Beranda / Rumah Tangga / GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA / Siapa Wanita yang Akan Raffa Lamar?

Share

Siapa Wanita yang Akan Raffa Lamar?

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-08 14:10:22

PoV Author

Taburan kelopak bunga warna-warni berterbangan menjatuhi seorang gadis bergaun warna putih tulang, yang di samping kiri dan kanannya berjalan dua orang keluarga mendampingi.

Kaki jenjang berheels 7 senti yang tertutup gaun lebar itu melangkah dengan anggun di atas karpet merah, menuju seorang pria yang sudah menunggu di atas panggung mini dengan hiasan bunga mawar putih.

Pria berjas putih tulang itu tersenyum kagum ke arah gadis yang kini berada di hadapannya. Senyuman manis dari sang gadis pun terpatri indah, di bawah balutan hijab warna senada dengan gaunnya.

Hampir satu bulan pria itu menimbang pikir segala macam rasa, asa dan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Hampir satu bulan hatinya terombang-ambing oleh kebimbangan. Dan pada akhirnya, malam yang indah bertabur bintang ini pun sedetik lagi akan segera terlaksana dengan sakralnya.

*flashback*

Sepanjang hari hanya Embun yang ada di pikiran Raffa. Sedetik memikirkan Yulia, berjam-jam memikirkan Embun. Hingga pria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Lamarkan Seorang Gadis untukku

    "Terima kasih, Bu. Kalau begitu, besok lamarkan gadis pujaanku, ya, Bu." Raffa menatap penuh harap pada ibunya."Besok?" ulang sang ibu yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Raffa."Memang siapa wanita itu, Nak? Mengapa kamu menyebutnya gadis?" selidik sang ibu."Memangnya Ibu pikir, wanita itu seorang janda?" balas Raffa dengan balik bertanya."Ya ... sempat berpikir ke arah sana, karena anak ibu ini sudah bukan duda muda," bisik Bu Ajeng yang langsung mengundang tawa sang anak."Duda matang, ya, Bu!" Raffa tak henti-hentinya tergelak."Tapi, serius wanita itu masih gadis?""Iya, Ibu ... dia cantik, berhijab dan suka bercocok tanam seperti Ibu."Wajah Bu Ajeng semakin memancarkan kebahagiaan, tatkala bayangannya teralih pada seorang gadis yang amat diidamkan menjadi menantunya."Apa wanita yang kamu maksud adalah Khayra?" tanya Bu Ajeng, tak sabar menunggu jawaban sang anak.Raffa justeru mengerutkan kening. "Khayra?" ulangnya penuh tanya."Iya. Dia masih gadis, bukan? Berhi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Khayra Gadis Baik, Nak

    "Khayra gadis baik, Nak.""Tapi Raffa tidak mencintainya, Bu. Raffa sudah menganggapnya seperti adik sendiri," jawab Raffa.Kalimat yang terlontar dari bibir Raffa terus berteriak di telinga gadis bernama Khayra itu. Ia yang semula diminta oleh ayahnya untuk membeli martabak di perempatan, tak sengaja melihat mobil Raffa terparkir di halaman rumah Bu Ajeng. Khayra ingin menyapa, sekalian melihatasi depan rumah Bu Ajeng, sebab pintu rumah itu pun terbuka lebar.Bibirnya sudah terbuka hendak mengucap salam, namun seketika terdiam atas ucapan Raffa yang ia dengar dengan sangat jelas.Hingga subuh, dirinya tak dapat memejamkan mata sebab merasakan pedih yang memejara rasa cintanya dalam kekecewaan. Gadis itu memaksa bangun dari tempat tidurnya, sebab ia harus membantu anak-anak asuh ayahnya untuk menyiapkan sajadah di masjid.Setiap lepas isya, sajadah panjang di masjid itu selalu digulung oleh anak-anak panti yang sudah beranjak remaja. Dan mereka akan membukanya lagi menjelang subuh. Ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sakral

    Pria itu pun melangkah pulang membawa rasa penasaran bercampur rasa bersalah. Ia semakin yakin bahwa Khayra mendengar ucapannya.Seketika obrolan semalam dengan sang ibu kembali berputar."Apa alasanmu tidak bisa mencintai Khayra?" tanya Bu Ajeng."Karena memang tidak ada alasan untuk mencintainya, Bu. Raffa sudah menganggapnya sebagai adik. Lagi pula, dia masih muda. Harapan dan masa depannya masih sangat panjang. Khayra bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dari Raffa, Bu.""Tapi bagaimana jika di mencintaimu?" tanya sang ibu lagi."Raffa yakin, cintanya hanya sebatas seorang adik pada kakaknya. Gak akan lebih. Raffa mohon, ibu mengerti perasaan Raffa.""Khayra masih muda, banyak kemungkinan untuk memberikan banyak cucu.""Anak itu titipan, Bu. Muda atau pun tua, jika Allah sudah berkehendak maka akan diberi.""Mana bisa wanita setua Embun untuk hamil? Paling bisa pun hanya satu kali, Raf.""Ya Allah, Ibu. Dosa jika kita mendahului takdir. Gak baik bicara seperti itu. Sama

