Home / Lain / GODAAN HARTA WARISAN / BAB 11 MARAHNYA ORANG PENDIAM

Share

BAB 11 MARAHNYA ORANG PENDIAM

Author: Anna Janitra
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Suasana tentram dirasakan keluarga Kang Tarjo, karena para biang rusuh telah pergi dari kediaman Pak Sugi. Purwo serta Tyo pun turut pergi dari sana, sehingga tidak ada niat lagi untuk membalas perbuatan Purwo waktu itu oleh Reni.

Reni memang berniat ingin membalas perbuatan Purwo, namun, urung karena dengan sendirinya mereka semua pulang ke rumah barunya yang telah berdiri dengan megah.

"Tarjo, tolong kamu bantu-bantu di sawah, sebentar lagi panen. Nanti kalau sudah selesai, ambil saja satu karung padi untukmu!" pinta Pak Sugi saat malam tiba.

Pak Sugi memang sering berkunjung ke rumah Kang Tarjo saat malam, hanya sekedar bersenda gurau dan bersantai saja dengan anaknya yang kebetulan berada dekat dengan rumahnya.

Atau memang hanya ingin meminta kopi hangat, karena jika di rumahnya sendiri. Yu Sarni tidak pernah membuatkannya.

"Iya, Pak. Memangnya sawah mana yang mau dipanen lebih dulu?" tanya Kang Tarjo dengan menyesap kopi buatan istrinya.

Yu Mini pun menyediakan kopi buat mertuan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 12 MAK SITI SAKIT

    "Mbah Siti, ini mata saya, Mbah!" Yu Mini terperanjat saat melihat mertua perempuannya menyodorkan satu ekor ikan bandeng tepat di depan matanya. Di dorongnya ikan itu terus, hingga Yu Mini bangkit dari posisi jongkoknya yang sedang memilih sayuran.Mak Siti pagi ini belanja karena ada orang sedang menanam padi di sawahnya. Jadi untuk membuat sarapan terpaksa dia belanja sendiri, karena Yu Sarni dan Yu Surti pun ikut menanam padi.Seperti tidak sepenuhnya melihat sempurna, Mak Siti tanpa sengaja memberikan seekor ikan itu tepat menyentuh mata kanan Yu Mini.Semua orang yang melihat kebingungan, entah kenapa Mak Siti seperti itu. Apa mungkin matanya yang sebelah kanan kambuh? Sebab, matanya Mak Siti memang divonis buta sebelah oleh dokter.Tiba-tiba Mak Siti luruh ke tanah, yang langsung ditangkap oleh Mbah Kini beserta Yu Mini dengan sigapnya."Kepalaku pusing, Mini. Tolong aku!" lirih Mak Siti membuat semua yang berada di sampingnya khawatir.Tubuh ringkih itu di bopong Yu Mini dan b

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 13 MAK SITI BERPULANG

    "Mini, Mini … cepat kamu bersihkan rumah Bapak!" perintah Kang Tarjo saat melihat istrinya hendak mengambilnya air di sumur.Tergesa Kang Tarjo berbicara dengan istrinya, raut wajahnya berubah, seakan ada sesuatu yang dipendam."Ada apa, Kang?" tanya Yu Mini saat melihat manik sang suami menitikkan air mata. "Emak telah berpulang," Tangisnya sudah tidak terbendung.Air mata yang ditahan akhirnya jebol juga, jantung Yu Mini berdebar, tangannya bergetar dan tubuhnya nyaris ambruk. "Barusan Paimin dari sana, dan mengabarkan kalau Emak sudah tidak dapat tertolong, sekarang dalam perjalanan, ayo bersihkan rumahnya!" ajak Kang Tarjo dengan menggandeng tangan istrinya.Pak Sugi yang hendak ke rumah Kang Tarjo berhenti saat melihat pasangan suami istri itu hendak keluar bergandeng. "Mau kemana?" Pertanyaan Pak Sugi membuat Kang Tarjo berjingkat kaget. Debaran jantungnya serasa berirama tanpa jeda, raut wajahnya pasi. Berfikir tentang kalimat apa yang akan dikatakan kepada bapaknya."Pak …

