Kerajaan Salaka Negara makin terkenal setelah dipegang oleh Wiro Sabrang yang suka nyamar menjadi rakyat kecil. Karena itulah Zui Shen sangat mendukung dengan menyumbangkan kemampuannya untuk membela kerajaan. Seluruh murid dari perguruan Elang Putih diterima jadi tamtama oleh Wiro Sabrang. Ternyata Zui Shen masih keturunan Mongolia yang suka didatangi keluarganya dan kawannya dari daratan Mongol. Desa Kowloon. Penghasil minuman arak terbesar saat itu.
Wiro Sabrang sangat senang dengan kemajuan kerajaan Salaka Negara yang mulai memiliki banyak perguruan bela diri dan kumpulan pemuda sekte Bangau Putih. Sejak Wiro Sabrang sering blusukan sidak ke desa, tidak ada lagi rampok dan penjahar yang mengancam dan melakukan kejahatan di wilayah Salaka Negara. Namun tiba- tiba hari itu ia kedatangan tamu dari Singosari. Begawan Sentanu melarikan diri setelah Singosari diserang oleh kerajaan besar Mojopahit yang gabungan Mojosongo dan Mojolegi dari sungai BrantasSingoyudo sudah sampai ke Singosari tempat ayahanda Kertajaya bertahta. Tapi Kini Singoyudo datang bukan untuk berbakti kepada orang tuanya melainkan untuk menyerang dan merebut kekuasaannya. Karena Singoyudo sekarang sudah memegang keris pusaka Nogososro yang memberinya kekuatan dan kesaktian yang luar biasa. Dendam roh ratu pedang Muninggar telah memotivasi Singoyudo menjadi pendekar sangat sakti yang haus kekuasaan. Bahkan ia bisa bergabung dengan pasukan laut dari Mongolia yang bersandar di pelabuhan Tanjung Perak. Dengan kekuatan yang bertambah besar, ia didukung kerajaan Mojosongo tempat dimana ia nikahi putri dari raja Ridekso untuk merebut kekuasaan Singosari. Kebo Marcuet dan Bagaspati yang dulu menghormati pangeran Singoyudo, kini ditantang perang oleh bocah ingusan itu. Untung masih ada Surogeni yang memperkuat Beteng Singosari jika ada musuh yang hendak menggoyahkan istana itu. Siapa yang melawan jika Singoyudo datang ke istana memimpin pasuka
Wiro Sabrang terjaga dari tidurnya ketika ia melihat ada seorang wanita prajurit berpakaian lengkap dengan dua tangan menggenggam pedang. Wanita itu sangat muda dan cantik seperti bidadari saja tanpa cacat. Seumur hidupnya baru kali ini Wiro Sabrang bergetar melihat kesempurnaan wanita. Tidak hanya cantik, wanita itu kelihatan ada garis bangsawan sehingga tutur kata dan sifatnya sangat anggun. Tapi Wiro tetap ingin pertahankan sikap dan bahasanya menghadapi wanita berkasta tinggi seperti dia."Namaku Jian Ling, Engkau Wiro Sabrang kan?"Wiro Sabrang masih ingat saat dalam mimpi, gadis itu memperkenalkan namanya, aneh dia tahu nama Wiro. Wiro jadi penasaran dan mengingat- ingat siapa ya..wanita itu?Bagaimana mungkin jika dalam pertarungan ini ada seorang gadis cantik datang ikut bertanding? Pengunjung yang kebanyakan laki- laki tentu saja bersorak senang memandang kehadirannya. Wiro Sabrang takut bila gadis itu akan terluka jika bermain denga
Sentanu sudah dimintai ijin oleh Wiro Sabrang untuk pergi meninggalkan istana sebentar mengantar Batari Durga bertemu dengan Muninggar. Hanya kepada Sentanu Wiro Sabrang berterus terang perihal skandal Muninggar atau keris pusaka Nogososro yang hanya mau ikut kepada Wiro Sabrang. Bukan malah dipegang oleh raja Singosari. Itulah sebabnya Singosari jadi kisruh dan tidak pernah damai. "Hamba mengerti yang Raden maksud.Selamat bertugas. Hati- hati Raden"*** Singosari telah runtuh. Kertajaya dan keluarga telah mengungsi atau disembunyikan oleh Singoyudo putranya. Sedang seluruh ponggawa istana telah diganti pasukan dari Mojosongo atau Mojopahit baru. Karena itu kedatangan Wiro Sabrang tidak dikenal dan harus bertarung dengan para pengawal kerajaan yang memang didoktrin untuk ketat menerima tamu tak diundang. Jika bukan Wiro Sabrang tidak mungkin bisa menerobos barisan tamtama yang berlapis itu. Tapi Wiro cukup melompat dan terbang diat
