Sepasang sayap yang sangat lebar sepanjang dua puluh meter lebih, membentang lebar hampir memenuhi altar. Saat sepasang sayap ini terbentang maksimal, sayap tersebut memutar sangat cepat seperti gasing dan melemparkan semua penjaga suci yang sebelumnya membentuk formasi melingkar di sekeliling altar.Terjadi ledakan besar dan semua penjaga suci yang sebelumya terlihat begitu kuat dan hampir tidak bisa disentuh, berhasil dihempaskan terbang dalam satu waktu.Charlie yang melihat itu dari kejauhan tercengang dan hampir tidak mempercayai apa yang telah dilihatnya. Sebelumnya, Charlie bahkan telah menyerang dengan serangan yang tidak jauh berbeda dengan tingkat serangan Awan saat ini. Namun, jangankan melukai para penjaga suci ini, menggeser posisi mereka pun, ia tidak bisa. Sebaliknya, Charlie bahkan hampir terpotong-potong oleh serangan tak berwujud yang entah datang dari mana.Charlie membandingkan dirinya dengan Awan dan ia tidak melihat perbedaan yang berarti di antara mereka dari s
Alisa menjadi gelap mata, saat formasinya hancur di tangan Awan. Hal itu, membuat Alisa seketika menyerang Awan dengan kemarahan yang tidak tertahankan.Alisa segera mengayunkan tongkatnya ke arah Awan dan gelombang udara yang sangat dingin dengan tingkat pembekuan minus hingga lima ratus derjat celcius, dapat membekukan apapun yang dilewatinya dalam sekejap mata, segera melesat ke arah Awan dengan niat membunuh di dalamnya. Serangan Alisa meluncur deras ke arah Awan. Namun, sebelum serangan tersebut berhasil mengenai Awan, Roger telah lebih dulu mengintersep serangan Alisa dan menghancurkannya dengan kekuatan cahayanya.Terdengar suara desisan seperti suara es yang dilebur ke dalam api dan menghasilkan uap panas yang cukup pekat. Meski begitu, Roger berhasil mengeliminasi serangan Alisa dengan sempurna dan ia berdiri beberapa meter di depan Awan tanpa terluka sama sekali. Sepertinya, menghilangnya pengaruh magis ratu es Iduna membuat kekuatan Alisa ikut terpengaruh dan itu membuat
Mata putih Amanda tiba-tiba berubah menjadi merah pekat, seperti warna darah. Perubahan emosi Amanda seakan ikut mempengaruhi suhu dalam gua tersebut yang kini berubah menjadi sangat dingin hingga menusuk ke tulang. Bunga-bunga es mulai terbentuk di lantai gua dan mereka yang memiliki kultivasi rendah, tidak kuat untuk berada lebih lama di dalamnya. Sehingga, tidak sedikit dari anggota sekte Flamis yang melarikan diri ke luar gua dan menyisakan anggota elit sekte yang kini masih sibuk bertarung dengan rekan-rekan Awan. Sementara itu, Charlie yang sedang terluka sudah berhasil memulihkan sedikit kekuatannya. Sebelumnya, ia berniat untuk melarikan diri dari sana. Namun, setelah melihat bahwa Alisa dan yang lainnya sedang teralihkan dengan Awan dan yang lainnya, membuat Charlie berubah pikiran. Charlie yang sudah lama mengincar pedang es abadi milik ratu es Iduna, melihat bahwa pedang tersebut masih tergeletak di atas altar. Sementara, wanita yang menjadi wadah dari ratu es Iduna ter
Dua jiwa di dalam tubuh yang sama.Jika saja bukan karena intervensi Amanda, ratu es Iduna yang saat itu menguasai tubuh Amanda, mungkin saja sudah berhasil membunuh Awan. Amanda berhasil menghentikan usaha ratu es Iduna, tepat di saat yang paling kritis.Setelah tubuhnya jadi membeku, kedua bola mata Amanda berubah normal. Namun, itu tidak otomatis membuat Amanda bisa menguasai tubuhnya kembali.Karena setelah beberapa detik lamanya, terdapat ekspresi yang saling bertentangan di wajah cantiknya. Seolah sedang terjadi perang di dalam sana. Namun, karena kuatya ratu es Iduna, Amanda tidak bisa menggeser kesadarannya dan merebut kendali tubuhnya."Ternyata kamu masih sadar? Berhentilah melawan! Serahkan tubuh dan jiwamu padaku." Ujar ratu es Iduna dengan nada memerintah dan menganggap, eksistensinya sebagai seorang ratu akan berhasil melemahkan Amanda dan membuatnya tunduk padanya.Namun kenyataannya. Amanda sama sekali tidak ingin mundur dan t
Sementara itu, tiga dewa suci dan para penjaga suci yang tidak lagi memiliki dukungan dari kekuatan magis ratu es Iduna, tidak bisa berbuat banyak saat Gundala bersama Nura dan Nathan berhasil membalikkan keadaan. Terutama Gundala. Ia terilhat mendominasi semua lawannya, meski dikeroyok oleh Phaseus dan tiga puluh penjaga hitam sekaligus. Ia terlihat seperti hewan buas di tengah kerumunan anak-anak serigala. Setiap ayunan pedangnya, dua hingga tiga orang penjaga hitam langsung tewas dan membuat sisa penjaga hitam lainnya, menjadi ragu untuk menyerangnya. Gundala bukan pengguna elemen, karena kekuatannya berasal dari kegelapan. Sehingga, senjata elemen mereka tidak bisa bekerja untuk menekannya. Itulah yang membuat Phaseus tidak bisa berbuat banyak ketika melawan Gundala.Siapa sebenarnya pria berjubah hitam ini? Jurus serta kekuatannya sangat sulit ditebak.Sementara, Phaseus tidak bisa menggunakan formasi naga andalan sekte mereka untuk menghadapi Gundala, karena tempat tersebut be
Baam.Meski sudah mendapat bantuan pdari para penjaga suci untuk melawan Gundala. Kenyataannya, Phaseus masih tidak mengubah keadaan sedikitpun, selain menyetor semakin banyak nyawa yang menjadi tumbal dari serangan maut Gundala. Hal itu membuat Phaseus seakan kehabisan langkah dan membuatnya nekat, untuk menyerang Gundala.Phaseus sengaja menumbalkan empat orang penjaga suci di depannya, demi bisa mengunci pergerakan Gundala. Begitu Gundala terkepung di antara para penjaga suci, Phaseus menyerang dengan menggunakan jurus 'penghancur banyu' andalannya."Matilah!" Teriak Phaseus dengan tawa percaya diri, saat sinar terang berwarna kemerahan keluar dari telapak tangannya dan menghantam Gundala beserta para penjaga suci yang sedang menahan tubuhnya.Phaseus sudah begitu yakin, jika serangannya itu akan berhasil membunuh Gundala. Sebelum target yang ingin dilenyapkannya tiba-tiba berubah menjadi kabut hitam.Wuss.Area belasan meter disekitar Phaseus tiba-tiba berubah menjadi sangat gela
Sayangnya, meski hanya sepuluh persen kekuatannya yang bangkit, kekuatan ratu es Iduna masih terlalu dalam untuk bisa dikuras isinya oleh Awan. Sementara, kekuatan Awan sendiri sudah berkurang sangat banyak dan sulit baginya untuk bisa bertahan lebih lama.Awan tidak dapat membayangkan, bagaimana kekuatan ratu es Iduna di puncak masa jayanya.Sekarang, kekuatannya dan Dinara sudah terkuras sangat banyak karena pertarungan sebelumnya. Beruntung, masih ada Gundala yang bisa memberi Awan tenaga tambahan."Pedang kegelapan? Ternyata kamu masih memiliki simpanan yang menarik. Tidak heran, wanita ini sangat mengagumi." Ujar ratu es Iduna ketika memperhatikan pedang htam ditangan Awan.Meski begitu, tampak dari ekspresi ratu es Iduna, kalau ia tidak menganggap pedang hitam Awan sebagai sesuatu yang luar biasa. Seolah, semua itu hanya mainan dihadapannya."Kamu tahu? 'Dia' bahkan sangat sedih ketika melihatku menghancurkanmu dari sini. Hahaha." Ratu es Iduna tampak puas dengan apa yang telah
Roger sudah terlanjur menyerang ratu es Iduna saat Awan memperingatkannya. Hampir diseluruh area gua di lantai atas, terdapat benang es yang hampir tidak terlihat oleh mata, yang bekerja layaknya jaring laba-laba. Setiap ratu es Iduna mengeluarkan energi murninya, terdapat sebuah pertikel tipis yang menyebar di udara. Hal ini, selain bertujuan untuk melindungi dirinya, juga untuk menjebak musuh yang coba menyerangnya.Saking tipisnya partikel es yang dilepaskan oleh ratu es Iduna sebelumnya, sehingga sulit bagi seseorang untuk menyadarinya, hingga mereka terperangkap di dalamnya.Selain wujudnya yang tidak kelihatan, adalah kemampuan pembekuannya yang sangat luar biasa dan memiliki efek yang hampir sama kuatnya dengan pedang es abadi milik ratu es Iduna. Itulah yang membuat Awan kesulitan menghadapi ratu es Iduna sebelumnya, sehingga memaksanya untuk berubah menggunakan wujud hybridnya. Dengan begitu, selain kecepatannya untuk menghindari serangan ratu es Iduna meningkat, fokus Awan
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,