Home / All / GUTEN TAG, MOMMY! / Kapitel 18 : Gerald atau Om-Om?

Share

Kapitel 18 : Gerald atau Om-Om?

Author: Rose Marberry
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Gerald tidak mengajakku untuk bertengkar. Malah berakhir aku digarap di dalam mobil sebelum kami pulang.

"Haruskah aku kasih cap di jidat kamu? milik Gerald biar tidak ada lagi yang mengganggu." aku hanya diam, dan berusaha mengatur lagi napasku. Badanku masih terasa lelah. Setelah digarap dengan kasar, karena luapan amarah.

"Argh... om-om sialan tak laku. Ada apa sih di hidup dia? Kita sudah menikah, sudah berada di belahan dunia lain, kamu sudah hamil, masih saja dikejar. Apa semua tanda ini kurang bahwa kamu milikku, hanya milikku dan hanya untukku?" jelas Gerald dengan berapi-api. Aku hanya diam, sedikit merasa bersalah. Harusnya aku tak mengiyakan perintah bunda. Gerald dari dulu tak pernah suka Mas Rangga, begitu sebaliknya. Tapi sekarang Gerald suamiku, jadi dia tetap jadi tujuanku.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Dessy Yulianawaty
anaknya jg doyan sama bule gak usah maksa bun. klo emng dia mau sm rangga ntr ge ngejar sendiri kan anaknya gak tau malu ?????
goodnovel comment avatar
Dessy Yulianawaty
duh mak bund disuruh diam dulu deh ah. lagi adem2 ada aja sebelnya
goodnovel comment avatar
puritraveller
Si Gerald kuat banget ya, udah ena2, blowjob lagi, masih bisa marah2 lagi. Hebat banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • GUTEN TAG, MOMMY!   Kapitel 19 : Mertua Sialan!

    Puas menangis, aku masuk ke dalam meseum lagi. Aku benar-benar mencari Mas Rangga. Aku juga belum berpikir jernih, emosi masih menguasaiku. Aku marah pada Gerald, marah pada bunda, dan marah pada diri sendiri.Dan bodohnya handphone-ku sudah tewas. Aku juga tak sempat memperhatikan, dimana Gerald mencampakkan ponsel tak berdosa tersebut. Setelah ini, ponselku seperti dulu lagi, takkan diganti. Aku hanya menarik napas lelah karena nasib sialku.Aku hanya mencari Mas Rangga seperti anak kecil yang kehilangan arah. sebelumnya, sudah kubersihkan semua air mataku. Aku tidak ingin terlihat menyedihkan.Lagi-lagi. Gerald sialan memang. Dan sialnya juga, aku sangat menyayanginya.Aku berkeliling mencari lagi, dan tak kunjung menemukan Mas Rangga. Aku juga tidak tahu jika Mas Rangga su

  • GUTEN TAG, MOMMY!   Kapitel 20 : Bersama Mas Rangga dan Merindukan Gerald

    Aku benar-benar merasakan liburan. Karena selama disini, kebanyakan aku terkurung di dalam apartemen.Gerald fucking Willson, yang membuatku tidak bisa mengeksplor indahnya belahan dunia Eropa ini. Karena setiap saat digarap, jadi benar-benar tidak ada waktu dan kesempatan, lagian Gerald lebih banyak menghabiskan waktu di luar dan aku sendirian di apartemen sempit tersebut. Kami berkeliling di banyak tempat wisata yang biasa dianjurkan di Frankfurt. Tidak usah aku menjelaskan, kalian tinggal searching saja. But mostly aku suka berada di pinggir sungai Am Main.Aku benar-benar, menunggu musim semi agar bisa lebih melihat keindahan Frankfurt. Aku juga tidak sabar menanti musim panas, bisa menikmati buah-buahan gratis di Hessen. Jika musim panas, aku akan tinggal di Hessen. Jika Gerald tak mau

