Share

Pu_kulan Telak

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-03 13:58:57

PoV Raffa

"Bapak bisa saja menuntutmu karena sudah mengambil sampel pada bayi itu tanpa sepengetahuan ibu kandungnya!"

Apa ini? Mantan Bapak mertua mengancamku? Dia pikir aku akan gentar, kembali luluh dan menerima Yulia serta bayinya. Tidak akan.

"Silakan, Pak. Saya tidak takut, sedikitpun." Tetap kusunggingkan senyuman ramah kepadanya, agar jantungnya tidak terlalu syok dengan sikapku. Bahaya juga, jika dia sampai anfal gara-gara aku. Karena nantinya, aku juga yang repot.

Lagi pula, hari sudah malam dan aku tidak boleh memancing keributan. Malu jika sampai tetangga menonton kami seperti sinetron.

"Berani sekali sekarang kamu, ya! Ke mana rasa hormatmu yang dulu? Dia, yang sudah membuatmu tak lagi menghargai Bapak?" tanya Pak Sujita, menunjuk ke arah Embun.

Tentu saja ucapannya membuatku tersulut emosi. Kukepalkan tangan seraya mengeraskan rahang pertanda amarahku sudah terpancing.

Embun memegang jari kelingkingku, lalu menggenggamnya dengan erat hingga aku menoleh pada wajah teduh n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kedatangan Warga Sekitar

    PoV RaffaSiapa yang datang malam-malam, pikirku. Meski sempat berpikir ke arah lain, namun segera kutepis karena mungkin saja mereka sudah terlelap di buai mimpi."Buka, Pak!" teriak seorang wanita lagi dari luar rumah. Namun suaranya kali ini terdengar lain dengan yang barusan mengucap salam."Ah, Bapak, sih! Lihat, tuh!" tunjuk Satya terlihat marah. Gegas ia melangkah ke depan dan membukakan pintu.Rasa penasaran membawaku mendekat ke arah depan, ingin melihat siapa yang datang di waktu tidur seperti ini."Kalian ini, bisa tidak mulutnya dijaga supaya tidak membuat pengang telinga kami?" tegur seorang ibu bertubuh tambun di depan pintu. Aku semakin tertarik untuk menguping, ingin tahu apa yang akan Satya katakan pada mereka. Namun tiba-tiba saja Pak Sujita melintas melewatiku untuk menghampiri tiga orang wanita di depan sana."Maaf, ya, Ibu-ibu jika suara Bapak sudah mengganggu istorahat Ibu-ibu semua." Satya menangkup kedua tangannya di depan dada, meminta untuk dimaafkan."Ada a

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   The Power off Emak-emak

    "Aku takut mereka mendengar suaraku dan semakin menudingmu berselingkuh denganku, Mas." Wanita manis itu berbisik, seolah ia tak ingin Ibu-ibu di depan sana akan mencemoohnya."Kamu tenang saja. Aku akan buktikan bahwa, kita tidak pernah selingkuh. Sepertinya warga sini belum tau jika aku sudah bercerai dengan Yulia.""Mas! Aku tidak rela bercerai denganmu!" tukas Yulia, menyambar ucapanku pada Embun. Malas aku menjawab wanita gi_la itu.Kudekap bahu Embun dan membawanya keluar ke hadapan para Ibu yang sepertinya sudah semakin ramai. Benar saja, jumlah mereka kini bertambah menjadi sekitar enam atau tujuh orang.Pak Sujita dan Satya masuk ke dalam hendak membantu Nurul yang sudah tak sanggup menahan kakaknya."Kita pulang, ya. Urusanku di sini sudah selesai," ucapku pada Embun."Tapi, Mas. Sepertinya Yulia butuh tenaga medis," kata Embun yang mendengar teriak kesakitan dari Yulia"Itu urusan mereka," kataku, tidak tertarik untuk melihat kondisinya. Bagiku kini, keselamatan Embun jauh

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Dilema Melanda Jiwa

    PoV RaffaSepasang mata indah dengan bulu mata lentik terus menyoroti wajahku hingga aku kian terpikat oleh pesonanya. Ia menajam, seolah tak sabar menuntut jawab. Kami memang tidak pernah memiliki kesepakatan untuk menikah. Ide itu tiba-tiba saja muncul di kepalaku. Ya, bisa dibilang, aku hanya memanas-manasi keluarga Yulia.Bahkan panggilan sayang pada Embun saat di rumah Yulia tadi, betul-betul di luar rencanaku, apalagi Embun.Namun jika bicara soal rasa, jujur aku pernah memilikinya dan sekarang agaknya rasa itu telah kembali tumbuh, seiring berjalannya waktu kebersamaan kami dalam beberapa waktu ini.Tapi ... apa tidak terlalu cepat?"Kita pulang sekarang, ya." Embun melepaskan kedua tanganku dari pipinya.Dapat kulihat raut kekecewaan di wajah jelita itu. Aku tahu, dia berharap lebih padaku dan aku baru saja memberikan sebuah harapan semu.Siang itu Embun sudah berkata jujur padaku tentang perasaannya. Aku pun membalas dengan hal yang sama. Tapi ... kami memang belum memiliki k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Mimpi Buruk atau Manis

