"Darimana orang-orang barbar ini berasal sebenarnya? Apa mereka tidak pernah mengenal yang namanya kata 'menyerah'?" Ujar Damon kesal.Jika saja itu adalah musuh yang pernah mereka hadapi sebelumnya, mereka akan menyerah dan tunduk setelah terkena serangan maut mereka. Namun tidak dengan orang-orang ini. Meski tahu jika mereka tidak memiliki peluang menang sama sekali dan perbedaan kekuatan antara mereka cukup jauh, mereka masih saja tidak menyerah dan justru semakin bernafsu untuk terus bertarung. Bukan karena serangan para petinggi the SNake ini yang lemah. Karena kenyataannya, Topan dan rekan-rekannya tampak berdarah-darah dan terluka cukup parah terkena oleh serangan lawan. Salah satu rekan Topan, lengannya bahkan berhasil diputus oleh serangan terakhir Flyn. Meski begitu, jangankan mengeluh karena cidera yang mereka terima, mereka justru terlihat semakin bernafsu untuk melanjutkan pertarungan, melampaui sebelumnya."Kosong lima, bagaimana lengan kirimu? Apa kamu masih sanggup me
Pada akhirnya, serangan Topan CS berhasil dikalahkan dan Topan bersama lima orang lainnya terpental ke segala arah.Ketegangan belum selesai meski para petinggi the Snake berhasil mematahkan serangan lawan. Damon merasakan keringat dingin mengalir di balik punggungnya, saat melihat perisai energi mereka retak terkena serangan lawan. Belum lagi, mereka melihat banyak jejak cakaran dalam ukuran besar di tanah dan hampir mencapai tempat mereka berdiri. Saat itulah, mereka seperti dipaksa menyadari, jika mereka bisa saja hancur jika seandainya terkena langsung oleh serangan seperti itu.Beruntung, perisai mereka masih bisa bertahan dan meng-counter serangan musuh.Damon mengusap tipis keringat di keningnya, sebelumnya akhirnya tertawa bangga, "Hahaha, ternyata serangan kalian hanya sebatas itu?"Damon bisa tertawa sombong kembali, setelah melihat lawannya meringkuk di atas tanah dengan tubuh penuh luka. Pria yang lengannya berhasil di putus oleh Flyn sebelumnya, tewas terkena perisai ener
Viper dan Cornelius dipaksa bekerja keras untuk menahan serangan api biru yang tidak pernah ada habisnya dan terpaksa hanya bisa menyaksikan anggota mereka dibantai oleh pasukan serigala dari atas udara. Karena setiap kali mereka ingin coba membantu, api biru selalu muncul dan ditembakkan ke arah mereka. Saat serangan jarak jauh mereka tidak membuahkan hasil, mereka coba merubah strategi mereka dengan mencoba melakukan serangan langsung. Namun, sebelum mereka berhasil mencapai pasukan serigala yang ada di bawah mereka, kabut hijau yang menutupi daratan di bawah mereka mengeluarkan api biru yang sangat besar seperti pemanggang raksasa dan hampir saja membahayakan nyawa mereka."Keluar kamu kalau berani, bajingan!" Teriak Cornelius yang mulai habis kesabarannya.Mereka tidak pernah benar-benar dipojokkan seperti sekarang dan itu membuat Cornelius meradang.Viper tidak kalah kehabisan akal. Ia sempat berpikir untuk menghalau kabut racun berwarna hijau tersebut dengan kabut darah milikny
"A-apa yang terjadi? Kenapa pil iblisnya tidak bekerja?"Ekspresi Viper dan Cornelius dipenuhi oleh keterkejutan yang teramat luar biasa. Setelah beberapa menit sejak mereka mengkonsumsi pil iblis, tidak ada perubahan apapun yang terjadi dalam tubuh mereka. Baik jumlah cakra dan atribut fisik mereka, tidak ada yang berubah sama sekali.Mereka tidak percaya, jika pil iblis tersebut tidak bekerja. Karena itu adalah pil iblis tingkat satu, pil iblis yang paling istimewa di antara semua pil iblis yang mereka poduksi. Dalam organisasi the Snake, hanya Viper dan Cornelius saja yang memiliki pil iblis tingkat satu ini, mengingat bahan pembuatannya yang sangat langka dan mahal.Mereka tidak perlu khawatir kehabisan waktu atau kehabisan energi karena menggunakan pil ini, karena pil ini tidak akan membuat mereka hilang kendali seperti pil level di bawahnya. Itu sebabnya, pil ini diklasifikasikan sebagai pil kelas satu. Selama energi mereka masih ada, mereka bisa menggunakannya secara terus mene
