Share

Kelahiran Bayi Yulia

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-24 12:34:41

"Segera tangani, Bu Bidan. Kasihan, anak saya sepertinya mulai lemas menahan sakit," usul Pak Sujita, sekaligus ingin membungkam mulut bidan tersebut.

"Iya, Pak. Ini tidak sedang saya tonton saja, kok. Tapi pembukaannya belum lengkap," jelas bidan kepala itu.

"Lakukan sesuatu, Bu, supaya bayinya cepat lahir," mohon Pak Sujita lagi.

"Dari jam berapa mulai merasakan kontraksi?" tanya Bidan satunya dengan ramah.

"Sekitar jam dua siang, Bu Bidan. Dan sudah lama sekali, bayinya belum lahir juga," jawab Pak Sujita.

Bidan tersebut menghitung jam dengan jarinya. "Ini wajar, kok, Pak. Baru tiga jam kontraksi, ada yang sampai dua hari dua malam. Bapak tenang saja. Jika dalam dua jam kedepan pembukaannya tidak bertambah, baru kita lakukan tindakan."

"Tindakan, maksudnya?" Pak Sujita menatap penuh tanya pada bidan itu.

"Operasi caesar, Pak. Itu pun jika disertai masalah medis lainnya. Tidak sembarangan."

"Ya Allah ... saya gak tega liatnya, Bu."

"Maaf Bapak, jika memang Bapak gak sanggup, sebaik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yunaisha P
selamatkan lahhh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Embun Cemburu

    PoV Author"Ini ada surat yang harus ditandatangani." Bidan itu menyerahkan sebuah surat berbalut map warna biru muda."Apa ini, Bu Bidan?" tanya Pak Sujita dengan tangan bergetar menerima surat tersebut. Ia lantas melihat isi dari surat itu."Surat persetujuan untuk dilakukan tindakan operasi, sebab saat ini Ibu Yulia sudah tak sadarkan diri. Mohon disegerakan, karena pasien harus segera ditindak lanjuti. Kami butuh tandatangan penanggung jawabnya sekarang juga." "Raffa," lirih Pak Sujita yang tangannya memegang surat tersebut dengan bergetar semakin kuat.Raffa hanya menatap nanar. Di dalam hatinya, ia tak tega membiarkan Yulia dalam kondisi kritis seperti ini. Namun ia sama sekali tak suka jika Pak Sujita terus-terusan memintanya mengasihani Yulia.Tanpa diminta pun, Raffa sudah sangat baik pada Yulia keluarganya. Hanya saja, untuk kembali bersama itu tidak mungkin. 'Berbelas kasihan bukan berarti harus kembali,' batin Raffa. Ia bahkan enggan untuk melirik isi kertas tersebut."Ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-25
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Video Viral Berjudul Aerobik Nikmat

    Sementara Raffa hanya mengernyit, panggilan dimatikan secara sepihak tanpa pamit dan salam. Ia menatap layar ponselnya yang masih menyala, menampilkan angka sebuah waktu dan tanggal.'Padahal aku mau tanya, siapa laki-laki yang sore tadi bersamanya memasuki toko bunga,' kata hati Raffa. Ia lantas memasukkan kembali ponsel tersebut, namun belum sempat melepaskan, ponsel tersebut kembali bergetar sekali."Siapa yang telfon, Raf?" selidik Pak Sujita, namun Raffa tengah memerhatikan ponsel yang kembali ia keluarkan. Sebuah pesan chat dari Embun.[Maaf, Mas sudah mengganggu waktumu. Dan maaf juga, karena aku tidak sempat mengucap salam.][Tidak apa. Tapi serius kah, tidak ada yang ingin kamu bahas?] balas Raffa, mencoba memancing ungkapan gadis itu.[Enggak ada, kok, Mas. Aku sedang di luar, maaf ponselnya mau kusimpan ke dalam tas. Assalamu'alaikum,] balas Embun lagi, seperti tidak ingin berbalas pesan lagi.[Di mana? Dengan siapa?] tanya Raffa dalam pesan chatnya.Dan sejak saat itu pon

