Lagi?
Melihat perubahan Queros, Awan segera mengingatkan Joe dan yang lainnya untuk segera menjauh sejauh mungkin. "Paman Joe, kalian pergilah sejauh mungkin dan bawa semua orang menjauh dari tempat ini, sekarang juga! Dia mulai dikendalikan oleh jiwa liarnya." Teriak Awan pada Joe memperingatkan. Awan tidak ingin mengambil resiko, jika Queros yang hilang kendali mulai menyerang semua orang. Baru saja, Awan selesai memperingatkan Joe dan yang lainnya, Queros melesat ke arah Awan. Wus! Awan terkesiap dan dengan cepat menghindari serangan Queros. Meski serangan Queros tidak cepat. Namun, Queros yang sedang dikuasai oleh jiwa liarnya, sama sekali tidak kehilangan kemampuan meringankan tubuhnya. Beruntung, Awan menguasai langkah petir yang ia kembangkan dari jurus apinya Huo, sehingga ia berhasil menghindari serangan Queros tepat waktu. Awan tidak memberikan Queros kesempatan untuk melancarkan serangan berikutnya dan segera melakukan serangan balik. Baam. Serangan Awan mendarat telak
Saat itu, seorang pria jangkung bermata biru mengenakan pakaian bangsawan, lengkap dengan jubah kebesarannya, duduk di tengah meja berbentuk setengah lingkaran. Di sana terdapat sembilan kursi yang mewakili status khusus dari seseorang yang bisa mendudukinya. Di sekeliling pria jangkung tersebut, duduk tujuh orang berpenampilan yang hampir sama. Mereka semua memiliki aura yang tidak terbantahkan. Mereka adalah para petinggi Royal Family saat ini. Konon kabarnya, jika para petinggi ini sudah berkumpul dalam satu meja seperti ini, akan ada hal besar yang akan terjadi. Terakhir mereka melakukannya, mereka membuat sebuah negara besar di Eropa Timur sana dilanda perang berkepanjangan hingga saat ini, dengan mereka sebagai dalangnya. Namun, pertemuan mereka kali ini, bukan dalam misi untuk menggulingkan negara ataupun pemerintahan manapun. Melainkan, karena ancaman perang yang dilayangkan oleh Amanda Pitaloka yang mendapat dukungan dari keluarga Sanjaya terhadap klan mereka. Tidak mai
Cahaya merah yang sangat terang tampak menyibak awan dan melesat turun dengan kecepatan tinggi menuju sebuah gedung pencakar langit. Cahaya merah itu sendiri, terlihat seperti tembakan senjata nuklir yang mengandung energi penghancur yang sangat kuat. Ketika cahaya merah ini menabrak gedung di bawahnya, gedung setinggi lima puluh lantai itupun langsung hancur seketika dan ledakan besarpun tidak terhindarkan. Tanah di bawahnya berguncang hebat dan membuat semua orang yang siang itu sedang menikmati waktu istirahat siang berlarian panik, karena mengira suara ledakan dan goncangan barusan karena serangan senjata nuklir.. Debu-debu beterbangan dan membuat area beberapa ratus meter di sekitar gedung ikut menjadi gelap tertutup debu. Sirine perang peringatan bahaya ikut bergema di seluruh kota, mengingat gedung yang hancur merupakan markas pusat Divisi Zero yang merupakan lembaga tinggi militer non pemerintahan dan levelnya setingkat di atas angkatan militer negara. Tidak lama setelah it
Dalam sebuah gedung yang berjarak lima kilometer dari markas pusat Divisi Zero, terlihat Tobias bersama beberapa petinggi Divisi Zero yang masih aktif sedang sibuk melihat ke layar lebar yang ada di tengah ruangan dan membahas situasi yang sedang terjadi. Tobias memimpin rapat kecil yang juga dihadiri oleh komandan tinggi angkatan militer dan juga perwakilan dari pejabat pemerintahan. Tentu saja, mereka sedang membahas penyerangan yang sedang dilakukan oleh organisasi the Snake ke markas utama Divisi Zero saat itu.Sehari sebelumnya, Awan berhasil menyelamatkan agen mereka, Disa dan mengungkap tentang rencana jahat the Snake yang berencana membumi hanguskan Divisi Zero cabang tanah air sebagai bentuk balas dendam terhadap dua petinggi mereka yang berhasil dilumpuhkan oleh Divisi Zero.Berkat hasil penyelidikan Disa juga, Tobias bersama enam orang rekannya yang dikenal dengan julukan tujuh pedang Divisi Zero, segera membuat rencana evakuasi semua anggota DZ secara diam-diam. Sehingga,
