Share

Agreement

Penulis: Anandita Z
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-03 12:00:00

“Siapa? Yang tadi? Oh… Itu… Itu mantan pacar saya. Kami sudah putus beberapa bulan lalu. Dan dia sudah mau menikah,” jawab Hana memutuskan jujur.

“Berapa bulan yang lalu?” tanya Christian lagi saat berhenti tepat di depan sebuah pintu kayu besar tersebut.

“Enam atau delapan bulan yang lalu.”

“Kamu masih suka sama dia?”

“Apa? Ya nggak lah… Nggak…” jawab Hana denga kikuk. Pertanyaan- pertanyaan dari Christian memang sangat pribadi dan bahkan terdengar memaksa.

“Bagus… Ayo masuk!” ucap Christian dengan tegas.

Jadi, di sinilah Hana. Di kamar suite yang ditempati Christian.

Tak hentinya, Hana dibuat kagum dengan kemewahan kamar itu.

Di sisi lain,  sang pemilik nampak sibuk di meja kerjanya dan nampak sedang mengetikkan sesuatu pada laptop kecil miliknya.

“Halo, Dit!” sapa Hana pada Dita yang meneleponnya.

“Loe di mana? Masih sama Mr. Smith?” tanya Dita.

“Masih. Kenapa?”

“Loe baik- baik aja kan? Loe nggak malu- maluin kan?”

“Aman… Paling nggak, gue nggak mecahin apapun malam ini. Belum…” jawab Hana dengan berbisik karena Christian sedang melirik kepadanya.

“Jadi gimana? Terus atau mundur nih?” tanya Dita penasaran.

“Belum tahu… Nanti deh tungguin gue pulang aja. Udah dulu ya… Bye…” ucap Hana yang langsung memutuskan panggilan Dita dan menoleh pada Christian yang kini bangkit dari kursi kerjanya.

“Rihana… Silahkan duduk dulu…” ujar Christian yang kini sudah melepaskan jas yang ia kenakan dan menggulung lengan kemejanya hingga ke siku hingga memperlihatkan urat- urat tangannya yang Hana yakini jika pria tersebut cukup rajin berolah raga.

“Makasih…” jawab Hana ketika duduk di kursi meja makan yang terdapat di dalam suite mewah tersebut.

“Baiklah… Ini kontrak hubungan kerjasama kita selama tiga bulan. Saya adalah pihak pertama dan kami pihak kedua. Ada beberapa poin yang baru saya tambahkan tadi karena beberapa kondisi yang saya lihat malam ini. Kamu baca saja dan kamu bisa mengajukan keberatan dan akan saya pertimbangkan. Tapi saya harap, kamu bisa paham kalau saya memiliki banyak tuntutan. Bisa kita mulai tanya jawabnya?” ujar Christian dengan serius.

“Tanya jawab… Udah kayak sidang skripsi aja.” batin Hana.

“Yang pertama, saya harus tekankan kalau hubungan ini hanya antara kamu dan saya saja. Jadi ini tidak akan melibatkan siapapun selain kita. Entah itu keluarga, sahabat, atau siapapun. Hubungan kita benar- benar hanya tentang kita berdua dan tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun."

"Itu artinya, tidak ada yang boleh tahu soal hubungan kita kecuali Tony dan juga teman kamu. Tapi… Mereka tetap tidak boleh tahu apapun yang terjadi di antara kita. Setuju?” tegas Christian lagi.

“Iya setuju.” jawab Hana dengan yakin dan Christian nampak menandai poin tersebut dengan tanda checklist.

“Baik. Selanjutnya adalah hubungan kita ini bersifat rahasia. Kamu tidak perlu tahu siapa saya, siapa keluarga saya, rumah saya, atau apapun yang berhubungan dengan saya, itu sama sekali bukan urusan kamu. Begitu pula sebaliknya, saya juga tidak akan mencari tahu tentang kamu dan latar belakang kamu.”