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Usai Kelahiran Bayi itu

    PoV raffaRaffa sudah selesai berkonsultasi dengan seseorang yang saat ini ia anggap paling penting dalam hidupnya dan berpengaruh bagi masa depannya nanti. Pria jangkung berkemeja hitam dengan lengan dilipat itu berjalan menuju ruang rawat Yulia."Mas! Aku tau kamu pasti datang. Anak kita sedang menyusu, Mas. Lihatlah, lucu sekali." Yulia memang sedang menunggu kedatangan mantan suaminya sejak ia baru sadarkan diri, ingin memamerkan tingkah menggemaskan bayinya yang baru pertama kali menyusu.Sebetulnya Yulia belum diijinkan untuk menyusui bayinya, namun ia tetap memaksa karena sudah lama memimpikan hal itu.Raffa berjalan mendekat dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana berwarna kremnya, mendekati bed Yulia."Aku tidak bisa lama-lama di sini. Banyak pekerjaan yang harus kuurus." Dengan wajah datar, Raffa mengucapkannya."Ma-mau kerja? Ini sudah malam, Mas." Yulia berusaha menahan mantan suaminya, sebab hari menjelang larut."Aku permisi," ucap Raffa, tanpa menjawab perta

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Dua Kisah Berbeda

    "Gara-gara bayimu itu, semuanya jadi kacau berantakan. Kamu harus kehilangan suami yang selama ini berperan penting bagi kehidupan kita. Tanggung jawab Bapak bertambah, sementara kita tidak ada yang bisa menghasilkan uang. Mau sampai kapan akan mengandalkan belas kasihan Raffa?" Akhirnya Pak Sujita menumpahkan semua isi hatinya, kekhawatiran dan segala gundah yang membelenggu.Selama ini ia selalu kenahan luapan kalimat tersebut, demi tetap menjaga perasaan anak-anaknya."Bapak tenang saja. Sebentar lagi Satya akan kerja dan biarkan semua Satya yang menanggung!" balas Satya yang mulai tersulut emosi, merasa dianggap tidak berguna."Iya, memang seharusnya begitu sebagai anak laki-laki satu-satunya," tukas Pak Sujita.Satya mencebik kesal, sementara Nurul menyembunyikan wajahnya dengan cara menunduk. Ia sangat takut jika mendengar ayahnya bicara dengan keras, seperti saat sang ibu masih ada.Yulia terus menangis hingga merasakan nyeri pada bekas operasinya, namun ia tak bicara. Hanya me

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sebuah Rasa

    PoV Author"Aku lihat kamu masuk ke toko bunga dengan seorang pria. Dia, siapa?" tanya Raffa, meski ragu. Ia sudah tak tahan hanya menerka-nerka.Embun justeru mengernyit, memiringkan bibirnya keheranan. "Yang kemarin sore itu?" tanyanya.Raffa mengangguk cepat, tak sabar ingin segera mendengar jawaban dari bibir Embun. Netranya menatap penuh tanya, seolah jawaban itu sangat penting baginya."Mas Raffa gak kenal?"Bukan jawaban yang Raffa dapatkan, justeru pertanyaan sebaliknya hingga membuatnya berpikir ulang mencoba mengingat wajah pria yang bersama Embun sore kemarin."Ya Allah, Mas. Itu Bagas, sepupuku," kata Embun seraya terkekeh manja."Bagas?" ulang Raffa, mencoba mengingat yang Embun katakan."Bagas sepupuku, anaknya Tante Tias. Masa Mas Raffa lupa? Dulu setiap Mas main ke rumahku, Bagas suka banget caper dan ngajak Mas main mobil-mobilan," jelas Embun.Seketika ingatan Raffa kembali masa itu. Masa di mana ia dan Embun begitu dekat saat kuliah, sering bertandang ke rumah Embun