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Tamu Tak Diundang

    "Tunggu! Kalian tidak bisa menikah," tahan seorang wanita seraya mendorong bayi laki-laki berusia dua bulan lebih, menggunakan kereta bayi. Wanita itu berdandan layaknya wanita sosialita.Semua tamu yang terdiri dari keluarga besar mempelai pengantin serta kerabat dan rekan kerja itu pun menoleh ke sumber suara. Banyak di antara mereka yang jelas mengenal wanita tersebut. Beberapa di antaranya menatap iba pada wanita yang wajahnya saat ini terlihat lebih kusam. Namun tak jarang yang menatapnya tajam penuh jengah, seperti melihat seonggok sampah yang diangkat dari tempatnya.Raffa berdiri dari duduknya, menatap kesal pada beberapa orang yang diutusnya untuk menjaga keamanan acara sakral itu. Tak perlu berbicara, tatapannya sudah cukup mewakilkan bahwa ia kecewa pada keamanan acara tersebut."Maaf, Pak." Agus bergerak maju membawa beberapa orang rekannya untuk menahan langkah wanita itu yang tak lain adalah Yulia."Sampai acara ini selesai, jangan biarkan wanita ini masuk ke acaraku." D

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Malam Pertama

    "Embun," tegur Raffa, menyentuh lengan Embun yang masih sedikit berguncang karena keharuan."Eh, iya, Mas?""Berdo'a, Sayang." Raffa mengangkat kedua tangannya, menengadah pada Illahi, mengharapkan rahmat dan segala keridhoan dari Rabb-nya.Embun mengikutinya, turut mengaminkan setiap bait do'a yang penghulu rafalkan."Alhamdulillah ... selamat ya, Nak Raffa dan Nak Embun. Saya do'akan, semoga pernikahannya langgeng hingga tua nanti. Dan semoga, dari pernikahan ini akan melahirkan generasi yang saleh dan saleha, serta berpengaruh baik bagi bangsa kita," taka penghulu yang saat ini menyodorkan berkas pada keduanya untuk ditandatangani."Aamiin ya Allah ... terima kasih, Pak Penghulu." Raffa membalasnya dengan sangat sopan.Tiba saatnya Embun harus menyalami tangan suaminya, serta mencium punggung tangan itu secara takzim. Air matanya kembali mengalir ketika hidungnya menyentuh punggung tangan Raffa. Agak lama ia melakukan itu, menghayati sepenuh hati perubahan statusnya yang kini telah

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kehangatan Keluarga

    Pagi itu sebelum kumandang adzan subuh diperdengarkan, sepasang pengantin baru saling memadu cinta yang sejak lama terpisah. Saling mengaitkan rasa yang sempat terjeda.Kini tak ada lagi jarak di antara keduanya untuk menyatukan rindu yang terpendam bertahun lamanya. Belaian hangat tangan Embun, menyambut mesra sang suami hingga keduanya dibanjiri peluh seolah telah mencapai puncak tertinggi pendakian."Maaf," ucap Raffa, tersenyum canggung menatap wajah lelah Embun."Untuk apa?" Wanita yang telah dinikahinya semalam, justeru balik bertanya."Yang barusan," kata Raffa, sedikit gugup."He he ... sudah menjadi kewajibanku, bukan?" balas Embun setelah terkekeh manja."Iya. Bersih-bersihlah, sebentar lagi subuh." Raffa mendahulukan wanitanya untuk membersihkan diri. Kali ini dirinya tidak ke masjid, sebab keduanya semalaman menginap di hotel yang berada di samping restoran tempat mereka mengadakan acara pernikahan.Melihat Embun berjalan pelan menuju kamar mandi, Raffa segera memegangi ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kekacauan di Kantor Raffa