  • GUTEN TAG, MOMMY!   Kapitel 21 : Perubahan Rara

    Aku hanya diam, karena kesalahan yang aku perbuat. Gerald juga diam, sepanjang perjalanan. Mungkin kami sama-sama menyadari apa yang terjadi, dan menyadari sifat kekanakan yang telah kami perbuat.aku menunggu, agar Gerald meledak dan aku siap menangkisnya. Aku harus tegas dengan hubunganku sekarang. Tidak ada kata labil, dan tidak tega. Karena semua itu merusak hubunganku dan berdampak pada diriku sendiri.Aku lelah dengan hidupku. Apalagi orang-orang di sekitarku, yang selalu menganggapku sepeleh dan beranggapan aku tidak bisa berbuat apa-apa, dan aku selalu mengambil keputusan yang salah. Persetan dengan orang-orang. Mulai sekarang, aku akan menfokuskan hubunganku dengan suami.Aku menyandarkan kepalaku di dashboard dan menoleh ke arah Gerald. Ok, aku sudah gila, aku membayangkan suamiku Justin Bieber. Sadarlah Rara

  • GUTEN TAG, MOMMY!   Kapitel 22 : Istri Tak Guna!

    "Gerald apa ini?" Teriakku heboh. Napasku memburu, aku berbalik pada Gerald yang begitu santai berdiri, menyandarkan punggungnya ke tembok, dengan tangan di depan dada. Ia ingin menunjukan ini semua, agar membuatku terkesan. Sayangnya, tidak sama sekali.Ruang tamu kami yang tidak seberapa itu, tidak terlihat lagi. Ditutupi oleh barang-barang baru dan aneh. Kulihat ada ranjang bayi, baju bayi, pernak-pernik bayi, alat mandi bayi, sabun dan kawan-kawannya beserta semua kebutuhan bayi. Waoh. Entah ini disebut kejutan atau pemborosan? Dan aku tidak terkesan sama sekali. Aku jahat? Entahlah. Aku tidak tersentuh sedikit pun, Gerald melakukan pemborosan. Kebutuhan bayi itu, belanja seperlunya, karena perkembangan bayi itu cepat sekali pertumbuhannya. Bahkan, pakaian saja ia bisa sekali pakai dan selanjutnya tidak terpakai lagi, seharusnya Gerald membeli seperlunya saja, bukan memborong satu toko.

  • GUTEN TAG, MOMMY!   Kapitel 23 : Kado Natal

    Satu hari sebelum Natal. Aku harus membeli kado, karena nanti malam akan ada pertukaran kado. Bukan mau merayakan Natal, tapi lebih ke tradisi. Selama hidupku aku tidak pernah merayakan Natal itu seperti apa. Di sepanjang jalan, pohon Natal sudah dihias sedemikian rupa. Dan setiap rumah sudah bertengger pohon Natal. Jadi kami akan bertukar kado di rumah oma di Hessen. Anggap saja sedang lebaran di rumah oma.Yang buat aku bingung, kado apa? Aku harus membelikan Gerald kado apa? Oma apalagi. Dan aku sama sekali, buta referensi kado buat oma. Aku tak tahu, oma sukanya apa. Ah, apa saja di mataku cantik, aku beli saja. Gerald? Kurasa, aku belikan dia satu pack kondom dia pasti tidak keberatan. Tapi kondom buat apa? Kami tak pernah lagi, bermain menggunakan kondom. Bisa jadi, dia memakai kondom di luar sana. Duh, jangan

  • GUTEN TAG, MOMMY!   Kapitel 24 : Pindah Kewarganegaraan

    "Jadi, kamu anggap aku apa? Kenapa kamu sering melakukan apa-apa tanpa aku mengetahuinya?"Menangis? ya aku sedang menangis. Emosiku memuncak, aku tahu Gerald suka melakukan sesuatu dengan tiba-tiba. Tapi, tidak dengan perubahan rencana masa depannya. Kenapa ia tak mau mendiskusikan semuanya denganku terlebih dahulu? Sebenarnya aku ingin dianggap apa? Kenapa ia harus memilih warga negara Jerman, jika ia sudah menikah dan akan punya anak. Kenapa harus egois? Jika dia memikirkanku, ia pasti tidak akan memilih warga negara Jerman. Argh... manusia laknat ini, selalu membuat kepalaku pusing. Hatiku merasa sakit, dan bahkan merasa seperti dikhianati. Gerald sialan. Aku makin terisak, tak mengerti lagi dengan jalan pikirannya. "Aku memang nggak pernah berguna jadi istri. Jadi, memang kamu nggak perlu kasih tah

  • GUTEN TAG, MOMMY!   Kapitel 25 : Maniak Gerald

    Aku masih uring-uringan. Dan Gerald dengan laknatnya malah keluar kamar dan bergabung dengan keluarganya, untuk membuka kado. Suami yang luar biasa. Suami langka, dengan sifat yang langka pula.Otomatis, jika Gerald ingin pulang ke Indonesia, dia harus mengurus pasport dan urusan dokumen ribet lainnya. Atau jangan-jangan dia berencana tak pernah pulang lagi? Bagaimana dengan aku? Aku Indonesia. Warga Indonesia. Walau Gerald mempunyai kewarganegaraan ganda, dia tetap harus punya dua pasport. Tapi apa pilihan Gerald sudah tepat? Begini ribetnya, mempunyai suami bule, dan suami yang mikir tekaknya sendiri.Argh.... Aku menggigit bantal dengan gemas. Maunya menggigit suami. Biar berdarah. Sesekali aku perlu menggigit Gerald, agar memberinya pelajaran. Dia memang super menyebalkan. Entah

  • GUTEN TAG, MOMMY!   Kapitel 26 : Keguguran, Lagi?

    Aku melihat, biola berbalik, dan kentara rasa kecewa di matanya. Apa salah, jika aku mencium suami sendiri? Apa aku tak boleh bermanja-manja dengan suamiku? Memikirkan ini, kurasa Biola ingin mendapat ciuman manja dariku. Aku meloncat dari pangkuan Gerald. Kembali ke ruang tengah, para keluarga bule berkumpul."Biola mana?" tanyaku, ketika keluarga Gerald tertawa, dan memegang masing-masing anggur ri tangan mereka."Biola? Oma nggak punya biola." tanya oma heran. Keceplosan. Aku menutup mulutku dan menggeleng. Bisa-bisanya keceplosan sebut nama orangm nanti dikira, aku manusia tak sopan. Walau begitu kenyataan. Aku ingin menjaga image terbaik di hadapan mertua, mereka begiti baik padaku, peduli padaku."Kalau Winola mana?" Baru pertama kali, aku menyebut nama wanita gila ini. Beruntung aku masih mengingat namanya. Karena ku mengingat lagi ke belakang. Biola-Viola-Winola. Yeah, all correct. C

Latest chapter

  • GUTEN TAG, MOMMY!   14. Takut Diitagih di Akhirat

    Kuperhatikan wajah kedua putriku. Wajahnya mirip, orang tidak akan salah menduga mereka saudara kandung. Kelsea manis, Verena juga. Tapi, rambut Verena diambil dari mana, rambutnya sedikit bergelombang dan coklat tembaga. Padahal rambutku dan rambut Gerald lurus. Ah, mana saja yang penting anak-anakku sehat.Dari rambutnya yang bergelombang sudah bisa dipastikan bulu mata Verena lentik. Verena dan Asher mempunyai bulu mata yang cantik. Yang paling kusuka dari Kelsea, senyumannya. Walau, dia cemberut saja, masih terlihat manis. Anakku, yang satu itu tidak bosan dipandang. Wajahnya cantik, begitu cantik. Terkadang aku tak percaya punya anak secantik ini, walau kelakuannya bikin geleng-geleng.Apalagi Kelsea, orang yang suka merenggut masam.Kelsea lebih dominant, gen milikku. Namun, masih terlihat blasteran. Verena, lebih banyak bulenya. Asher, tidak terlihat genku sama seka

  • GUTEN TAG, MOMMY!   13. Sweet Mistake

    Aku melihat anak gembulku, yang sedang sibuk bermain. Jika, dia sudah bermain tidak akan mempedulikan sekeliling, dan suka bicara sendiri sambil menunjuk mainannya. Seolah mainan itu lawan bicara.Aku hanya duduk memperhatikan, sambil menvideo. Sebagai dokumentasi ketika dia sudah dewasa. Kalau kecilnya, begitu menggemaskan."Asher.." Aku menegurnya. dia menoleh, dan tetap bermain. Aku ingin kesana, dan merengkuh tubuhnya. Aku tidak menyangka, mempunyai anak yang begitu menggemaskan. Dengan mendekat, aku masih merekam, dan melihat mata tajam Asher. Matanya persis seperti ayahnya. Oh iya, aku sudah sering bilang jika Asher dan Gerald seperti pinang dibelah sepuluh hasilnya tetap sama. Senyum mereka, tertawa, mata, hidung, pipi, rambut, bahkan jari-jarinya sama."Boleh peluk mommy?" Asher bangun, dan memelukku. Aku begitu geram terhadapnya, aku memeluk tubuh kecilnya. Rasanya tak permah puas untuk mencium atau