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Hasil Tes DNA

    PoV AuthorRaffa hanya memandangi kertas di hadapannya yang berisi angka-angka dan bahasa medis yang sama sekali tidak ia mengerti. Dalam kertas tersebut nyaris semua angkanya berwarna merah."Seseorang bisa memiliki kemiripan gen dengan orang lain. Persentasenya bahkan beragam, namun tidak akan sama persis. Artinya, hasil tes DNA pada Pak Raffa dan bayi Ibu Yulia adalah NEGATIF. Bisa dipastikan, bayi itu bukan darah daging Pak Raffa." Dokter menjelaskan seraya menunjuk pada tulisan paling bawah pada kertas hasil tes tersebut.Raffa terdiam beberapa saat, mengingat dirinya sempat membayangkan menimang bayi itu dan merawatnya sendirian. Tapi ternyata, bayangan itu hanya harapan semata."Apa tidak ada yang salah dengan tes ini?" tanya Raffa, memastikan."Tidak ada, Pak. Hasilnya sudah sangat akurat dan tidak mungkin salah. Untuk sampel yang kami ambil pun, sudah dalam pengawasan dan penjagaan yang ketat, sehingga tidak mungkin ada yang menukarnya."Lekaki itu tercenung. Ada syukur memba

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Pu_kulan Telak

    PoV Raffa"Bapak bisa saja menuntutmu karena sudah mengambil sampel pada bayi itu tanpa sepengetahuan ibu kandungnya!"Apa ini? Mantan Bapak mertua mengancamku? Dia pikir aku akan gentar, kembali luluh dan menerima Yulia serta bayinya. Tidak akan."Silakan, Pak. Saya tidak takut, sedikitpun." Tetap kusunggingkan senyuman ramah kepadanya, agar jantungnya tidak terlalu syok dengan sikapku. Bahaya juga, jika dia sampai anfal gara-gara aku. Karena nantinya, aku juga yang repot.Lagi pula, hari sudah malam dan aku tidak boleh memancing keributan. Malu jika sampai tetangga menonton kami seperti sinetron."Berani sekali sekarang kamu, ya! Ke mana rasa hormatmu yang dulu? Dia, yang sudah membuatmu tak lagi menghargai Bapak?" tanya Pak Sujita, menunjuk ke arah Embun.Tentu saja ucapannya membuatku tersulut emosi. Kukepalkan tangan seraya mengeraskan rahang pertanda amarahku sudah terpancing.Embun memegang jari kelingkingku, lalu menggenggamnya dengan erat hingga aku menoleh pada wajah teduh n

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kedatangan Warga Sekitar

    PoV RaffaSiapa yang datang malam-malam, pikirku. Meski sempat berpikir ke arah lain, namun segera kutepis karena mungkin saja mereka sudah terlelap di buai mimpi."Buka, Pak!" teriak seorang wanita lagi dari luar rumah. Namun suaranya kali ini terdengar lain dengan yang barusan mengucap salam."Ah, Bapak, sih! Lihat, tuh!" tunjuk Satya terlihat marah. Gegas ia melangkah ke depan dan membukakan pintu.Rasa penasaran membawaku mendekat ke arah depan, ingin melihat siapa yang datang di waktu tidur seperti ini."Kalian ini, bisa tidak mulutnya dijaga supaya tidak membuat pengang telinga kami?" tegur seorang ibu bertubuh tambun di depan pintu. Aku semakin tertarik untuk menguping, ingin tahu apa yang akan Satya katakan pada mereka. Namun tiba-tiba saja Pak Sujita melintas melewatiku untuk menghampiri tiga orang wanita di depan sana."Maaf, ya, Ibu-ibu jika suara Bapak sudah mengganggu istorahat Ibu-ibu semua." Satya menangkup kedua tangannya di depan dada, meminta untuk dimaafkan."Ada a

