Selanjutnya, Awan memberi arahan dan masukan tentang beberapa rencana perusahaan kedepannya yang bersifat umum, lalu setelah itu Ia berkata pada Elena, "Oya, Bu Elena. Tolong sampaikan pada pak Hilman. Katakan pada beliau, jika ada waktu silahkan datang untuk menemui saya. Tapi, tolong jangan ada komunikasi tentang pertemuan ini lewat handphone atau media elektronik apapun. Saya ingin anda sendiri yang menyampaikannya secara langsung."
Perintah Awan terasa janggal bagi Elena, bukankah Awan seharusnya bisa saja menghubungi mantan atasannya itu lewat panggilan telepon ataupun pesan pribadi. Tapi, ada kalanya dalam beberapa kasus tertentu, klien meminta pertemuan secara langsung, dikarenakan tidak ingin ada jejak digital apapun yang bisa membuat mereka dapat terlacak. Biasanya itu untuk kasus berat, seperti korupsi atau tindak ilegal. Atau bisa jadi ada sesuatu hal yang ingin dirasahasiakan oleh Awan dan membutuhkan tindakan hukum dan Ia tidak ingin ada pihak lain
Wajah-wajah tegang dan cemas berkumpul didepan ruang ICU, mereka semua sama-sama khawatir dengan kondisi Elektra yang masih belum sadar. Diantara mereka tampak Joe dan keluarganya, beberapa petinggi klan serta 3 dari 7 leader pasukan khusus Klan Atmaja, dimana Noura adalah salah satu dari tujuh pemimpin tim elit tersebut.Jika bukan karena aturan rumah sakit yang membatasi jumlah orang yang berada dalam area rumah sakit, bisa jadi seluruh rumah sakit akan penuh sesak saat ini. Jadi, kebanyakan mereka berjaga-jaga di luar bangunan rumah sakit. Setiap orang merasakan kemarahan dalam dada mereka, akibatnya kota Bandung hari ini menjadi mencekam. Satu pimpinan elit Klan diserang hari ini, membuat seluruh orang dalam klan tergerak untuk mencari dan membalas pelakunya.Joe sendiri sudah mengeluarkan perintah darurat untuk menemukan pelaku penyerang Elektra, perperangan bisa pecah setiap saat. Bahkan pihak keamanan negeri ini sekalipun tidak bisa berbuat banyak, ketika
Noura sudah dipindahkan kedalam ruang rawat saat Awan sampai dirumah sakit milik Klan Atmaja tersebut. Bau debu jalanan masih menyengat dari tubuhnya dan tanpa beristirahat sedikitpun, Ia langsung menuju ruang tempat kakaknya dirawat. Tidak sulit untuk mengetahuinya, salah seorang anggota klan yang melihatnya datang petang itu langsung membawanya ke ruang rawat Noura. Didepan ruangan sudah ada Devi dan Neo yang sedang berjaga, melihat kedatangan Awan keduanya langsung menghampiri dan menginformasikan apa yang sedang terjadi. Namun, baik Devi maupun Neo, sama-sama tidak tahu siapa penyerang Noura a.k.a Elektra. Awan bisa memakluminya, kalau penyerangnya adalah orang biasa yang bisa begitu saja ditebak identitasnya, jelas mereka tidak akan mampu mengalahkan kakak sepupunya itu. Satu alasan kenapa penyerang Noura menjadi misterius adalah karena mereka pasti berasal dari kelompok yang sangat kuat. "Didalam ada Om Joe, tante Rini dan Luna." Kata Devi
"Kamu tahu sendiri, kakakmu itu lebih suka tinggal di Apartemennya. Jadi, kami tidak tahu pasti siapa yang ditemuinya sehari sebelumnya.""Meski begitu, Ia tidak pernah melewatkan seharipun untuk mengubungi kami, paling tidak adiknya untuk sekedar menanyakan kabarnya.""Tapi, dua hari ini Noura tidak memberi kabar sekalipun. Semalam dia mengirim sebuah pesan WA pada bibi, isinya kami tidak usah mencarinya karena dia akan kembali. Bibi sedikit lega karena dia sudah memberi kabar, namun siapa yang menyangka jika Noura akan mengalami nasib seperti ini." Terang Rini sambil terisak, Ia menyodorkan hpnya pada Awan dan memperlihatkan pesan WA dari Noura."Selama dua hari tidak ada kabar, apa paman Joe tidak mencari kak Noura?" Meski terkesan menyudutkan, namun Awan hanya ingin mengetahui gambaran utuh tentang menghilangnya Noura.Saat ini yang paling dibutuhkan adalah ketenangan, agar mereka bisa mengambil kesimpulan yang jelas sebelum memutuskan tindakan apa ya
Joe sendiri tidak tahu apa yang hendak dilakukan oleh Awan, tapi jelas kalau ponakan mereka itu sangat tahu apa yang sedang dilakukannya. Karena itu Ia tidak berniat menganggunya dan membiarkan Awan berkonsentrasi melakukan apa yang hendak dilakukannya."Mas?" Panggil Rini menatap Joe tidak mengerti.Joe hanya membalas dengan sedikit anggukan kecil dan memberi kode untuk tidak menganggu Awan saat ini. Ia pun membawa Rini agak menjauh dan kembali duduk di sofa, dimana Luna sendiri sudah terlihat ketiduran karena kelelahan setelah seharian tidak istirahat karena mencemaskan keadaan kakaknya.Dengan adanya Awan, seluruh keluarganya sudah lengkap disana. Itu membuat Luna sedikit tenang, sehingga Ia bisa beristirahat seperti sekarang. Meski kondisi Noura masih belum stabil, tapi Ia percaya, dengan berkumpulnya semua keluarganya disana, maka keadaan kakaknya itu akan menjadi lebih baik dan Ayah serta juga Kakak Awannya pasti bisa membalas orang-orang yang telah menyak
... Keesokan harinya, Calista mengajar disebelah kelas Awan. Meski Ia sudah berusaha semaksimal mungkin mencurahkan fokusnya untuk mengajar dikelas, tapi tetap saja bayangan tentang ciuman itu masih saja menghantui pikirannya. Tidak peduli seberapa keras Calista coba melupakannya. Saat Ia keluar, Ia sempat mengintip kekelas Awan. Ternyata Awan juga tidak ada di kelasnya hari ini. Sudah dua hari Awan tidak datang ke kampus, Calista mau tidak mau bertanya-tanya, 'Ada apa dengan Awan? Kenapa dia tidak masuk lagi hari ini?' Sempat terpikirkan olehnya, apa Awan merasa bersalah karena telah menciumnya? Sehingga Ia tidak masuk ke kampus selama dua hari terakhir? Saat Ia kembali ke dalam ruangannya, Calista mengambil hpnya dan terlihat ragu untuk mengirimi Awan pesan. Namun rasa pedulinya mengalahkan rasa marahnya saat ini, Calista mengirim sebuah pesan pendek, "Kamu dimana? Kenapa tidak masuk kuliah?" Calista diam sejenak, Ia tampak seperti g
Meski hanya sekedar perform untuk persiapan mega konser yang akan diselenggarakan dua hari kedepan, namun Hanna tetap tampil maksimal dan itu membuatnya terlihat begitu totalitas. Kehadiran Hanna sendiri dalam latihan ini memberi warna tersendiri, Ia tampak begitu bersinar diantara para penyanyi lainnya.Siapa yang tidak bersemangat ketika mereka bisa perform bareng sang Diva yang sedang naik daun itu, banyak para penyanyi tanah air yang mendambakan bisa tampil bareng dengan Hanna. Sekarang kesempatan itu terbuka lebar dan itu membuat setiap orang berusaha untuk mengeluarkan kemampuan terbaik mereka, agar penampilan mereka tidak malu-maluin sebagai tandem sang diva nanti.Hanna sendiri, meski berstatus sebagai Diva. Namun dia terlihat begitu humbel dan rendah hati. Ia bisa membaur dengan para penyanyi lainnya, meski kebanyakan dari para penyanyi tersebut adalah pendatang baru dalam dunia hiburan. Sikap low profile Hanna, membuat setiap orang terlihat beg
"Kak, tungguu.. Jangan cepat-cepat jalannya, capek tauu." Ujar Hanna sambil menyusul langkah Rachel."Loh, kakak kira kamu gak ada capeknya? Masih terlihat bersemangat gitu.""Yee, emang aku manusia super apa? Latihan seharian, yah pasti capek lah. Aku tuh bersemangatnya, karena ini demi Kak Awan." Ucapnya dengan wajah tersipu. Rasanya Hanna sudah tidak sabar memotong dua hari dan langsung loncat ke hari konsernya dan bertemu Awan nanti."Kakak sudah memberi tiket yang kutitipkan sebelumnya pada Kak Awan kan?" Tanya Hanna memastikan."Sudah.""Kak Awannya juga sudah memastikan bisa datang kan?""Iya, sudah.""Kak Awan tau kalau itu konsernya Aku kan?""Iya, dek. Sudaahh.." Jawab Rachel greget.Hanna kalau sudah membahas Awan pasti tidak akan ada habisnya, 'apa Ia segitu cintanya sama Awan ya?' Pikir Rachel tidak mengerti.Rahcel hanya bisa geleng-geleng melihat harapan besar adiknya tersebut terhadap Awan.
Saat Awan masih menunggu Noura, Devi masuk ke dalam ruangan. Setelah menyapa bibinya dan yang lainnya, Devi berjalan ke arah Awan.Devi berbicara pelan untuk melaporkan sesuatu pada Awan, "Kami sudah menemukan tempat persembunyian mereka."Mendengar itu, mata Awan tampak menyala. Selama dua hari terakhir Ia telah memerintahkan seluruh orang dalam klannya untuk mencari tempat persembunyian orang-orang yang menyerang Noura, akhirnya usaha mereka membuahkan hasilnya.Saat Awan berhasil masuk ke dalam alam bawah sadar Noura, Ia berhasil mengidentifikasi musuh yang telah menyerang Noura. Dia adalah Meilin, bagian dari keluarga Atmaja dan juga adiknya Zidan.Saat melihatnya pertama kali dalam alam bawah sadar Noura, Ia melihat Meilin berada disana. Tapi bukan dia yang melumpuhkan kakaknya, melainkan beberapa orang anak buahnya.Meilin sendiri justru terlihat sangat menikmati ketika Noura dihajar oleh anak buahnya. Tidak terlihat ada kesedihan