Sungguh dia takut dan sangat grogi.Tak sabar menunggu, Jonathan pun meraih tangan Rachel. Membawanya masuk ke kamar, lalu segera menutup kembali pintu.Memasuki kamar mewah y

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 208 : Langsung Ke Kamar?

    Malam ini? Apa itu artinya malam ini Rachel harus melakukan malam pertama?Oh, tidak! Rachel terus saja memikirkan ucapan Jonathan saat di mobil tadi. Berusaha mencari cara serta alasan untuk menolak ajakan Jonathan.Memiliki suami seperti Jonathan adalah sebuah keberuntungan. Selain karena keinginan mendiang Jacob, Rachel mengakui jika Jonathan merupakan pemuda baik dan bertanggung jawab. Memiliki wajah tampan dan juga pewaris tunggal keluarga Lesham. Namun ada satu hal yang kurang, otak Jonathan yang sebagian besar diisi dengan pikiran-pikiran mesum.Melakukan malam pertama setelah resmi menikah, tentu adalah sebuah keharusan. Namun membayangkan apa yang akan suaminya lakukan nanti, membuat Rachel dilanda rasa takut dan gelisah.Saat Jonathan menciumnya di mobil saja sudah membuat jantungnya berdebar hebat, apalagi jika nantinya Jo melakukan sentuhan fisik yang lebih lagi. Bisa-bisa membuat Rachel sesak nafas!“Bae, kok ngelamun? Mikirin sesuatu?” Suara Jonathan menyentak kesadaran

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 207 : Janji Setia Jonathan Rachel

    Rachel merasakan ada getaran hebat ketika pandangannya beradu dengan mata Jonathan. Rasa gugup dan takut semakin bertambah, sama persis dengan apa yang diucapkan nenek Maria tadi. Alunan musik lembut mengiringi langkah pengantin wanita. Kini Rachel menjadi pusat perhatian para tamu undangan yang tampak terkagum dengan pesona calon menantu keluarga Lesham. Nicholas menuntun langkah Rachel hingga di depan altar pernikahan. Senyum penuh kharisma yang jarang sekali diperlihatkan, kini Nicholas tunjukan di depan umum. Rasa bangga akan memiliki calon menantu sesuai dengan keinginan dan harapan. Langkah Nicholas terhenti tepat di depan putranya. Dengan penuh keyakinan dia meraih tangan kanan Rachel, lalu menyerahkannya pada Jonathan. “Lakukan tugasmu! Jadilah suami yang baik untuknya! Jaga dan lindungi istrimu!” Wejangan Nicholas pada putranya, sebelum kembali duduk di bangku jemaat, di samping istri dan keluarganya. Jonathan terkesima melihat betapa cantik dan mempesonanya Rachel saat i

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 206 : Hari Pernikahan

    Jonathan berusaha melihat ke layar ponsel milik maminya, namun secepat kilat wanita itu mematikan panggilan video, mengalihkannya ke panggilan suara. “Nat, kalau menurutmu ada yang kurang atau perlu ditambah, kamu tinggal bilang ke tukang riasnya. Aku percayakan penampilan Rachel padamu. Sampai jumpa nanti!” Debora segera mematikan panggilan setelah mendengar jawaban dari calon besannya. Jonathan yang sedari tadi penasaran ingin melihat penampilan calon istri, semakin dibuat kesal oleh sikap maminya. “Kok dimatiin sih, Mi?! Jo kan juga mau lihat, huh!” gerutu Jonathan dengan bibirnya yang mengerucut. “Sabarlah, Jo. Nanti juga kamu bisa lihat Rachel sepuasnya. Sekarang fokuslah sama penampilanmu!” jawab Debora sengaja mengabaikan keinginan putranya. Bukan tanpa sebab, melainkan agar menjadi sebuah kejutan. Jonathan terdiam, namun raut wajahnya masih terlihat kesal. Debora terkikik dalam hati karena merasa telah berhasil mengerjai putra semata wayangnya itu. “Yang jelas, calon istr

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 205 : Infinity Heart Dangle Charm

    Seperti janjinya tadi, Jonathan akan segera pergi setelah menyelesaikan misi. Memberi kejutan di hari ulang tahun Rachel dan menjadi orang pertama yang memberi ucapan selamat ulang tahun. Dengan bantuan Prasetyo, Rachel membawa barang-barang pemberian Jonathan ke dalam kamarnya. Kini Rachel sudah berada di dalam kamar, memandangi hadiah yang begitu banyak. Berbagai macam boneka dari ukuran kecil hingga ukuran besar memenuhi ranjang. Tatapan Rachel tertuju pada gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Kini sudah tersemat tiga charm di gelang Pandora itu. Jemarinya menyentuh salah satu charm terakhir pemberian Jonathan tadi. Infinity heart dangle charm. Charm dengan bentuk hati berwarna merah muda, dengan lambang infinity di salah satu sisinya. “Seperti janji gue dulu, gue akan penuhin gelang ini dengan charm sesuai dengan momen spesial kita.” Ucapan Jonathan tadi yang masih terngiang di pikiran Rachel. Bahkan tadi Jonathan sendiri yang memasangkan charm itu pada gelang Rach