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04

Bab terbaru

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bab Ending (Selesai)

    PoV AuthorDengan gagah Raffa keluar dari ruang persidangan. Senyum kepuasan tersirat di wajahnya yang kali ini mengenakan kacamata hitam. Setelan jas warna hitam dengan celana senada, membuatnya terlihat sangat elegan dan misterius.Hasil putusan sidang benar-benar telah memberinya kepuasan. Jeremy mendapatkan hukuman lebih dari delapan belas tahun, karena terjerat pasal berlapis. Kekerasan hingga percobaan pem_bu_nuhan, penggunakan obat-obatan keras dan telah membuka tempat haram berkedok gym."Terima kasih banyak, Pak Endri. Sudah ke sekian kalinya Bapak membantu saya dalam proses hukum yang terpaksa saya ambil. Kalau bukan Bapak yang menjadi pengacara saya, entahlah.""Kembali kasih, Pak. Tapi saya yakin, siapa pun itu, jika Pak Raffa kliennya sudah pasti menang. Bapak tidak bersalah dan terbilang cerdik dalam mengumpulkan bukti. Juga tidak mudah terperangkap oleh lawan," puji Pak Endri pada pria di hadapannya."Ya, berdasarkan pengalaman mungkin ya, Pak." Raffa terkekeh di akhir

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Cyra Sakit Apa?

    PoV RaffaMalam ini, di rumah sakit kembali kami berada. Sore tadi, saat tengah menemani Embun memilih tas, sambil menunggu jam tayang film yang kami tonton, tiba-tiba saja ponselku berdering."Pak, maaf, ini Cyra badannya panas banget." Suara Bi Murni di ujung telepon, sontak saja membuyarkan konsentrasiku. Kutatap Embun yang tengah memandangku penuh khawatir."Ya Allah ... oke, Bi, saya segera pulang." Tanpa memberitahu Embun lebih dulu, kuputuskan untuk membatalkan acara nonton film."Ada apa, Yah?" tanya Embun tak sabar, ketika kumatikan panggilan."Cyra sakit, Sayang. Badannya panas," jelasku."Ya Allah! Ayo, Mas, kita pulang sekarang." Embun menarik jemariku, melupakan hasratnya untuk membeli tas.Kami berjalan cepat keluar dari mal, sore tadi. Melupakan tiket menonton yang sudah terlanjur dibeli, serta meninggalkan mobil yang belum selesai dipoles di bengkel.Sepanjang perjalanan, Embun sangat gelisah. Sesekali ia mengusap ujung netranya dengan tisyu, seperti tengah merasakan p

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bioskop

    PoV Author"Saya minta maaf, Pak atas kejadian ini. Anak saya baru belajar nyetir," ucap seorang wanita berusia kisaran 60 tahun. Sementara anaknya yang menabrak adalah seorang gadis muda berpakaian seksi."Ndin, minta maaf!" suruh sang Ibu yang dandanannya tak kalah mentereng.Embun dan Raffa yang sejak tadi diam di depan mobil mereka, tampak risih melihat kedua wanita beda usia yang terlihat kurang senonoh."Ma-maaf, Mas, aku gak sengaja," ucap gadis bertubuh tinggi itu, sedikit terbata-bata."Ya, sudah, gak pa-pa. Lain kali hati-hati," pesan Raffa, sambil berjalan ke arah belakang mobilnya untuk mengecek kerusakan yang terjadi."Nanti kami ganti rugi atas kerusakannya, Pak." Ibu dari wanita itu menyusul dan menawarkan ganti rugi.Ada yang terasa tak enak didengar oleh Embun. Ibu dari gadis itu sudah berumur, tetapi memanggil Bapak pada suaminya. Sementara gadis itu, justeru memanggil suaminya dengan sebutan Mas."Ya ... sepertinya memang harus begitu. Tergores cukup dalam bamper mo

