Begitu mengakhiri panggilan teleponnya dengan Topan, Awan terdiam sejenak. Ia memiliki firasat, jika pertemuannya dengan Vino akan terjadi pada malam itu juga. Jadi tanpa menunggu lama, Ia langsung berganti pakaian dengan pakaian kasual yang bisa membuat geraknya lebih bebas.
Beruntung dia menginap di Villa Nirwana saat itu, sehingga tidak akan perlu direpotkan oleh banyak pertanyaan Mikha jika Ia harus keluar lewat tengah malam seperti ini. Setiap Awan akan keluar dan bertemu dengan musuh, Mikha seakan bisa merasakannya.
Namun anehnya, Awan tidak pernah bisa membaca apa yang dirasakan gadis campuran sunda-betawi. Seakan ada penghalang yang membuat indera keenam Awan tidak bekerja terhadap Mikha. Makanya Awan perlu menanyakan secara langsung tentang apa yang Mikha rasakan, jika ia ingin mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Mikha.
Tidak nyaman sebenarnya, apalagi Mikha begitu pandai untuk menutupi apa yang sebenarnya sedang dirasakan dan dipikirkannya
Rencana Awan untuk membunuh Vino Jati membuat Lilith menjadi gugup, bukan karena dia menolak apa yang diperintahkan oleh Awan padanya. Masalahnya, target yang diminta lenyapkan oleh Awan adalah salah satu pewaris utama dari keluarga 9 naga.Keluarga elit bangsawan yang tidak bisa disentuh, bahkan oleh petinggi negara sekalipun. Keluarga 9 Naga bukan sekedar sebutan belaka, keluarga ini punya kekuataan yang sangat sulit dibayangkan serta kekuasaan yang tak terbatas. Lilith sendiri merupakan kelompok netral, selama Ia tidak melangkahi garis batasnya maka Ia bisa tenang dalam mengoperasikan semua bisnis gelapnya.Sekarang ketika Awan memberi perintah membuat jebakan untuk Vino Jati, maka itu artinya Lilith akan dipaksa untuk melewati garis batas yang seharusnya tidak boleh dilanggarnya. Namun, Awan adalah tuannya. Perintahnya sama dengan titah raja yang harus dikerjakannya, meski demikian Awan telah menjamin jika Lilith tidak akan ikut terseret pada masalah ini nant
Vino benar-benar dibuat melayang oleh pelayanan 3 wanita cantik yang saat ini bersamanya. Ditambah dengan pengaruh alkohol yang semakin menguasai sel sarafnya, membuat Vino seakan berada di atas awang-awang penuh kenikmatan.Dengan penuh semangat Vino mencumbui ketiga wanita cantik tersebut, pakaian ketiganya yang sebelumnya sudah sangat minim menutupi tubuh itu semakin berantakan dan semakin banyak mempertontonkan setiap lekuk tubuh putih molos mereka.Ketiga wanita penghibur tersebut begitu pandai melayani nafsu Vino, sehingga membuat pangeran muda keluarga Jati tersebut seakan tidak ingin berhenti sedikitpun dari kesenangan mem-boost gejolak kelelakiannya sampai kepuncak. Bergantian tangannya menggerepe tubuh lembut ketiganya, bahkan masing-masing tubuh mereka sudah basah oleh keringat.Sambil saling mencumbu, salah satu dari tiga wanita menuangkan minuman keras kedalam gelas dan menyuguhkannya kebibir Vino, layaknya sedang melayani seorang raja. Ten
Pintu ruangan VIP tempat Vino bersenang-senang sebelumnya, tiba-tiba saja terbuka. Bertepatan disaat para pengawal Vino hendak masuk kedalam, karena mencemaskan keadaan sang tuang muda. Mengingat listrik yang mati beberapa saat lalu, mereka cemas terjadi sesuatu pada sang tuan muda.Tidak ada satupun diantara mereka yang memiliki keberanian untuk masuk kedalam ruangan, mengingat Vino paling tidak suka jika kesenangannya diganggu. Jika pun ada diantara para pengawal itu yang berani masuk kedalam ruangan, maka orang itu adalah para Zodiak penjaga.Namun, Haris juga sudah pergi ke ruangan lainnya bersama salah seorang wanita penghibur yang dihadiahkan Vino sebelumnya.Sebuah kesenjangan yang begitu jauh diantara para pengawal sebenarnya, tapi apa yang bisa mereka lakukan? Haris dan para Zodiak penjaga lainnya sangat layak mendapat perlakuan seistimewa itu, karena kemampuan mereka yang tinggi dan layak mendapat penghargaan yang lebih. Bahkan dalam beberapa kondisi, me
