Share

BAB 3 KERJA

Penulis: Anna Janitra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-17 14:43:39

"Bapak mau kerja ke kota Mak, kalian berdua di rumah tidak apa 'kan kalau aku tinggal?" tanya Kang Tarjo saat selesai makan malam.

"Mau kemana Pak?" tanya Yu Mini balik.

"Mau ke kota, diajak kerja, sama Kang Badi, biar buat nambah-nambah uang jajannya Reni, Mak."

"Nggak apa Pak, nanti juga kalau ada orang hajatan, Emak kan kerja. Bisa juga buat nambah-nambah tabungan kita. Amin." Reni hanya tersenyum sambil berbisik kata Amin, mendengar semua ucapan kedua orang tuanya.

Kang Tarjo memang bekerja serabutan, siapapun yang mengajak pasti mau bekerja, asal halal. Dari kerja di sawah orang satu ke orang yang lain, ikut menebang tebu dan juga memperbaiki jalan. Upahnya selalu dikumpulkan oleh Yu Mini demi memenuhi kebutuhan mereka dan biaya sekolah sang anak.

Dari merantau ke ibu kota, hingga ke pulau seberang pun dilakukan asal semua masih bisa dilakukan dengan tenaganya, Kang Tarjo tidak pernah menolak. Biar hidupnya jauh lebih baik, begitu alasannya.

"Hati-hati ya Pak, jaga diri dengan baik sebab jauh dari keluarga," pesan sang istri sambil mengelus pelan lengan Kang Tarjo.

"Nanti, kalau banyak duit, beli televisi ya, Pak?" pinta sang putri sambil mendekap bapaknya.

"Amin." Serempak mereka bersuara laksana koor dalam paduan suara.

❤️❤️❤️❤️❤️

"Percuma saja kerja sampai jauh, pasti ujung-ujungnya tetap saja, MISKIN." Yu Sarni menekan suaranya saat bicara dengan Yu Surti ketika sedang mengambil air di sumur belakang rumahnya, lebih tepatnya rumah bapaknya, Pak Sugi.

Yu Mini yang sedang menunggu antrian untuk mengambil air seketika hendak pergi, tetapi suara Yu Sarni semakin meninggi. Seolah mengejek atau ingin menyakinkan bahwa suaranya sangat merdu untuk didengar.

"Orang miskin tidak akan pernah bisa menjadi kaya, sampai kapanpun," ucapnya, lebih tepatnya berteriak.

Yu Mini enggan menanggapi semua perkataan adik iparnya itu, mengalah jauh lebih baik daripada ikut-ikutan bersuara yang tidak akan pernah ada ujungnya.

Yu Sarni, sebenarnya sudah memiliki anak dan suami. Suami Yu Sarni memilih mengalah dan pergi jauh meninggalkan dia dan sang putri yang berusia kurang lebih 3 tahun, karena tidak sanggup untuk hidup bersama seorang wanita yang selalu saja tidak pernah menghargai jerih payah suaminya.

Sedang Yu Surti, memiliki dua orang anak lelaki, yang pertama hampir seumuran dengan Rina, anak Kang Tarjo. Suaminya kerja di pulau seberang, kadang setahun sekali pulang demi menengok keluarga kecil mereka.

Belum mempunyai rumah, sebab uangnya belum cukup. Begitu untaian kalimat yang sekaligus saja keluar dari bibir Yu Surti. Akan tetapi, sang suami Kang Paimin selalu bekerja keras agar segera mempunyai rumah sendiri.

"Kalau mau mandi, itu masih ada air Ren, nggak usah ambil air lagi. Nanti sore saja, cepat mandi, nanti terlambat sekolah!" titahnya pada sang putri.

Reni hanya mengangguk, menjawab perintah ibunya. Meski Reni masih bisa mendengar apa yang dikatakan oleh buleknya, akan tetapi dia enggan untuk bertanya lebih jauh.

Usia Reni memang belum terlalu dewasa, namun, dituntut untuk menjadi dewasa karena mengalami sikap yang kurang adil dari kakek serta neneknya dari pihak bapak, yaitu Pak Sugi dan Mak Siti.

Reni yang saat ini menjadi remaja, seringkali saat kecil melihat anak-anaknya Yu Surti makan dengan sayur dari warung yang terasa nikmat menurut anak di usia seperti itu.

"Mak, kok sayurku warnanya hijau sedangkan sayur milik Purwo dan Tyo warnanya kuning?" Begitulah jika Reni melihat makanan mereka berbeda.

Pak Sugi sering ke warung untuk membelikan sayur buat cucunya kecuali Reni, dengan lahap mereka makan dan saling melihat makanan satu sama lain.

Itu salah satunya alasan yang membuat Yu Mini, ingin segera memiliki rumah sendiri dan tidak lagi satu atap dengan mertua dan ipar-iparnya.

Ingin hidup mandiri agar pula tidak ada kesalahpahaman antara keluarga.

Untung saja keberuntungan ada dipihak mereka, sehingga bisa segera mempunyai istana yang terbuat dari bambu dan berlantai tanah, namun bahagia tiada terkira.

❤️❤️❤️❤️❤️

Dua Minggu sudah Kang Tarjo merantau di ibu kota, uang gajian dikirim dengan dibawa oleh tetangganya yang pulang.

"Buat beli televisi, begitu pesan dari Kang Tarjo, Yu," kata Lek Arman saat bertandang ke rumah Kang Tarjo.

"Alhamdulillah, tapi listriknya masih nyambung. Takutnya nanti dimatikan, jangan beli televisi dulu ya, Nduk!" Dengan raut wajah yang sedikit masam, Yu Mini bicara kepada sang putri saat Lek Arman pulang.

"Lho, kenapa kalau masih nyambung, Yu?" tanya Lek Arman dengan menautkan kedua alisnya.

"Tidak ada, takutnya nanti tiba-tiba mati karena nggak kuat dayanya Lek," jawab Yu Mini berbohong.

"Lha terus, Mak?"

"Kita beliin kambing saja, bagaimana? Nanti kalau sudah banyak, baru kita jual, terus kita pasang listrik dan … bisa beli apa saja, ya …" Tawa sumringah menghiasi bibir Reni, lalu mengangguk tanda setuju.

Lek Arman yang mendengar mereka bicara hanya tersenyum dan mengangguk-angguk. Setelah berbasa-basi, Lek Arman mengundurkan diri pamit pulang.

Sepulangnya Lek Arman, Yu Mini menghitung kiriman uang yang baru saja diterimanya. Tidak banyak, namun cukup bila dibelikan seekor kambing.

"Terus kambingnya nanti di taruh mana, Mak?" tanya Reni dengan sedikit berteriak karena berada di dapur.

"Dekat dapur situ saja!" jawab Yu Mini dengan sedikit teriak juga.

Uang yang diterima langsung disimpan di kamar, syukur Alhamdulillah tidak henti-hentinya diucapkan oleh Yu Mini. Bahagia Yu Mini mempunyai rezeki yang datang dari dan suami.

Ehem.

Sontak Yu Mini mendongak setelah ada suara deheman dari pintu utama, Yu Surti datang dengan mata tajam menelisik dengan wajah seakan ingin memakan mangsanya.

"Listrik dibayar, jangan pura-pura lupa. Kalau sudah tanggalnya kok seperti seorang yang hilang ingatan, bayar!" Dengan tangan terulur Yu Surti bicara seolah dia adalah Ratu yang sedang memarahi pelayanannya.

"Kemarin 'kan baru dibayar, Dik," kata Yu Mini dengan lembut dan menyimpan uangnya di saku daster yang dipakai.

"Mana? Jangan kamu berbohong sama aku ya, kamu tahu 'kan apa akibatnya kalau sampai bohong?" hardiknya masih dengan mata tajam.

Terpaksa Yu Mini memberikan lagi uang dua puluh ribu kepada adik iparnya itu. Setelah menerima uang di tangannya lalu berlalu pulang menuju rumah Pak Sugi.

"Astaghfirullah," lirih Yu Mini dengan menyeka air matanya yang mulai mengalir ke pipi.

❤️❤️❤️

Bersambung ...

