"Kalian hanya bisa sampai di sini. Kembalilah, jika tidak, kami tidak akan bertanggung jawab atas apa yang akan kami lakukan pada kalian.""Jalan ini, tertutup bagi siapapun!" Teriak Ekin Fong, satu dari tujuh naga Fong, menghentikan langkah Awan.Di belakang mereka telah berbaris rapi, ratusan anggota gengster Shui Fong yang telah bersiap dengan berbagai senjata tajam di tangan mereka masing-masing. Seolah mereka sudah bersiap untuk berperang dan menghancurkan siapapun yang berani masuk melewati gerbang perbatasan.Melihat dari kesiapan mereka, Akbar sepertinya tidak main-main dengan memobilisasi semua kekuatan yang ia miliki. Bahkan klan Shui Fong berani setia mengikuti perintahnya hingga ke tempat ini, hanya untuk menghentikan Awan dan siapapun yang berani mengusik rencananya.Lagian, di sana adalah markasnya klan Hidden Dragon. Bagaimana mungkin, semua pasukan utama klan Shui Fong bisa berada di sana dalam jumlah yang cukup besar, jika bukan Akbar sendiri yang telah menarik mereka
Tidak hanya Gundala, satu orang pasukan bintang yang berada di belakang Awan, seketika juga mengeluarkan kekuatan murninya. Ini adalah jurus bintang pembunuh yang sangat kuat dan menjadi andalan utama pasukan bintang klan Sanjaya saat bertempur. Jurus ini kuat saat digunakan sendiri dan akan tidak terkalahkan jika digunakan dalam formasi besar."Lakukan!"Wosh!Begitu Awan mengeluarkan perintahnya, keduanya berubah menjadi jejak bayangan. Dan suara berikutnya yang terdengar, hanyalah jerit kematian dari pasukan Shui Fong.Bahkan, enam naga Shui Fong yang terkenal, tidak mampu berbuat banyak melawan Gundala dan satu orang pasukan bintang. Ke manapun Gundala melesat, genangan darah terbentang di belakangnyaSaat bersamaan dengan itu, Awan berjalan dengan begitu tenang membelah barisan musuh. Tidak ada satu orangpun yang sanggup menghentikan langkah kakinya."Aaaaa..""Aaaaa.."Ketimbang menyebut ini sebagai sebuah pertempuran, suasana saat itu lebih cocok disebut sebagai ajang pembata
Tidak salah jika orang seperti itu, menjadi bagian dari klan Sanjaya.Ataupun jika Awan sampai kalah di sana nantinya, pasukan elit Sanjaya pasti akan datang untuk membantunya. Kenekatannya datang ke markas musuh berdua saja, sudah cukup untuk membuktikan betapa besar kepercayaan diri Awan saat ini.Dragon Lee memustuskan untuk mempercayai instingnya itu.Segera, ia mengumpulkan sepuluh petinggi klannya yang lain beserta seluruh pasukan terkuat yang mereka miliki. Posisinya adalah yang paling dekat dengan lokasi markas klan Hidden Dragon dan memutuskan bergerak terlebih dahulu, ketimbang menunggu pasukan elit yang dikirim oleh Thomas dan rekannya.Ketika Dragon Lee dan pasukannya dalam perjalanan ke sana, ia sudah membayangkan akan menghadapi pertempuran yang sangat besar nantinya. Namun, apa yang tersaji dihadapannya saat ia datang, sungguh di luar dugaan!Dibanding pertempuran besar seperti bayangannya, lebih cocok menyebutnya sebagai pembantaian besar-besaran. Satupun, tidak ada ya
"Cukup sampai di sini. Tai Long Dragon, bukan tempat yang bisa kalian masuki sesuka hati.""Di sini dan di tempat ini, akan menjadi makam kalian bagi bertiga." Teriak Blaike dengan wajah sangar menatap Awan.Dia merasa sangat kesal saat itu. Terutama karena anggota klan Shui Fong tidak melakukan pekerjaan mereka sebagaimana mestinya. Lihatlah, ini tidak sampai sepuluh menit, saat Ekin Fong melaporkan kedatangan tamu misterius di gerbang perbatasan masuk, menuju markas utama klan Hidden Dragon.Biasanya, gerbang masuk terluar dijaga oleh anggota terbawah klan Hidden Dragon. Namun hari itu, markas besar mereka di datangi oleh Akbar Malik beserta orang-orangnya dan itu melibatkan beberapa organisasi bawah tanah.Salah satunya adalah klan Shui Fong.Markas besar mereka dijadikan basis pertahanan untuk menjaga orang kaya ini. Namun, lihatlah! Musuh yang datang hanya berjumlah tiga orang.Apa itu alasan yang cukup untuk membuat pertahanan sampai sebesar ini?Mereka menganggap, keputusan ke