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Amanah di Usia yang Sudah Tak Muda lagi

    "Bunda gak sakit, Yah." Bibir manis istriku justeru melengkungkan senyuman."Mak-maksudnya?" Aku sedikit heran. Jelas-jelas ia sakit sejak tiga hari lalu, bahkan kini sampai tak sadarkan diri dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mengapa raut wajahnya justeru menampakkan kebahagiaan?"Dareen mau punya adik. Seperti yang Ayah mau, tambah anak biar tambah ramai dan tambah rezeki. Baju-baju hamil aku juga akan terpakai lagi," kekeh Embun, sedikit menggodaku.Allah ... benarkah apa yang barusan kudengar? Embun, istriku tengah mengandung untuk yang ke tiga kalinya, di usianya yang sudah tak muda lagi. Aku sangat bahagia, akan tetapi, ada rasa takut yang menggelayut perlahan. Usianya sudah bukan usia yang pantas untuk melahirkan. Apakah Embun-ku masih mampu melahirkan anak kami? Buah cinta kami yang ke sekian."Bunda serius?" tanyaku, untuk memastikan.Embun-ku mengangguk dengan wajah teduh nun manisnya. Layaknya tetesan embun pagi yang senantiasa memberikan kesejukan, senyumannya terus te

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Ternyata Jeremy ...

    Aku terkejut bukan main. Dalam persidangan, Jeremy mengaku telah mengenal Yulia sejak lama. Ia juga mengaku sudah mengenal Evano. Kedua pasangan selingkuh yang kini telah sama-sama meninggal itu, rupanya sudah menyisakan luka di hati Jeremy."Jika saja saat itu kamu hanya melepaskan Yulia tanpa membu_nuhnya, aku tidak akan segi_la ini ingin menghabisimu!""Apa? Yulia? Membu_nuh? Aku tidak membu_nuh siapa pun. Baik Yulia maupun Evano, sama meninggal karena ulah mereka sendiri.""Ya! Yulia ma_ti karena tergi_la ingin bertahan denganmu!""Dia kecelakaan, karena berusaha mengambil alih kendaraan dalam kondisi yang lemah, Jeremy. Kamu tahu apa soal Yulia?" selidikku saat persidangan itu."Aku tau semua tentang dia. Aku tau betapa besar lukanya karena mencintaimu. Aku tau seberapa hancur Yulia saat kau tinggalkan! Kamu terlalu naif, Baji_ngan!""Mengapa aku yang disalahkan? Mereka telah selingkuh sampai Yulia yang kala itu masih sah menjadi istriku hamil oleh selingkuhannya."Kemarin, amara

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sejenak Melepas Penat

    Pagi yang begitu cerah, menampakkan semburat jingganya di sela jendela kamar kami. Kubuka selimut berwarna ungu, yang mana sudah tak menampakkan keberadaan wanita tercantik yang selalu tidur di sisiku.Pastilah wanita cantik berwajah teduh itu sudah sibuk mengurus rumah, sebelum anak-anak kami terbangun. Padahal, adzan subuh saja belum berkumandang.Hari ini adalah minggu, yang artinya aku tidak pergi ke kantor. Akan kumanfaatkan hari libur ini untuk membantu meringankan tugas istriku. Salah. Semua tugas rumah adalah tugasku, namun Embun memilih berbakti padaku dan mengurusnya sebagai sebuah ungkapan kasihnya."Sayang ..." Kupanggil wanita berambut hitam sepunggung itu, di balik dinding sekat ruang makan dan dapur."Eh, Yah. Sudah bangun?" tanyanya dengan lembut. Tentu saja wanitaku tak ingin suara kami mengganggu tidur yang lainnya."Udah, dong!" Kulingkarkan tangan di perutnya, menyandarkan dagu di bahunya yang sudah menguarkan wangi sabun dan shampo."Bunda sudah mandi?" selidikku

