Wanita cantik tersebut hanya tersenyum tipis dan tidak mempermasalahkan kecurigaan mereka terhadap dirinya. Menurutnya, itu malah bagus. Karena mereka adalah pengawal tuan mudanya, itu artinya mereka menjalankan pekerjaannya dengan baik.
Karena itu, wanita tersebut memperkenalkan dirinya untuk menghindari kesalahpahaman lebih lanjut, "Perkenalkan, saya Neo. Saya pengawalnya Awan Kun. Kalian berdua pasti Lana, Chintya, dan..."
Neo memandang penuh tanya pada Gina yang masih berdiri dibelakang Lana dan Chintya, Ia belum dapat informasi tentang keberadaan wanita cantik berpipi chubby tersebut dari Awan sebelumnya.
Tanpa diminta, Gina langsung menjawab dengan bersemangat. Ia tidak menyangka jika wanita cantik misterius itu juga salah satu pengawal Awan dan spesialnya lagi, wanita itu orang Jepang, "Saya.. Gina San."
"Ginasan San?"
"Bukan-bukan... Gina." Jawab Gina cepat meluruskan.
"Oh, Gina San. Oke, salam kenal."
"Salam kenal, <
Sementara itu, saat Awan masih terlelap dalam tidurnya. Seorang pemuda tampak tersenyum angkuh ketika memandangi bangunan megah, RA Corporation dari luar. Disebelahnya, berdiri seorang wanita paruh baya namun masih memiliki kesan cantik kelas bangsawan, serta perhiasan emas yang terlihat begitu menonjolkan penampilannya."Sebentar lagi, bangunan megah ini dan semua yang ada didalamnya akan menjadi milik kita, Bi.""Hadi, ponakanku yang paling ganteng. Kamu memang paling pintar membuat hati bibi senang." Ucap si wanita tersanjung dan meluap bahagia.Bagaimana tidak! Hanya melihat bangunan ini dari luar saja, mereka sudah bisa merasakan betapa besarnya nilai bangunan tersebut. Belum lagi isi didalamnya yang mewakili multi perusahaan dengan omset yang tidak terhitung jumlahnya. Hanya dengan menjadi eksekutif di perusahaan RA Corporation saja, sudah mampu membuat seseorang menjadi jutawan. Apalagi ketika berhasil menjadi pemiliknya, uang akan mengalir de
Hadi dan Magdalena keluar dari lift di lantai teratas RA Grup.Selama RA Corporatin menempati gedung ini, sekaligus menandakan kesuksesan mereka dalam dunia bisnis tanah air, ini merupakan kali pertama kalinya Hadi ataupun Magdalena melihat secara langsung gedung serta isi di dalamnya.Melihat betapa teratur penataan interior perusahaan, mau tidak mau membuat keduanya berdecak kagum. Setiap ruangan dibatasi dengan sebuah pratisi megah yang menjamin setiap privasi orang didalamnya.Tidak hanya itu, mulai dari pintu masuk perusahaan hingga langkah mereka sampai dilantai teratas ini, tidak henti membuat keduanya berdecak kagum dan membuat keduanya semakin berhasrat untuk bisa segera menguasai perusahaan itu sepenuhnya.Dilantai teratas ini, setiap ruangan ditata dengan sangat elegan dengan memperhatikan fungsi serta posisi setiap orang. Bahkan terdapat ruang rileksasi tersendiri, layaknya perusahaan top di Eropa atau bahkan Amerika sana. Didalamnya set
Hadi yang melihat hal itu hanya tertawa bangga. Ia segera melangkah ke balik meja CEO, matanya sedari masuk sudah langsung tertuju ke objek satu ini.Ia duduk dengan tenang diatas kursi CEO, sambil memejamkan matanya untuk menikmati rasanya duduk diatas kursi tersebut. Itu adalah Dragon Chairs terkenal asal Perancis, duduk diatasnya mampu meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Bahkan, konon kabarnya raja dan ratu Eropa juga menggunakan kursi yang sama sebagai kursi mahkota kebanggaan mereka.Dua orang security yang melihat tingkah dua tamu tak diundang tersebut, hanya bisa terpana. Mereka hanya bisa diam tanpa bisa melakukan apa-apa.Jika tidak mengingat latar belakang keduanya, mereka bisa saja melempar keduanya keluar dari jendela saat itu juga. Mereka adalah petarung elit Klan Sanjaya, namun karena saat ini mereka dibatasi oleh tugas, membuat keduanya hanya bisa melihat kelakuan tidak sopan keduanya."Kalian... Panggil wakil CEO kemar
Saat Vannesa masuk ke dalam ruangan CEO, ekspresinya langsung berubah buruk begitu mendapati dua orang yang sedang bersantai di dalam ruangan. Bagaimana tidak? Keduanya bersikap seolah-olah mereka adalah pemilik ruangan tersebut. Sehingga bisa berbuat apa saja yang mereka inginkan didalam sana.Jika tidak mengingat status kedua tamu tersebut, Vannesa mungkin saja bisa meledak karena saking emosinya. Bahkan Ia tidak akan ragu sedikitpun untuk memerintahkan dua security yang berdiri dibelakangnya untuk mengusir keduanya dengan keras. Namun kali ini, Vannesa terpaksa harus menahan dirinya."Nyonya Magdalena dan Tuan Hadi.. Ada yang bisa saya bantu?" Sapa Vannesa coba menampilkan kesan ramah, meski itu bertentangan dengan hati nuraninya."Ahh, si wakil CEO sudah datang rupanya." Hadi yang pertama kali melihat Vannesa langsung berbinar cerah. Ia tidak menduga jika ada bidadari secantik itu di perusahaan ini. Apalagi posisinya sebagai wakli CEO, tentu saja ak
