Mercy- Shawn Mendes
"No! Fuck no." kataku tegas. Aku menggeleng dengan keras. Alisia membongkar semua baju Rara dan ingin membuangnya.
"Harus berapa lama lagi, kau menyimpan semua barang wanita ini?! Kita sudah sepakat tentang semuanya! Kau mengacaukan semuanya, dengan masih menyimpan benda peninggalannya!" teriak Alisia di depanku. Oh sial! Kenapa harus seperti ini? Kenapa para wanita suka sekali menuntut?
"Aku masih butuh waktu. Jika kamu tidak bisa bersabar, tinggalkan aku." kataku menerawang. Telah kucoba, untuk mencintai Alisia. Hasilnya, jiwaku kosong. Aku tidak merasakan apa-apa. Aku tidak mencintainya. Kenyataan ini membuatku membenci diri sendiri. Aku tak bisa menerima wanita lain masuk dalam kehidupanku, hanya wanita pendek itu. Saat, pertama kali melihatnya membuatku bertekad untuk menjadi milikku. Dan sekarang ada orang asing? Sedikitpun, aku tak bisa
Daniel Skye & Cameron Dallas - All I WantSeharian ini, aku merasa terlalu capek. Terlalu banyak pelanggan. Aku tidak bisa istirahat barang sejenak. Sekedar duduk saja, tidak bisa. Setiap detik, aku mengkhawatirkan anakku. Apa dia bermain? Apa tidur? Nangis? Atau ada yang mengasarinya? Hatiku, tidak bisa tenang meninggakannya. Namun, kami punya kebutuhan. Anakku, kuat makan dan harga susunya mahal. Aku juga, sedang kuliah. Aku butuh biaya. Biaya hidup di luar negri, begitu tinggi. Tapi aku mensyukuri semua ini, hanya saja aku terlalu mengkhawatirkan Kelsea saat ia jauh dariku. Aku terlalu takut, ada yang membuatnya sakit, ia berkelahi, walau Kelsea bukan anak yang hanya diam ketika disiksa, ia pasti akan melawan. Tapi seujung kuku pun, aku tak pernah ikhlas ananku dikasari orang lain, yang membuatnya bersedih. Ia harus jadi anak yang paling berbahagia di dunia, Kelsea tak boleh menge
Ava Max - Sweet but Psycho"Anak lo secantik ini?""Apa maumu sekarang?" tanyaku pelan sambil berjalan di tempat. Aku tak bisa melangkah, kakiku seperti ditikam paku di kedua telapaknya. Kakiku berat sekedar melangkah, karena hatiku berat dulu melihat kenyataan yang tak sesuai dengan ekspektasi.Sejujurnya aku kecewa. Sangat kecewa! Ekspektasiku, bertemu dia. Kenyataan, aku menjumpai malaikat maut. Nenek sihir, penghuni kerak neraka. Manusia tak layak hidup, yang ada dalam daftar manusia yang tidak ingin kutemui di dunia ini. Tapi akhirnya, berjumpa dengan nenek sihir ini disini. Di negara asing."Aku penasaran sama anakmu. Kalau gen campur-campur, jadinya secantik ini. Karena, aku tahu. Kau wanita gatal, hamil juga berbuat dengan lelaki la
Beyoncè- Halo (fav song)Aku hanya menangis seharian. Merasa begitu hina dan rendah. Seseorang, yang tidak pernah memberiku makan saja, rela-rela menyebrang laut demi mengejekku yang terlihat begitu menyedihkan. Bahkan, saat mereka membuat hidupku terpuruk tanpa malu, memintaku kembali seolah aku barang jualan yang bisa ditawar sekurah mungkin. Aku layaknya barang rongsokan.Gerald ... efek perbuatanmu padaku begitu dahsyat. Aku begitu direndahkan. Kamu juga merendahkan aku? Karena aku wanita bodoh? Wanita cengeng? Aku terlihat bodoh di matamu karena aku mencintai kamu. Aku mengingat laki-laki itu, dan membuatku selalu menghubungkan dengan semua kesialan yabg aju dapatkan.Apa sedikitpun kamu tidak mencintaiku? Apa semua hal yang kita lalui hanya
Justin Bieber- Sorry Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai. Entah ini hanya mitos belaka, atau perumpaan yang sudah berlaku bagi semua pendosa. Aku merasakan itu sekarang. Aku menuai apa itu karma, setelah apa yang memimpaku beberapa tahun belakangan.Aku benar-benar merasakan apa itu neraka, setelah kepergian Alisia dan kehilangan Rara. Dulu, ada Alisi yang menguatkanku dan selalu meyakinkanku. Sekarang ... aku layaknya, tiang hidup. Rasanya, aku ingin mati. Tapi, Tuhan tidak mengizinkanku. Dan aku belum menebus dosaku. Hidup ini kurasa sangat menyiksaku, dan tak sedikitpun yang mengizinkanku untuk berbahagia berpijak di planet biru ini.Tuhan, alam, keluargaku, keluarga Rara, author, para readers, seolah b