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Terduga Pelaku

    Di kantor polisi, Raffa menyerahkan dua orang pelaku pemu_kulan terhadap dirinya. Keduanya tak menggunakan penutup wajah, sehingga dengan jelas Raffa dan pihak berwajib mengenali pelaku itu.Saat di jalan tadi, beruntung ada petugas keamanan komplek yang sedang berkeliling. Mereka melihat Raffa tengah diserang oleh dua orang pria muda yang membawa sen_jata ta_jam.Raffa dibantu oleh tiga orang petugas keamanan komplek untuk meringkus dua pemuda itu dan membawanya ke kantor polisi."Siapa nama kalian?" tanya Pak Polisi yang menginterograsi pelaku itu."Dindin, Pak," jawab salah satunya, memang tak menyebutkan nama aslinya."Saya Bimo, Pak," kata pemuda lainnya, pun sengaja menyebutkan nama yang digunakan dalam gengnya."Kalian mau mengambil apa dari Bapak Raffa ini?""U--uang, Pak. Apa saja yang bisa diuangkan," kata Dindin setengah terbata."Bohong! Saya yakin, ada orang lain yang mengendalikan kalian. Cepat, katakan!" sentak Raffa tak sabar.Bimo dan Dindin menggeleng dengan cepat. K

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kamu Nakal, Sih!

    PoV Author"Ya Allah, Yah, ini kenapa?" tanya Embun dengan mata berkaca."Gak pa-pa, Sayang. Luka kecil," balas Raffa, menoleh pada sumber suara di mana sang istri sudah berdiri di belakangnya."Sini aku bantu," pinta Embun, merebut plester untuk merekatkan perban."Ayah bisa, kok, Bun. Kamu sudah makan?" tanya Raffa, mendongak ke wajah sang istri yang hanya berjarak beberapa senti saja dari dahinya.Embun menggeleng. Jangankan ingat makan, hati dan perasaannya sudah tak tenang sejak siang."Habis ini kita makan sama-sama. Anak-anak sudah tidur?""Sudah." Embun yang masih dipenuhi akan tanya, masih malas untuk berkata banyak. Namun ia tak dapat menutupi rasa khawatirnya setelah melihat suaminya terluka."Maaf, ya, Ayah pulang telat." Tangan Raffa beralih ke puncak kepala sang istri yang tak tertutup hijab, kemudian mendekat hendak menciumnya.Embun menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari dada sang suami. "Jelaskan, ada apa?" pintanya dengan tatapan tak mengenakan bagi Raffa."Oke. Ta

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Luka di Dadanya

    PoV Embun"Siapa Diana, Yah?" tanyaku, segera mengurai pelukan dan menatap sepasang bola matanya dalam. Dada ini terasa bergetar, takut sekali menjadi Mas Raffa di beberapa tahun lalu.Lelakiku meraih ponselnya, lalu membuka chat yang masuk dari kontak bernama Diana itu. Ia tak segera menjawab ucapanku, malah buru-buru membalas chat itu."Siapa?" ulangku, merampas ponsel di tangannya dan menjauhkan dari jangkauannya."Ya ampun, Bunda. Bukan siapa-siapa. Coba dibaca isi chatnya," suruh Mas Raffa, seperti tidak terjadi apa-apa. Ah, ya, mungkin memang hanya ketakutanku saja yang berlebihan.[Bos, besok si Jeje minta diramein lagi gymnya. Sehari lagi saja, buat mancing pengunjung.] Aku membacanya dengan sangat hati-hati. Sekilas memang tidak ada yang aneh. Hanya saja, mengapa nama pengirimnya nama perempuan?"Diana ini teman kamu? Ikut nge-gym juga?" cecarku."Lihat saja profil kontak itu." Mas Raffa bukannya menjawab, malah memintaku memeriksa detail profil kontak bernama Diana ini."Nam

DMCA.com Protection Status