Zui Shen atau Dewa mabok itu julukannya karena ia tukang membuat arak untuk mengobati orang patah tulang atau sakit malaria. Tapi Zui Shen juga seorang suhu dalam perguruan bela diri Elang Putih yang sudah menelorkan banyak pendekar di tanah Pasundan. Zui Shen yang bekerja sama dengan pesantren untuk mendidik bela diri kepada para santri agar kuat iman dan kuat tubuh bila menghadapi kedzoliman. Karena itulah kerajaan Salaka Negara mskin maju sejak dijaga oleh pengawal yang sakti seperti keluarga Zui Shen dan Jiu Tong.Istana sedang didatangi pendekar dari Pantura Cirebon yang ingin menakhlukkan kerajaan Pasundan Salaka Negara. Kala itu Wiro Sabrang sedang pergi ke tanah Kulon atau Banten.Rangga Lawe yang sebagai maha Patih Salaka Negara tentu saja menjadi panik menghadapi banyaknya pasukan dari Sultan Cirebon yang punya prajurit gabungan dari para pelaut Malaka yang jumlahnya sangat banyak. "Bagaimana ini begawan Sentanu, paman yang sudah pernah me
WIRO SABRANG akhirnya datang setelah dipanggil oleh Begawan Sentanu. Kedatangan yang sangat tepat saat pendekar dewa mabok sedang terdesak oleh serangan dari pendekar Naga Hitam yang memiliki aji boloserewu hingga mampu menjelma menjadi kembar seribu. Pendekar Naga Hitam yang berilmu sekelas Kaisar Tay Wong tak mungkin terkalahkan oleh pendekar bumi yang ilmunya hanya mengandalkan otot.Wiro Sabrang menatap mata tajam sang pendekar yang tampak geram melihat ada orang yang berani menantangnya bahkan memandangnya remeh. Kepalan tangannya yang menggenggam cairan bara sesekali dilempar ke langit pertanda iaampu merobek luasnya langit dengan kesaktiannya. "Glegerrrrrrrrkkk' "Bluaaaaarrrrrrr!!" Memang benar apa yang disangka Wiro Sabrang jika yang dihadapi bukan sembarang pendekar melaonkan monster langit hitam yang sangat berbahaya bagi kehidupan diatas bumi. Gumpalan bara yang terlepas dari tangan meledak di langit yang t
Pendekar golok Emas yang disewa Jaka Baron bukanlah manusia biasa seperti pasukan pelaut dari Pantura. Golok Emas adalah pusaka andalan dari pendekar Jaka Bledek yg telah bertapa di gunung Utara lebih dari sepuluh tahun. Walau begitu Wiro Sabrang tidak peduli jika Jaka Bledek bukan manusia yang berjiwa iblis seperti Jaka Baron yang serakah dan arogan. Jaka Baron yang sengaja mengumpulkan pendekar iblis yang datang dari luar tanah Jawa seperti lewat kapal laut yang bersandar di pelabuhan Cirebon.Jaka Baron yang merasa kaya karena memiliki hasil laut yang melimpah tentu bisa membayar para penjahat dari sebrang untuk membantu pasukannya menakhlukkan semua kerajaan di tanah Pasundan. "Hamba siap menghadapi pasukan dari Pantura Gusti." Kata Rangga Lawe maha Patih Salaka Negara. "Ampuun Gusti, pendekar Golok Emas itu sangat sakti Gusti. Dia adalah ketua bajak laut di Pantura" kata Zui Shen. "Iya. Tapi kalau mereka hanya pendekar manusia bumi, k
Ternyata pasukan dari Jaka Baron tidak seperti yang diduga. Mereka lebih tangguh memainkan pedang dan tombak seperti kaum perompak laut yang dikenal di samodra Utara. Mereka tidak sekedar petualang yang sudah mengarungi lautan luas, tetapi juga kumpulan pendekar yang disiapkan untuk menghadapi Wiro Sabrang. Mereka tampak sangat gesit dan tangkas ketika bertarung melawan para penjaga gerbang yang bermodal kungfu tingkat tinggi. Tak seorangpun prajurit dari Pantura yang bisa menjebol pertahanan gerbang yang dijaga oleh murid dari Zui Shen.Karena itulah hanya Jaka Bledek yang melompat tembok Beteng hingga tiba di alun- alun tanpa harus bertarung dengan penjaga gerbang."Hiiiiaaaaahhhh!!""Jlegg,!!"Jiu Tong yang berada di garis depan sudah menghadang Jaka Bledek. Jiu Tong yang berbekal kungfu dari Gunung Utara tak gentar menghadapi pendekar dari benua selatan. Ternyata gerakan cepat Jiu Tong hanya dilihat sebelah mata oleh Jaka Bledek karena tak sei
Wiro Sabrang yang sudah membaca kekuatan lawan kali ini terlalu besar dibandingkan dengan semua prajuritnya, tentu tidak bisa mbiarkan begitu saja. Bumi terasa terguncang hebat ketika kaki pendekar itu berpijak pada tanah ini. Wiro Sabrang sudah merasakan di dalam detak jantungnya ketika pendekar Golok Emas atau Jaka Bledek berhadapan dengan Zui Shen yang sangat diandalkan itu. Bukan salah Zui Shen, dan bukan salah Rangga Lawe jika berani bertarung melawan Jaka Bledek. Wiro Sabrang memandang mata pendekar itu sangat tajam. Mengawasi maniknya yang tenang bergerak ke kanan dan kekiri mengikuti gerak kaki Wiro Sabrang. Dari sinar yang terpancar oleh senjata pusaka yang digenggam pendekar itu, sudah terbaca kehebatan Golok Emas. Tetapi pendekar itu sangat tenang berhadapan dengan Wiro Sabrang. "Heaaaaaatttttt!!" "Bluaaaaarrrrrrr!!" Pertemuan sinar kuning emas dan kuning muda menimbulkan kilatan yang sangat terang dan ledakan