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 14 BERPINDAH TANGAN

    "Ayo, Tii, bawa ini semua!" perintah Kang Paimin kepada istrinya."Bentar, Kang … ini, Wo, ambil! Jangan lupa pegang yang kuat, nanti kalau jatuh, 'kan sayang. Barang mahal ini, produk luar negeri kok," ucap Yu Surti pada Purwo anak sulungnya yang sudah duduk manis di atas kendaraan roda dua yang akan membawa barang-barang mini sound milik Lek Pri.Tujuh hari setelah kepergian Mak Siti untuk selamanya, semua anak menantu serta cucu Pak Sugi kembali ke rumah masing-masing. Namun, Yu Surti dan suami serta anak-anaknya malah membawa barang-barang elektronik milik Lek Pri yang dibelinya saat masih bekerja di luar negeri.Dengan cekatan satu keluarga itu memboyong semua barang-barang yang tersimpan rapi di kamar belakang. Semangat mereka melebihi para pekerja yang mendapatkan upah. Membara.Kang Tarjo, Yu Mini serta anaknya Reni, hanya melihat dari rumah mereka dengan tersenyum heran oleh tingkah dan kelakuan keluarga Kang Paimin dan Yu Surti."Lihat, adikmu itu, Pak! Keterlaluan sekali, b

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 15 OLEH-OLEH BUAT RENI

    "Kamu itu, dasar anak tidak tahu diri! Pulang kok Emak sudah tinggal tulang belulangnya saja, kamu itu! Hih!" pekik Yu Surti saat melihat Lek Pri pulang dari rantau.Ingin saja rasanya menjitak kepala sang adik bungsu, gemas dengan sikapnya. Seperti tidak menghormati orang tua saja, meski sudah berpulang. Padahal dia adalah anak yang paling di sayangi oleh kedua orang tuanya itu."Aku nggak ada duit, Yu, keadaan ekonomiku sedang tidak stabil." Wajah lesu Lek Pri tertunduk."Alasan," bentak Yu Surti dengan mencubit punggung Lek Pri.Lek Pri yang sedang menunduk seketika menengadah melihat sang kakak yang tidak mau tahu alasan yang telah diucapkannya. Hatinya merasa disentil dengan ucapan Yu Surti barusan."Kamu 'kan kerja, masak nggak ada duit. Memangnya kemana semua uang yang kamu dapatkan selama ini? Buat foya-foya? Lupa orang tua?" tanya Yu Surti dengan menatap tajam ke netra sang adik."Biasa, Ti, dia memang selalu seperti itu. Beruntung dulu bisa menabung meski hanya sedikit, jadi

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 16 IKUT KE KOTA

    "Kang, Reni biarkan ikut sama Mas Wardi saja! Sekolah SMA di sana, sayangkan kalau harus putus sekolah. Usianya juga masih belia, biarlah mencari pengalaman yang banyak," Lek Pri mengutarakan isi hatinya kepada sang Kakak saat melihat Reni bermain bersama teman sebayanya. "Tapi, Dek …" "Jangan khawatir, tidak akan menjadi masalah kok. Lagian, uang yang sudah di pinjam sama Mas Wardi tidak akan mungkin dikembalikan. Jadi … lebih baik uangnya untuk menyekolahkan Reni, daripada saudara dari pihak Mbak Susi yang di sekolahkan semua," jelas Lek Pri yang masih membuat bingung Kang Tarjo.Kang Tarjo menautkan kedua alisnya mencoba mencerna apa yang dibicarakan sama Lek Pri barusan. Namun, tak kunjung juga paham akan semua ucapan sang adik. "Begini, Kang, selama ini untuk biaya pendidikan Mas Wardi adalah dengan bantuanku. Sudah habis banyak uang yang dipinjam dari aku untuknya. Jika aku hendak mengambil hakku itu, menagihnya, Mas Wardi selalu saja ada alasan untuk ini dan itu juga lainnya