Lonely - Justin Bieber & Benny BlancoHatiku mendadak suram tak karuan, setelah melihat undangan itu. Sial! Semuanya begitu rumit sekarang. Menangis juga percuma. Kesempatan buatku telah raib. Aku menutupi mataku, merasa beban yang kupikul sangat berat. Tak sanggup, memikirkan semua ini akhirnya datang. Rara akan berbahagia bersama lelaki yang dipilihnya. Inilah ketakutan terbesarku, dan hari ini terjadi. Tak sanggup memikirkan sebenarnya, tapi aku harus menghadapi kenyataan ini. Wanita itu, akan bersanding dengan orang lain. Seharian aku hanya bengong, seperti Cosmo. Yang bodohnya, mengalahkan apapun di dunia ini ketika menghilangkan Atlantis. Bahkan, Patrick yang otaknya sama dengan otak Apel saja, kalah jauh dengan processor otakku sekarang.Mau nangis guling-guling, aku bukan Masha yang semua permintaanya di penuhi Bear. Aku juga, bukan Upin-Ipin yang sem
Anne-Marie & James Arthur : Rewrite The Stars"Nggak nyangka ya, kita bisa jumpanya disini." aku hanya tersenyum. Ah, rupanya hari nostalgia. Bertemu kembali orang di masa lalu, yang membuatku kembali ke belakang, saat ... Apa aku harus menyebutkannya? Hm ... Biarkan semuanya jadi memori indah dan memori kusut yang berjalan di kepalaku dan jadi pelajaran untuk hidupku ke depannya. Terus menapaki masa depan, tanpa terus terpuruk dengan masa lalu. Bertahun-tahun terpuruk dan saatnya untuk bangkit dan membuka lembaran baru."Iya. Kebetulan yang disengaja.""Udah berapa tahun kita nggak jumpa?" tanya Mak Lampir--oh well, namanya Auri bukan? Aku sering memberi orang julukan nama dan melupakan nama aslinya, begini kebiasaan burukku semoga kalian tidak menirunya.
Sorry for typoEnjoy readingAll I Ever Need - Austin MahoneDi hadapanku, manusia_____. Manusia, yang ingin kutemui dan tak ingin kutemui. Saling menatap lebih dari 30 detik. 4 tahun, four fucking years!Entah, aku harus makin meratapi atau bersyukur. Air mataku, dengan tidak sopannya mengalir tanpa henti. Aku sempat terdiam beberapa saat, dan berharap ini hanya mimpi, taoi menyadari kerumunan orang, aku tahu aku tidak bermimpi dan hari ini akan tiba. Tuhan kembali mempertemukan, setelah empat tahun. Entah empat tahun, waktu yang lama atau singkat, tapi terlalu banyak hal dan pelajari yang kudapati dari semua kejadian ini."Mommy." K
Sorry for typoEnjoy redingLewis Capaldi - Someone You LovedPagi yang sangat berbeda sekali. Setelah 4 tahun. Aku bangun tidur, dengan situasi yang berbeda. Tubuhku dipeluk sangat erat. Pikiranku masih menerawang, tak menyangka kembali berakhir bersama lelaki ini. Rasa sakit hati yang besar begitu ditutupi rasa sayang sebesar samudra. Kupandangi wajahnya, tanpa sadar sebutir air mata lolos. Aku begitu mencintainya, bahkan saat ia sudah berada dalam pelukanku, aku merasa seperti masih merindukan sosoknya. Sosok pengisi hatiku selama 5 tahun terakhir.Berawal dari kisah sekolah, dan berakhir di ranjang bersama. Bahkan, aku memiliki masa lalu yang sangat kelam bersamanya. Gerald, suami bule yang sangat kusayang sepenuh jiwa raga, mengkhianati aku. Aku
Kuperhatikan wajah kedua putriku. Wajahnya mirip, orang tidak akan salah menduga mereka saudara kandung. Kelsea manis, Verena juga. Tapi, rambut Verena diambil dari mana, rambutnya sedikit bergelombang dan coklat tembaga. Padahal rambutku dan rambut Gerald lurus. Ah, mana saja yang penting anak-anakku sehat.Dari rambutnya yang bergelombang sudah bisa dipastikan bulu mata Verena lentik. Verena dan Asher mempunyai bulu mata yang cantik. Yang paling kusuka dari Kelsea, senyumannya. Walau, dia cemberut saja, masih terlihat manis. Anakku, yang satu itu tidak bosan dipandang. Wajahnya cantik, begitu cantik. Terkadang aku tak percaya punya anak secantik ini, walau kelakuannya bikin geleng-geleng.Apalagi Kelsea, orang yang suka merenggut masam.Kelsea lebih dominant, gen milikku. Namun, masih terlihat blasteran. Verena, lebih banyak bulenya. Asher, tidak terlihat genku sama seka
