Dengan menyembunyikan auranya, Awan berhasil masuk ke dalam markas sekte Flamis tanpa ketahuan. Awan sedikit diuntungkan, karena setiap orang dalam sekte Flamis jarang bicara satu sama lain. Mereka lebih pendiam dan hanya bicara seperlunya.Berbanding terbalik dengan dua penjaga yang ia temui di luar sebelumnya. Mereka terlihat lebih cerewet atau memang ada perbedaan seperti kasta dalam sekte flamis. Para penjaga, masih terlihat normal. Sementara, anggota sekte yang berada di dalam, cenderung lebih serius dan dingin.Kenyataan tersebut cukup menguntungkan Awan. Jika tidak, dengan kemampuan bahasanya yang masih terbatas, akan membuat penyamarannya jadi lebih mudah terungkap.Orang-orang yang ia temui sebelumnya berbicara dengan dua bahasa, yaitu bahasa Rusia dan bahasa Yakutia. Dengan tingkat kejeniusannya, Awan dengan cepat menguasai kedua bahasa tersebut. Namun, ia mengemalami kendala dengan dialek mereka. Sehingga, jika bahasa yang sama diucapkan dengan dialek berbeda, mungkin saja
"Awan, ke mana kita? Apa kamu sudah tahu tujuan kita?" Tanya Dinara beberapa saat kemudian, saat melihat Awan terus berjalan dengan langkah yang penuh percaya diri. Sementara, dua orang pengawal yang mereka taklukan sebelumnya tidak memberitahu tempat Amanda ditahan dan hanya memberi petunjuk jalan menuju markas mereka tanpa detail lebih lanjut.Sehingga, Dinara merasa heran dengan cara Awan menentukan tujuan langkah mereka."Aku juga tidak terlalu yakin!" Ujar Awan berterus terang.Saat itu, ia hanya mengandalkan firasat dan mata bathinnya. Meski istana sekte Flamis memiliki banyak misteri yang bisa menghalangi indera ke tujuhnya, Awan tidak serta merta menyerah."Aku hanya mengandalkan persepsi bathinku dan merasakan tempat yang lebih banyak orang dengan penjagaan yang ketat.""Jika Amanda memang ditahan di tempat ini dan keberadaannya begitu penting bagi tujuan mereka. Aku yakin, penjagaannya pasti akan sangat ketat dan aku rasa, di sanalah tujuan kita berada." Ujar Awan mengemukak
"Mereka yang terperangkap di dalamnya, tidak akan bisa menggunakan kekuatan perinya dan energi kehidupannya akan terus tersedot ke dalam permata, hingga mereka mati."Awan terkesiap mendengar penjelasan Dinara dan ia semakin mencemaskan keadaan Amanda."Kalau begitu, bukankah Amanda akan mati jika terus-terusan berada di dalam sana? Dinara, cepat katakan padaku, bagaimana cara mengeluarkan Amanda dari dalam sana?""Sayangnya, aku tidak tahu cara melepaskan formasinya." Ujar Dinara dengan nada sedih.Awan terperangah mendengar balasan Dinara. Dinara saja yang memiliki kemampuan ramalan dan pengetahuan yang luas tidak tahu cara membebaskan Amanda dari formasi tersebut, apalagi dirinya?"Apa- apa kita bisa menghancurkan dua belas permata hati peri tersebut untuk bisa melepaskan Amanda?" Tanya Awan hampir putus asa."Formasi itu berkaitan erat dengan kehidupan orang di dalamnya. Salah-salah, kita justru akan semakin membahayakan nyawa nona Amanda."Ekspresi Awan tampak rumit dan napasnya
Dengan para penjaga suci sekte Flamis yang berada tidak jauh dari tempat mereka berada, Awan tidak ingin mengambil resiko ketahuan dan membuat musuh menjadi lebih waspada.Wus."Loh, Gleb?" Penjaga yang barusan memergoki Awan terkejut karena Awan yang tiba-tiba menghilang dari hadapannya.Saat dia coba mencari keberadaan Awan, orang yang dicarinya ternyata sudah berada begitu dekat di belakangnya."Maaf, bro!"Awan mengeluarkan api hitamnya dari tangannya dan dalam sekejap menghanguskan penjaga tersebut menjadi abu, sebelum akhirnya tersapu ke udara.Awan bergerak sangat cepat dan tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Setelah itu, Awan pun segera berpindah ruang dengan cepat, sebelum keberadaannya dicurigai oleh para penjaga suci.Benar saja, tidak lama setelah Awan menghilang, beberapa penjaga suci yang berada di dekat pintu masuk, menyadari kedatangan penjaga sebelumnya dan membuat mereka bergegas memeriksa area di dekat pintu masuk."Aneh, aku pikir ada seseorang barusan di sini?"
