"Baiklah kalau tuan muda tidak bisa sekarang." Lilith tersenyum malu-malu, lalu Ia melanjutkan, "Tapi, apa tuan muda yakin tidak membutuhkan bantuanku untuk mengurus para pengawal pribadinya Vino? Kalau cuma mereka, tim keamanan kami masih bisa mengurusnya." Kata Lilith menawarkan bantuan.
"Tidak usah! Bukankah sudah kukatakan sebelumnya, kalau Aku akan mengurusnya sendiri. Jangan buat dirimu terlibat lebih jauh, Lilith. Aku sudah sangat berterima kasih kamu mau membantuku sampai sejauh ini. Aku tidak mau, kamu sampai ikut terlibat jika persoalan ini keluar dari kendaliku nanti." Tolak Awan halus, lalu Ia menambahkan, "Jika ingin membantuku, cukup pastikan agar Scorpio menerima pesan Vino dan menyusul ke Dermaga nantinya."
Penolakan Awan bukannya membuat Lilith tersinggung, namun sebaliknya Ia merasakan perasaan hangat dalam hatinya. Lilith paham, penolakan Awan untuk menjaga dirinya tetap aman dan tidak terlibat terlalu jauh. Perhatian Awan, membuat Lilith mer
"Apa perintah anda, tuan muda?" Tanya salah seorang pengawal setelah sekian lama mereka berdiri didepan gudang. Sampai detik itu, Vino hanya berdiri tegak menghadap ke gudang seperti orang linglung dan tidak memberi instruksi apapun sejak mereka datang kesana.Para penjaga mulai merasakan ada yang tidak beres dengan sikap tuan muda ketiga mereka, dimulai sejak Vino keluar dari ruangan karaoke Rosemary Club, lalu tiba-tiba memerintahkan mereka untuk mengantarnya ke Dermaga. Setelah sampai disini, Vino justru malah terdiam dan tidak banyak bicara."Tuan muda?" Panggil pimpinan pengawal sekali lagi dengan curiga. Kepala pengawal melirik teman-temannya yang lain, tapi wajah mereka tampak sama bingungnya dengan dirinya."Kamu sudah bisa bicara sekarang." Sela sebuah suara, tidak keras tapi cukup terdengar jelas oleh semua orang yang berada disitu.Saat itulah, Vino mulai tersadar. Ia melirik kesekitarnya seperti orang kebingungan, lalu matanya mendapati Awan y
Aura yang mereka keluarkan benar-benar mendominasi dan mampu menekan setiap lawan hingga kehilangan semangat bertarung. Tapi, sayang yang mereka hadapi saat ini adalah seorang Awan. Aura mengintimidasi yang mereka pancarkan bahkan seolah tidak berarti apa-apa dihadapannya dan hilang tenggelam, layaknya sebutir air yang dicelupkan kedalam lautan dalam. Bam Bam Bam Mereka telah menyerang Awan secara bergantian, bahkan dalam beberapa momen, Russel secara serentak menghantam Awan dengan pukulan terkuat yang mereka miliki. Tapi, semakin cepat gerakan mereka, semakin cepat Awan mengimbangi pergerakan Russel dan yang lainnya. Tidak peduli seberapa kuat dan cepat serangan lawan, mereka hanya menyerang bayangan Awan. 'Sungguh cepat.' Keanehan tersebut mulai dirasakan oleh Russel dan teman-temannya. Itu membuat mereka kesal dan tertekan, apalagi keringat sudah mulai membasahi pakaian masing-masing mereka, namun tidak satupun pukulan yang berhasil mereka sarangk
Darimana datangnya pemuda ini? Kekuatannya benar-benar tidak normal. Dia bagaikan iblis berwujud manusia, jika dia benar-benar manusia bagaimana mungkin Ia bisa sekuat ini?Pertanyaan-pertanyaan penuh teror seperti itulah yang sekarang terbayang dalam benak Russel dan 9 orang rekannya, ketika melihat Awan dengan kekuatan apinya membantai mereka satu persatu.Satu demi satu mereka mulai tumbang, bukan sekedar tumbang dengan kekalahan biasa, mereka dibantai! Awan dengan kekuatan apinya, bagaikan malaikat pembunuh yang sedang bersenang-senang ketika mencabut nyawa mereka satru persatu. Tidak peduli sekuata apapun mereka coba melawan, Russel dan teman-temannya bagai menghadapi tembok tinggi yang tak terjangkau.Mereka adalah para veteran perang dan sudah menghadapi puluhan bahkan ratusan perang selama karir mereka di militer dan belum pernah mengalami ketakutan seperti yang mereka alami saat ini. Ada istilah dalam militer, hanya ada kematian diujung pertempura
"Russel bangsat! A-apa yang kamu lakukan? Kamu berani melawanku sekarang, hah? Kamu dan keluargamu akan dibunuh jika berani menyentuhku." Gertak Vino ketakutan begitu melihat Russel semakin mendekat ke arahnya. "Maaf, tuan muda. Saya tidak punya pilihan lain." Ucap Russel tersenyum pahit, lalu... Baammm "Arghhkkk..." Sebuah tendangan Russel menghantam kuat dada Vino dan membuatnya terhempas sejauh 5 meter. Vino memuntahkan seteguk darah dari mulutnya, tampak raut tak percaya diwajahnya ketika melihat Russel benar-benar menyerangnya tanpa ragu. Kemarahan sekaligus ketakutan tergambar jelas di wajah tuan muda yang sudah terbiasa bersikap arogan tersebut. Sekarang mungkin Ia akan menyesal karena tidak pernah melatih kemampuan beladirinya sama sekali. Ia hanya tahu cara bersenang-senang dan menghabiskan uang keluarganya yang tak terhitung jumlahnya itu. Disamping itu, keluarganya terlalu memanjakan dirinya sehingga membiarkan Vino dengan seg
Russel merasakan keringat dingin mengalir dari setiap pori-pori kulitnya begitu melihat siapa yang berdiri dihadapannya saat ini. Ia tahu, Scorpio adalah penjaga utama keluarga Jati. Tindakan Russel barusan, jelas tidak termaafkan karena Ia telah berani menyakiti keluarga utama, bahkan sampai berniat untuk membunuhnya."Russel... Apa kamu sudah memiliki seratus nyawa saat ini, sehingga berani melawan tuan muda?" Tanya Scorpio dingin dengan mata menatap tajam ke arah Russel.Russel coba menstabilkan pernafasannya sambil coba menganalisis peluangnya untuk menyelamatkan diri dari kekacauan ini. Ia tahu orang seperti apa Scorpio, Russel juga tahu persis seperti apa kemampuan salah satu Zodiak kebanggaan keluarga Jati tersebut dan semakin Russel memikirkannya, semakin kelam ekspresinya, karena tidak ada sedikitpun peluangnya untuk bisa keluar hidup-hidup jika Scorpio berniat menghabisinya. Apalagi Russel sudah berani berbuat nekat hendak membunuh Vino, tidak ada jalan kelua
Tidak ada yang paling menakutkan dari seorang petarung, ketika Ia sudah tidak perlu lagi mengkhawatirkan apapun dalam hidupnya, termasuk itu nyawanya sendiri. Maka Ia akan bertarung dengan segala apa yang dimilikinya, seperti itulah gambaran dalam diri Russel saat ini."Aaaa..." Diawali dengan teriakan lantang, Ia menyerang Scorpio dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya.BaaammmmEskpresi terkejut membayangi wajah Scorpio begitu pukulan Russel menghantam dirinya, beruntung Ia sempat menaikan lengannya untuk melindungi dadanya. Jika tidak, pukulan sekuat itu akan cukup membuat Scorpio menderita. Meski begitu, Scorpio tetap saja dibuat mundur sampai empat langkah. Satu hal yang belum pernah terjadi selama ini, sebuah kekuatan yang belum pernah ditunjukan oleh seorang Russel mampu mengejutkan Scorpio.Tahu hidupnya akan berakhir, membuat Russel mengerahkan semua kekuatan yang dimilikinya.Tapi membuat Scorpio mundur saja tidak akan cukup untu
Russel tidak mau menerima kematiannya begitu saja, dengan kekuatan tersisa Ia coba menyerang Scorpio dengan tangannya yang masih utuh.TapScorpio menahan serangan Russel dan langsung mengunci pergelangan Russel. Ia tersenyum mengejek ketidak berdayaan Russel.Bugh Bugh BughDengan satu tangan mengunci pergelangan tangan Russel, satu tangan lainnya menghajar wajah Russel berulang kali. Darah Russel muncrat kemana-mana, wajahnya sudah membengkak dan dipenuhi oleh darah."Berani mengkhianati keluarga Jati, huh!"Bammm"Bahkan menyerang tuan muda yang seharusnya kamu lindungi?"Baamm"Bukannya insaf dan membunuh dirimu sendiri, tapi kamu juga berani melawanku?"BaammmTubuh Russel terasa remuk redam, setiap pukulan Scorpio begitu kuat dan menyimpan kekuatan penghancur yang mematikan. Bahkan Ia tidak lagi tahu seperti apa bentuk wajahnya saat ini. Pandangannya sudah tertutupi oleh darah dan juga kelopak matanya
WossshhhKetika Scorpio mengayunkan pedangnya, dua sampai tiga bayangan tampak menyertai gerakan tajamnya. Itu adalah salah satu jurus pamungkas Scorpio dan hanya beberapa musuh yang pernah selamat dari gerakan mematikan seperti itu. Meski sekilas terlihat sebagai gerakan satu tebasan, namun pada kenyataannya itu adalah serangan dengan energi internal yang sangat kuat bagai badai pedang yang tajam.Scorpio begitu pecaya diri akan merubuhkan Awan dalam satu serangan tersebut, karena Ia melihat tubuh Awan terbelah menjadi beberapa bagian.Ia berbalik dan melihat jalur lintasan serangannya, namun sama sekali tidak ada potongan tubuh Awan disana. Jelas saja itu sangat mengejutkannya, tidak ada yang salah dengan timingnya."Apa yang kamu cari? Aku? Aku ada disini, pakak." Ucap Awan dengan senyum mengejek. (Pakak=Bodoh/tuli tergantung cara pengucapan.)Scorpio dibuat tercengang ketika melihat Awan baik-baik saja, bahkan tidak terluka se
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi