Awan bergerak dengan kecepatan yang sangat ekstrim, lalu dengan pedang hitam hitamnya ia menebas kepala para pengawal Karra.Dhuar, dhuar.Suara petir silih berganti, saat pedang Awan berhasil menebas setiap kepala musuhnya. Hal itu menyebabkan, tidak hanya kepala para pengawal kepala Karra yang putus dari badan mereka. Juga, tubuh mereka seketika hancur terkena serangan petir Awan.Olivia yang melihat itu, sampai menahan napas, 'Kekuatan ini terlalu menakutkan!' Kata Olivia dalam hati, antara takjub dan ngeri melihat pertunjukkan Awan sebenarnya.Meski serangan petir itu cukup jauh dari tempatnya berdiri. Olivia bisa merasakan hembusan panas dan menyesakkan dari setiap serangan Awan.Hanya dalam waktu tiga puluh detik, Awan telah berhasil membunuh sepuluh orang pengawal Karra. Olivia bahkan tidak perlu berkeringat sama sekali, karena semuanya telah diselesaikan Awan seorang."Sekarang, saatnya kita memburu mangsa yang sebenarnya." Ujar Awan dengan seringai dingin menatap ke atas pegu
"Sial, bagaimana dia bisa pergi begitu saja?" Geram Olivia tersentak, saat melihat Awan menghilang begitu tiba-tiba bersama musuh dan meninggalkan dirinya yang kini terpaksa harus menghadapi dua orang pasukan bintang yang masih berada di bawah kendali Karra.Ekspresi Olivia tampak gelisah dan khawatir. Dari dua orang pasukan bintang yang saat itu sedang berjalan mendekatinya, Olivia bisa merasakan ancaman yang sangat besar. Olivia merasa, dirinya seperti sedang ditatap oleh seekor predator ganas dan membuatnya ketakutan.Keduanya merupakan pasukan bintang klan Sanjaya dan dengan level mereka, jelas membunuh Olivia akan semudah membunuh semut. Bagaimana Olivia tidak cemas dibuatnya?Padahal sebelumnya, Awan telah berjanji akan mengirim Gundala untuk membantunya. Tapi, sampai detik itu, dia tidak melihat kehadiran Gundala sama sekali.'Sial, jangan bilang kalau Awan lupa dengan ucapannya sendiri?' Pikir Olivia dan berpikir andai dirinya bisa menghilan
Gundala menghentikan langkah kakinya dan menatap Olivia dari sudut matanya.Olivia berkata dengan malu-malu, jantungnya berdebar keras saat teringat dengan bantuan Gundala terakhir kali dan ini adalah kali kedua Gundala menyelamatkannya.Tidak peduli, apa Gundala itu manusia atau bukan, Olivia merasakan jantungya berdebar keras karena mengakui kehebatan Gundala. Karena itu, ia berkata dengan malu-malu, "Terimakasih karena telah menyelamatkanku lagi."Wajah Olivia memerah layaknya seorang gadis remaja yang sedang jatuh cinta.Gundala hanya mengangguk kecil sebagai jawaban dan lalu terbang begitu saja ke arah dua pasukan bintang. Dia tidak bisa lama berada di sana, karena dia harus segera membantu Awan.Sebagai senjata pusaka yang terhubung dengan Awan, adalah tugasnya untuk melindungi dan membantu Awan.Namun, di saat bersamaan, Gundala juga bisa merasakan jika Awan saat itu sedang terdesak oleh musuh. Dia juga dapat merasakan apa
Pertarungan berjalan sedikit lebih imbang, begitu Gundala datang dan berubah menjadi pedang hitam. Awan dengan pedang hitam ditangannya, terlihat bagai melaikat pencabut nyawa yang sedang menggila. Setiap tebasannya ikut membawa petir hitam yang sangat kuat.Hanya saja, lawan malaikat maut ini adalah iblis yang lebih kuat. Awan masih belum memiliki solusi untuk bisa mendekati Karra, setelah bertukar ratusan jurus. Kekuatan mereka seakan berkebalikan. Jika Awan sangat kental dengan daya hancurnya, kekuatan Artemis Stone yang menguasai Karra, justru terlihat begitu lembut dan tidak kasat mata.Sulit untuk menerka, serangan angin Karra akan menyerang dari sisi mana? Karena serangannya tidak berbentuk. Luka yang ditimbulkan dari serangan perisai angin Karra juga begitu halus. Namun, jika luka seperti itu menumpuk dalam jumlah banyak, bahayanya justru akan jauh lebih besar dari serangan fisik secara langsung."Sial, kekuatan anginnya benar-benar menyusahkan." Ujar Awan kesal dan kini, pak