"Apa tidak sebaiknya kita membantu mr. Awan?"Tobias dengan tegas menolak ide mereka, "Tidak. Kita hanya akan menjadi beban jika nekad membantu mr. Awan. Langkah terbaik yang bisa kita lakukan adalah mempercayakan semua ini pada mr. Awan.""Komandan Tobias, presiden sudah mengeluarkan perintah darurat militer. Anda bisa mengatakan apoapun yang anda butuhkan dan pasukan militer akan membantu dengan semaksimal mungkin." Ujar panglima tinggi angkatan militer pada Tobias. Negara secara sukarela mendukung Divisi Zero saat ini, meski tahu jika lembaga militer khusus non pemerintahan ini sedang berkasus, karena mahkamah internasional menuntut mereka atas sejumlah kasus yang terjadi. Karena negara tahu, bahwa organisasi kriminal raksasa seperti the Snake sangatlah berbahaya. Mereka hanya memiliki peluang untuk mengusir dan mengalahkan organisasi ilegal ini dari negara, dengan bekerjasama dengan organisasi seperti Divisi Zero."Terimakasih, pak Andhika. Kami sangat menghargainya." Balas Tobia
Pria berbadan besar yang sebelumnya telah berhasil membunuh Jordie dan tidak lain adalah Topan, berkata dengan nada acuh tak acuh, "Oh, kalian akhirnya memperhatikan kami. Bukankah sudah kami katakan, kami adalah kawanan serigala?"Tatapa Cornelius menjadi semakin dingin mendengar jawaban yang terkesan tidak menghargai dirinya tersebut, "Apa kalian dikirim oleh Divisi Zero ke sini?""Divisi Zero? Kami tidak mengenal mereka. Tapi, jika kalian penasaran, apa kami datang ke sini untuk bersenang-senang dengan kalian, kami tidak akan membantahnya. Kami memang datang ke sini, untuk membantai kalian semua. Hehehe." Jawab Topan dengan tawa main-main.Bersenang-senang dengan para petinggi the Snake? Siapa yang tidak akan tercengang mendengar pernyataan sombong seperti ini. Apalagi, pernyataan itu keluar dari mulut orang-orang yang tidak dikenal dan memiliki reputasi seperti Topan.Bahkan, para petinggi the Snake sekalipun dibuat kesal dengan jawaban sombong Topan. Mereka adalah organisasi krim
"Awan, semua sudah sudah dalam kendali dan berjalan sesuai rencana. Mereka semua setuju untuk menyerahkan masalah ini padamu sepenuhnya. Sekarang, semuanya tergantung padamu." Ujar Tobias dalam sambungan telepon, setelah ia selesai dari rapat terbatas dengan para petinggi Divisi Zero dan juga perwakilan militer dan pemerintah."Bagus! Paman, bisa mempercayakannya padaku. Sekarang, pasukan serigalaku sedang menahan orang-orang ini. Area pertarungan mungkin akan meluas dan sulit untuk diprediksi. Jadi, pastikan jika kalian benar-benar sudah mengevakuasi semua orang. Khususnya warga sipil." Ujar Awan kembali mengingatkan.Awan tidak ingin mengambil resiko dengan jatuhnya korban dari orang-orang tidak bersalah. Bagaimanapun, musuh yang mereka hadapi adalah para petinggi the Snake. Mereka bukan lawan yang bisa dihancurkan dengan mudah, sama seperti ketika Awan menghancurkan Queros di kota Kembang sebelumnya. Apalagi, di sana ada Viper, ketua the Snake. Tanpa menggunakan pil iblis saja, ia
"Darimana orang-orang barbar ini berasal sebenarnya? Apa mereka tidak pernah mengenal yang namanya kata 'menyerah'?" Ujar Damon kesal.Jika saja itu adalah musuh yang pernah mereka hadapi sebelumnya, mereka akan menyerah dan tunduk setelah terkena serangan maut mereka. Namun tidak dengan orang-orang ini. Meski tahu jika mereka tidak memiliki peluang menang sama sekali dan perbedaan kekuatan antara mereka cukup jauh, mereka masih saja tidak menyerah dan justru semakin bernafsu untuk terus bertarung. Bukan karena serangan para petinggi the SNake ini yang lemah. Karena kenyataannya, Topan dan rekan-rekannya tampak berdarah-darah dan terluka cukup parah terkena oleh serangan lawan. Salah satu rekan Topan, lengannya bahkan berhasil diputus oleh serangan terakhir Flyn. Meski begitu, jangankan mengeluh karena cidera yang mereka terima, mereka justru terlihat semakin bernafsu untuk melanjutkan pertarungan, melampaui sebelumnya."Kosong lima, bagaimana lengan kirimu? Apa kamu masih sanggup me
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,