Seorang pria dan wanita tampak memperhatikan mobil Vino yang beranjak keluar dari area parkir Rosemary Club, diikuti oleh dua mobil land cruiser berisikan para pengawal pribadinya.Si Wanita yang mengenakan gaun malam berwarna merah burgundy serta bukaan lebar yang memperlihatkan kaki jenjang dan paha mulusnya, tersenyum penuh arti melihat ke arah si pria."Tuan muda, bagaimana anda melakukannya?" Tanya si wanita penasaran, melihat Vino bisa keluar begitu saja mengikuti perintah pria disampingnya seolah dia telah di setting ulang oleh pria tampan yang berdiri dekat disebelahnya itu.Mereka adalah Awan dan Lilith.Begitu mendapat informasi keberadaan Vino dari Topan, Awan langsung menghubungi Lilith mengatur jebakan untuk Vino.Agar memastikan semuanya berjalan dengan lancar dan sesuai yang direncanakannya, maka Awan harus bergerak cepat. Karena itu, Ia lebih memilih menggunakan motor daripada mobil. Digarasinya hanya tersedia satu mo
"Baiklah kalau tuan muda tidak bisa sekarang." Lilith tersenyum malu-malu, lalu Ia melanjutkan, "Tapi, apa tuan muda yakin tidak membutuhkan bantuanku untuk mengurus para pengawal pribadinya Vino? Kalau cuma mereka, tim keamanan kami masih bisa mengurusnya." Kata Lilith menawarkan bantuan. "Tidak usah! Bukankah sudah kukatakan sebelumnya, kalau Aku akan mengurusnya sendiri. Jangan buat dirimu terlibat lebih jauh, Lilith. Aku sudah sangat berterima kasih kamu mau membantuku sampai sejauh ini. Aku tidak mau, kamu sampai ikut terlibat jika persoalan ini keluar dari kendaliku nanti." Tolak Awan halus, lalu Ia menambahkan, "Jika ingin membantuku, cukup pastikan agar Scorpio menerima pesan Vino dan menyusul ke Dermaga nantinya." Penolakan Awan bukannya membuat Lilith tersinggung, namun sebaliknya Ia merasakan perasaan hangat dalam hatinya. Lilith paham, penolakan Awan untuk menjaga dirinya tetap aman dan tidak terlibat terlalu jauh. Perhatian Awan, membuat Lilith mer
"Apa perintah anda, tuan muda?" Tanya salah seorang pengawal setelah sekian lama mereka berdiri didepan gudang. Sampai detik itu, Vino hanya berdiri tegak menghadap ke gudang seperti orang linglung dan tidak memberi instruksi apapun sejak mereka datang kesana.Para penjaga mulai merasakan ada yang tidak beres dengan sikap tuan muda ketiga mereka, dimulai sejak Vino keluar dari ruangan karaoke Rosemary Club, lalu tiba-tiba memerintahkan mereka untuk mengantarnya ke Dermaga. Setelah sampai disini, Vino justru malah terdiam dan tidak banyak bicara."Tuan muda?" Panggil pimpinan pengawal sekali lagi dengan curiga. Kepala pengawal melirik teman-temannya yang lain, tapi wajah mereka tampak sama bingungnya dengan dirinya."Kamu sudah bisa bicara sekarang." Sela sebuah suara, tidak keras tapi cukup terdengar jelas oleh semua orang yang berada disitu.Saat itulah, Vino mulai tersadar. Ia melirik kesekitarnya seperti orang kebingungan, lalu matanya mendapati Awan y
Aura yang mereka keluarkan benar-benar mendominasi dan mampu menekan setiap lawan hingga kehilangan semangat bertarung. Tapi, sayang yang mereka hadapi saat ini adalah seorang Awan. Aura mengintimidasi yang mereka pancarkan bahkan seolah tidak berarti apa-apa dihadapannya dan hilang tenggelam, layaknya sebutir air yang dicelupkan kedalam lautan dalam. Bam Bam Bam Mereka telah menyerang Awan secara bergantian, bahkan dalam beberapa momen, Russel secara serentak menghantam Awan dengan pukulan terkuat yang mereka miliki. Tapi, semakin cepat gerakan mereka, semakin cepat Awan mengimbangi pergerakan Russel dan yang lainnya. Tidak peduli seberapa kuat dan cepat serangan lawan, mereka hanya menyerang bayangan Awan. 'Sungguh cepat.' Keanehan tersebut mulai dirasakan oleh Russel dan teman-temannya. Itu membuat mereka kesal dan tertekan, apalagi keringat sudah mulai membasahi pakaian masing-masing mereka, namun tidak satupun pukulan yang berhasil mereka sarangk
Darimana datangnya pemuda ini? Kekuatannya benar-benar tidak normal. Dia bagaikan iblis berwujud manusia, jika dia benar-benar manusia bagaimana mungkin Ia bisa sekuat ini?Pertanyaan-pertanyaan penuh teror seperti itulah yang sekarang terbayang dalam benak Russel dan 9 orang rekannya, ketika melihat Awan dengan kekuatan apinya membantai mereka satu persatu.Satu demi satu mereka mulai tumbang, bukan sekedar tumbang dengan kekalahan biasa, mereka dibantai! Awan dengan kekuatan apinya, bagaikan malaikat pembunuh yang sedang bersenang-senang ketika mencabut nyawa mereka satru persatu. Tidak peduli sekuata apapun mereka coba melawan, Russel dan teman-temannya bagai menghadapi tembok tinggi yang tak terjangkau.Mereka adalah para veteran perang dan sudah menghadapi puluhan bahkan ratusan perang selama karir mereka di militer dan belum pernah mengalami ketakutan seperti yang mereka alami saat ini. Ada istilah dalam militer, hanya ada kematian diujung pertempura