    Tanpa terasa, aku sudah sampai di sebuah komplek perumahan yang baru satu tahun ini Embun huni. Aku tidak tahu alamat pastinya, hanya nama perumahannya saja.Kulirik gadis manis itu yang kini tengah benar-benar terlelap. Kasihan juga jika harus kubangunkan. Hari ini pasti menjadi hari yang paling melelahkan baginya.Kuingat kembali ketika vas bunga yang Pak Sujira lempar, melayang nyaris mengenai kepalanya. Itu adalah pertama kalinya kami sedekat itu. Aku refleks menjaganya dengan cara menunduk di atas kepalanya yang juga kubungkukkan.Malam ini, kami bisa sedekat ini karena aku memaksanya ikut ke kampung halaman Yulia.Ah, iya, jam berapa ini? batinku, melirik lagi benda bundar yang melingkar di tangan kiriku. Sudah jam 02.30 dan tak terasa, sudah setengah jam kami di dalam mobil yang berhenti di depan gang komplek perumahah Embun.Ingin kubangunkan dirinya, tetapi tidak tega. Kasihan juga melihatnya terlelap sambil duduk dan tanpa selimut.Akhirnya, kuregangkan punggung jok yang Emb

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Siapa Wanita yang Akan Raffa Lamar?

    PoV AuthorTaburan kelopak bunga warna-warni berterbangan menjatuhi seorang gadis bergaun warna putih tulang, yang di samping kiri dan kanannya berjalan dua orang keluarga mendampingi.Kaki jenjang berheels 7 senti yang tertutup gaun lebar itu melangkah dengan anggun di atas karpet merah, menuju seorang pria yang sudah menunggu di atas panggung mini dengan hiasan bunga mawar putih.Pria berjas putih tulang itu tersenyum kagum ke arah gadis yang kini berada di hadapannya. Senyuman manis dari sang gadis pun terpatri indah, di bawah balutan hijab warna senada dengan gaunnya.Hampir satu bulan pria itu menimbang pikir segala macam rasa, asa dan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Hampir satu bulan hatinya terombang-ambing oleh kebimbangan. Dan pada akhirnya, malam yang indah bertabur bintang ini pun sedetik lagi akan segera terlaksana dengan sakralnya.*flashback*Sepanjang hari hanya Embun yang ada di pikiran Raffa. Sedetik memikirkan Yulia, berjam-jam memikirkan Embun. Hingga pria

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Lamarkan Seorang Gadis untukku

    "Terima kasih, Bu. Kalau begitu, besok lamarkan gadis pujaanku, ya, Bu." Raffa menatap penuh harap pada ibunya."Besok?" ulang sang ibu yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Raffa."Memang siapa wanita itu, Nak? Mengapa kamu menyebutnya gadis?" selidik sang ibu."Memangnya Ibu pikir, wanita itu seorang janda?" balas Raffa dengan balik bertanya."Ya ... sempat berpikir ke arah sana, karena anak ibu ini sudah bukan duda muda," bisik Bu Ajeng yang langsung mengundang tawa sang anak."Duda matang, ya, Bu!" Raffa tak henti-hentinya tergelak."Tapi, serius wanita itu masih gadis?""Iya, Ibu ... dia cantik, berhijab dan suka bercocok tanam seperti Ibu."Wajah Bu Ajeng semakin memancarkan kebahagiaan, tatkala bayangannya teralih pada seorang gadis yang amat diidamkan menjadi menantunya."Apa wanita yang kamu maksud adalah Khayra?" tanya Bu Ajeng, tak sabar menunggu jawaban sang anak.Raffa justeru mengerutkan kening. "Khayra?" ulangnya penuh tanya."Iya. Dia masih gadis, bukan? Berhi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Khayra Gadis Baik, Nak