    "Baiklah. Ibu titip Raffa, ya, Nak. Perhatikan asupan makanannya, jangan sampai dia memakan kandungan yang dilarang dokter," pesan Bu Ajeng pada menantu barunya.Tentang penyakit yang diderita tanpa rasa oleh Raffa, sudah bukan rahasia lagi. Embun dan keluarganya pun sudah tahu. Raffa yang menyampaikannya ketika melamar Embun secara resmi, sebagai bahan pertimbangan untuk keluarga besar Embun. Dan ternyata, ayah dan keluarga Embun yang lainnya tidak berkeberatan dengan hal itu."Siap, Bu. Mulai sekarang, Embun yang akan mengatur pola dan porsi makan Mas Raffa, untuk kesehatannya. Ibu tenang saja," balas Embun, menimpa tangan sang mertua yang tengah mengelus lengannya."Ayah juga hati-hati, ya. Kabari kami jika sudah sampai." Kini Raffa berpesan pada ayah mertuanya. Ia sebetulnya teramat ingin merasakan memiliki ibu mertua, namun nasib berkata lain sehingga ia dipertemukan dengan jodohnya yang sudah tidak ber-ibu."Iya, Nak Raffa. Kalian yang akur. Saling asih, saling asuh. Jangan suka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kejutan

    "Selamat atas mobil baru yang kami berikan, sebagai hadiah atas pengabdianmu selama tiga belas tahun di perusahaan ini sekaligus kado pernikahan kalian berupa tiket liburan ke kota paris selama satu minggu."Raffa membelalakan mata ketika membaca isi dalam map tersebut. Embun pun turut melongok pada kertas putih berbalut map warna merah jambu itu, sebab tidak yakin dengan isinya."Ini?" Wajah Embun yang berada tak jauh dari wajah suaminya sontak menatap penuh tanya. Apa tidak salah? Kira-kira seperti itu tanya yang ada di hatinya.Raffa menoleh, mencari keberadaan bosnya yang tadi melewati seperti hendak keluar. Rupanya Mr. Arata sudah berdiri di belakangnya bersama karyawan dan jajaran direksi lainnya, tengah bersiap menyemprotkan crazy string spray ke arah pengantin baru itu."Yeeee! Selamat!" teriak semuanya bersorak gembira menikmati pesta kecil yang sengaja disiapkan oleh Mr. Arata."Ya Allah, Mas. Apa aku tidak sedang bermimpi?" tanya Embun dalam dekapan sang suami."Mas sendiri

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14

Bab terbaru

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bab Ending (Selesai)

    PoV AuthorDengan gagah Raffa keluar dari ruang persidangan. Senyum kepuasan tersirat di wajahnya yang kali ini mengenakan kacamata hitam. Setelan jas warna hitam dengan celana senada, membuatnya terlihat sangat elegan dan misterius.Hasil putusan sidang benar-benar telah memberinya kepuasan. Jeremy mendapatkan hukuman lebih dari delapan belas tahun, karena terjerat pasal berlapis. Kekerasan hingga percobaan pem_bu_nuhan, penggunakan obat-obatan keras dan telah membuka tempat haram berkedok gym."Terima kasih banyak, Pak Endri. Sudah ke sekian kalinya Bapak membantu saya dalam proses hukum yang terpaksa saya ambil. Kalau bukan Bapak yang menjadi pengacara saya, entahlah.""Kembali kasih, Pak. Tapi saya yakin, siapa pun itu, jika Pak Raffa kliennya sudah pasti menang. Bapak tidak bersalah dan terbilang cerdik dalam mengumpulkan bukti. Juga tidak mudah terperangkap oleh lawan," puji Pak Endri pada pria di hadapannya."Ya, berdasarkan pengalaman mungkin ya, Pak." Raffa terkekeh di akhir

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Cyra Sakit Apa?

    PoV RaffaMalam ini, di rumah sakit kembali kami berada. Sore tadi, saat tengah menemani Embun memilih tas, sambil menunggu jam tayang film yang kami tonton, tiba-tiba saja ponselku berdering."Pak, maaf, ini Cyra badannya panas banget." Suara Bi Murni di ujung telepon, sontak saja membuyarkan konsentrasiku. Kutatap Embun yang tengah memandangku penuh khawatir."Ya Allah ... oke, Bi, saya segera pulang." Tanpa memberitahu Embun lebih dulu, kuputuskan untuk membatalkan acara nonton film."Ada apa, Yah?" tanya Embun tak sabar, ketika kumatikan panggilan."Cyra sakit, Sayang. Badannya panas," jelasku."Ya Allah! Ayo, Mas, kita pulang sekarang." Embun menarik jemariku, melupakan hasratnya untuk membeli tas.Kami berjalan cepat keluar dari mal, sore tadi. Melupakan tiket menonton yang sudah terlanjur dibeli, serta meninggalkan mobil yang belum selesai dipoles di bengkel.Sepanjang perjalanan, Embun sangat gelisah. Sesekali ia mengusap ujung netranya dengan tisyu, seperti tengah merasakan p

