Share

BAB 437

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bangsa naga?" Seru Awan terkejut.

Ia hampir saja tidak mempercayai apa yang didengarnya saat itu dan ini adalah kali kedua Awan mendengar tentang adanya ras naga. Tapi, mempercayai bahwa mereka bisa berubah menjadi wujud manusia adalah sesuatu yang lain. Jika saja Dinara tidak menceritakan tentang siapa dirinya, Awan mungkin tidak akan mempercayainya.

Bangsa naga juga memiliki beberapa ras berdasarkan genetik mereka, seperti halnya manusia dan Dinara sendiri berasal dari ras naga Benares, ras naga paling tua dan berasal dari jaman kuno. Setelah kematian ibunya, Dinara mungkin adalah satu-satunya rasa naga benares yang tersisa di dunia ini.

Selain itu, bangsa naga ternyata memiliki fisik manusia yang sempurna. Rata-rata wanita dari bangsa naga tidak hanya dari ras naga Benares, mereka memiliki fisik manusia yang hampir sama cantiknya dengan Dinara dan begitupun dengan laki-lakinya, mereka memliki figur tampan dan tegap.

Hanya saja, bangsa naga lebih suka hidup menyendiri.

"Namun sek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 438

    "Dinara, jangan salahkan dirimu. Jika kamu ingin memperbaiki semua ini, katakan padaku bagaimana cara keluar dari sini?""Kita tidak memiliki banyak waktu dan kita harus segera menyelamatkan Nura dan juga Amanda.""Jadi, kalau kamu memang tahu cara untuk bisa keluar dari sini, cepat katakan padaku!" "Aku bisa membawa kita terbang keluar dengan sayap nagaku, asal kutukan di dalam tubuhku hilang sepenuhnya." Awan telah melihat letak kutukan dalam tubuh Dinara berada. Tempat itu berada di bawah pusarnya dan sangat berdekatan dengan pusat cakranya. Tidak masalah jika Dinara adalah laki-laki. Namun, karena dia wanita, Awan agak canggung untuk mengungkapkan metode pengobatan yang akan ia gunakan untuk menolong Dinara. Karena posisinya sangat berdekatan dengan organ intim Dinara. "Tapi..." Awan hendak mengucapkannya. Tapi, ia ragu darimana harus memulainya. Sebelumnya, Dinara bahkan hampir salah paham ketika ia memeriksa kondisi tubuhnya sebelum ini.Awan merasakan tangan lembut Dinara

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 439

    "Bukankah sudah aku katakan, jangan ada istilah tuan dan majikan. Kamu bisa memanggil namaku saja tanpa embel 'tuan', mengerti?" Ujar Awan mengkoreksi. Ia sudah direpotkan dengan Lana dan adiknya yang memanggilnya dengan sebutan tuan muda sepanjang waktu dan telinga Awan mulai bosan mendengar terlalu banyak panggilan seperti itu. Dinara agak ragu, "Baiklah, kalau memang anda menginginkannya begitu. Aku akan memanggil anda dengan nama anda." "Bagus! Kalau begitu, apa kita sudah bisa memulai pengobatannya sekarang?" Dinara mengangguk dengan malu-malu, "Silahkan, tuan." "Baiklah, ini akan sakit. Jadi, aku harap kamu bisa bertahan!" Ujar Awan berterus terang. Dalam peninggalan leluhurnya, Awan menemukan informasi untuk mengangkat kutukan belenggu naga. Yaitu dengan membakarnya menggunakan api hitam neraka. Karena dia mewarisi kekuatan Huo si raja iblis, Awan memiliki api hitam neraka dan ia memenuhi kualifikasi untuk melakukannya. Hanya saja, karena ia harus membakarnya langsung d

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 440

    Satu hari menjelang puncak musim dingin merupakan hari terburuk jika seseorang berencana untuk keluar rumah. Apalagi bagi mereka yang tinggal di sekitaran pegunungan Yakutsk. Tidak hanya suhunya yang sangat ekstrim dan bisa membekukan makhluk hidup hanya dalam hitungan detik, juga karena cuaca ekstrimnya sangat berbahaya bagi pernapasan manusia.Itu semua belum ditambah dengan jarak pandang yang sangat terbatas dan membuat seseorang sulit untuk menentukan pedoman mereka melangkah.Tidak terkecuali bagi seorang kultivator seperti Awan.Saat ini, ia tengah melayang di atas udara dengan sayap yang membentang lebar berselimutkan api biru yang menjadi penghangat dan sekaligus pelindung alami untuk melawan cuaca ekstrim yang mengurungnya. Sudah begitu saja, Awan masih tidak bisa memandang bebas seperti yang diinginkannya.Jika Awan adalah kultivator yang biasa-biasa saja, ia mungkin akan menyerah untuk mencari keberadaan Nura yang terjatuh ke dalam jurang bersama dirinya, sebelumnya.Hanya