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 17 BENCINYA LEK SUSI

    "Ini keponakannya ya, Bu Wardi?" tanya seorang ibu yang terlihat menyapa Lek Susi di teras rumah."Bukan, bukan keponakan saya, tapi keponakannya suami saya," jawabnya dengan senyum manis lalu saling berbisik.Reni yang mendengar hanya menganggukkan kepala, ingin ikut menyapa namun, sungkan. Sehingga dia melanjutkan kembali aktifitasnya menyapu halaman mungil di depan asrama.Lek Susi dan tetangganya itu berbicara dengan menggunakan bahasa adat mereka yang tidak dimengerti oleh Reni. Namun, dilihat dari caranya berbicara, Lek Susi seperti membicarakannya. Reni lalu masuk kamar dan menangis memanggil Lek Pri dalam isakannya. "Dia itu pemalas, Bu. Tidak pernah membantu saya mencuci serta memasak di dapur. Kerjaannya hanya tiduran di kamar, bangun lalu makan," ujarnya dengan suara setengah berbisik."Masak 'sih Jeng, kalau di lihat dari orangnya seperti nggak begitu-begitu amat. Lihat itu, mau menyapu juga, 'kan? Malah, kadang saya juga melihat dia sedang mengepel lantai lho," balas tet

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 18 RENI BALIK KAMPUNG

    "Kemasi semua pakaianmu, Ren! Kita akan pulang besok sore setelah aku pulang kerja," ucap Kang Wardi saat melihat Reni mencuci piring yang bertumpuk-tumpuk di wastafel."Aku pulang, Lek?" tanya Reni mengulangi apa yang didengarnya. Takut jika pendengarannya ada yang tidak beres.Kang wardi hanya mengangguk lalu meneguk air putih di gelas yang telah di ambilnya. Rasa haus menghampiri Kang Wardi saat pulang dari kantor. Sedang istrinya masih diam membisu melihat sang suami pulang dari kerja. Sejak perseteruan malam itu, kini Lek Susi dengan Kang Wardi masih enggan saling sapa. "Iya, bukankah itu yang kamu mau?" ucapnya memastikan."Iya, Lek, tapi … bagaimana dengan Lek Pri? Apa aku tidak di jemput olehnya?" "Dia sedang sibuk, aku yang akan mengantarkan kamu sampai rumah," jawab Kang wardi dengan menepuk pelan pundak keponakannya yang tersenyum penuh kebahagiaan itu. Reni dengan cekatan mencuci piring serta alat-alat makan, ingin rasanya segera pulang ke rumah. Kebahagiaan yang ada d

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 19 ULAH PURWO

    "Apakah Purwo di sini, Pak?" tanya Kang Paimin saat baru turun dari kendaraan roda duanya dengan mata menelisik ke segala penjuru.Amarahnya memburu, dadanya kembang kempis menahan rasa yang seakan ingin meledak begitu saja tanpa melihat tempat dan situasinya. Pak Sugi hanya mengangguk menjawab pertanyaan menantu lelakinya itu. Dia paham akan apa yang terjadi, pasti ada sebuah masalah besar yang akan menghampiri. Sebab, sikapnya tidak seperti biasanya. Matanya yang merah serta nafas yang tidak beraturan menandakan sedang tidak baik-baik saja."Anak kurang ajar, kenapa kamu nggak mati saja, hah?!" pekik Kang Paimin saat mendapati Purwo yang hendak keluar rumah. Purwo yang melihat Bapaknya langsung berbalik arah namun, dengan cepat kilat tangan Kang Paimin memegangi pundak Purwo kencang. Sehingga anak sulungnya itu tidak dapat bergerak sama sekali. Kalah tenaga."Tenang, Min, tenang … ada apa ini? Datang-datang kok langsung marah dan main tangan sama anak kamu, Purwo ini anak kamu sen