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bioskop

    PoV Author"Saya minta maaf, Pak atas kejadian ini. Anak saya baru belajar nyetir," ucap seorang wanita berusia kisaran 60 tahun. Sementara anaknya yang menabrak adalah seorang gadis muda berpakaian seksi."Ndin, minta maaf!" suruh sang Ibu yang dandanannya tak kalah mentereng.Embun dan Raffa yang sejak tadi diam di depan mobil mereka, tampak risih melihat kedua wanita beda usia yang terlihat kurang senonoh."Ma-maaf, Mas, aku gak sengaja," ucap gadis bertubuh tinggi itu, sedikit terbata-bata."Ya, sudah, gak pa-pa. Lain kali hati-hati," pesan Raffa, sambil berjalan ke arah belakang mobilnya untuk mengecek kerusakan yang terjadi."Nanti kami ganti rugi atas kerusakannya, Pak." Ibu dari wanita itu menyusul dan menawarkan ganti rugi.Ada yang terasa tak enak didengar oleh Embun. Ibu dari gadis itu sudah berumur, tetapi memanggil Bapak pada suaminya. Sementara gadis itu, justeru memanggil suaminya dengan sebutan Mas."Ya ... sepertinya memang harus begitu. Tergores cukup dalam bamper mo

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Amanah di Usia yang Sudah Tak Muda lagi

    "Bunda gak sakit, Yah." Bibir manis istriku justeru melengkungkan senyuman."Mak-maksudnya?" Aku sedikit heran. Jelas-jelas ia sakit sejak tiga hari lalu, bahkan kini sampai tak sadarkan diri dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mengapa raut wajahnya justeru menampakkan kebahagiaan?"Dareen mau punya adik. Seperti yang Ayah mau, tambah anak biar tambah ramai dan tambah rezeki. Baju-baju hamil aku juga akan terpakai lagi," kekeh Embun, sedikit menggodaku.Allah ... benarkah apa yang barusan kudengar? Embun, istriku tengah mengandung untuk yang ke tiga kalinya, di usianya yang sudah tak muda lagi. Aku sangat bahagia, akan tetapi, ada rasa takut yang menggelayut perlahan. Usianya sudah bukan usia yang pantas untuk melahirkan. Apakah Embun-ku masih mampu melahirkan anak kami? Buah cinta kami yang ke sekian."Bunda serius?" tanyaku, untuk memastikan.Embun-ku mengangguk dengan wajah teduh nun manisnya. Layaknya tetesan embun pagi yang senantiasa memberikan kesejukan, senyumannya terus te

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Ternyata Jeremy ...

    Aku terkejut bukan main. Dalam persidangan, Jeremy mengaku telah mengenal Yulia sejak lama. Ia juga mengaku sudah mengenal Evano. Kedua pasangan selingkuh yang kini telah sama-sama meninggal itu, rupanya sudah menyisakan luka di hati Jeremy."Jika saja saat itu kamu hanya melepaskan Yulia tanpa membu_nuhnya, aku tidak akan segi_la ini ingin menghabisimu!""Apa? Yulia? Membu_nuh? Aku tidak membu_nuh siapa pun. Baik Yulia maupun Evano, sama meninggal karena ulah mereka sendiri.""Ya! Yulia ma_ti karena tergi_la ingin bertahan denganmu!""Dia kecelakaan, karena berusaha mengambil alih kendaraan dalam kondisi yang lemah, Jeremy. Kamu tahu apa soal Yulia?" selidikku saat persidangan itu."Aku tau semua tentang dia. Aku tau betapa besar lukanya karena mencintaimu. Aku tau seberapa hancur Yulia saat kau tinggalkan! Kamu terlalu naif, Baji_ngan!""Mengapa aku yang disalahkan? Mereka telah selingkuh sampai Yulia yang kala itu masih sah menjadi istriku hamil oleh selingkuhannya."Kemarin, amara