Sebenarnya, dalam hati Magdalena sedikit merasa gentar begitu melihat dua orang security berbadan kekar tersebut tiba-tiba maju ke depan. Beruntung, keduanya hanya berdiri di depan Vannesa. Namun, dengan begitu Magdalena tidak lagi bisa memuaskan hatinya untuk memukul Vannesa lebih jauh. Hadi yang melihat dua security maju untuk membantengi Vannesa justru tertawa senang, "Bagus, bagus! Saya suka mereka berdua, kalian punya prinsip. Kalian bisa kuperkerjakan dimasa depan, hahaha." ... Di Villa Nirwana, Awan baru saja hendak bersiap pergi ke kampusnya. Setelah libur selama lima hari, Ia merindukan suasana kampusnya dengan teman-temannya yang sederhana. Saat Ia sampai dilantai bawah, Ia menemukan Gina yang sudah siap menunggunya dengan mengenakan baju terusan berwarna cerah, serta rok selutut dengan warna senada, membuat penampilannya terlihat lebih anggun dari biasanya. Penampilan Gina sendiri terlihat berbeda dari bias
Biasanya Awan kalau pergi ke perusahaannya, RA Corp selalu memilih lewat lift di basement dan langsung menunju lantai teratas menuju ruangannya. Namun kali ini, firasat yang sedari tadi menganggu pikirannya seakan memandu langkah kaki Awan untuk melewati lobby perusahaan terlebih dahulu.Tidak tahu apa yang menunggunya disana, tapi firasatnya mendorong untuk segera kesana. Awan hanya mengikuti apa yang seolah sudah digariskan untuk dilewatinya. Seperti kata pepatah, selalu ada tujuan dibalik isyarat yang ditunjukan oleh alam.Benar saja, begitu Ia sampai di lobby perusahaan, sebuah pemandangan sedikit ganjil menganggu pemandangan Awan pertama kali ketika Ia sampai disana. Tidak jauh dari pintu utama, ada sebuah lounge yang biasa digunakan untuk menyambut tamu umum yang berkunjung ke perusahaan. Tidak jauh dari sana, setiap orang akan langsung bisa melihat table customer services. Disana tingkat pelayanan pertama perusahaan dimulai, namun beberapa oran
Sebelumnya, dia sibuk memeriksa keadaan Sari dan juga Vidya, sehingga Ia merasa tidak enak karena telah mengabaikan Awan. Dokter yang terkenal ramah itu, bermaksud untuk bicara lebih banyak dengan Awan, namun orangnya sudah keburu menghilang di sana. Ia khawatir jika Awan berpikir kalau Ia mencuekannya dan tidak menghargainya."Dia langsung ke lantai atas kalau tidak salah."Mendengar itu, Dokter Sue tidak jadi bertanya lebih lanjut.Namun, Sari yang mendengar salah seorang karyawan bicara tentang tujuan Awan pergi dibuat terkejut dan bertanya dengan nada khawatir, "Awan, bukannya magang dilantai atas yah?""Oh iya, astaga! Bagaimana kalau dia bertemu dengan kedua orang jahat itu?"Saat ini, mereka yang kebetulan sudah mengenal Awan sebagai salah satu mahasiswa magang disana mencemaskan nasib Awan. Itu karena mereka sadar, jika dua orang tamu yang datang hari itu sangat arogan dan mengabaikan semua peraturan yang ada. Hanya karena
Awan sedikit menyipitkan mata ke arah mereka, dengan dingin Ia berkata, "Siapa yang berani mencegahku masuk ke dalam ruanganku sendiri?"Mendengar itu, ke enam pengawal berwajah kasar tersebut tampak sedikit ragu. Mereka tidak menyangka akan bertemu dengan petinggi perusahaan secara langsung.Tapi, majikan mereka sudah memberi perintah untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke dalam ruangan, selama mereka belum keluar atau memberikan perintah lainnya.Kejadian itu sendiri, tidak lepas dari pegamatan parak eksekutif senior yang saat itu hanya berani menatap dari dalam ruangan mereka. Mereka takut untuk keluar dan melibatkan diri, karena mereka mengira ini adalah konflik kekuasaan dalam keluarga pemilik perusahaan. Sehingga tidak ada satupun yang berani ikut campur.Dikalangan para petinggi sendiri, bukan rahasia umum lagi jika bos besar mereka adalah keturunan seorang keturunan Sanjaya dan yang datang hari ini adalah keluarga utama Sanjaya, yaitu putra pert
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi