Share

BAB 26

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-01 18:28:12

Namun, satu hal yang tidak diduganya. Pria tersebut sudah dikirim terbang hanya dalam satu tendangan. Ia di kirim terbang, sejauh sepuluh meter ke belakang dan berakhir meringkuk di atas tanah dengan mata melotot dan mengerang kesakitan seraya memegangi perutnya.

"Hahaha, kenape bang? Baru segitu saja sudah loyo."

"Kebanyakan minum nih, bang Sopo. Lututnya sudah goyah, masa ditendang gitu saja sudah keok duluan! Gimana kalau tendangan di ranjang nanti?" Ledek teman-temannya. Mereka berpikir, jika Sopo sedang mabuk. Sehingga bisa dengan mudah di kalahkan oleh Devi.

"Sini, biar gue yang maju. Kalian lihat ini, perhatikan baik-baik! Biar kalian tahu, bagaimana caranya menaklukan wanita itu."

Selanjutnya, pria yang bicara barusan dengan percaya diri maju ke depan. Tentu saja, tatapan mesum tidak lepas dari bagian dada Devi. Ia menegukkan ludah berulang kali, lalu tanpa babibu langsung memajukan tangannya ke target yang di kuncinya.

Tap.

Dia berpikir, akan mudah menyentuh sepasang melon k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Andik Pasir
gan cara bayar ny rubah lagi
goodnovel comment avatar
ARLAN DJAAFAR
mantap jiwa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 27

    Melihat para preman berniat mengeroyok Devi, Awan tidak tega membiarkan Devi bertarung seorang diri. Dia berniat maju, tapi Devi langsung melotot ke arahnya. "Kamu mau ngapain? Tetap berdiri di sana. Aku masih bisa mengatasinya." "Tapi, mereka.." "Sudah. Kamu lihat saja dari sana!" Ucap Devi lebih tegas. Devi tahu, Awan berniat membantunya. Tapi, dengan kondisi Awan yang sedang hilang ingatan dan juga kekuatan intinya yang sudah hilang, Awan sekarang tak ubahnya seperti pemuda biasa. Meski begitu, ia tetaplah Awan yang memiliki hati baik. Ia berniat maju, pasti karena memikirkan dirinya. Karena itu juga, Devi tidak ingin Awan bertindak sok berani dan sampai melukai dirinya sendiri demi melindungi dirinya. Seperti ucapannya, Devi bisa mengatasi lima preman tersebut dengan begitu mudahnya. Saking mudahnya, mereka bahkan mungkin tidak layak untuk dijadikan sebagai bahan pemanasan sekalipun. Awan hanya bisa bengong menyaksikan semua itu dengan matanya, karena melihat cara Devi yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-01
  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 28

    "Hmn, kangen banget sama suasana sekolah ini." Saat itu, Sherla dan enam sahabatnya baru saja datang. Mereka sudah membuat janji jauh-jauh hari untuk pertemuan hari ini. Hari ini merupakan hari yang paling bersejarah bagi mereka. Karena pada hari ini, di tanggal yang sama lima tahun lalu, mereka telah membuat janji. Saat itu, mereka hanyalah siswa polos yang sedang bersiap menyongsong impian mereka masing-masing. Namun, puncak semua itu adalah pertemuan hari ini. Pertemuan yang sudah lama mereka nantikan. Sekarang, mereka telah lulus dan sedang menapaki jenjang emas dalam karir mereka masing-masing. "Apa yang kalian tunggu? Ayo, kita masuk. Mungkin saja 'dia' sudah menunggu kita." Ajak Radit berinisiatif pertama kali, karena ke enam sahabatnya seakan masih larut dengan nostalgia mereka dengan sekolah ini. "Ih, Radit gangguin momen kita aja." Ujar Siska cemberut. Namun, ia tidak bisa protes lebih dari itu, karena ucapan Radit ada benarnya. Selain mereka reuni hari ini, tujuan lai

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 29

    Siska, sekarang bekerja sebagai manajer di salah satu bank swasta internasional. Sebuah lonjakan karir yang luar biasa, mengingat usianya yang masih sangat muda. Veby, gadis chubby yang sekarang menjadi akuntan manajer di sebuah perusahaan multinasional. Pelanggan perusahaan ini bukan sekedar perusahaan lokal semata, tapi sebagian besar berasal dari Eropa dan Amerika. Jelas pendapatan yang dihasilkannya tidaklah sedikit. Lina, berkulit kuning langsat dan dulunya suka bicara ceplas-ceplos. Sekarang tampak jauh lebih kalem, namun auranya terlihat begitu dewasa. Dia kabarnya berhasil mendirikan sebuah butik atas namanya sendiri dan sekarang sudah memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh tanah air. Lalu, ada Sherla. Siswanya yang dulu cukup pendiam namun sangat pintar dalam mata pelajaran matematika, bidang yang diajar oleh dirinya. Sekarang, Sherla telah berhasil menjadi guru di salah satu sekolah menengah swasta berlevel internasional di Jakarta. Seperti yang ditanyakan oleh S

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 30

    "Ada apa, Dit?"Tanya Novi dan yang lainnya penasaran, karena Radit tiba-tiba berhenti dan terpaku pada satu tempat. Saat mereka melihat apa yang sedang dilihat oleh Radit, mereka sama terkejutnya dengan Radit. Ketika melihat ada seorang wanita sedang duduk di pojok atap seorang diri. Perawakannya yang dewasa, jelas menunjukkan kalau dia bukanlah salah seorang siswi di sekolah sana."Dia siapa?"Wanita yang sedang duduk di pojokan atap sedang larut dengan suasana sekolah dan momen 'spesial'nya yang pernah terjadi tepat di bangku tersebut.Ia sedikit terlambat menyadari, jika telah ada orang lain selain dirinya di sana. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, dia berpikir orang yang datang adalah pria yang sedang ditunggunya. Saat ia berbalik, di sana ia menemukan sekelompok orang sedang menatap dirinya. Sekilas tampak kekecewaan dalam matanya, karena mereka bukanlah orang yang ingin ia temui saat ini.Namun, ia dengan cepat merubah raut wajahnya.'Tentu saja, itu mereka. Siap

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 31

    "Tapi, kenapa kamu memakain nama panggung Ardella dan bukannya Karin?" Tanya Shiren sedikit bingung."Kan itu masih nama belakangku, Karin Ardella, ingat?""Hmn, iya benar. Lalu, kenapa kamu bisa ada di sini sekarang, Rin? Apa sedang ada konser di kota ini atau memang ada rencana bertemu seseorang di sekolah kita?" Tanya Shiren yang penasaran melihat kehadiran Karin di sekolah mereka, bersamaan dengan acara pertemuan mereka.'Tentu saja, ini bukan sekedar kebetulan.' Pikir Shiren heran.Oh, itu... Aku sengaja mampir karena kangen saja dengan sekolah kita. Kebetulan aku sedang berada di kota ini. Jadi, sekalian saja, 'kan!" Jawab Karin buru-buru berkata."Hmn, kebetulan banget kalau begitu. Kami juga berencana untuk reuni kecil-kecilan hari ini. Ada Awan sama Devi juga. Tapi, sepertinya mereka belum datang." Ujar Sherla polos."Oh, ya? Tapi, aku sudah cukup lama di atas sini dan belum melihat mereka." Seru Karin terkejut dan sekaligus penasaran. Karena orang yang sedang ia nantikan di

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 32

    Tiga puluh menit berlalu ketika Karin dan yang lainnya berada di atap gedung sekolah. Pada saat itu, Devi dan Awan datang."Devi, Awan!" Sambut Sherla dan yang lainnya dengan berbagai perasaan yang melanda mereka.Suasana seketika berubah menjadi lebih riuh dan bersemangat. Tentu saja, mereka semua sudah menantikan pertemuan hari ini. Bergantian mereka menyambut Devi dan Awan dengan emosional."Devi lebih berisi sekarang, ya?" Puji Lina ketika melihat penampilan Devi. "Kalian juga banyak berubah. Jadi lebih cantik." Balas Devi.Sampai ketika para wanita ini menghampiri Awan, mereka bergantian memeluknya erat. Seakan sudah lama menahan rindu untuk bertemu dengannya, "Awan, kamu jadi lebih tinggi.""Iya, lebih putih juga.""Ya, wajar, sih. Konglomerat, hahaha." Canda mereka, namun tidak mengurangi rasa bahagia dalam hati mereka sudah dapat berkumpul lagi dengan Awan hari ini.Awan menyapa mereka dan berusaha terlihat normal, setelah menghabiskan waktu selama dua hari terakhir untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 33

    Saat semua orang sedang asik bercerita tentang pengalaman mereka, ternyata Karin masih penasaran tentang keanehan yang dirasakannya tentang Awan. Tentu saja, ia secara diam-diam memperhatikan Awan dan menemukan Awan lebih banyak diam. Meski mata dan telinganya mendengar apa yang dibicarakan oleh semua orang, namun yang ditangkap oleh Karin, Awan seperti orang asing yang terlihat sedang menyimak apa yang diucapkan oleh teman-temannya.Ini seperti seorang murid yang sedang belajar di dalam kelas. Ia menyimak apa yang disampaikan oleh gurunya, semata karena ia tidak tahu dan berusaha untuk mendengar lebih banyak, agar bisa tahu lebih banyak. Seperti itulah kesan yang ditangkap Karin terhadap Awan saat ini.Untuk membuktikan kecurigaannya, Karin memancing dengan sebuah pertanyaan, "Awan, apa kamu masih ingat dengan Renata? Apa kamu telah bertemu dengannya sebelum ke sini?" Pertanyaan Karin sengaja dibuat bias untuk mengetahui reaksi Awan.Awan sedikit gugup. Dia sama sekali tidak menging

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 34

    Awan menatap Devi dengan bingung, seakan menuntut jawaban darinya.Devi tidak memiliki pilihan lain. Ia menghela napas dalam dan menghembuskannya dengan berat, "Maaf, kami telah berbohong pada kalian." Akunya tidak berdaya."Maksud kamu apa, Devi?""Sebenarnya... Awan tidak ingat satupun dari kita semua. Dia hilang ingatan. Awan bahkan tidak tahu siapa dirinya saat ini."Jawaban Devi bagai gelegar petir di siang hari. Semua orang tercenung, seakan tidak percaya."Ti-tidak, bagaimana bisa?" Tanya Sherla terkejut, lalu menatap Awan dengan perasaan rumit. 'Pantas saja, Awan terlihat kaku dan yang ia coba lakukan adalah memaksakan dirinya berbaur dengan pembicaraan kami sedari tadi. Itu semua, karena dia tidak mengingat kami.'Suasana seketika berubah menjadi sendu. Semua orang merasa canggung saat ini, mereka kasihan pada Awan, sampai mengalami kejadian menyedihkan seperti ini.Bukankah kehilangan ingatan tentang diri sendiri dan juga orang-orang yang kita sayangi, merupakan hal paling

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status