Melihat dari sikap mereka. Sepertinya, para penjaga di lantai bawah ini memiliki kedudukan lebih tinggi daripada penjaga luar. Hal itu, seakan memberi mereka hak istimewa untuk menggertak para penjaga berjubah putih, seperti yang dikenakan oleh Awan dan menganggap statusnya tidak sebanding dengan mereka.Awan tidak segera menanggapi pertanyaan mereka. Sebaliknya, ia melepas jubah yang dikenakannya dan menunjukkan wajah aslinya pada mereka."Kamu? Kamu bukan anggota sekte kami? Siapa kamu sebenarnya?""Apa tujuanmu ke sini?"Sadar bahwa yang masuk ke sana bukanlah anggota sekte mereka, para penjaga langsung waspada dan mereka tanpa ragu mengeluarkan senjata andalan mereka. Energi yang sangat kuat segera memancar dari tubuh mereka dan mereka bersiap untuk menyerang Awan kapanpun mereka menginginkannya."Nak, ini peringatan terakhir. Cepat katakan, siapa kamu dan apa tujuanmu ke sini? Atau kami akan menyiksamu sampai kamu memohon kematianmu sendiri." Ancam mereka serius.Awan tersenyum
Sekte Flamis Alisa merupakan pemasok bahan utama untuk pembuatan pil iblis. Jadi, sebagai imbalannya, tentu saja mereka juga mendapat beberapa pil iblis sebagai gantinya. Namun, organisasi the Snake juga cerdik.Mereka tidak memberikan banyak pil iblis untuk sekte Flamis. Sehingga, hanya petinggi dan anggota dengan status khusus saja yang bisa memilikinya dan empat penjaga bawah termasuk di dalamnya.Begitu empat penjaga ini meminum pil iblis, ledakan energi mereka meningkat tajam hingga tiga kali lipat dari energi yang mereka miliki dan itu mengantar mereka berada di level grandmaster tahap menengah dalam satu lompatan.Kening Awan berkerut dan sedikit terkejut saat melihat para penjaga tahanan di depannya ternyata juga memiliki pil iblis. Meski begitu, dengan tingkap kekuatan yang mereka tunjukan, masih belum cukup untuk membuat Awan cemas.Empat penjaga menyerang Awan dari empat sisi secara bersamaan. Mereka dengan angkuhnya menunjukkan tingkat kemampuan mereka yang baru dan berpik
Di sana, ia menemukan Patrick Soze yang terbaring di tengah sel dalam keadaan sudah tidak berdaya.Bahkan hanya dengan melihatnya saja, sudah membuat hati menjadi trenyuh.Bagaimana tidak?Keadaan Patrick Soze sungguh sangat menggenaskan. Alisa benar-benar melumpuhkan Patrick Soze. Empat sendi utama tubuhnya telah diptusu paksa dan membuat masing-masing tangan dan kaki Patrick Soze tidak lagi bisa digunakan. Hal itu, sekaligus menghancurkan kultivasi Patrick Soze dan membuatnya, tidak ubahnya seperti pria jompo yang tidak berdaya.Itu masih belum berita buruknya.Paling menyedihkan dari siksaan yang diterima oleh Patrick adalah, kedua bola matanya juga telah dihancurkan oleh Alisa dan membuatnya jadi cacad permanen."Astaga! Bukankah tetua Patrick adalah kakaknya? Bagaimana bisa, Alisa tega melakukan kekejaman ini pada kakaknya sendiri?" Pikir Awan sedih dan tak habis pikir dengan perlakuan tidak manusiawi Alisa terhadap Patrick Soze.Binatang saja, bahkan tidak akan sekejam ini pada
Menghadapi tokoh besar seperti Roger Lovelace dan Charlie Royal bukanlah sesuatu yang mudah, di mana ketika kamu mengatakan A dan mereka akan mengikutimu begitu saja. Bahkan, meski tahu bahwa Awan akan menyelamatkan mereka dan merupakan satu-satunya tiket jalan keluar yang mereka miliki. Kenyataannya, keduanya bukanlah tipikal karakter yang mudah untuk bisa diajak bekerjasama. Pemuda berkulit hitam adalah pengecualian. Dia dengan terus terang memperkenalkan diri dengan nama Natanael dan merupakan keturunan Afro yang berasal dari suku pedalaman kuno dan hidup sangat terpencil. Natanael atau yang dipanggil Natan, ditangkap ketika Alisa dan pengikutnya berburu permata hati peri milik sukunya. Permata hati peri merupakan permata yang sangat langka dan hanya dimiliki oleh suku Zulu. Suku ini merupakan suku kuno pedalaman dan termasuk suku tertua yang ada di benua hitam.Setelah lama bergentayangan dan mencari wadah yang cocok untuk kebangkitannya, ratu Iduna memerintahkan Alisa untuk men
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,