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 441

    Markas sekte Flamisnya Alisa atau yang disebut sebagai Dvorets, terletak di dalam gunung dan memiliki jalan rahasia yang tidak sembarang orang bisa mengaksesnya.Selain itu, gunung Yakutsk sangat luas. Akan menjadi pekerjaan rumah besar untuk mencari keberadaan markas sekte Flamis.Dinara sendiri, tidak bisa diharapkan. Meski ia ditahan oleh Alisa didasar gunung sebelumnya. Kenyataannya, Dinara belum pernah dibawa ke markas sekte Flamis. Sehingga, ia juga tidak tahu di mana letak persis keberadaan markas sekte mereka."Aku rasa bukan karena indera ke tujuh anda tidak bekerja. Tapi, kekasih anda bisa saja sedang dipenjara di tempat yang sudah ditanam formasi atau benda mistis yang dapat menghalangi mata bathin anda." Ujar Dinara.Dinara sudah merasakan sendiri senjata mistis mereka yang membuatnya tidak berdaya atas tekanan mereka. Jadi, Dinara curiga jika saat ini, kekasih Awan juga mengalami kondisi yang sama."Jadi, di mana kita harus mulai mencari mereka?" Ujar Awan dengan raut waj

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 442

    Dengan menyembunyikan auranya, Awan berhasil masuk ke dalam markas sekte Flamis tanpa ketahuan. Awan sedikit diuntungkan, karena setiap orang dalam sekte Flamis jarang bicara satu sama lain. Mereka lebih pendiam dan hanya bicara seperlunya.Berbanding terbalik dengan dua penjaga yang ia temui di luar sebelumnya. Mereka terlihat lebih cerewet atau memang ada perbedaan seperti kasta dalam sekte flamis. Para penjaga, masih terlihat normal. Sementara, anggota sekte yang berada di dalam, cenderung lebih serius dan dingin.Kenyataan tersebut cukup menguntungkan Awan. Jika tidak, dengan kemampuan bahasanya yang masih terbatas, akan membuat penyamarannya jadi lebih mudah terungkap.Orang-orang yang ia temui sebelumnya berbicara dengan dua bahasa, yaitu bahasa Rusia dan bahasa Yakutia. Dengan tingkat kejeniusannya, Awan dengan cepat menguasai kedua bahasa tersebut. Namun, ia mengemalami kendala dengan dialek mereka. Sehingga, jika bahasa yang sama diucapkan dengan dialek berbeda, mungkin saja

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 443

    "Awan, ke mana kita? Apa kamu sudah tahu tujuan kita?" Tanya Dinara beberapa saat kemudian, saat melihat Awan terus berjalan dengan langkah yang penuh percaya diri. Sementara, dua orang pengawal yang mereka taklukan sebelumnya tidak memberitahu tempat Amanda ditahan dan hanya memberi petunjuk jalan menuju markas mereka tanpa detail lebih lanjut.Sehingga, Dinara merasa heran dengan cara Awan menentukan tujuan langkah mereka."Aku juga tidak terlalu yakin!" Ujar Awan berterus terang.Saat itu, ia hanya mengandalkan firasat dan mata bathinnya. Meski istana sekte Flamis memiliki banyak misteri yang bisa menghalangi indera ke tujuhnya, Awan tidak serta merta menyerah."Aku hanya mengandalkan persepsi bathinku dan merasakan tempat yang lebih banyak orang dengan penjagaan yang ketat.""Jika Amanda memang ditahan di tempat ini dan keberadaannya begitu penting bagi tujuan mereka. Aku yakin, penjagaannya pasti akan sangat ketat dan aku rasa, di sanalah tujuan kita berada." Ujar Awan mengemukak

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 444

    "Mereka yang terperangkap di dalamnya, tidak akan bisa menggunakan kekuatan perinya dan energi kehidupannya akan terus tersedot ke dalam permata, hingga mereka mati."Awan terkesiap mendengar penjelasan Dinara dan ia semakin mencemaskan keadaan Amanda."Kalau begitu, bukankah Amanda akan mati jika terus-terusan berada di dalam sana? Dinara, cepat katakan padaku, bagaimana cara mengeluarkan Amanda dari dalam sana?""Sayangnya, aku tidak tahu cara melepaskan formasinya." Ujar Dinara dengan nada sedih.Awan terperangah mendengar balasan Dinara. Dinara saja yang memiliki kemampuan ramalan dan pengetahuan yang luas tidak tahu cara membebaskan Amanda dari formasi tersebut, apalagi dirinya?"Apa- apa kita bisa menghancurkan dua belas permata hati peri tersebut untuk bisa melepaskan Amanda?" Tanya Awan hampir putus asa."Formasi itu berkaitan erat dengan kehidupan orang di dalamnya. Salah-salah, kita justru akan semakin membahayakan nyawa nona Amanda."Ekspresi Awan tampak rumit dan napasnya

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 445

    Dengan para penjaga suci sekte Flamis yang berada tidak jauh dari tempat mereka berada, Awan tidak ingin mengambil resiko ketahuan dan membuat musuh menjadi lebih waspada.Wus."Loh, Gleb?" Penjaga yang barusan memergoki Awan terkejut karena Awan yang tiba-tiba menghilang dari hadapannya.Saat dia coba mencari keberadaan Awan, orang yang dicarinya ternyata sudah berada begitu dekat di belakangnya."Maaf, bro!"Awan mengeluarkan api hitamnya dari tangannya dan dalam sekejap menghanguskan penjaga tersebut menjadi abu, sebelum akhirnya tersapu ke udara.Awan bergerak sangat cepat dan tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Setelah itu, Awan pun segera berpindah ruang dengan cepat, sebelum keberadaannya dicurigai oleh para penjaga suci.Benar saja, tidak lama setelah Awan menghilang, beberapa penjaga suci yang berada di dekat pintu masuk, menyadari kedatangan penjaga sebelumnya dan membuat mereka bergegas memeriksa area di dekat pintu masuk."Aneh, aku pikir ada seseorang barusan di sini?"

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status