    "Khayra gadis baik, Nak.""Tapi Raffa tidak mencintainya, Bu. Raffa sudah menganggapnya seperti adik sendiri," jawab Raffa.Kalimat yang terlontar dari bibir Raffa terus berteriak di telinga gadis bernama Khayra itu. Ia yang semula diminta oleh ayahnya untuk membeli martabak di perempatan, tak sengaja melihat mobil Raffa terparkir di halaman rumah Bu Ajeng. Khayra ingin menyapa, sekalian melihatasi depan rumah Bu Ajeng, sebab pintu rumah itu pun terbuka lebar.Bibirnya sudah terbuka hendak mengucap salam, namun seketika terdiam atas ucapan Raffa yang ia dengar dengan sangat jelas.Hingga subuh, dirinya tak dapat memejamkan mata sebab merasakan pedih yang memejara rasa cintanya dalam kekecewaan. Gadis itu memaksa bangun dari tempat tidurnya, sebab ia harus membantu anak-anak asuh ayahnya untuk menyiapkan sajadah di masjid.Setiap lepas isya, sajadah panjang di masjid itu selalu digulung oleh anak-anak panti yang sudah beranjak remaja. Dan mereka akan membukanya lagi menjelang subuh. Ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sakral

    Pria itu pun melangkah pulang membawa rasa penasaran bercampur rasa bersalah. Ia semakin yakin bahwa Khayra mendengar ucapannya.Seketika obrolan semalam dengan sang ibu kembali berputar."Apa alasanmu tidak bisa mencintai Khayra?" tanya Bu Ajeng."Karena memang tidak ada alasan untuk mencintainya, Bu. Raffa sudah menganggapnya sebagai adik. Lagi pula, dia masih muda. Harapan dan masa depannya masih sangat panjang. Khayra bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dari Raffa, Bu.""Tapi bagaimana jika di mencintaimu?" tanya sang ibu lagi."Raffa yakin, cintanya hanya sebatas seorang adik pada kakaknya. Gak akan lebih. Raffa mohon, ibu mengerti perasaan Raffa.""Khayra masih muda, banyak kemungkinan untuk memberikan banyak cucu.""Anak itu titipan, Bu. Muda atau pun tua, jika Allah sudah berkehendak maka akan diberi.""Mana bisa wanita setua Embun untuk hamil? Paling bisa pun hanya satu kali, Raf.""Ya Allah, Ibu. Dosa jika kita mendahului takdir. Gak baik bicara seperti itu. Sama

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10

Bab terbaru

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bab Ending (Selesai)

    PoV AuthorDengan gagah Raffa keluar dari ruang persidangan. Senyum kepuasan tersirat di wajahnya yang kali ini mengenakan kacamata hitam. Setelan jas warna hitam dengan celana senada, membuatnya terlihat sangat elegan dan misterius.Hasil putusan sidang benar-benar telah memberinya kepuasan. Jeremy mendapatkan hukuman lebih dari delapan belas tahun, karena terjerat pasal berlapis. Kekerasan hingga percobaan pem_bu_nuhan, penggunakan obat-obatan keras dan telah membuka tempat haram berkedok gym."Terima kasih banyak, Pak Endri. Sudah ke sekian kalinya Bapak membantu saya dalam proses hukum yang terpaksa saya ambil. Kalau bukan Bapak yang menjadi pengacara saya, entahlah.""Kembali kasih, Pak. Tapi saya yakin, siapa pun itu, jika Pak Raffa kliennya sudah pasti menang. Bapak tidak bersalah dan terbilang cerdik dalam mengumpulkan bukti. Juga tidak mudah terperangkap oleh lawan," puji Pak Endri pada pria di hadapannya."Ya, berdasarkan pengalaman mungkin ya, Pak." Raffa terkekeh di akhir

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Cyra Sakit Apa?

    PoV RaffaMalam ini, di rumah sakit kembali kami berada. Sore tadi, saat tengah menemani Embun memilih tas, sambil menunggu jam tayang film yang kami tonton, tiba-tiba saja ponselku berdering."Pak, maaf, ini Cyra badannya panas banget." Suara Bi Murni di ujung telepon, sontak saja membuyarkan konsentrasiku. Kutatap Embun yang tengah memandangku penuh khawatir."Ya Allah ... oke, Bi, saya segera pulang." Tanpa memberitahu Embun lebih dulu, kuputuskan untuk membatalkan acara nonton film."Ada apa, Yah?" tanya Embun tak sabar, ketika kumatikan panggilan."Cyra sakit, Sayang. Badannya panas," jelasku."Ya Allah! Ayo, Mas, kita pulang sekarang." Embun menarik jemariku, melupakan hasratnya untuk membeli tas.Kami berjalan cepat keluar dari mal, sore tadi. Melupakan tiket menonton yang sudah terlanjur dibeli, serta meninggalkan mobil yang belum selesai dipoles di bengkel.Sepanjang perjalanan, Embun sangat gelisah. Sesekali ia mengusap ujung netranya dengan tisyu, seperti tengah merasakan p