Latest chapter

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 41 TAMAT

    “Ayah, lain kali diam saja nggak perlu mengeluarkan tenaga buat melawan mereka. Sayangi diri sendiri dan keluarga ini, buat apa susah payah membalas ucapan yang nggak masuk akal?” ujar Reni saat melihat sang ayah sudah tenang.“Kita hidup ini bukan hanya sekedar membalas segala umpatan dari orang yang nggak waras, jatuhnya nanti kita sendiri yang gila. Lebih baik perbanyak ibadah dan bulatkan niat buat ke tanah suci, insya allah nanti akan kami bantu sebisanya!” Mata Kang Tarjo membelalak tanpa kedip, lalu menoleh ke istrinya yang juga tak beda dengan apa yang ada di pikirannya.“Iya, kita sudah mendaftarkan kalian untuk ke Mekkah, semoga bisa terlaksana meskipun menunggu lama.” Lagi Reni seolah ingin menjawab apa yang dipikirkan oleh Kang Tarjo dan Yu Mini.“Kamu beneran? Kok nggak bilang-bilang ke kita?” tanya Yu Mini, saking kagetnya dia mendekati sang putri lalu memegang tangan Reni erat-erat.Reni pun mengangguk menyakinkan jika apa yang barus saja dikatakan olehnya itu benar ad

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 40 PANIK

    “Tanah yang kamu buat rumah itu adalah hakku dan seharusnya kamu mengembalikan semuanya apa yang kamu punya pada kami! Dasar nggak punya muka, milik orang kok di klaim!” seru Tyo tanpa embel-embel hormat, malu dan juga sungkan.Kang Tarjo yang sedang minum kopi, tersedak. Semua apa yang sudah di dalam mulut seketika keluar dan membasahi meja. Mata itupun membelalak lebar bahkan nyaris keluar dari lubangnya. Terkejut bukan main mendengar suara yang sudah membuat mendidih darah tersebut.Laki-laki itu lantas berdiri dengan tatapan tajam bak elang yang siap menerkam mangsanya. Cuaca pun seolah tahu sehingga angin yang tadinya berhembus sepoi-sepoi menyejukkan jiwa kini berubah menjadi panas seperti musim kemarau.“Dasar setan! Kamu itu terlahir dari seorang ibu atau batu?” murka Kang Tarjo lantang.Yu Mini yang sejak tadi sibuk di dapur seketika berlari menuju ke teras, pemandangan yang membuat jantung wanita itu berdetak kencang dari biasanya. Ia pun panik, keringat dingin membasahi pun

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 39 PANAS

    Namun, Kang Tarjo masih enggan untuk bergerak. Napasnya memburu dengan dada yang mengikuti irama jantung. Amarahnya semakin memuncak dan setelah mereka saling beradu pandang, Kang Tarjo mencoba untuk maju selangkah.“Kang, istighfar! Jangan sampai kamu kalah dengan setan yang membisikkan kalimat jahat, ingat jika nggak ada manfaatnya terpancing emosi. Kamu akan menyesal!” bujuk Yu Mini masih setengah berbisik.Dengan hati yang was-was wanita itu berusaha membujuk sang suami supaya tidak tersulut emosi yang tersimpan dalam hati. Dia berharap api itu segera padam dan bisa mendinginkan pikiran yang kacau bersama angin yang datang. Jantung pun mulai tak menentu dengan aliran darah yang mulai cepat hingga membuat tubuhnya terasa dingin.“Kang!” panggil Yu Mini dengan bibir bergetar.“Kamu pikir dengan sikap yang sok hebatmu itu bisa membuat aku takut? Nggak sama sekali!” gertak Tyo dengan pandangan nyalang.“Makan dengan hasil warisan saja mau belagu, ingat jika kamu itu laki-laki kosong,