Blaike merasakan keraguan merasuki hatinya. Masalahnya bertambah besar dengan kemunculan klan 11S di sana. Tapi, sebagai salah satu jenderal perang dari klan Hidden Dragon, ia tidak mungkin menunjukkan kelemahannya dihadapan musuh begitu saja.Tidak peduli, seberapa kuat Dragon Lee dan klan 11Snya, mereka hanya datang dengan jumlah ratusan orang bersama mereka. Ini adalah markas mereka dan jumlah orang di belakangnya dua kali lipat dari total pasukan 11S yang datang saat itu. Ini membuat kepercayaan diri Blaike dan Fong kembali meningkat. Selain jumlah orang, tempat ini adalah sarang mereka, mereka jauh lebih unggul di sini.Blaike mendengus dingin, "Dragon Lee, jangan kira kami takut pada kalian. Berani-beraninya kalian coba mengancam kami di sarang kami sendiri. Percaya atau tidak, kami akan menguburmu dan semua klan 11S sialanmu itu di sini."Ekspresi Dragon Lee berubah dingin dan keinginan membunuhnya keluar tanpa bisa dibendung, "Oh ya? Kalau begitu, kita buktikan siapa yang se
Viktor menjadi gelisah, ketika panggilannya tidak bisa terhubung dengan orang-orangnya yang sedang berjaga di pos pertama. Setelah ia mendapat pesan dari anak buahnya, tentang kedatangan tiga orang di garis terdepan dan ciri-ciri mereka, persis sama seperti yang digambarkan oleh Akbar kepadanya.Blaike dan Fong yang bertanggung jawab untuk menjaga pos tersebut, mengatakan bahwa mereka bisa mengurus ketiganya. Hanya saja, beberapa detik kemudian, anak buah Blaike dan Fong mengabarkan terntang kedatangan Dragon Lee dan klan 11S-nya.Setelah itu, tidak ada berita lagi yang datang dari mereka.Wajar saja bagi Viktor merasa gelisah saat itu. Ia membayangkan, jika Dragon Lee sampai datang bersama seluruh orang terkuat dari klannya, jelas Blaike dan Fong tidak akan bisa menghadapi mereka. Alasan kegelisahan Viktor juga dipicu karena hal ini. Ia menduga, keterlibatan klan 11S-lah yang menyebabkan dia tidak bisa menghubungi satupun orang-orangnya yang berjaga di pos terdepan.Ternyata, tidak
Melihat rekan-rekannya banyak yang tewas terkena ledakan, tiga ketua gengster yang masih hidup dan belum tahu siapa Awan, terlihat begitu marah, "Kamu mencari kematianmu sendiri anak muda."Menurut mereka, Awan telah menggunakan peledak berdaya hancur tinggi untuk bisa menghancurkan pintu masuk. Karena mustahil, bisa menghancurkan pintu baja setebal itu hanya menggunakan sebuah pedang.'Pasti begitu caranya menghancurkan pintu.' Pikir mereka.Meski mereka tidak melihat sisa bahan peledak yang mereka maksud, karena mungkin saja sudah hancur bersamaan dengan ledakan besar sebelumnya.Mereka menatap Awan dengan tatapan penuh kebencian. Karena selain dua orang ketua klan yang tewas, banyak anak buah mereka juga ikut terkena dampak ledakan."Bajingan, kamu telah membunuh anak buah kami! Hari ini juga, kami pasti akan membunuhmu untuk menemani mereka di alam baka sana." Teriak yang lainnya dan menginginkan Awan mati untuk membayar perbuatannya.Tapi, Awan sama sekali tidak terpengaruh denga
"Hahaha, dia pasti bermimpi! Lihat, dia hanya dua orang dan coba mengancam kita semua? Yang benar saja! Hahaha.""Karena dia bersikeras untuk mencari kematiannya sendiri, mari kita kabulkan keinginannya.""Baim Wong, bawa orang-orangmu dan patahkan seluruh tubuh bocah sombong ini!" Perintah Viktor pada salah satu ketua klan.Meski tidak senang mendapat perintah dari Viktor, Baim Wong yang berada dibarisan terdepan bersama dua ketua klan lainnya, dengan segera membawa seratus lebih orang anak buah mereka untuk menyerang Awan. Baim Wong berserta dua ketua klan lain dan seluruh anak buah mereka, berteriak keras seraya menyerang ke arah Awan. Segera, gelombang besar pria dengan senjata terhunus, menyerang ke arah Awan dan siap mencincang tubuhnya.Siapapun yang menyaksikan pertempuran itu, akan melihatnya sebagai pertarungan yang tidak imbang. Dua orang melawan seratus lebih mafia, apa itu mungkin?Namun bagi Awan, orang sebanyak itu tidak cukup untuk membuatnya gentar. Jika bukan karen
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,