Pixie dengan pakaian hijau dan sayap tipisnya melayang-layang sebentar diatas kepala Amanda. Ia membuat sebuah pentagram ramalan dunia peri untuk mencari petunjuk yang diinginkan oleh Amanda. Setelah berkutat dengan pentagram ramalannya selama hampir setangah jam, Pixie membuka matanya. Ekspresinya juga menunjukkan keheranan yang sama, Ia berkata, "Nona, sebentar lagi akan ada seseorang yang akan datang menemui anda. Namun, tamu yang akan datang menemui anda bukanlah manusia. Ia sudah tiada, namun karena suatu alasan ruhnya tidak bisa pergi dari dunia ini dengan tenang.""Tapi, masalahnya bukanlah Ia masih hidup atau sudah tiada. Tapi, ruh ini membawa ikatan takdirnya dengan anda. Takdir itu juga akan mempengaruhi masa depan anda." Tambah Pixie setelah menguraikan firasat aneh yang didapat Amanda."Mempengaruhi masa depanku?" Kening Amanda berkerut heran. Jika itu alasannya, wajar saja Ia dibingungkan dengan firasat aneh tersebut sejak awal. Satu-satunya yang tidak bisa diprediksi ad
Amanda melambaikan tangannya ke depan, Ia tahu kalau permintaan tersebut terdengar tidak sopan untuk mereka yang baru pertama kali bertemu. Namun, patut disadari jika mereka berbeda alam. Melihat kedatangan Renata, Amanda sadar jika Renata sengaja melepaskan keabadiannya di Syurga untuk bisa turun ke bumi. Pengorbanan sebesar itu pasti memiliki alasan yang sama besarnya, karena itu Amanda tidak terlalu memikirkan ketidaksopanan Renata. Apalagi menurut ramalan takdirnya, kedatangan Renata juga membawa pengaruh terhadap masa depannya sendiri. "Katakan, apa permintaanmu. Aku akan mempertimbangkannya jika itu memenuhi kapasitasku." "Nona.." Pixie hendak mengingatkan, namun Amanda kembali melambaikan tangannya ke depan dan meminta Pixie untuk menahan bicaranya. "Aku ingin memintamu untuk menjaga seseorang untukku. Dia.. adalah seseorang yang begitu berarti bagiku." Ada kesedihan dalam nada suara Renata. "Menjaga seseorang? Pasti dia seorang pria. Sepertinya dia orang yang sangat ber
Puncaknya Amanda menyaksikan perpisahan mengharukan antara kedua orang yang saling mencintai itu, dimana Amanda yang mengikhlaskan Awan untuk memilih menyelamatkan wanita lain yang memiliki peluang hidup paling tinggi diantara mereka.Amanda menyaksikan sendiri betapa hancurnya Awan saat dipaksa harus memilih untuk melepaskan Renata. 'Apa pemuda itu benar-benar bisa mengikhlaskan Renata?' Bathin Amanda.Entah kenapa, Ia merasa tidak rela jika keduanya harus berpisah dengan cara menyakitkan seperti itu. Amanda seakan ikut merasakan perasaan sakit dan penderitaan yang harus ditanggung oleh kedua orang yang saling mencintai tersebut. Bahkan tanpa sadar, air matanya ikut mengalir deras.Amanda mengira jika itu adalah kenangan terakhir dalam memori Renata, namun tanpa diduga oleh Amanda. Sebuah pengalaman spritual selanjutnya menampakkan sosok Awan yang selalu datang setiap waktu kemakamnya Amanda. Pemuda tampan yang ditemuinya di Bandara itu, terlihat sangat berbeda. Seolah Amanda meliha
Pixie langsung tertawa keras mengejek pernyataan Renata, "Penyakit? Sepertinya kamu hanya arwah gentayangan yang tidak tahu apa-apa. Nonaku sehat begini, bagaimana bisa kamu mengatakan jika nonaku sedang sakit. Kamu hanya membual. Pergilah dari sini, jika tidak Aku akan membakar ruhmu dan membuatmu bergentayangan untuk selamanya dan tidak akan pernah bisa bereinkarnasi untuk selamanya."Pixie mengangkat tangannya dan membuat sebuah pentagram pemusnah ruh.Hal itu membuat Renata cemas, Ia menatap Amanda memohon tanggapannya. "Amanda, kumohon. Hanya kamu yang dapat memenuhi harapanku."Amanda mengangkat wajahnya, dia melambaikan tangannya ke depan untuk mencegah Pixie mewujudkan keinginannya, "Pixie, hentikan!""Tapi, nona."Amanda menggelengkan kepalanya, "Tidak, kamu tidak boleh menyerangnya." Pixie langsung menarik kekuatannya kembali, Ia masih tampak keberatan. Namun perintah nonanya adalah kewajiban dan Pixie tidak berani membantahnya. Ia berharap jika nona-nya tidak benar-benar m