Aku melihat anak gembulku, yang sedang sibuk bermain. Jika, dia sudah bermain tidak akan mempedulikan sekeliling, dan suka bicara sendiri sambil menunjuk mainannya. Seolah mainan itu lawan bicara.Aku hanya duduk memperhatikan, sambil menvideo. Sebagai dokumentasi ketika dia sudah dewasa. Kalau kecilnya, begitu menggemaskan."Asher.." Aku menegurnya. dia menoleh, dan tetap bermain. Aku ingin kesana, dan merengkuh tubuhnya. Aku tidak menyangka, mempunyai anak yang begitu menggemaskan. Dengan mendekat, aku masih merekam, dan melihat mata tajam Asher. Matanya persis seperti ayahnya. Oh iya, aku sudah sering bilang jika Asher dan Gerald seperti pinang dibelah sepuluh hasilnya tetap sama. Senyum mereka, tertawa, mata, hidung, pipi, rambut, bahkan jari-jarinya sama."Boleh peluk mommy?" Asher bangun, dan memelukku. Aku begitu geram terhadapnya, aku memeluk tubuh kecilnya. Rasanya tak permah puas untuk mencium atau
"Anak mommy yang cantik." Verena berlari ke arahku, dan langsung mau manja-manja sama aku. Asher kalau lihat, pasti ngamuk. Aku mengelus, kepala Verena dengan sayang. Anakku, hadirnya ia yang menyatukan aku dan daddy-nya. Verena penyelamat buat semuanya."Kenapa sayang?" Verena hanya menatapku, dengan mata beningnya. Cantik sekali. Ya, aku sangat bersyukur semua anakku, cantik-cantik. Ia tersenyum, aku juga ikut tersenyum. Ini anak kenapa? Tingkahnya aneh sekali. Verene masih menatapku dan tersenyum, aku hanya terbengong sambil tersenyum, tingkahnya sangat aneh. Apa dia mau minta sesuatu? Padahal tinggal mereka sebutkan dan memang tidak bertentangan, aku langsung memenuhi keinginan mereka."Mommy.""Apa nak?""Love you mommy." Hatiku meleleh. Aku tersenyum lebar, sambil mengelus rambut Verena."Love you more baby.""Mommy cantik.""Iya."
Entah, kenapa rasanya aku ingin bermanja-manja sama suamiku. Anak-anakku, belum bangun. Hari minggu, aku membiarkan mereka untuk beristirahat. Dan hari ini juga, magernya luar biasa. Aku ingin seharian di kasur. Dilayani, atau dimanja dan diberi pelayanan terbaik dari suami dan mungkin anak-anak. Karena biasanya aku yang selalu memanjakan mereka."Daddy, jangan beranjak dari kasur. Mommy mau peluk." Kataku pelan dan masih menutup mata.Gerald merapatkan lagi tubuhnya dan semakin memelukku erat. "Bolekah, hari ini kita berduaan aja?" pintaku lagi."Yaudah, nanti anak-anak aku suruh oma jemput."Aku mengangguk. Sesekali tidak apa-apa. Biasanya, aku yang melarang anak-anak dibawa oma karena, akan merepotkan. Aku juga tidak bisa berjauhan lama-lama dengan anak-anakku. Semenit rasanya sudah rindu sekali. Tapi, hari ini aku ingin kesendirian dan juga memanjak
"Ya Allah nak!" Aku sudah berteriak. Bayangkan saja, Verena dan Asher baru selesai mandi. Dan mereka memakai satu handuk. Tarik-tarikan, sambil tertawa. Badan mereka basah, bisa lantai licin dan mereka terjatuh. Aku heran anak-anak Gerald mau mandi, selesai mandi pasti heboh dan teriak-teriak. Setelah selesai, pasti mereka akan berlarian sepanjang rumah dengan tubuh telanjang."Gerald, anaknya!" Aku berteriak lagi. Verena itu perempuan, harusnya tidak seperti ini. Walau mereka masih kecil, aku takutnya akan menjadi kebiasaan sampai besar, bagaimana jika Verena dan Asher telanjang saat besar. Walau pasti mereka akan sadar, tapi aku tak ingin mereka terbiasa.Gerald datang, dengan membawa handuk Asher. Anak-anak, sudah mengelilingi rumah. Kejar-kejaran."Jangan lari nak, nanti kalian jatuh!" teriakku lagi. Sekarang, tiada hari tanpa teriak.Aku mengangkat Asher. Dia malah tidak mau. Menendang-nendang di udar