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bioskop

    PoV Author"Saya minta maaf, Pak atas kejadian ini. Anak saya baru belajar nyetir," ucap seorang wanita berusia kisaran 60 tahun. Sementara anaknya yang menabrak adalah seorang gadis muda berpakaian seksi."Ndin, minta maaf!" suruh sang Ibu yang dandanannya tak kalah mentereng.Embun dan Raffa yang sejak tadi diam di depan mobil mereka, tampak risih melihat kedua wanita beda usia yang terlihat kurang senonoh."Ma-maaf, Mas, aku gak sengaja," ucap gadis bertubuh tinggi itu, sedikit terbata-bata."Ya, sudah, gak pa-pa. Lain kali hati-hati," pesan Raffa, sambil berjalan ke arah belakang mobilnya untuk mengecek kerusakan yang terjadi."Nanti kami ganti rugi atas kerusakannya, Pak." Ibu dari wanita itu menyusul dan menawarkan ganti rugi.Ada yang terasa tak enak didengar oleh Embun. Ibu dari gadis itu sudah berumur, tetapi memanggil Bapak pada suaminya. Sementara gadis itu, justeru memanggil suaminya dengan sebutan Mas."Ya ... sepertinya memang harus begitu. Tergores cukup dalam bamper mo

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Amanah di Usia yang Sudah Tak Muda lagi

    "Bunda gak sakit, Yah." Bibir manis istriku justeru melengkungkan senyuman."Mak-maksudnya?" Aku sedikit heran. Jelas-jelas ia sakit sejak tiga hari lalu, bahkan kini sampai tak sadarkan diri dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mengapa raut wajahnya justeru menampakkan kebahagiaan?"Dareen mau punya adik. Seperti yang Ayah mau, tambah anak biar tambah ramai dan tambah rezeki. Baju-baju hamil aku juga akan terpakai lagi," kekeh Embun, sedikit menggodaku.Allah ... benarkah apa yang barusan kudengar? Embun, istriku tengah mengandung untuk yang ke tiga kalinya, di usianya yang sudah tak muda lagi. Aku sangat bahagia, akan tetapi, ada rasa takut yang menggelayut perlahan. Usianya sudah bukan usia yang pantas untuk melahirkan. Apakah Embun-ku masih mampu melahirkan anak kami? Buah cinta kami yang ke sekian."Bunda serius?" tanyaku, untuk memastikan.Embun-ku mengangguk dengan wajah teduh nun manisnya. Layaknya tetesan embun pagi yang senantiasa memberikan kesejukan, senyumannya terus te

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Ternyata Jeremy ...

    Aku terkejut bukan main. Dalam persidangan, Jeremy mengaku telah mengenal Yulia sejak lama. Ia juga mengaku sudah mengenal Evano. Kedua pasangan selingkuh yang kini telah sama-sama meninggal itu, rupanya sudah menyisakan luka di hati Jeremy."Jika saja saat itu kamu hanya melepaskan Yulia tanpa membu_nuhnya, aku tidak akan segi_la ini ingin menghabisimu!""Apa? Yulia? Membu_nuh? Aku tidak membu_nuh siapa pun. Baik Yulia maupun Evano, sama meninggal karena ulah mereka sendiri.""Ya! Yulia ma_ti karena tergi_la ingin bertahan denganmu!""Dia kecelakaan, karena berusaha mengambil alih kendaraan dalam kondisi yang lemah, Jeremy. Kamu tahu apa soal Yulia?" selidikku saat persidangan itu."Aku tau semua tentang dia. Aku tau betapa besar lukanya karena mencintaimu. Aku tau seberapa hancur Yulia saat kau tinggalkan! Kamu terlalu naif, Baji_ngan!""Mengapa aku yang disalahkan? Mereka telah selingkuh sampai Yulia yang kala itu masih sah menjadi istriku hamil oleh selingkuhannya."Kemarin, amara