Bab terkait

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 4 HAMIL

    Kang Paimin pulang dengan perasaan yang sangat bahagia, menemui Yu Surti istrinya. Kedua anak Kang Paimin terlihat biasa-biasa saja melihat bapaknya pulang dari rantau meski lama tidak bertemu.Sebab dari kecil hingga beranjak remaja, kedua anaknya di rawat oleh Pak Sugi dan Mak Siti. Bahkan, kadang jika sang bapaknya pulang justru perselisihanlah yang menyambutnya. Kang Paimin jika marah akan memukuli anaknya tanpa ampun, hingga terkadang mengundang perdebatan antara dirinya dengan sang mertua Pak Sugi."Besok kita buat rumah, di desaku. Warisan sudah dibagi, aku mendapatkan sebidang tanah untuk dibangun rumah dan dua petak sawah. Lebih dari cukup, daripada tanah warisan dari orang tuamu, jauh lebih lebar milikku." Kang Paimin bicara dengan menggebu, mengungkapkan semua hasil musyawarah dari saudara-saudaranya. "Yakin Kang?" tanya Yu Surti kurang percaya terhadap suaminya sendiri.Dengan menggeser posisi duduknya, Yu Surti bertanya sekali lagi atas kabar baik yang dibawa suaminya i

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 5 PINDAHAN

    Semua barang milik Yu Surti dimuat dalam sebuah truk besar, dari kasur dan perkakas dapur yang menjadi andalannya pun di angkut satu persatu oleh para warga yang membantu. Tak lupa juga rumah yang menjadi bagiannya yang diminta saat pertama ingin memisahkan diri dari orang tua mereka dibawa serta. Pak Sugi dan Mak Siti tidak ikut serta, mereka hanya mendoakan dari jauh, sebab terlalu ringkih raganya untuk di bawa pergi jauh.Perjalanan memakan waktu sekitar lima belas menit, semua warga yang ikut membantu membawa satu persatu barang-barang itu turun dari truk."Hati-hati nanti pecah, itu barang mahal!" ucap Yu Surti pada salah satu pemuda yang membawa barang pecah belah."Iya, Yu," balasnya."Kerja kok sambil bercanda, nanti kalau ada apa-apa memang mau tanggung jawab?" ocehnya yang membuat para pemuda saling melirik satu dan yang lainnya.Setelah semua diturunkan, sejenak mereka beristirahat dengan dijamu minuman dan gorengan sebagai balas jasa atas bantuan yang diberikan."Kalau di

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 6 SIKAP YU SARNI

    Brugh. "Apa ini?" tanya Yu Mini saat melihat tiang penyangga jemuran ambruk.Semua pakaian yang belum kering telah bercampur dengan tanah, semakin kotor saat ada ayam melintas dan menginjaknya tanpa permisi. Yu Mini hanya diam mematung tanpa beranjak keluar mengambil jemurannya yang sudah berubah warna. Coklat."Kamu, kalau mau bikin jemuran, jangan di sini! Ini tanah masih milikku, ingat!" seru Yu Sarni dengan lantangnya.Air mata Yu Mini semakin deras dan tidak dapat dibendung lagi. Banjir bak air bah yang tanggulnya telah jebol. "Kenapa malah nangis? Kamu tuli? Seharusnya kamu tahu, kamu di sini itu cuma numpang, iyakan? Numpang sama suami kamu, tahu diri dong. Jangan main pakai hak milik orang lain, mau serakah? Oh, tidak bisa. Selama masih ada saya, kamu tidak akan bisa semena-mena di sini. Paham?" kata Yu Sarni dengan menginjak-injak pakaian yang telah jatuh ke tanah itu, seringainya melebihi hantu kuntilanak.Yu Mini hanya terdiam melihat perilaku sang ipar dengan menyeka air

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 7 KEJAM

    "Mak, aku akan pergi merantau. Emak di rumah sama Lilik, ya, tolong jaga dia! Nanti kalau ada uang aku akan pulang sebentar untuk melihat putriku itu!" Yu Sarni mengutarakan maksud hatinya kepada sang ibu, Mak Siti.Memang tidak bisa di pungkiri, kehidupan ekonomi Yu Sarni kurang beruntung. Jika hanya di rumah dan mengandalkan panen dari sawah, tidak akan bisa memenuhi kebutuhan yang dia mau.Apalagi Lusi sudah sekolah, mau tidak mau Yu Sarni harus berjuang keras untuk menghidupi putri kecilnya itu. Sebab, bapaknya tidak ada kabar mau menafkahi putrinya itu."Iya, Emak akan jaga anak kamu kok," jawab Mak Siti lembut. Mak Siti sudah terbiasa mengasuh cucu-cucunya dari kecil. Anak-anak Yu Surti dari dulu memanglah yang mengasuh adalah Mak Siti. Jadi, tidaklah kaget jika Mak Siti dan Pak Sugi selalu saja diberi beban oleh kedua putrinya itu.Mereka sangat menyayangi cucu-cucunya, namun kasih sayang seorang Kakek dan Nenek itu berbeda jika dengan cucu dari anak-anak lelaki mereka. Entahl

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 8 AMARAH YANG TERPENDAM

    "Apa yang terjadi saat Emak di sawah kemarin, Ren?" tanya Yu Mini kepada putrinya saat selesai belajar.Reni yang kaget dengan pertanyaan sang Emak, hanya terdiam sambil mengemasi buku-buku sekolahnya ke dalam tas. Mata mereka bertemu dan ada gurat kepasrahan di dalamnya."Kenapa diam? Emak sedang berbicara dengan kamu. Ada apa dengan Lek Surti? Kamu buat kesalahan padanya?" ulangnya dengan menatap putrinya yang kelihatan gelisah itu.Reni hendak berbohong kalau tidak terjadi apa-apa, namun hati kecilnya sulit sekali untuk tidak bicara jujur kepada sang Emak. Ingin jujur atas kelakuan Bu Leknya, namun takut kalau terjadi permusuhan antar saudara."Ren ….""Berjanji, ya, Mak … Emak jangan bertengkar dengan Lek Surti kalau Reni bicara jujur! Janji, ya, Mak!" Reni bersimpuh di kaki Emaknya dengan berlinang air mata.Takut kalau Emaknya gaduh dengan iparnya yang sangat kejam itu, takut karena tidak akan ada yang membela. Sebab, Bapaknya sedang bekerja jauh di rantau orang.Mak Siti? Pak S

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 9 MELAWAN

    "Heh, bocah dekil! Apa yang kamu lakukan terhadap Purwo, hah!" pekik Yu Surti dengan menggedor pintu seperti orang yang hendak merampok rumah.Keras. Tanpa salam, Yu Surti masih berteriak kencang dengan suara yang menggema. Seolah dialah orang yang paling keras bicaranya.Yu Mini yang baru selesai mengadu terhadap sang penciptaNya, kaget bukan kepalang mendengar gedoran pintu yang hendak lepas dari penyangganya."Assalamualaikum, Dek …" suara Yu Mini terputus karena Yu Surti masih mencerocos saja tanpa henti.Meski Yu Mini mengucapkan salam, namun dia enggan menjawabnya. Matanya malah tambah membesar saat melihat Reni yang sedang duduk santai sambil membaca buku tanpa menoleh ke arahnya sama sekali.Sesekali Reni mengunyah keripik singkong buatan Emaknya dengan suara yang dibuat-buat. Yang membuat hati Yu Surti semakin dongkol dan ingin ikut mengunyah Reni utuh."Heh, Reni, kamu budek, ya? Dari tadi aku gedor pintu kamu, kenapa tidak di buka? Aku juga memanggilmu, tapi kenapa kamu tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 10 KURANG AJAR

    "Mana rumahnya? Yang inikah? Tapi … sepertinya bukan orang sini, soalnya saat aku main ke rumahnya Reni, aku tidak pernah melihatnya," suara segerombolan orang saat tengah malam mengagetkan Kang Tarjo dan berusaha mengintip lewat celah dinding bambunya.Sekitar enam orang dengan mengendarai sepeda motor, para pemuda itu menunjuk rumah Pak Sugi sambil setengah berbisik.Memang malam ini ada hiburan musik di desa sebelah, menjadi kebiasaan pemuda-pemuda itu jika ada salah paham pasti akan terjadi tawuran yang akan mengakibatkan kerugian.Yu Mini yang hendak sholat malam berhenti sejenak saat melihat suaminya sedang mengintip ke luar. Penasaran."Ada apa, Pak?" berbisik, Yu Mini bertanya kepada Kang Tarjo.Kang Tarjo tidak menjawab, hanya menempelkan jemari telunjuknya ke depan bibir. Isyarat agar Yu Mini diam."Kurang ajar sekali dia, omongannya terlalu tinggi. Untung saja tadi dia kabur, kalau tidak … habislah," kata salah satu pemuda yang berdiri mondar-mandir di depan rumah Pak Sugi.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 11 MARAHNYA ORANG PENDIAM