Ibu Amanda menanggung penyakit kelainan darah bawaan. Penyakit itu baru akan terasa bagi mereka, begitu usia mereka mencapai 30 tahun. Jika mereka memiliki basis seorang petarung, maka itu dapat meningkatkan kekuatan mereka secara keseluruhan. Namun konsekuensinya, usia mereka bisa lebih singkat lagi dan hanya bisa bertahan maksimal 5 tahun setelah penyakit tersebut aktif. Jika meraka orang biasa, seperti ibunya Amanda. Usia mereka hanya akan bertahan paling lama 10 tahun semenjak penyakit keturunan mereka aktif. Sebenarnya, Amanda sedikit menemukan secercah harapan begitu mendengar Renata dapat mengangkat penyakitnya. Tapi, tawaran yang diberikan oleh Renata tidak bisa diterima oleh hati nurani Amanda, karena itu Ia menolaknya. "Nona, ja-jadi ucapan arwah wanita ini benar? Anda menderita penyakit langka?" Tanya Pixie terkejut. Ia sendiri bahkan tidak menyangka jika apa yang diucapkan oleh arwah Renata sebelumnya adalah benar. Amanda mengangguk membenarkan, Ia tidak ingin menutupi k
"Masuklah, kita berangkat" Vannesa yang saat itu sedang menunggu jemputan seseorang didepan halte perusahaan tampak resah, begitu seorang pria berhenti didepannya dan menyapanya dari dalam mobilnya. Ia resah karena sama sekali tidak mengenali pria yang sedang mengendarai BMW i8 berwarna silver tersebut. Pria tersebut mengenakan topi hitam, kacamata hitam dan juga masker yang menutupi wajahnya, terlihat misterius dan terkesan seperti seorang penjahat. Bagaimana mungkin Vannesa bisa menerima ajakan dari pria yang sama sekali tidak dikenalnya itu? Belum lagi, gaya pria tersebut berlagak sok kenal dengannya. Jadi, Vannesa sengaja mengacuhkannya dan menunggu orang yang akan menjemputnya. "Vannesa, ini aku." Sadar jika sapaannya tidak mendapat respon, pria tersebut menurunkan maskernya agar Vannesa dapat mengenali dirinya. "Hah, bos Awan?" Vannesa terbelalak tidak percaya. Ia jadi malu sendiri karena telah mengabaikan bosnya sendiri. Memang sebelumnya, Ia telah membuat janji dengan Awan
"Saktiawan Sanjaya, apa kamu benar-benar akan mengambil semua milik kami dan tidak menyisakannya sedikitpun?" Pekik Helena murka dari seberang telpon, bahkan siapapun yang berada didekat Awan saat itu, akan dapat mendengar teriakannya dari corong speaker ponsel Awan.Saat itu, Awan menanggapinya acuh tak acuh, "Milik kalian? Apa Aku tidak salah mendengarnya? Atau, Ibu, oh tidak.. Maksudku, apa anda perlu mengeceknya ke notaris sekarang? Tidak ada nama anda dan anak-anak anda sebagai pewaris disana. Bagaimana bisa kalian mengklaim apa yang bukan milik anda?"Helena merasa tercekat diseberang telpon, kata-kata Awan menghantamnya dengan telak dan membuatnya bahkan tidak bisa membela diri sama sekali. Sekarang kebenciannya terhadap Awan semakin memuncak dan semakin ingin segera melenyapkan pemuda tersebut dari atas dunia ini.Helena geram dan menggeletukan gigi-giginya dengan marah, "Apa kamu ingin membuat semua ini menjadi lebih runyam? Kamu akan menjadi musuh keluarga Sanjaya untuk sela
"Jadi, apa kamu sudah memiliki pilihan mobil apa yang akan kita beli hari ini?" Tanya Awan mengalihkan perhatian. Dia tidak ingin menggoda Vannesa lebih lanjut, takut jika wanita cantik tersebut menjadi baper nantinya. Awan sudah melihat tanda-tandanya dengan begitu jelas, karena itu Awan akan kerepotan jika Vannesa baper beneran sama dirinya. Sementara Awan sadar jika dia tidak akan bisa membalas perasaan Vannesa padanya, karena sudah ada Angel dan juga Annisa saat ini. "Terserah anda, Bos. Saya tidak keberatan dengan apapun pilihan anda." "Jangan begitu. Kamu harus menentukan mobil apa yang akan kamu gunakan. Atau, begini saja. Kamu biasanya menggunakan mobil apa sebelumnya?" "Sebelumnya, Aku menggunakan Bentley." "Bentley yah? Hmn, disini merek ini kurang familiar. Ada sih penggemarnya, cuma tidak banyak." Ujar Awan. Selama berstatus menjadi pangeran keluarga Sanjaya, selera Awan dengan mobil-mobil mewah juga meningkat. Sehingga Ia banyak tahu dengan tren pasar mobil mewah di