Dua hari, suamiku tidak pulang. Rasa tak karuan menyergap dalam dadaku. Aku trauma sejujurnya, aku takut—.Baiklah, tolong hilangkan rasa takut ini dalam dadaku. Nyatanya, kejadian beberapa tahun silam, sangat membekas. Semuanya tidak bisa dilupakan begitu saja dengan mudah.Air mataku turun, dan berdoa tidak mengalami kejadian buruk lagi. Cukup sudah jiwaku terguncang, aku tidak kuat untuk mendapatkan masalah berat lagi. Aku menutup mataku sambil terisak, kenapa harus seperti ini lagi? Selama ini, aku selalu menghibur diriku dan menutup semua lukaku, dengan menyibukkan diri dan mengurus anak. Anak adalah satu-satunya alasanku bertahan. Tapi, jika aku sendirian, aku akan ketakutan sendirian, di luar dia—, dia akan—, banyak pikiran buruk menyerang diriku. Dan biasanya aku selalu berusaha postifi, tapi kali ini tidak.Dengan semua perasaan, yang berkecamuk dalam dadaku, aku terduduk di tempat tidur yang luas ini.
Air mataku sudah turun. Gerald tega memang.Tiba-tiba Gerald keluar dari restoran tersebut. Dia memakai kacamata dan topi. Huwah.... suamiku makin tampan. Kenapa aku baru sadar? Bukan, aku sadar maksudnya kenapa hari ini meningkat drastis? Apa ini salam perpisahan, dan membuatku tak bisa melupakan dirinya.Aku berlari ke arahnya, tidak peduli mau dijual. Aku hanya ingin, memeluknya sebentar."Gerald, Rara sayang sama Gerald. Mommy sayang sama daddy selamanya." Aku memeluknya. Badannya semakin kekar Gerald menunduk melihatku, mungkin dia heram melihatku. Jangan-jangan aku kesurupan."Rara, nggak kesurupan. Rara beneran tulus dan cinta mati sama Gerald. Kamu jangan jual aku ya? Nanti, anak kita sama siapa? Anak kita banyak, kamu pasti nggak sanggup ngurus sendirian." Gerald masih diam, memperhatikan aku yang curhat kepadanya. Dia membalas pelukanku, ah... sangat nyaman sekali.
Hari ini, sengaja Gerald izin kerja. Karena mau berduaan saja. Gila memang. Tapi, aku suka bersamanya jika hanya berduaan. Karena, waktunya buatku memanja-manjakan diri.Hari ini, vater dan Aunty Meiland datang dan mereka ingin mengajak anak-anak jalan-jalan. Gerald dengan senang hati, mengizinkan. Aku, setengah berat. Karena, akan merepotkan. Apalagi, anak lelakiku yang kecil dan anak perempuanku yabg kecil, mereka suka risih kalau jalan-jalan. Banyak permintaan, banyak bertanya, jadi kadang kita yang capek sendiri melayani. Aunty dan vater begitu sayang anak, kurang bersyukur apa hidupku jika mendapat orang-orang baik dan support seperti mereka. Aku bahagia dengan keluargaku.Sebenarnya, aunty Meiland sering minta. Agar, anak-anakku tinggal sama mereka. Aku tidak mungkin, mengizinkan anak-anakku tinggal dengan orang lain. Walau itu, kakek dan nenek mereka sendiri. Aku tidak mau merepotkan orang, dan aku senang
Flashback Rara hamil Asher. Bagaimana dia sudah hamil lagi, disaat usia baby Verena masih 4 bulan. _________________________"Says, mommy's pregnant!" "Mommy's pregnant." Orang-orang yang kusayang, sedang berdiri di depan, seolah, aku mau foto mereka padahal aku sedang memvideo mereka. Gerald sedang mengendong Kelsea dan Skye. Baby Verena sedang tidur, di kamar bayi. Wajahnya lucu-lucu, dan membuat kenangan tersendiri buatku yang takkan pernah kulupakan hingga nanti. Mereka sangat mengemaskan."Mommy's pregnant." ulang Gerald menggeleng. Aku tersenyum."Are you?" Aku mengangguk. "Yes daddy." "No way! You kidding." "No. I'm serious." Gerald menurunkan Kelsea dan Skye. Ia menuju ke arahku, air mataku tidak berhenti menetes dari awal. Aku senang dan sedih. Aku senang, karena akan menambah a