Share

BAB 620

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Begitu Arnold berhasil merapal puncak jurusnya, bayangan iblis raksasa bertubuh merah muncul dari atas langit. Aura Arnold terlihat mengerikan dan menekan seluruh pulau Arcadia.

Mereka yang berada di luar penjara alam ruh sekalipun, bahkan bisa merasakan betapa mengerikannya aura kegelapan yang dipancarkan Arnold saat itu.

Rhaysa yang melihat itu, diam-diam berdoa dan berharap jika Awan bisa mengatasi serangan Arnold. Anehnya, orang yang didoakannya masih terlihat begitu tenang. Seolah semua pertunjukan Arnold, hanya terlihat seperti pertunjukan mainan di matanya.

Tidak seperti Arnold, Awan tidak terlihat merapal jurus apapun dan hanya melayang di udara. Ketenangannya, membuat siapapun sulit untuk menebak apa yang sedang dipikirkannya saat itu.

'Apa yang direncanakan mas Awan sebenarnya? Kenapa mas Awan tidak menggunakan jurus apapun?' Pikir Rhaysa khawatir.

Rhaysa mencemaskan jika reaksi Awan saat itu, karena berpikir bahwa serangan Arnold terlalu kuat dan membuat Awan hanya bisa pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Sigiq Dilah
GK abis abis tu jurus,,, emang ngambil berapa sih jurusan waktu sekolah dulu banyak amat
goodnovel comment avatar
Fiq Ab Salam
tiada keseruan..
goodnovel comment avatar
Alang Rambu Anarki
Sialan km thor,, katanya puncak jurus ke 7,, terus ini ke 9,,, mau sampe jurus ke 200 apa thor,, bertele tele,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 621

    Saat dua orang dewa bertarung, alam hanya bisa menanggung kerusakan.Istilah seperti itu, sangat cocok untuk menggambarkan apa yang terjadi di pulau Arcadia saat ini. Begitu Arnold merapal jurus puncak kitab Paras Sewu, pulau Arcadia seketika berguncang hebat dan seluruh pulau dipenuhi oleh aura kegelapan.Perlahan, retakan-retakan besar banyak bermunculan di atas permukaan tanah dan semakin lama semakin lebar. Bangunan-bangunan megah keluarga Royal adalah yang pertama menjadi korbannya.Permukaan tanah yang tiba-tiba merengkah, mulai menelan bangunan megah ini ke dalamnya dan mereka yang telah mati dalam pertempuran besar hari itu, juga ikut tenggelam ke dalam tanah."Gempa? Kekuatan seperti apa yang mampu menimbulkan gempa sebesar ini?"Pasukan aliansi dan prajurit Istana Es Abadi, tidak bisa menutupi kecemasan dalam hati mereka. Tanpa ada yang memerintahkan, insting mereka seolah mendorong mereka untuk segera menjauh dari pusat pertarungan

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 622

    Melihat keganasan jurus terkuat Arnold, ekspresi Awan langsung dipenuhi oleh konflik. Ia tidak takut dengan jurus maut Arnold, melainkan dampak yang akan ditimbulkan setelahnya, jika serangan mereka saling beradu. Tidak diragukan lagi, bentrokan serangan mereka, akan menimbulkan bencana yang sangat luar biasa dan dapat menimbulkan bencana alam. Tidak hanya pulau Arcadia, pulau-pulau dan juga negara yang berada di dekat pulau Arcadia akan ikut menanggung akibatnya. Saat itu, jatuhnya ribuan bahkan jutaan korban dari orang-orang tidak bersalah, tidak akan dapat terhindarkan.Tapi, untuk diam dan tidak melakukan apa-apa, juga bukan pilihan yang bijak. Orang seperti Arnold, jika dibiarkan hidup lebih lama, akan semakin merajalela dan membuat kerusakan di mana-mana.Untuk itu, Awan dipaksa untuk mengambil keputusan cepat, sebelum bencana mengerikan terjadi.Di tengah amukan badai kegelapan Arnold, aura keemasan menyelimuti tubuh Awan dan membuatnya terlihat sebagai satu-satunya cahaya di

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 623

    Saat itu, Awan ingin melawan. Namun, begitu melihat semua pasukan istana Es Abadi dan juga Raine ditekan oleh kekuatan empat orang penjaga hitam Tanah Dewa, membuat Awan terpaksa harus menahan diri dan memikirkan jalan keluar lain."Apa kamu masih ingin menolak untuk berlutut di hadapan penjaga agung?" Bentak salah seorang penjaga hitam dengan nada mengintimidasi."Kamu didakwa telah mencampuri urusan duniawi terlalu jauh. Sebagai hukumannya, kamu dan seluruh orang yang mendukungmu akan dihukum sangat berat. Kultivasi kalian akan dilenyapkan dan siapa yang menentang akan dihukum mati." Lanjut salah seorang dari penjaga hitam dengan kalimat tegas."Sekarang, berlututlah dan akui semua kesalahanmu! Dengan begitu, kami mungkin saja akan mempertimbangkan untuk meringankan hukuman kalian!" Ucap penjaga hitam lainnya dengan nada angkuh."Berlutut?" Awan tertawa dingin mendengar perintah para penjaga hitam.Betapa tidak masuk akalnya keputusan mereka? Jika para dewa penguasa di tanah dewa b