Mendengar ucapan Christian, Hana mengangguk dengan yakin. Tentu ia tidak peduli sama sekali tentang pria tersebut.

“Apa kamu punya alergi akan makanan atau obat- obatan atau hal lainnya? Punya Phobia mungkin?”

“Nggak ada.”

“Bagus. Apa kamu memakai obat- obatan? Merokok atau punya penyakit menular?”

“Nggak lah…”

“Oke… Apa kamu sering mengkonsumi alkohol secara berlebihan?”

“Nggak. Satu gelas wine sudah bisa bikin saya mabuk.”

“Apa dalam 6 bulan terakhir kamu pernah melakukan aktivitas seksual? Seperti berhubungan intim.”

“Ti— Tidak,” jawab Hana dengan malu dan semakin lama ia menatap Christian, semakin ia yakin jika wajah pria tersebut memang sangat tampan. Suara beratnya sangat merdu terdengar dengan tutur kata yang tertata rapih dan penyebutan yang sangat jelas di setiap hurufnya membuat Hana bisa menyimpulkan jika pria tersebut pasti memiliki darah Indonesia yang cukup kental.

“Ada yang mau kamu tanyakan?” tanya Christian ketika mendapati kening Hana berkerut sambil menatapnya.

“Oh anu… Apa… Apa kamu punya penyakit menular atau semacam kelainan atau punya semacam disorder- disorder yang mungkin bisa membahayakan saya nantinya,” jawab Hana yang sebenarnya hanya mengatakan hal yang asal omong saja.

“Tenang saja. Kamu akan saya daftarkan asuransi yang akan menjamin kesehatan dan keamanan kamu selama kita terikat kontrak. Ini adalah laporan kesehatan saya yang menyebutkan kalau saya bebas dari segala penyakit mental ataupun fisik,” jelas Christian lalu kemudian tersenyum karena ternyata wanita dihadapannya ini tidak sebodoh yang ia kira.

“Ada juga beberapa hak dan kewajiban yang saya cantumkan di bawah dan itu harus kita berdua tepati.”

“Pihak kedua harus selalu siap 1X24 jam saat dibutuhkan oleh pihak pertama. Pihak kedua harus selalu jujur dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pihak pertama. Pihak kedua dilarang keras untuk menjalin hubungan bersama pria lain selama berada di dalam masa kontrak. Pihak kedua bersedia meminum obat kontrasepsi selama dalam kontrak. Dilarang menerima telepon saat sedang bersama kecuali mendesak. Dilarang mengatakan hal yang tidak benar. Dilarang memanfaatkan pihak pertama untuk kepentingan pribadi,” ujar Hana saat membaca poin- poin penting dalam surat perjanjian mereka dan sama sekali tidak merasa keberatan.

“Baik. Apa untuk uang jajan kita juga sudah sepakat? Atau kamu ada permintaan lainnya” tanya Christian yang kini berjalan mendekati Hana yang tidak lagi membuka lembaran hak yang akan diterimanya dan langsung berpindah pada bagian belakang dan langsung menandatangani surat tersebut dengan pena yang sudah Christian siapkan.

“Ng… Kamu mau berapa untuk uang jajan kamu?” tanyq Christian yang kini duduk di tepi atas meja tepat di hadapan Hana yang kini langsung merasa gugup. Terlebih lagi

Christian mengambil surat yang sudah Hana tanda tangani tersebut dan tersenyum simpul.

“Ng… Sepuluh… Sepuluh juta bisa?” tanya Hana dengan ragu karena seingatnya, uang jajan Dita dari Tony adalah 15 juta setiap bulannya. Itu menjadi tolak ukurnya jika tentu ia hanya bisa meminta lebih sedikit dari Dita yang sudah hampir setahun menjadi Sugar Baby dari pria berusia 45 tahun tersebut.

“Sepuluh juta? Nggak salah?” tanya Christian dengan heran.

“Kenapa? Kebanyakan ya? Delapan deh… Eh tapi—-

“Saya ngasih kamu 20 juta setiap bulan diluar extra date dan kamu malah minta 8 juta? Kamu serius? Atau saya turunkan saja menjadi 8 juta?” goda Christian yang membuat Hana terkejut.

“Eh jangan… Nggak boleh gitu dong…” ucap Hana yang hendak meraih surat perjanjian dari Christian yang menyembunyikannya di balik punggungnya sementara Hana terus mencoba menggapainya.

“Mr. Smith ih…”

“Christian… Mulai sekarang, panggil saya Christian.” ucap Christian yang kini memegangi pinggang ramping milik Hana yang sudah sangat dekat dengan posisi duduknya.

“Apa kamu yakin nggak akan berubah pikiran? Ini kesempatan terakhir kamu.” sambung Christian yang menatap wajah cantik Hana dengan dalam. Tatapannya menghanyutkan dengan nafas berat yang menghembus teratur. Sungguh, pesona pria ini pasti bisa menaklukkan wanita man saja.

“I— Iya…” jawab Hana yang hanya bisa menelan ludahnya. Jantungnya berdebar hebat.

“Apa dia udah langsung pengen gituan? Gimana dong?” batin Hana dengan gelisah.

Benar saja, Christian  langsung mencium bibir milik Hana dengan lembut.

Hana sendrii hanya bisa memejamkan mata.

Reaksinya itu membuat Christian tersenyum dengan hangat.

Jujur, hal itu membuat tulang dan sendi kedua kaki Hana seperti melunak dan lunglai begitu saja.

Terlebih lagi ketika ternyata Christian kembali menciumnya dan kali ini lebih lama dan lebih menuntut agar Hana juga membalas ciumannya.

"Emmph..."

Cukup lama mereka beciuman, sampai Chrirstian melepaskan tautan keduanya. “Beruntung malam ini aku lagi capek dan ngantuk sekali. Sampai ketemu besok ya… Aku akan minta supir untuk mengantar kamu pulang.” 

Bab terkait

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Morning Surprise

    Tok Tok Tok!Dengan terburu-buru, Dita mengetuk pintu kamar kost sahabatnya tersebut setelah tahu jika Hana sudah ada di dalam kamarnya.“Rihana… Buka cepetan….” desak Dita dengan penasaran.“Iya, bentar…” jawab Hana sambil berjalan ke arah pintu yang pegangannya sedang Dita mainkan.“Apaan sih buru- buru banget?” tanya Hana.“Yaelah pake nanya… Gimana gimana? Si Smith jadi kan sama loe?” “Menurut loe?”“Ya jadi dong… Orang loe udah nggak ada kabarnya lagi tadi. Trus dia bilang apa aja? Dia ngasih loe duit jajan berapa? Kalian udah gituan?”“Otak loe tuh ya, Dit… Emang paling susah diajak lurus. Ya loe ngasih tahu gue kek pertimbangan apa gitu supaya nggak usah jadi ani- ani kayak gini,” jawab Hana yang kemudian berbaring di atas tempat tidurnya dan diikuti oleh Dita yang juga berbaring di sampingnya dan langsung memeluknya dengan manja.“Ya gue juga pengen ngomong gitu sama kayak loe dulu nasehatin gue. Tapi kita punya pilihan apa coba? Kita udah nyoba nyari di jalan lurus, tapi kok

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Take Off

    “Masuk!” ucapnya yang membuat Hana dengan cepat berjalan ke arah kursi penumpang dan langsung duduk dengan manis.“Kamu mau kuliah?” tanya Christian.“Nggak kuliah. Aku mau ngurus skripsi. Masih ada yang mau direvisi dan sekalian balikin buku ini ke perpus. Kamu ngapain disini?” tanya Hana.“Aku kebetulan lewat. Dan lihat kamu.”“Oh… Kamu mau ke kantor?”“Iya. Kamu lama disini?”“Nggak tahu juga sih… Aku juga mau ketemu dosen pembimbing dulu.” jawab Hana.“Sore ini kita ke Bali. Aku ada urusan bisnis.”“Kita? Aku ikut?”“Iya, kamu ikut. Itu kan tujuan hubungan kita.”“Iya juga sih… Tapi kamu kok bisa tahu aku kuliah disini?”“Tentu aku harus tahu tentang kamu. Kamu tahu kan isi perjanjian kita hanya berlaku untuk kamu ?Tapi aku juga hanya sebatas tahu aja dan tidak boleh ikut campur.” ucap Christian.“Iya, aku tahu. Kamu kenapa? Seperti kelihatan nggak sehat.”“Iya… Aku agak pusing sejak pagi tadi.” jawab Christian memijat pangkal tulang hidung mancungnya.“Kenapa nggak istirahat aja?

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Christian

    "Tapi, dia bukan suami gue,” ucap Hana kembali. Kali ini, dengan sendu.“Ya emang sih… Tapi kan mereka yang ngebayar kita untuk ngasih pelayanan. Mereka nggak ngabisin duit untuk dapet yang burik kan? Lagian, diantara banyaknya cewek di luar sana yang gue yakin bahkan rela ngangkang dengan gratis buat Daddy loe, tapi dia malah lebih milih buat ngontrak loe itu pasti mengharap loe ngasih something better lah.”“Iya…”“Nah… Sekarang loe daripada habisin waktu untuk ngobrol hao hao ama gue, mending loe ke salon. Top to toe deh. Dan inget, waxing! Bilang aja Brazillian.”“Itu apaan?”“Ya ampun, tolong deh mak… Udah, pokoknya loe ke salon yang ada di mall loe, yang di lantai 4, loe bilang aja loe mau creambath, mau luluran, sama Brazillian Wax. Atau nanti loe telepon gue, biar gue yang ngomong sama mbaknya. Loe nggak usah facial ya.”“Terserah loe deh. Nanti kalau udah di salon gue telepon lagi.” ujar Hana sambil mengganti sepatu hak tinggi yang dipakainya dengan sepatu keds yang lebih nya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Bali

    “Membaca.”“Kamu suka baca?” tanya Christian masih dengan tidak menoleh pada Hana yang juga hanya menunduk. Perasaannya campur aduk saat ini. Kecewa, sedih, merasa diabaikan, dan tidak berharga sama sekali. Namun dibalik itu semua, ia sedikit senang karena akhirnya pria tampan itu muncul juga di hadapannya.“Suka. Kamu… Udah makan?” tanya Hana.“Menurut kamu?” ucap Christian balik bertanya. “Udah… Pasti sudah.” jawab Hana dengan sendu dan mengumpat dirinya sendiri yang terlalu berbasa basi. “Ini pertama kali kamu menjadi seperti ini?”“Ng… Iya.” “Hm… Pantas saja.”“Kenapa?” tanya Hana saat sepintas lalu melihat seringai mengejek di sudut bibir pria tersebut.“Nggak apa- apa.”“Aku sudah bilang Tony kalau aku butuh wanita yang bersih. Bukan bayi.”“Apa?” tanya Hana dengan raut wajah heran.“Lupakan saja. Temani aku mandi.”“Hah? Aku?”“Kamu bodoh atau apa?! Kenapa aku harus selalu mengulang apa yang aku bilang sama kamu?”“Sudahlah… Kamu boleh pulang besok,” sambung Christian dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Morning Routine

    Pagi-pagi sekali, Hana membuka matanya dengan perlahan dan menyadari jika sebuah lengan besar sedang melingkar di pinggangnya dan membuat ia mengurungkan niatnya untuk bergerak karena tak ingin mengganggu sang pemilik lengan.Hana menarik ujung selimutnya dan menyadari jika ia belum mengenakan pakaian sama sekali sejak pergulatan mereka malam tadi dan itu membuat wajahnya merona. Bayangan akan kejadian semalam membuat ia sadar jika ia telah menyerahkan mahkota kehormatannya pada seorang pria asing bernaman Christian Smith yang baru ditemuinya beberapa kali. Pria asing yang tidak ia ketahui asal usulnya sama sekali. Namun meski begitu, entah mengapa ia juga menikmati semua sentuhan dan apapun yang Christian lakukan padanya semalam. Semua cumbuan pria tersebut seperti memabukkannya dan membiarkan pria tersebut membawa mereka ke puncak kenikmatan hingga terkulai tak berdaya.“Morning, baby…” bisik Christian dengan lembut khas suara serak baru bangun seorang pria.“Pagi…” bisik Hana yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   I Won’t

    Hana tersenyum menatap Christian yang mengenakan baju kemeja yang tadi ia temukan di bagasi mobilnya dan terus mengamati pakaian Hana yang masih lembab tersebut. Hana menjadi pusat perhatian beberapa orang yang berpapasan dengan mereka dan ia sendiri malah terlihat biasa saja dan tak peduli. Bahkan justru Christian yang merasa sedikit risih ketika mata beberapa pria malah tertuju pada wanita yang berada dalam genggamannya tersebut.“Tidak ada lagi berenang di pantai tanpa rencana atau persiapan.” ucapnya ketika keluar dari lift dan berjalan menuju kamar mereka.“Yes, sir…” jawab Hana dengan santai dan melewati Christian yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.Menit berikutnya, Hana langsung melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya ketika Christian baru saja membuka pintu kamar mereka.“Aku sangat kepanasan dan sangat sangat gerah.” ucap Hana dengan geram sambil memasuki kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan asal. “Hana, kamu baik- baik aja?” tanya Christian sambil memun

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Pesta

    “Nggak, Dit. Tapi gue dikasih pil sama asistennya. Katanya itu obat kontrasepsi sekali minum. Gue nggak tahu tapi gue minum aja. Dan setelah gue browsing, emang ada kok,” balas Hana akhirnya.“Syukurlah. Jangan sampai loe nggak wisuda lagi gara- gara hamidun anak blasteran.”“Apaan sih… Lagian mana mau orang kayak mereka punya anak dari orang kayak gue?” Meski santai, hatinya gusar mengatakan itu.Dari seberang, Dita hanya tertawa. “Tapi gue doain semoga mas bule loe itu kena sambet pelet cinta loe. Biar pas dia pulang kampung, cuma ingat loe doang dan balik lagi sama loe. Aamiin ya say,” candanya.Hanya saja, sebuah pesan mendadadak masuk ke ponsel milik Hana.“Eh, Dit… Udah dulu ya. Gue mau siap- siap. Bentar lagi Chris pulang.”“Ya udah. Loe baik- baik ya. Jangan sampai jatuh cinta ya, sayang.”“I won’t, Dit… Bye.”***Hana tersenyum ketika Christian membuka pintu mobil miliknya saat mereka memasuki sebuah club malam dimana salah seorang rekan bisnis pria tersebut mengajaknya untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Hot

    Hana yang tidak tahu harus menjawab apa hanya bisa tersenyum dan Christian sendiri tidak bergeming dengan tatapan tajamnya.“Nama saya, Hana.” Ucap Hana yang langsung membuat Christian menoleh kepadanya dengan tatapan sinis.“Ow… Hana. Nama yang cantik secantik orangnya. Apa kamu tinggal di Bali juga?” Tanyanya lagi.“Tidak. Saya tinggal di Ja—““Aku mau bicara!” titah Christian sambil berdiri dan langsung menarik lengan pria yang sejak tadi berdiri tersebut.Kedua pria yang sepertinya cukup akrab tersebut kemudian berjalan menjauhi Hana hingga sosoknya sama sekali tidak terlihat.“Ada apa?” tanya seorang wanita yang tiba- tiba duduk menghampiri Hana dengan ramah.Hana hanya menggeleng pelan dan tersenyum pada wanita yang nampak sebaya dengannya itu. Rambutnya panjang dan terlihat bergelombang dengan pakaian minim khas tamu kelas atas club malam pada umumnya.“Aku Rena. Nama kamu siapa?” tanya wanita yang terlihat ramah tersebut sambil melambaikan tangannya.“Aku… Hana,” jawab Hana den

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23

Bab terbaru

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Asisten Tama

    “Sayang, kamu dimana?” tanya Christian pada Hana sambil membuka laptop milikku. Kami sedang dalam perjalanan menuju lokasi pembangunan.“Aku udah di jalan, sayang. Mau ke kantor teman yang aku ceritain. Doain aku diterima ya…”“Maaf ya, aku nggak bisa anterin. Tadi di kantor lagi banyak tamu. Aku nggak sempat pulang.” “Nggak apa- apa. Kamu udah makan?”“Belum, sayang… Nanti aja. Tanggung.” “Aku juga belum… Tadi aku takut telat jadinya buru- buru,” jawab Hana terdengar sendu.“Kok gitu sih… Ya udah… Kalau misalnya nanti waktunya dapat, aku jemput kamu makan siang ya… Semoga kamu bisa lowong,”“Gimana sih, sayang… Masa iya aku hari pertama kerja, belum tentu keterima juga, aku langsung ijin makan siang di jam yang udah lewat makan siang. Lagian aku tadi beli onigiri kok di supermarket,” jelas Hana.“Mana kenyang sih makan gituan… Ya udah, nanti aku lihat kalau misalnya sempat, aku semperin kamu.”“Jauh, Chris…”Tok TokChristian langsung menoleh pada arah datangnya suara yang langsung

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Past Lives

    Christian POVAku duduk di kursi kerjaku sambil memandang pemandangan ibukota yang jalanannya seolah tak pernah sepi. Kesibukan bahkan membuat mereka jarang berada di rumah. Sama sepertiku sebelum menikah dengan Hana. Semuanya begitu membosankan dan aku tidak pernah betah tinggal di rumah besar keluargaku ataupun sendirian di dalam apartemen milikku. Sepi, monoton, membosankan dan hanya aku isi dengan pekerjaan dan berkencan sesekali. Kekasih? Aku tidak punya dan tidak tertarik. Mereka akan meminta banyak waktuku dan aku belum menemukan wanita yang membuatku rela meninggalkan pekerjaanku hanya untuk menngobrol dengannya.Aku memang cukup mapan. Perusahaan, aset dan harta milik mendiang kedua orang tuaku yang mereka wariskan kepadaku sebagai satu- satunya anak kandung mereka. Tentu Max tidak terhitung karena dia adalah anak papa bersama tante Brenda, yang tidak lain adalah sekertarisnya sendiri. Dengan kata lain, papa dan tante Brenda mengkhianati mama. Tapi jujur, tanpa kehadiran tant

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Tante Brenda

    Hana POVAku mendekati Christian yang nampak sedang santai sambil membuka ponsel yang sejak kemarin tidak ia sentuh tersebut. Satu tangannya kemudian menarikku untuk merebahkan kepalaku di atas pahanya dan membelai lembut rambut panjangku.“Kamu kenapa belum tidur?” tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sedikit terlihat serius.“Dikit lagi, sayang. Aku lagi periksa beberapa pesan dari Maya dulu,” jawabnya lalu mendaratkan satu kecupan manis di keningku.“Lapar nggak?” tanyaku.“Nggak juga sih… Emangnya kamu lapar? Mau makan apa?” ucapnya balik bertanya lalu menatapku dengan senyuman lembutnya. Entah mengapa di awal pertemuan kami, ia selalu memasang wajah tegang, masam dan dingin sedangkan sebenarnya ia bisa semanis dan selembut ini.“Aku mau masak mie instant. Kamu mau?” tawarku.“Mie instant? Nggak mau yang lain? Gimana kalau pesan aja, sayang? Mie instant kan nggak bagus,”“Tapi aku pengennya itu aja, Chris… Sekali ini aja. Sejak kamu datang, aku nggak pernah makan itu lagi. Bole

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Grateful

    Hana POVAku hanya bisa tersenyum melihat Christian dengan bangganya menyalakan kipas angin setelah kami menikmati makan malam sederhana kami. Setelah tadi siang ia terpaksa menghabiskan nasi dan lauk khas warteg kampung karena sudah terlalu kelaparan, akhirnya malam ini ia meminta dengan sopan untuk dibuatkan sepiring nasi goreng buatanku seperti biasanya. Meski awal penyesuaian kami hidup bersama dulu ia sering protes karena terlalu sering mengkonsumsi nasi, namun kini ia mulai terbiasa dengan pola makanku. “Gimana, enak kan kalau pakai kipas angin?” tanyanya sambil duduk di sampingku dengan kedua lengan yang ia bentangkan di sandaran kursi.“Iya… Enak,” jawabku dengan tersenyum.“Emang kenapa nggak mau pakai AC aja? Kan enak lebih sejuk,” “AC nya mau di tempelin kemana, Chris? Yang ada malah roboh semua dinding rumah ini,” candaku. Namun itu mengandung kebenaran. Lagipula, siapa yang membutuhkan AC dan kipas angin saat tinggal di desa sesejuk ini?“Itu kamu lagi baca apaan?” tany

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Renovasi

    Hana POV“Jadi dia yang kamu maksud dari kampung sebelah?” tanya Christian yang membuatku heran. Ia nampak menyetir dengan perlahan namun namun sedikit terlihat serius. Sejak menurunkan Lisa di rumah pamannya, ia memang tidak seperti biasanya.“Kampung sebelah? Maksudnya?” ucapku balik bertanya karena tidak paham akan apa yang ia tanyakan.“Tadi kan kamu bilang nggak nyangka akan punya suami aku. Tadinya impian kamu hanya sebatas orang kampung sebelah udah paling bagus banget… Jadi maksud kamu si Wara wiri itu…” jawabnya yang lebih terdengar seperti sedang meledekku.“Wira, Chris… Namanya Abang Wira,” imbuhku yang membuatnya mendelik kesal.“Kemarin panggil orang dengan sebutan Mas, sekarang Abang. Dan kamu malah panggil aku Christian atau Mr Smith. Aneh banget…” protes Christian yang membuatku mengulum senyuman.“Ya kan tapi kalau kamu aku manggilnya sayang. Dan itu panggilan yang nggak aku kasih ke orang lain. Kalau kamu mau aku panggil kamu mas, abang, aa, bli, daeng, uda, atau apa

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Keliling Kampung

    Kedua mata Christian nampak terbelalak ketika ia baru saja membuka pintu kayu ruangan yang Hana sebut kamar mandi tersebut. Bukan karena apa, melainkan semua yang ia dapati dalam ruangan kecil berbatu tersebut sungguh jauh dari batas titik paham kesederhanaannya.“Chris… Air panasnya bel—“ ucap Hana yang malah terkejut karena pria tinggi yang terlihat sedikit membungkuk tersebut malah hanya berdiri di depan kamar mandi dengan kedua tangan yang memegangi sisi kiri kanan jalan masuknya.“Kenapa?” tanya Hana dengan heran.“Sayang, no offense… Tapi… Apa… Nggak ada kamar mandi lainnya?” tanya Christian dengan menoleh pada Hana yang kini berdiri tepat di samping kanannya dan ikut menengok ke dalam kamar mandi.“Kenapa emangnya?”“Sayang, aku… Aku nggak pernah melihat tipe kamar mandi seperti ini. Maksud aku… Apa nggak ada toilet yang lain? Aku nggak tahu harus gimana pakainya,” jawab Christian dengan polosnya dan membuat Hana tertawa dalam hati. “Oh… Itu… Gini deh cara pakainya kamu buka c

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Kampung Honeymoon

    Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam lamanya, akhirnya pasangan suami istri tersebut sampai pada sebuah rumah gubuk sederhana yang menjadi tujuan mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari saat Hana turun dari mobil SUV mewah yang Christian minta untuk disiapkan sebelum berangkat tadi.Christian berjalan mendekati Hana sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket yang ia kenakan karena cuaca yang cukup dingin saat ini. Ia kemudian menarik jemari sang istri untuk kembali ia masukkan ke dalam saku jaketnya.“Kamu nggak kedinginan?” tanya Christian sambil mengecup puncak kepala sang istri yang hanya tersenyum. Ia tahu betul ada rasa sendu dibalik senyuman getir tersebut.“Katanya bule… Masa dingin gini aja udah bilang kedinginan…” goda Hana.“Are you okay, baby?” tanya Christian yang kini melingkarkan lengannya di pundak Hana yang hanya mengangguk.“Masuk yuk… Tadi sebelum jalan, aku udah minta tolong sama anak ibu Suti untuk sedikit beresin rumah ini. Rumah mer

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Permintaan Hana

    Hana POVMalam ini Christian memperlakukanku sangat manis. Mulai dari menyentuhku dengan lembut dan penuh pemujaan akan setiap inchi kulitku yang ia sentuh, membiarkanku menuntaskan hasrat berkali- kali, memandikanku bak seorang pengasuh, mengeringkan dan menyisir rambutku dengan telaten, bahkan memasak pasta carbonara kesukaanku. “Terima kasih, sayang…” ucapku sambil merangkak dan berbaring di atas tubuhnya. Mengecup pipinya dengan lembut lalu bersandar di dada bidangnya. Ia pun langsung meletakkan ponsel yang baru saja ia gunakan untuk menelepon Leon ke atas nakas. “Kok makasih…” ujarnya sambil mengulurkan tangan memeluk tubuhku dan menarik selimut dengan kakinya agar menutupi kakiku yang hanya mengenakan nightgown pendek berwarna merah marun.“Ya makasih karena kamu udah baik banget seharian ini. Mulai dari pagi- pagi banget, kamu ternyata udah nyiapin baju dan make up artist. Kamu juga ternyata temanin aku wisuda. Udah gitu kamu nikahin aku, kasih aku malam pengantin yang manis

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Congratuliation

    Jawaban mengambang dan ambigu Hana yang sebenarnya tanpa sadar menjawab iya akhirnya ia tutup dengan pamit secara sopan dan riuh tepuk tangan kawan- kawannya. Hal yang membuat Christian menahan senyumannya karena sempat melihat kedua tangan Hana yang ia sembunyikan di balik pinggangnya dan ujung jemarinya saling bertautan pertanda kegugupannya.Hingga akhirnya satu persatu nama mahasiswa yang akan wisuda hari ini disebut dan mulai menaiki anak tangga dan menyalami satu per satu para petinggi kampus dan yayasan yang menyelamati mereka. Dan tentu saja, Christian berada diantara salah satunya dan berdiri pada posisi paling akhir.Beberapa mahasiswa terlihat antusias ketika sampai pada Christian dan bahkan tanpa segan mengajaknya untuk berfoto sambil berjabat tangan. Dan tidak seperti biasanya, pria tersebut malah memasang wajah ramah dengan senyuman manis pada semua orang yang berada di sekitarnya saat ini.Hingga tiba akhirnya kini Hana berdiri di hadapannya dan dengan senyuman yang me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status