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sejenak Melepas Penat

    Pagi yang begitu cerah, menampakkan semburat jingganya di sela jendela kamar kami. Kubuka selimut berwarna ungu, yang mana sudah tak menampakkan keberadaan wanita tercantik yang selalu tidur di sisiku.Pastilah wanita cantik berwajah teduh itu sudah sibuk mengurus rumah, sebelum anak-anak kami terbangun. Padahal, adzan subuh saja belum berkumandang.Hari ini adalah minggu, yang artinya aku tidak pergi ke kantor. Akan kumanfaatkan hari libur ini untuk membantu meringankan tugas istriku. Salah. Semua tugas rumah adalah tugasku, namun Embun memilih berbakti padaku dan mengurusnya sebagai sebuah ungkapan kasihnya."Sayang ..." Kupanggil wanita berambut hitam sepunggung itu, di balik dinding sekat ruang makan dan dapur."Eh, Yah. Sudah bangun?" tanyanya dengan lembut. Tentu saja wanitaku tak ingin suara kami mengganggu tidur yang lainnya."Udah, dong!" Kulingkarkan tangan di perutnya, menyandarkan dagu di bahunya yang sudah menguarkan wangi sabun dan shampo."Bunda sudah mandi?" selidikku

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Terduga Pelaku

    Di kantor polisi, Raffa menyerahkan dua orang pelaku pemu_kulan terhadap dirinya. Keduanya tak menggunakan penutup wajah, sehingga dengan jelas Raffa dan pihak berwajib mengenali pelaku itu.Saat di jalan tadi, beruntung ada petugas keamanan komplek yang sedang berkeliling. Mereka melihat Raffa tengah diserang oleh dua orang pria muda yang membawa sen_jata ta_jam.Raffa dibantu oleh tiga orang petugas keamanan komplek untuk meringkus dua pemuda itu dan membawanya ke kantor polisi."Siapa nama kalian?" tanya Pak Polisi yang menginterograsi pelaku itu."Dindin, Pak," jawab salah satunya, memang tak menyebutkan nama aslinya."Saya Bimo, Pak," kata pemuda lainnya, pun sengaja menyebutkan nama yang digunakan dalam gengnya."Kalian mau mengambil apa dari Bapak Raffa ini?""U--uang, Pak. Apa saja yang bisa diuangkan," kata Dindin setengah terbata."Bohong! Saya yakin, ada orang lain yang mengendalikan kalian. Cepat, katakan!" sentak Raffa tak sabar.Bimo dan Dindin menggeleng dengan cepat. K

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kamu Nakal, Sih!

    PoV Author"Ya Allah, Yah, ini kenapa?" tanya Embun dengan mata berkaca."Gak pa-pa, Sayang. Luka kecil," balas Raffa, menoleh pada sumber suara di mana sang istri sudah berdiri di belakangnya."Sini aku bantu," pinta Embun, merebut plester untuk merekatkan perban."Ayah bisa, kok, Bun. Kamu sudah makan?" tanya Raffa, mendongak ke wajah sang istri yang hanya berjarak beberapa senti saja dari dahinya.Embun menggeleng. Jangankan ingat makan, hati dan perasaannya sudah tak tenang sejak siang."Habis ini kita makan sama-sama. Anak-anak sudah tidur?""Sudah." Embun yang masih dipenuhi akan tanya, masih malas untuk berkata banyak. Namun ia tak dapat menutupi rasa khawatirnya setelah melihat suaminya terluka."Maaf, ya, Ayah pulang telat." Tangan Raffa beralih ke puncak kepala sang istri yang tak tertutup hijab, kemudian mendekat hendak menciumnya.Embun menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari dada sang suami. "Jelaskan, ada apa?" pintanya dengan tatapan tak mengenakan bagi Raffa."Oke. Ta

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Luka di Dadanya

    PoV Embun"Siapa Diana, Yah?" tanyaku, segera mengurai pelukan dan menatap sepasang bola matanya dalam. Dada ini terasa bergetar, takut sekali menjadi Mas Raffa di beberapa tahun lalu.Lelakiku meraih ponselnya, lalu membuka chat yang masuk dari kontak bernama Diana itu. Ia tak segera menjawab ucapanku, malah buru-buru membalas chat itu."Siapa?" ulangku, merampas ponsel di tangannya dan menjauhkan dari jangkauannya."Ya ampun, Bunda. Bukan siapa-siapa. Coba dibaca isi chatnya," suruh Mas Raffa, seperti tidak terjadi apa-apa. Ah, ya, mungkin memang hanya ketakutanku saja yang berlebihan.[Bos, besok si Jeje minta diramein lagi gymnya. Sehari lagi saja, buat mancing pengunjung.] Aku membacanya dengan sangat hati-hati. Sekilas memang tidak ada yang aneh. Hanya saja, mengapa nama pengirimnya nama perempuan?"Diana ini teman kamu? Ikut nge-gym juga?" cecarku."Lihat saja profil kontak itu." Mas Raffa bukannya menjawab, malah memintaku memeriksa detail profil kontak bernama Diana ini."Nam

DMCA.com Protection Status