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 38 TYO

    Kang Tarjo pulang dengan napas memburu, amarahnya masih saja tersisa di dada. Apalagi saat di rumah melihat ayamnya mati semua, dengan menggerutu Kang Tarjo memungut semua hewan ternaknya satu persatu untuk di kubur.“Bagaimana bisa mati dalam bersamaan, apa yang terjadi?” gumam Kang Tarjo dengan tangan cekatan.“Ya Allah, Kang, apa yang terjadi? Kenapa ini?” tanya Yu Mini kaget.Saking terkejutnya Yu Mini terdiam di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun. Ada rasa sakit dan ingin menangis kala melihat semua hewan ternaknya tidak bernyawa. Lalu Yu Mini pun ikut membantu sang suami memunguti hewannya tersebut. Air mata wanita itu pun menetes tanpa henti, ayam adalah salah satu tabungan yang dijaga.“Kang!” Suara Yu Mini terdengar parau. Dia menyapu air yang mengalir deras di pipi tersebut dengan cepat. Hatinya masih sakit melihat kejadian yang terjadi di depan mata itu.“Bukan rezeki kita, nanti kalau ada uang bisa membeli lagi,” hibur Kang Tarjo bijak meski dalam hati sudah teramat pilu.

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 37 MENYINDIR

    Kang Tarjo menikmati kopinya di teras rumah, semilir angin membuat dedaunan kering ikut terbang. Sesekali lelaki itu melihat ke arah langit yang mulai gelap.“Sebentar lagi hujan, Alhamdulillah, berarti pekerjaan sawah akan segera dimulai,” ucapnya sambil menyesap kopinya.Musim kemarau sudah usai dan datanglah musim penghujan yang mana selalu dinantikan para petani yang daerahnya tadah hujan. Hanya mengandalkan air hujan sebab jika musim kemarau tiba maka kekeringan melanda.Wajah sumringah terbit kala gerimis mulai turun diiringi petir yang menggelegar bak irama yang saling bersahutan di sore hari itu.“Kang, hujan, masuk!” ajak Yu Mini pada suaminya yang masih duduk di teras, aroma tanah yang basah di hirupnya dalam-dalam.Kang Tarjo sangat menikmatinya hingga ajakan sang istri hanya dibalas dengan anggukkan kepala. Lelaki itu masih terpejam dan berbisik syukur kepada Tuhan semesta alam yang mana telah menurunkan hujan di sore itu. Harapan dia semoga air yang turun bisa memberikan

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 36 REBUTAN

    "Pokoknya tanah ini adalah milikku, uang dua puluh juta sudah aku berikan pada Pakde Wardi. Dia meminta uangku sebanyak itu, kamu jangan coba-coba serakah!" pekik Tyo saat melihat tanah bagian Kang Wardi akan dibangun sebuah toko oleh Lusi. Dua anggota keluarga saling bersitegang dengan pembenarannya masing-masing. Tyo yang bersuara lantang mencoba untuk mendominasi keadaan dan menang. Sedang Yu Surti mencoba melawan tanpa rasa takut dihatinya.Kang Tarjo yang mendengar suara berisik mencoba untuk mendengarkan dulu dari rumahnya. Hembusan nafasnya yang kasar menandakan kalau pikirannya sedang berkecamuk menahan amarah. Saudara yang seharusnya saling menyayangi dan menghargai harus di nodai dengan perseteruan perihal warisan. Harta yang turun dari orang tua. Bahkan Kang Tarjo menggeleng pelan saat melihat yang bersikukuh atas tanah yang terbentang disamping kanan Kang Tarjo adalah Tyo. Seorang cucu yang seharusnya diam dan berterima kasih banyak kepada orang tuanya yang telah memberi