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sejenak Melepas Penat

    Pagi yang begitu cerah, menampakkan semburat jingganya di sela jendela kamar kami. Kubuka selimut berwarna ungu, yang mana sudah tak menampakkan keberadaan wanita tercantik yang selalu tidur di sisiku.Pastilah wanita cantik berwajah teduh itu sudah sibuk mengurus rumah, sebelum anak-anak kami terbangun. Padahal, adzan subuh saja belum berkumandang.Hari ini adalah minggu, yang artinya aku tidak pergi ke kantor. Akan kumanfaatkan hari libur ini untuk membantu meringankan tugas istriku. Salah. Semua tugas rumah adalah tugasku, namun Embun memilih berbakti padaku dan mengurusnya sebagai sebuah ungkapan kasihnya."Sayang ..." Kupanggil wanita berambut hitam sepunggung itu, di balik dinding sekat ruang makan dan dapur."Eh, Yah. Sudah bangun?" tanyanya dengan lembut. Tentu saja wanitaku tak ingin suara kami mengganggu tidur yang lainnya."Udah, dong!" Kulingkarkan tangan di perutnya, menyandarkan dagu di bahunya yang sudah menguarkan wangi sabun dan shampo."Bunda sudah mandi?" selidikku

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Terduga Pelaku

    Di kantor polisi, Raffa menyerahkan dua orang pelaku pemu_kulan terhadap dirinya. Keduanya tak menggunakan penutup wajah, sehingga dengan jelas Raffa dan pihak berwajib mengenali pelaku itu.Saat di jalan tadi, beruntung ada petugas keamanan komplek yang sedang berkeliling. Mereka melihat Raffa tengah diserang oleh dua orang pria muda yang membawa sen_jata ta_jam.Raffa dibantu oleh tiga orang petugas keamanan komplek untuk meringkus dua pemuda itu dan membawanya ke kantor polisi."Siapa nama kalian?" tanya Pak Polisi yang menginterograsi pelaku itu."Dindin, Pak," jawab salah satunya, memang tak menyebutkan nama aslinya."Saya Bimo, Pak," kata pemuda lainnya, pun sengaja menyebutkan nama yang digunakan dalam gengnya."Kalian mau mengambil apa dari Bapak Raffa ini?""U--uang, Pak. Apa saja yang bisa diuangkan," kata Dindin setengah terbata."Bohong! Saya yakin, ada orang lain yang mengendalikan kalian. Cepat, katakan!" sentak Raffa tak sabar.Bimo dan Dindin menggeleng dengan cepat. K

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kamu Nakal, Sih!

    PoV Author"Ya Allah, Yah, ini kenapa?" tanya Embun dengan mata berkaca."Gak pa-pa, Sayang. Luka kecil," balas Raffa, menoleh pada sumber suara di mana sang istri sudah berdiri di belakangnya."Sini aku bantu," pinta Embun, merebut plester untuk merekatkan perban."Ayah bisa, kok, Bun. Kamu sudah makan?" tanya Raffa, mendongak ke wajah sang istri yang hanya berjarak beberapa senti saja dari dahinya.Embun menggeleng. Jangankan ingat makan, hati dan perasaannya sudah tak tenang sejak siang."Habis ini kita makan sama-sama. Anak-anak sudah tidur?""Sudah." Embun yang masih dipenuhi akan tanya, masih malas untuk berkata banyak. Namun ia tak dapat menutupi rasa khawatirnya setelah melihat suaminya terluka."Maaf, ya, Ayah pulang telat." Tangan Raffa beralih ke puncak kepala sang istri yang tak tertutup hijab, kemudian mendekat hendak menciumnya.Embun menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari dada sang suami. "Jelaskan, ada apa?" pintanya dengan tatapan tak mengenakan bagi Raffa."Oke. Ta

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Luka di Dadanya

    PoV Embun"Siapa Diana, Yah?" tanyaku, segera mengurai pelukan dan menatap sepasang bola matanya dalam. Dada ini terasa bergetar, takut sekali menjadi Mas Raffa di beberapa tahun lalu.Lelakiku meraih ponselnya, lalu membuka chat yang masuk dari kontak bernama Diana itu. Ia tak segera menjawab ucapanku, malah buru-buru membalas chat itu."Siapa?" ulangku, merampas ponsel di tangannya dan menjauhkan dari jangkauannya."Ya ampun, Bunda. Bukan siapa-siapa. Coba dibaca isi chatnya," suruh Mas Raffa, seperti tidak terjadi apa-apa. Ah, ya, mungkin memang hanya ketakutanku saja yang berlebihan.[Bos, besok si Jeje minta diramein lagi gymnya. Sehari lagi saja, buat mancing pengunjung.] Aku membacanya dengan sangat hati-hati. Sekilas memang tidak ada yang aneh. Hanya saja, mengapa nama pengirimnya nama perempuan?"Diana ini teman kamu? Ikut nge-gym juga?" cecarku."Lihat saja profil kontak itu." Mas Raffa bukannya menjawab, malah memintaku memeriksa detail profil kontak bernama Diana ini."Nam

DMCA.com Protection Status