  • GUTEN TAG, MOMMY!   12. Proud Husband

    "Anak mommy yang cantik." Verena berlari ke arahku, dan langsung mau manja-manja sama aku. Asher kalau lihat, pasti ngamuk. Aku mengelus, kepala Verena dengan sayang. Anakku, hadirnya ia yang menyatukan aku dan daddy-nya. Verena penyelamat buat semuanya."Kenapa sayang?" Verena hanya menatapku, dengan mata beningnya. Cantik sekali. Ya, aku sangat bersyukur semua anakku, cantik-cantik. Ia tersenyum, aku juga ikut tersenyum. Ini anak kenapa? Tingkahnya aneh sekali. Verene masih menatapku dan tersenyum, aku hanya terbengong sambil tersenyum, tingkahnya sangat aneh. Apa dia mau minta sesuatu? Padahal tinggal mereka sebutkan dan memang tidak bertentangan, aku langsung memenuhi keinginan mereka."Mommy.""Apa nak?""Love you mommy." Hatiku meleleh. Aku tersenyum lebar, sambil mengelus rambut Verena."Love you more baby.""Mommy cantik.""Iya."

  • GUTEN TAG, MOMMY!   11. Morning Desire

    Entah, kenapa rasanya aku ingin bermanja-manja sama suamiku. Anak-anakku, belum bangun. Hari minggu, aku membiarkan mereka untuk beristirahat. Dan hari ini juga, magernya luar biasa. Aku ingin seharian di kasur. Dilayani, atau dimanja dan diberi pelayanan terbaik dari suami dan mungkin anak-anak. Karena biasanya aku yang selalu memanjakan mereka."Daddy, jangan beranjak dari kasur. Mommy mau peluk." Kataku pelan dan masih menutup mata.Gerald merapatkan lagi tubuhnya dan semakin memelukku erat. "Bolekah, hari ini kita berduaan aja?" pintaku lagi."Yaudah, nanti anak-anak aku suruh oma jemput."Aku mengangguk. Sesekali tidak apa-apa. Biasanya, aku yang melarang anak-anak dibawa oma karena, akan merepotkan. Aku juga tidak bisa berjauhan lama-lama dengan anak-anakku. Semenit rasanya sudah rindu sekali. Tapi, hari ini aku ingin kesendirian dan juga memanjak

  • GUTEN TAG, MOMMY!   10. Keluarga Bahagia

    "Ya Allah nak!" Aku sudah berteriak. Bayangkan saja, Verena dan Asher baru selesai mandi. Dan mereka memakai satu handuk. Tarik-tarikan, sambil tertawa. Badan mereka basah, bisa lantai licin dan mereka terjatuh. Aku heran anak-anak Gerald mau mandi, selesai mandi pasti heboh dan teriak-teriak. Setelah selesai, pasti mereka akan berlarian sepanjang rumah dengan tubuh telanjang."Gerald, anaknya!" Aku berteriak lagi. Verena itu perempuan, harusnya tidak seperti ini. Walau mereka masih kecil, aku takutnya akan menjadi kebiasaan sampai besar, bagaimana jika Verena dan Asher telanjang saat besar. Walau pasti mereka akan sadar, tapi aku tak ingin mereka terbiasa.Gerald datang, dengan membawa handuk Asher. Anak-anak, sudah mengelilingi rumah. Kejar-kejaran."Jangan lari nak, nanti kalian jatuh!" teriakku lagi. Sekarang, tiada hari tanpa teriak.Aku mengangkat Asher. Dia malah tidak mau. Menendang-nendang di udar

  • GUTEN TAG, MOMMY!   9. Misi Terakhir

    Dua hari, suamiku tidak pulang. Rasa tak karuan menyergap dalam dadaku. Aku trauma sejujurnya, aku takut—.Baiklah, tolong hilangkan rasa takut ini dalam dadaku. Nyatanya, kejadian beberapa tahun silam, sangat membekas. Semuanya tidak bisa dilupakan begitu saja dengan mudah.Air mataku turun, dan berdoa tidak mengalami kejadian buruk lagi. Cukup sudah jiwaku terguncang, aku tidak kuat untuk mendapatkan masalah berat lagi. Aku menutup mataku sambil terisak, kenapa harus seperti ini lagi? Selama ini, aku selalu menghibur diriku dan menutup semua lukaku, dengan menyibukkan diri dan mengurus anak. Anak adalah satu-satunya alasanku bertahan. Tapi, jika aku sendirian, aku akan ketakutan sendirian, di luar dia—, dia akan—, banyak pikiran buruk menyerang diriku. Dan biasanya aku selalu berusaha postifi, tapi kali ini tidak.Dengan semua perasaan, yang berkecamuk dalam dadaku, aku terduduk di tempat tidur yang luas ini.

  • GUTEN TAG, MOMMY!   8. Honeymoon?

    Air mataku sudah turun. Gerald tega memang.Tiba-tiba Gerald keluar dari restoran tersebut. Dia memakai kacamata dan topi. Huwah.... suamiku makin tampan. Kenapa aku baru sadar? Bukan, aku sadar maksudnya kenapa hari ini meningkat drastis? Apa ini salam perpisahan, dan membuatku tak bisa melupakan dirinya.Aku berlari ke arahnya, tidak peduli mau dijual. Aku hanya ingin, memeluknya sebentar."Gerald, Rara sayang sama Gerald. Mommy sayang sama daddy selamanya." Aku memeluknya. Badannya semakin kekar Gerald menunduk melihatku, mungkin dia heram melihatku. Jangan-jangan aku kesurupan."Rara, nggak kesurupan. Rara beneran tulus dan cinta mati sama Gerald. Kamu jangan jual aku ya? Nanti, anak kita sama siapa? Anak kita banyak, kamu pasti nggak sanggup ngurus sendirian." Gerald masih diam, memperhatikan aku yang curhat kepadanya. Dia membalas pelukanku, ah... sangat nyaman sekali.

  • GUTEN TAG, MOMMY!   7. Rara Diculik

    Hari ini, sengaja Gerald izin kerja. Karena mau berduaan saja. Gila memang. Tapi, aku suka bersamanya jika hanya berduaan. Karena, waktunya buatku memanja-manjakan diri.Hari ini, vater dan Aunty Meiland datang dan mereka ingin mengajak anak-anak jalan-jalan. Gerald dengan senang hati, mengizinkan. Aku, setengah berat. Karena, akan merepotkan. Apalagi, anak lelakiku yang kecil dan anak perempuanku yabg kecil, mereka suka risih kalau jalan-jalan. Banyak permintaan, banyak bertanya, jadi kadang kita yang capek sendiri melayani. Aunty dan vater begitu sayang anak, kurang bersyukur apa hidupku jika mendapat orang-orang baik dan support seperti mereka. Aku bahagia dengan keluargaku.Sebenarnya, aunty Meiland sering minta. Agar, anak-anakku tinggal sama mereka. Aku tidak mungkin, mengizinkan anak-anakku tinggal dengan orang lain. Walau itu, kakek dan nenek mereka sendiri. Aku tidak mau merepotkan orang, dan aku senang

  • GUTEN TAG, MOMMY!   6. Rara dan Rumah Tangganya

    Flashback Rara hamil Asher. Bagaimana dia sudah hamil lagi, disaat usia baby Verena masih 4 bulan. _________________________"Says, mommy's pregnant!" "Mommy's pregnant." Orang-orang yang kusayang, sedang berdiri di depan, seolah, aku mau foto mereka padahal aku sedang memvideo mereka. Gerald sedang mengendong Kelsea dan Skye. Baby Verena sedang tidur, di kamar bayi. Wajahnya lucu-lucu, dan membuat kenangan tersendiri buatku yang takkan pernah kulupakan hingga nanti. Mereka sangat mengemaskan."Mommy's pregnant." ulang Gerald menggeleng. Aku tersenyum."Are you?" Aku mengangguk. "Yes daddy." "No way! You kidding." "No. I'm serious." Gerald menurunkan Kelsea dan Skye. Ia menuju ke arahku, air mataku tidak berhenti menetes dari awal. Aku senang dan sedih. Aku senang, karena akan menambah a

DMCA.com Protection Status