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 35 KEMATIAN YU SARNI

    Hari ini hujan begitu deras membasahi bumi, wangi khas dari tanah kering yang telah basah membuat hidung begitu senang karena mencium aromanya. Meski petir menggelegar laksana bom atom nagashima namun, tak menyurutkan kegiatan Reni dan Yu Mini untuk membuat cemilan singkong rebus beserta wedang jahe hangat. Angin besar meniupkan segala pepohonan yang sedang berdiri tegak menjulang, terkadang menyapu beberapa daun kering yang berguguran sehingga semuanya berserakan tanpa batas. Suara gemuruhnya seakan membuat nyali menciut hingga anak-anak Reni terdiam duduk di kursi dengan berselimutkan sarung kecil."Kang …" suara Yu Surti memecah keramaian setelah badai menerpa kampung mereka. Dengan tangis air mata dan wajah masam, Yu Surti datang ke kediaman sang Kakak ingin memberitahukan sebuah berita besar. Nafas Kang Tarjo memburu saat semua mata tertuju kepada tamu yang datang dengan kaki yang tanpa alas itu. "Kang, Yu Sarni meninggal," kata Yu Surti dengan bibir bergetar. Kang Tarjo yang

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 34 SAKITNYA SAUDARA

    Pagi ini Tyo datang lagi ke rumahnya sendiri dengan membawa satu jerigen oli penuh. Tanpa bicara dia langsung menumpahkan oli hitam itu di tanah yang ada pohon mangga berdiri dengan kokoh. Sekeliling pohon di siramnya dengan senyum miring. "Oh, seperti itu kelakuan kamu? Nggak ibu, nggak anak kok sama saja. Jahat dan curang!'' pekik Reni dengan mendekati Tyo yang masih duduk dan menyiram.Tanpa menjawab, Tyo terus melakukan aksinya dengan tersenyum miring. Dia bahkan enggan menatap mata Reni yang sedari tadi melihatnya tanpa kedip. "Kamu pikir hidup kamu sudah baik? Hah! Diminta musyawarah dulu nggak mau, orang muda kok pikirannya picik seperti itu, pantas saja kamu nggak punya tetangga disana!" Amarah Reni tersulut dan membara. Ingin saja dia mencakar wajah Tyo yang sangat memuakkan itu. Namun, dengan wajah dingin Tyo tidak menjawab sedikitpun kalimat yang diucapkan oleh Reni meski gemuruh di hati ingin memuntahkan segalanya. Aksinya tetap saja dilanjutkan."Coba kamu lihat itu po

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 33 AIR SUSU DI BALAS AIR TUBA

    "Kang Wardi sakit stroke, Kang. Aku mau dia dirawat di rumah saja. Kasihan, istrinya tidak mau merawatnya sama sekali," ucap Yu Surti saat sedang berkunjung ke rumah Yu Sarni. "Yakin? Masak istrinya tidak mau merawat. Jangan berpikir buruk tentang orang lain kamu!" balas Kang Tarjo dengan menyulut rokok yang sedari tadi dipegangnya.Yu Surti menggerutu dalam hati, niatnya untuk memiliki tanah kosong bagian dari Kang Wardi hampir saja pupus karena tidak setujunya Kang Tarjo atas usulannya. Seperti saat Yu Sumi di rumah dan meninggal dulu. Yu Surti berpikir jika merawat Kang Tarjo dan hingga nanti akan berpulang maka, semua warisan bagian yang dimiliki Kang Wardi akan menjadi hak Yu Surti. Akan tetapi, rencananya terhalang persetujuan Kang Tarjo. Akhirnya Yu Surti pulang ke rumahnya dengan hati yang dongkol. Menggerutu sepanjang jalan dan memaki Kang Tarjo dengan segala sumpah serapah.☀️☀️"Kalau rumah kamu jadi, lalu akan pindah tidur, Sarni?" tanya Kang Tarjo saat melihat barang ba

DMCA.com Protection Status