Awan tertawa sinis mendengar tawaran Cornelius, "The Snake coba menawarkan kesepatan damai? Yang benar saja!""Kata siapa, kita tidak memiliki dendam? Pertama, salah seorang dari kalian telah meracuni tunanganku dengan pil iblis kalian dan membuatnya hampir kehilangan nyawanya.""Kedua, kalian dengan sengaja telah memfitnah keluarga kekasihku dan menyebabkan keluarga Royal menginvasi seluruh keluarganya dan hampir saja memusnahkan seluruh keluarganya.""Ketiga, kalian dengan rencana busuk kalian, juga berupaya untuk menghasut orang lain dan menggunakan mereka untuk menghancurkan klan Atmajaku dan menggantinya dengan klan boneka kalian. Alasan ini saja, sudah cukup bagiku untuk menghabisi kalian semua.""Tapi, tidak afdal jika aku tidak memberi kalian alasan keempat, yaitu dosa terbesar kalian. Kalian mencoba menghancurkan Divisi Zero." Ujar Awan main-main, sangat terbalik dengan bunyi kalimatnya.'A-apa? Dia adalah calon menantu keluarga Pitaloka?'"Di-dia juga ketua klan Atmaja?'Kal
Di antara semua petinggi the Snake, Cornelius adalah orang pertama yang bergabung dalam organisasinya. Selain sebagai orang kepercayaannya, Cornelius adalah satu-satunya orang yang bisa mengimbangi kemampuannya dan Viper sangat mempercayainya seperti saudaranya sendiri.Ekspresi Viper tampak saling bertentangan saat mendengar ucapan Cornelius. Solusi tersebut mungkin sangat masuk akal dan ia mungkin bisa menghadapi Awan setelahnya. Hanya saja, Viper keberatan jika ia harus kehilangan rekan berharga seperti Cornelius sebagai gantinya."Ketua, jangan ragu! Lebih baik mencobanya, daripada kita berdua harus mati sia-sia di sini." Ujar Cornelius tanpa keraguan sedikitpun.Selanjutnya, tanpa menunggu persetujuan dari Viper, Cornelius tanpa ragu membuat gerakan khusus dan sebuah rune kuno berbantuk hexagram, muncul dari ke dua telapak tangannya. Mulut Cornelius sibuk komat-makit membaca mantra terlarang 'penyembahan jiwa.'Viper masih bimbang dengan langkah yang akan diambil oleh Cornelius,
"Sebenarnya, aku bisa saja mengampuni nyawamu. Hanya saja, kamu dan orang-orangmu telah mermbunuh semua anggotaku. Tapi, jika kamu berlutut dan meminta ampun atas kesalahanmu. Aku mungkin saja akan berbaik hati dengan mempermudah kematianmu." Ujar Viper merasa jumawa setelah berhasil membuat Awan jatuh ke dalam kabut darah miliknya.Meskipun Awan sangat kuat, seberapa lama ia bisa bertahan untuk tidak bernapas di dalam kabut darah miliknya? Ketika kabut darahnya terhirup oleh Awan, saat itu, semua organ dalam tubuh Awan akan dihancurkan dengan kejam oleh racun darah miliknya.Hanya dengan memikirkan hal itu saja, sudah membuat Viper menjadi sangat bersemangat.Di sisi lain, Awan merasakan tekanan yang cukup kuat dari kabut darah Viper. Jika saja, ia masih berada di level Grand Master, sama seperti sebelumnya. Tidak diragukan lagi, ia mungkin akan berakhir menjadi mayat busuk yang sangat menjijikkan.Jangankan manusia, pohon-pohon yang ada di dekatnya, kini telah berubah onggokkan tana
Di tengah serangan kabut darahnya, Viper mengiringi serangannya dengan panah dewa darah yang ia kembangkan dari jurus Cornelius.Dalam sekejap, ribuan panah energi berwarna merah darah melesat ke arah Awan dan kali ini, Awan benar-benar tidak diberi ruang untuk melarikan diri. Meski hanya sekecil lubang jarum.Awan sempat merasa gugup. Kali ini, ia tidak bisa mengeluarkan serangan meteor Gumara untuk menahan serangan Viper, seperti sebelumnya. Karena jika Awan memaksa untuk mengeluarkan energi internalnya saat di sekelilingnya dipenuhi oleh kabut darah, itu akan membuat pertahanannya jadi terbuka. Karena ia akan membutuhkan oksigen dalam jumlah cukup besar untuk mengatur sirkulasi energi dalam tubuhnya dan itu, akan membuat kabut darah bisa terhirup masuk ke dalam tubuhnya.Awan hampir kehabisan ide untuk bertahan dari serangan Viper.Namun, Dinara yang menyadari jika Awan sedang terpojok, segera bersuara, "Jangan khawatir, tuan. Serahkan padaku!""Tapi, serangan ini sangat berbahaya.
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,