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 624

    "Jika kalian benar datang mewakili kehendak para dewa dan untuk menegakkan keadilan, maka aku akan jadi orang penurut. Namun, lihatlah apa yang telah kalian lakukan! Kalian bahkan tidak mempelajari dan memperhitungkan situasinya dengan benar dan kalian memaksaku dan semua orang disini untuk tunduk dan menerima semua keputusan kalian begitu saja. Apa itu masuk akal?" Balas Awan tanpa rasa gentar sedikitpun.Lord Baron mendengus dingin memandang rendah Awan dengan segala argumentasi yang coba dikemukakannya. Bagaimanapun, di sini mereka adalah pengadilnya dan keputusan mereka bersifat mutlak.Awan atau siapapun tidak diperkenankan untuk menentang ataupun mempertanyakan perintah mereka. Namun, karena Awan bersikeras untuk mempertanyakan keputusan mereka, Lord Baron terpaksa turun tangan untuk menghukum Awan dan menginjak-injaknya, sampai ia tidak berani lagi menentang mereka.Lord Baron mengangkat satu tangannya ke atas dan sedetik kemudian membalikkannya ke bawah. Saat itu, Raine dan p

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 625

    Lord Baron, melihat salah satu rekannya dikalahkan begitu saja, merasa gelisah dan segera mencari cara untuk meredakan situasinya. Paling tidak, mereka harus bisa menenangkan kemarahan ratu Samudera.Dalam waktu singkat, ia segera memahami situasinya dengan baik. Itu sebabnya, ia segera melepaskan Raine dan berkata, "Ratu Samudera, mohon maafkan kesalahpahaman kami sebelumnya! Kami tidak tahu, jika nona muda ini adalah putri anda.""Jika sedari awal kami menyadarinya, kami tidak akan berani menyentuhnya."Awan hampir saja muntah mendengar kalimat manis Lord Baron yang layaknya seorang penjilat. Bahkan, seorang penjaga hitam sekalipun tidak lepas dari sifat culas layaknya manusia biasa.Beberapa menit yang lalu, mereka datang dengan sikap yang begitu perkasa tanpa menghiraukan aturan apapun. Seolah mereka adalah raja. Namun, begitu mereka berhadapan dengan seseorang yang lebih kuat dari mereka, mereka pun menunjukkan warna asli yang sebenarnya.Adapun Raine, merasakan dirinya telah beb

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 626

    "Hahaha, sekarang tidak akan ada lagi yang bisa menyelamatkanmu. Cepatlah berlutut dan akui semua kesalahanmu! Aku tidak memiliki banyak waktu.""Jika tidak, semua orang di sini akan menanggung hukuman lebih berat karena kesalahanmu!" Ancam Lord Baron dengan nada angkuh."Awan, jangan pedulikan kami! Mereka adalah utusan tanah dewa dan mereka berani berlaku semena-mena terhadap manusia. Sampai matipun, aku tidak percaya jika mereka sedang melakukan tugasnya. Mereka tidak ubahnya seperti sekelompok penjahat." Ujar Amanda mencegah Awan menuruti keinginan para penjaga hitam. Menurut Amanda, apa yang dialukan Lord Baron saat itu, tidak ubahnya seperti bandit.Lord Baron benar-benar kejam. Mendengar Amanda menentangnya, dia tidak segan-segan menyiksa Amanda dengan meningkatkan tekanan listrik yang membuat Amanda kejang-kejang."Sialan! Hentikan! Dia tidak ada sangkut pautnya dengan urusan kita. Lepaskan dia atau aku bersumpah akan mengejar kalian semua, meski aku harus membalikkan tanah d

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 627

    Lord Baron tampak sangat kesal. Karena untuk kedua kalinya, rencananya yang sudah hampir berhasil, kembali mendapat gangguan. Namun, saat ia melihat dua sosok yang baru saja datang dan aura mereka yang begitu agung, Lord Baron tidak bisa mengusir kegugupan yang tiba-tiba saja menyelimuti dirinya."Master Paviliun Barat? Kelvin Sanjaya?"Lord Baron dan tiga penjaga hitam, seketika menjadi gugup dan sempat saling tukar pandangan untuk beberapa saat.Kelvin Sanjaya dan dan seorang pria tua melayang ringan dan mendarat tepat di dekat Awan. Aura agung yang dipancarkan oleh Kelvin Sanjaya saja pada saat itu, sudah terasa begitu agung layaknya seorang raja. Namun, pria tua yang berada di dekatnya memiliki aura yang jauh lebih kuat lagi. Seluruh pulau dan mungkin sampai ke banyak pulau yang berada di dekatnya, bisa merasa ketenangan dan sekaligus menimbulkan perasaan hormat yang tidak terbantahkan saat merasakan kehadiran sang dewa yang sebenarnya. Awan ingin menatap wajah pria tua tersebut,

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 628

    Baron dan tiga rekannya tampak semakin ketakutan. Itu karena di dalam gambar tersebut, terlihat dirinya menyerang seorang penjaga hitam. Lokasinya bahkan masih berada di dunia manusia dan tidak jauh dari Dark Club milik klan Atmaja dan itu adalah terakhir kali Awan melihat bayangan penjaga hitam.Awan ingat dengan kejadian tersebut. Selama ini, ia dipantau oleh penjaga hitam tidaklah salah. Namun, Baron sengaja mengambil kesempatan dengan menggunakan token penjaga hitam untuk menjatuhkan Awan.Kelvin berbisik ke telinga Awan, "Beruntung kamu tidak membuat pengakuan bersalah tadi. Jika tidak, Baron dan tiga tetua Roal yang ikut bersamanya akan mendapatkan apa yang mereka mau.""Di dunia para dewa, bukti dari kristal memori bersifat mutlak. Begitu mereka mendapatkan pengakuanmu, kamu akan dihukum sangat berat dan tidak bisa membela diri.""Ayah bahkan tidak akan bisa menyelamatkanmu."Membayangkan hal itu, Awan jadi bergidik ngeri. Apalagi melihat kristal memori seperti yang dikeluarkan

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status