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 204 : Kejutan

    Rachel berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar, setelah mendapat panggilan telepon dari Jonathan. Pemuda itu memintanya keluar, namun Rachel tampak ragu. Esok adalah hari pernikahan mereka. Apa gerangan yang membuat Jonathan ingin menemuinya malam ini? “Ngapain sih, Jo?! Ini udah malam, besok juga ketemu,” ujar Rachel tadi. “Pokoknya lu harus keluar, sekarang! Gue tunggu! Gue gak akan pergi sampai lu keluar!” Seperti biasa, keinginan Jonathan yang tak bisa dibantah, membuat Rachel mendesah kesal namun akhirnya mengiyakan perintah Jo. Kini haruskah dia keluar? Bagaimana kalau nenek Maria atau mamanya tahu? Bukankah seharian ini nenek Maria dan Natasya mewanti-wanti Rachel agar tidak keluar rumah? Rachel menghela nafas panjang. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya dia memutuskan untuk tetap di kamar, mengabaikan perintah Jonathan. Diraihnya kembali ponsel dari atas meja belajar, lalu segera mengetikkan pesan singkat pada Jonathan, meminta pemuda itu untuk segera pulang.

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 203 : Semua Pergi, Tak Tersisa!

    Mendengar ciri-ciri dari penjelasan suster tentang perempuan yang mengaku sebagai penolong putranya, tentu Jeremy membutuhkan waktu lama untuk menebak siapa sosok perempuan itu.Bara sudah berkali-kali membawa teman wanitanya main ke rumah. Bahkan dari sekian banyak wanita yang dikencani putranya itu, tak satupun Jeremy dekat dan mengenalnya.Jeremy mendesah panjang. Kini dia sudah kembali berada di ruang rawat, duduk di samping ranjang Bara.Pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan. Jika perempuan itu bisa dikatakan mengenal putranya karena mengetahui kunci sandi dari layar ponsel Bara, lalu mengapa justru dia pergi meninggalkan putranya dalam keadaan seperti ini? Setidaknya menunggu hingga dirinya sampai di rumah sakit.“Pap..” Suara lirih Bara membuyarkan lamunan Jeremy. Segera dia beranjak dan mendekati putranya.“Bar, kamu sudah sadar? Syukurlah..” Jeremy merasa lega ketika melihat kedua mata putranya terbuka.Namun tak lama, wajah Bara tampak meringis kesakitan. Sontak membua

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 202 : Siapa Wanita Itu?

    Karena panik, Jonathan segera membungkam mulut Rachel agar tak memancing respon orang-orang di luar.“Mphhhh…” Teriakan Rachel terbungkam karena telapak tangan Jonathan yang menutup mulutnya.“Please, jangan teriak Bae!” bisik Jonathan dengan raut memohon. Tak bisa dibayangkan jika tiba-tiba nenek Maria mengetahui keberadaannya di kamar cucu kesayangannya.Mata Rachel melotot, tangannya terulur hendak melepaskan tangan Jonathan dari mulutnya.“Keluar dulu, gue mau ganti baju!” perintah Rachel tatkala berhasil melepaskan tangannya Jonathan dari bibirnya. Segera mengeratkan lilitan handuk di depan dada, lalu melangkah cepat kembali ke kamar mandi.Blam!Pintu kamar mandi tertutup. Jonathan masih tertegun di posisinya. Berusaha menetralkan detak jantungnya yang terus bertalu sedari tadi melihat Rachel dalam balutan handuk. Terlihat sangat seksi!Bayangan akan kejadian lalu berputar kembali. Ketidaksengajaan saat dirinya melihat tubuh polos Rachel, ketika berada di toilet umum tempat berk

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 201 : Menghitung Waktu

    Selama di perjalanan pulang Rachel terdiam duduk di kursi penumpang samping Jonathan yang tengah menyetir. Jonathan ingin mencicipi nya? Apa maksud ucapan pemuda tengil itu? Rachel mencoba memahami arti dari ucapan Jonathan tadi. Apa mungkin saja maksud pemuda itu hanya ingin dirinya membuatkan masakan agar nantinya bisa mencicipi? Ya, mungkin saja itu maksudnya. Jika setelah menikah nanti Jonathan menuntutnya untuk memasak setiap hari, maka Rachel tak perlu merasa kesulitan melakukannya. Bukankah itu salah satu tugas istri, seperti yang pernah dia baca di buku pernikahan? “Ehm.. lagi mikirin apa?” tanya Jonathan seraya menoleh sekilas ke samping. Pemuda itu tampak penasaran dengan raut wajah kekasihnya yang tampak sedang memikirkan sesuatu. “Enggak ada, gue cuma lagi mikirin resep masakan yang bisa gue bikin biar lu bisa nyicipin,” ujar Rachel dengan polosnya. Sontak membuat Jonathan sangat terkejut, hingga menghentikan mobilnya mendadak di bahu jalan. “Astaga, ngapain malah mik

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status