Sepeti sebelumnya, meski perisai energi Awan begitu kuat. Namun, sifatnya sangat kasar dan padat. Serangan angin milik Karra dengan mudah akan bisa menembus pertahananannya dan berhasil mencabik-cabik tubuh Awan sepenuhnya. Karra menyadari, pemuda ini juga memiliki kemampuan penyembuhan diri yang luar biasa. Karena itu, kali ini ia menyerang dengan kekuatan penuhnya. Ia tidak akan membiarkan Awan untuk memulihkan diri sedikitpun. Ia ingin melihat, apa Awan masih bisa menyembuhkan bagian tubuhnya yang terpotong.Serangan pedang angin tersebut, bergerak seperti badai besar dan seketika menyerbu tubuh Awan tanpa bisa dihentikan oleh apapun. Gundala sendiri, yang melihat itu dari kejauhan sampai gemetar. Ia khawatir dengan keselamatan Awan. Tuannya seperti berjudi dengan rencananya dengan sengaja memisahkan Gundala dan membuatnya sebagai kartu as terakhirnya untuk menyempurnakan rencananya.Dhuar!Saat Karra berpikir bahwa serangannya akan berhasil mencincang Awan menjadi ribuan keping
Rasa penasaran Awan, membuat Awan menyentuh Artemis Stone dan tergoda untuk mencoba kekuatannya. "Tuanku, tolong jangan lakukan itu! Anda hanya akan dikuasai oleh kekuatan Artemis Stone seperti halnya Karra." Ujar Gundala mengingatkan, saat melihat Awan mulai melepaskan kalung naga hijau dari lehernya. Gundala khawatir, jika saat itu Awan sedang tergoda untuk memiliki kekuatan besar secara instan.Tapi, Awan seperti tidak mendengarkan ucapan Gundala dan melepaskan kalung naga hijau begitu saja. Saat itu terjadi, Artemis Stone mulai menyala sekali lagi. "Tidak! Tuanku, tolong hentikan!" Teriak Gundala cemas dan merasa Awan akan terpengaruh oleh Artemis Stone.Saat kritis seperti itu, sebuah suara terdengar dalam relung bathin Awan, "Mas, hentikan!"Tangan Awan terhenti dan bergetar. Ia seakan terpaku di tempat, terjadi perang bathin yang sangat hebat dalam dirinya. Antara godaan dari Artemis Stone untuk bisa membangkitkan kekuatan penuhnya dan suara Rhaysa yang sedang berusaha menyad
Sehari sebelumnya.Akbar yang terlihat masih uring-uringan, memanggil beberapa pengawal terbaik keluarganya. Mereka adalah duo saudara kembar yang terkenal dengan kemampuan membunuhnya. Orang timur tengah menyebut profesi mereka sebagai 'Hassasin'.Tentu saja, ini bukan sekedar sebutan semata. Mengingat keduanya memiliki kecepatan membunuh yang begitu mematikan. Hingga mereka dilirik oleh keluarga Malik untuk dijadikan bagian dari organisasi pengawal rahasia keluarga.Salah satu alasan kenapa keluarga Malik begitu disegani di Timur Tengah hingga Asia adalah adanya keberadaan organisasi menakutkan ini. Banyak keluarga besar yang coba menentang keluarga Malik, menghilang secara misterius dalam waktu sekejap mata, disebabkan oleh organisasi pengawal keluarga Malik.Sehingga, siapapun akan berpikir seribu kali jika berpikir bisa melawan kekuasaan keluarga Malik.Akbar menyimpan dendam yang begitu dalam terhadap Awan. Karena itu, ia mengumpulkan semua kekuatan yang ia miliki untuk coba men
Para penjaga di kediaman Akbar segera keluar dan menghentikan sebuah mobil SUV hitam ketika mencoba masuk ke dalam area rumah.Di sana, tidak kurang dari seratus orang penjaga bersenjata lengkap menjaga keamanan rumah salah satu orang terkaya di Hong Kong tesebut dan mereka semua adalah para profesional yang sengaja dipekerjakan oleh Akbar untuk menjaga keamanan rumahnya. Selain terlatih, mereka juga telah dilengkapi oleh berbagai senjata modern.Dengan keamanan seketat dan sekuat itu, bahkan jika negara ini mengalami kudeta militer sekalipun, mustahil bagi pemberontak untuk bisa memasuki kediaman Akbar dengan mudah.Empat orang penjaga berdiri di depan mobil SUV, sementara belasan lainnya bersiap dengan mengarahkan moncong senjata mereka ke arah mobil. Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan juga memiliki senjata anti tank yang beroperasi secara otomatis."Hari ini, kediaman tuan Akbar tertutup bagi siapapun.""Tidak peduli kalian telah membu