    Suasana tentram dirasakan keluarga Kang Tarjo, karena para biang rusuh telah pergi dari kediaman Pak Sugi. Purwo serta Tyo pun turut pergi dari sana, sehingga tidak ada niat lagi untuk membalas perbuatan Purwo waktu itu oleh Reni.Reni memang berniat ingin membalas perbuatan Purwo, namun, urung karena dengan sendirinya mereka semua pulang ke rumah barunya yang telah berdiri dengan megah."Tarjo, tolong kamu bantu-bantu di sawah, sebentar lagi panen. Nanti kalau sudah selesai, ambil saja satu karung padi untukmu!" pinta Pak Sugi saat malam tiba. Pak Sugi memang sering berkunjung ke rumah Kang Tarjo saat malam, hanya sekedar bersenda gurau dan bersantai saja dengan anaknya yang kebetulan berada dekat dengan rumahnya.Atau memang hanya ingin meminta kopi hangat, karena jika di rumahnya sendiri. Yu Sarni tidak pernah membuatkannya."Iya, Pak. Memangnya sawah mana yang mau dipanen lebih dulu?" tanya Kang Tarjo dengan menyesap kopi buatan istrinya.Yu Mini pun menyediakan kopi buat mertuan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29

Bab terbaru

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 41 TAMAT

    “Ayah, lain kali diam saja nggak perlu mengeluarkan tenaga buat melawan mereka. Sayangi diri sendiri dan keluarga ini, buat apa susah payah membalas ucapan yang nggak masuk akal?” ujar Reni saat melihat sang ayah sudah tenang.“Kita hidup ini bukan hanya sekedar membalas segala umpatan dari orang yang nggak waras, jatuhnya nanti kita sendiri yang gila. Lebih baik perbanyak ibadah dan bulatkan niat buat ke tanah suci, insya allah nanti akan kami bantu sebisanya!” Mata Kang Tarjo membelalak tanpa kedip, lalu menoleh ke istrinya yang juga tak beda dengan apa yang ada di pikirannya.“Iya, kita sudah mendaftarkan kalian untuk ke Mekkah, semoga bisa terlaksana meskipun menunggu lama.” Lagi Reni seolah ingin menjawab apa yang dipikirkan oleh Kang Tarjo dan Yu Mini.“Kamu beneran? Kok nggak bilang-bilang ke kita?” tanya Yu Mini, saking kagetnya dia mendekati sang putri lalu memegang tangan Reni erat-erat.Reni pun mengangguk menyakinkan jika apa yang barus saja dikatakan olehnya itu benar ad

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 40 PANIK

    “Tanah yang kamu buat rumah itu adalah hakku dan seharusnya kamu mengembalikan semuanya apa yang kamu punya pada kami! Dasar nggak punya muka, milik orang kok di klaim!” seru Tyo tanpa embel-embel hormat, malu dan juga sungkan.Kang Tarjo yang sedang minum kopi, tersedak. Semua apa yang sudah di dalam mulut seketika keluar dan membasahi meja. Mata itupun membelalak lebar bahkan nyaris keluar dari lubangnya. Terkejut bukan main mendengar suara yang sudah membuat mendidih darah tersebut.Laki-laki itu lantas berdiri dengan tatapan tajam bak elang yang siap menerkam mangsanya. Cuaca pun seolah tahu sehingga angin yang tadinya berhembus sepoi-sepoi menyejukkan jiwa kini berubah menjadi panas seperti musim kemarau.“Dasar setan! Kamu itu terlahir dari seorang ibu atau batu?” murka Kang Tarjo lantang.Yu Mini yang sejak tadi sibuk di dapur seketika berlari menuju ke teras, pemandangan yang membuat jantung wanita itu berdetak kencang dari biasanya. Ia pun panik, keringat dingin membasahi pun

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 39 PANAS

    Namun, Kang Tarjo masih enggan untuk bergerak. Napasnya memburu dengan dada yang mengikuti irama jantung. Amarahnya semakin memuncak dan setelah mereka saling beradu pandang, Kang Tarjo mencoba untuk maju selangkah.“Kang, istighfar! Jangan sampai kamu kalah dengan setan yang membisikkan kalimat jahat, ingat jika nggak ada manfaatnya terpancing emosi. Kamu akan menyesal!” bujuk Yu Mini masih setengah berbisik.Dengan hati yang was-was wanita itu berusaha membujuk sang suami supaya tidak tersulut emosi yang tersimpan dalam hati. Dia berharap api itu segera padam dan bisa mendinginkan pikiran yang kacau bersama angin yang datang. Jantung pun mulai tak menentu dengan aliran darah yang mulai cepat hingga membuat tubuhnya terasa dingin.“Kang!” panggil Yu Mini dengan bibir bergetar.“Kamu pikir dengan sikap yang sok hebatmu itu bisa membuat aku takut? Nggak sama sekali!” gertak Tyo dengan pandangan nyalang.“Makan dengan hasil warisan saja mau belagu, ingat jika kamu itu laki-laki kosong,

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 38 TYO

    Kang Tarjo pulang dengan napas memburu, amarahnya masih saja tersisa di dada. Apalagi saat di rumah melihat ayamnya mati semua, dengan menggerutu Kang Tarjo memungut semua hewan ternaknya satu persatu untuk di kubur.“Bagaimana bisa mati dalam bersamaan, apa yang terjadi?” gumam Kang Tarjo dengan tangan cekatan.“Ya Allah, Kang, apa yang terjadi? Kenapa ini?” tanya Yu Mini kaget.Saking terkejutnya Yu Mini terdiam di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun. Ada rasa sakit dan ingin menangis kala melihat semua hewan ternaknya tidak bernyawa. Lalu Yu Mini pun ikut membantu sang suami memunguti hewannya tersebut. Air mata wanita itu pun menetes tanpa henti, ayam adalah salah satu tabungan yang dijaga.“Kang!” Suara Yu Mini terdengar parau. Dia menyapu air yang mengalir deras di pipi tersebut dengan cepat. Hatinya masih sakit melihat kejadian yang terjadi di depan mata itu.“Bukan rezeki kita, nanti kalau ada uang bisa membeli lagi,” hibur Kang Tarjo bijak meski dalam hati sudah teramat pilu.

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 37 MENYINDIR

    Kang Tarjo menikmati kopinya di teras rumah, semilir angin membuat dedaunan kering ikut terbang. Sesekali lelaki itu melihat ke arah langit yang mulai gelap.“Sebentar lagi hujan, Alhamdulillah, berarti pekerjaan sawah akan segera dimulai,” ucapnya sambil menyesap kopinya.Musim kemarau sudah usai dan datanglah musim penghujan yang mana selalu dinantikan para petani yang daerahnya tadah hujan. Hanya mengandalkan air hujan sebab jika musim kemarau tiba maka kekeringan melanda.Wajah sumringah terbit kala gerimis mulai turun diiringi petir yang menggelegar bak irama yang saling bersahutan di sore hari itu.“Kang, hujan, masuk!” ajak Yu Mini pada suaminya yang masih duduk di teras, aroma tanah yang basah di hirupnya dalam-dalam.Kang Tarjo sangat menikmatinya hingga ajakan sang istri hanya dibalas dengan anggukkan kepala. Lelaki itu masih terpejam dan berbisik syukur kepada Tuhan semesta alam yang mana telah menurunkan hujan di sore itu. Harapan dia semoga air yang turun bisa memberikan

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 36 REBUTAN

    "Pokoknya tanah ini adalah milikku, uang dua puluh juta sudah aku berikan pada Pakde Wardi. Dia meminta uangku sebanyak itu, kamu jangan coba-coba serakah!" pekik Tyo saat melihat tanah bagian Kang Wardi akan dibangun sebuah toko oleh Lusi. Dua anggota keluarga saling bersitegang dengan pembenarannya masing-masing. Tyo yang bersuara lantang mencoba untuk mendominasi keadaan dan menang. Sedang Yu Surti mencoba melawan tanpa rasa takut dihatinya.Kang Tarjo yang mendengar suara berisik mencoba untuk mendengarkan dulu dari rumahnya. Hembusan nafasnya yang kasar menandakan kalau pikirannya sedang berkecamuk menahan amarah. Saudara yang seharusnya saling menyayangi dan menghargai harus di nodai dengan perseteruan perihal warisan. Harta yang turun dari orang tua. Bahkan Kang Tarjo menggeleng pelan saat melihat yang bersikukuh atas tanah yang terbentang disamping kanan Kang Tarjo adalah Tyo. Seorang cucu yang seharusnya diam dan berterima kasih banyak kepada orang tuanya yang telah memberi

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 35 KEMATIAN YU SARNI

    Hari ini hujan begitu deras membasahi bumi, wangi khas dari tanah kering yang telah basah membuat hidung begitu senang karena mencium aromanya. Meski petir menggelegar laksana bom atom nagashima namun, tak menyurutkan kegiatan Reni dan Yu Mini untuk membuat cemilan singkong rebus beserta wedang jahe hangat. Angin besar meniupkan segala pepohonan yang sedang berdiri tegak menjulang, terkadang menyapu beberapa daun kering yang berguguran sehingga semuanya berserakan tanpa batas. Suara gemuruhnya seakan membuat nyali menciut hingga anak-anak Reni terdiam duduk di kursi dengan berselimutkan sarung kecil."Kang …" suara Yu Surti memecah keramaian setelah badai menerpa kampung mereka. Dengan tangis air mata dan wajah masam, Yu Surti datang ke kediaman sang Kakak ingin memberitahukan sebuah berita besar. Nafas Kang Tarjo memburu saat semua mata tertuju kepada tamu yang datang dengan kaki yang tanpa alas itu. "Kang, Yu Sarni meninggal," kata Yu Surti dengan bibir bergetar. Kang Tarjo yang

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 34 SAKITNYA SAUDARA

    Pagi ini Tyo datang lagi ke rumahnya sendiri dengan membawa satu jerigen oli penuh. Tanpa bicara dia langsung menumpahkan oli hitam itu di tanah yang ada pohon mangga berdiri dengan kokoh. Sekeliling pohon di siramnya dengan senyum miring. "Oh, seperti itu kelakuan kamu? Nggak ibu, nggak anak kok sama saja. Jahat dan curang!'' pekik Reni dengan mendekati Tyo yang masih duduk dan menyiram.Tanpa menjawab, Tyo terus melakukan aksinya dengan tersenyum miring. Dia bahkan enggan menatap mata Reni yang sedari tadi melihatnya tanpa kedip. "Kamu pikir hidup kamu sudah baik? Hah! Diminta musyawarah dulu nggak mau, orang muda kok pikirannya picik seperti itu, pantas saja kamu nggak punya tetangga disana!" Amarah Reni tersulut dan membara. Ingin saja dia mencakar wajah Tyo yang sangat memuakkan itu. Namun, dengan wajah dingin Tyo tidak menjawab sedikitpun kalimat yang diucapkan oleh Reni meski gemuruh di hati ingin memuntahkan segalanya. Aksinya tetap saja dilanjutkan."Coba kamu lihat itu po

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 33 AIR SUSU DI BALAS AIR TUBA

    "Kang Wardi sakit stroke, Kang. Aku mau dia dirawat di rumah saja. Kasihan, istrinya tidak mau merawatnya sama sekali," ucap Yu Surti saat sedang berkunjung ke rumah Yu Sarni. "Yakin? Masak istrinya tidak mau merawat. Jangan berpikir buruk tentang orang lain kamu!" balas Kang Tarjo dengan menyulut rokok yang sedari tadi dipegangnya.Yu Surti menggerutu dalam hati, niatnya untuk memiliki tanah kosong bagian dari Kang Wardi hampir saja pupus karena tidak setujunya Kang Tarjo atas usulannya. Seperti saat Yu Sumi di rumah dan meninggal dulu. Yu Surti berpikir jika merawat Kang Tarjo dan hingga nanti akan berpulang maka, semua warisan bagian yang dimiliki Kang Wardi akan menjadi hak Yu Surti. Akan tetapi, rencananya terhalang persetujuan Kang Tarjo. Akhirnya Yu Surti pulang ke rumahnya dengan hati yang dongkol. Menggerutu sepanjang jalan dan memaki Kang Tarjo dengan segala sumpah serapah.☀️☀️"Kalau rumah kamu jadi, lalu akan pindah tidur, Sarni?" tanya Kang Tarjo saat melihat barang ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status