Madam Gisel yang melihat Meli begitu memperhatikan kedua anak kesayangannya dengan tatapan yang berbeda membuat madam.menegur Meli. Madam tak ingin kedua anak yang ia sayangi akan menjadi target kerusuhan yang dibuat oleh Meli lagi.
"Meli jika kamu ingin mengobrol dengan mereka silahkan. Jangan menggerutu di belakang seperti itu. Aku malah takut kalau kamu akan mencelakai anak kesayanganku lagi," ucap Madam."Madam aku tak menggerutu kesal tapi aku hanya merasa semenjak mengenal Marni, sahabatku Lisa semakin menjauhiku," jawab Melo yang berpura-pura sedih.Madam Gisel menuju tempat perawatan Marni dan Lisa. Madam menanyakan apa yang terjadi diantara mereka apakah ada perselisihan dengan Meli atau hanya kesalahpahaman belaka.Madam memperhatikan kedua anak kesayangannya yang tengah asyik bercengkrama sambil melakukan creambat. Marni menyadari kedatangan madam Gisel lebih dulu lalu bertanya apakah ada yang bisa dibantu olehnya.
"Madam apakah ada sesuatu ya
Lisa mengatakan sungguh kecewa kepada Meli karena sikapnya tidak pernah berubah selalu menyalahkan orang lain atas ketidak mampuannya sendiri meraih apa yang telah ia impikan sejak dulu.Seharusnya Meli bisa mengintropeksi diri kenapa dia belum pernah bisa mendapatkan apa yang ia impikan. Mungkin ada yang salah dengan dirinya sendiri bukannya sibuk iri atas pencapaian orang lain dan membencinya karena tidak bisa mirip dengan orang yang mencapai kesuksesan."Karena kamu tidak mau berbenah diri dan mengejar mimpimu. Kamu sibuk menyalahkan orang lain atas kegagalanmu sendiri," jawab Lisa."Jadi kamu sekarang pamer kalau kamu bisa melebihi pendapatan dan kepopuleranku. Jalang kamu Lisa aku akan merusak wajahmu!" seru Meli seperti seorang kesetanan menyerang Lisa.Plak! Lisa menampar Meli duluan ia sekarang menjadi tegas ia mengatakan pada Meli sampai saat ini juga otaknya masih tidak bisa mencerna apa yang disampaikan orang lain. Diberikan nasehat baik
Marni mengatakan kalau tahu siapa istri dari pengusaha yang memainkannya itu. Ini hanya siasat agar pria itu tak lagi melanjutkan permainannya. Ia juga mengancam akan mengadu pada istrinya kalau sang suami suka jajan di luaran dan menggoda wanita cantik di mendapatkan keuntungan."Aku kenal siapa istrimu aku punya kontaknya jangan sampai aku keceplosan dan mengatakan kalau kamu suka bermain wanita di luaran," jawab Marni."Sialan kamu pikir aku akan percaya. Aku bisa saja bilang kalau kamu merayuku. Memangnya kamu punya bukti kalau mau ngadu?" tanya lelaki itu.Marni tersenyum lalu mengeluarkan bakti kalau ada bukti untuk melapor pada istri sah. Pria itu mengeryitkan dahinya dan meraih alat perekam yang ada ditangan Marni lalu dia menghancurkannya dan tertawa merasa menang."Aku sudah menghancurkan bukti yang kamu miliki lalu kamu mau mengamcamku menggunakan apa lagi? Lebih baik menurut dan melayaniku dengan baik!" tegas lelaki itu."Aku tidak mau melay
Marni seketika tertawa mendengar apa yang ditanyakan oleh Lisa. Dia tidak mempunyai peliharaan ataupun menjadi simpanan siapapun tapi dia mempunyai kekasih. "Dia bukan peliharanku tapi dia adalah kekasihku, namanya Arsen nanti aku akan mengenalkanmu padanya jika waktunya tepat," jawab Marni. "Apa setiap malam dia mampir ke ranjangmu Marni?" tanya Lisa lagi. "Tidak setiap hari tapi kalau aku butuh dia pasti datang. Jangan bilang-bilang ya setiap malam aku memiliki siasat agar tidak melayani pria hidung belang yang ingin menikmati tubuhku. Aku memiliki berbagai macam cara untuk membuat loyo barangnya," bisik Marni. Mereka tertawa bersama lalu Lisa meminta caranya agar para pria hidung belang itu tidak bisa membuat barangnya berdiri hanya untuk menikmatinya. Padahal mereka sudah memiliki istri sah di rumah kenapa bisa mereka mencari hiburan di tempat bordil seperti itu. "Aku juga ingin sepertimu cepat katakan bagaimana kamu melakukan itu Marni?" tanya Lisa
Madam Gisel mempersilahkan duduk tuan Sanjaya yang panik dan dipenuhi dengan rasa keheranan di benaknya. Tuan Sanjaya duduk di bangku depan madam Gisel dan menanti apa yang dikatakan oleh madam Gisel."Bawa orangnya kemari!" seru madam Gisel kepada pengawalnya."Baik madam," jawab pengawal yang berada di ruangan madam Gisel.Madam Gisel meminta tuan sanjaya menunggu dengan sabar siapa yang akan datang ke ruanagnnya. Sepertinya dia adalah wanita kesayangan tuan Sanjaya, "Lihatlah apakah kamu mengenalnya?"Madam Gisel menunjuk seorang wanita yang dibawa oleh dua pengawal yang menyeretnya laluu melempar ke pelukan tuan Sanjaya."Tolong aku tuan, aku tidak mau mati di sini," pinta Resti sambil menangis ia juga mengingatkan bagaimanapun ia masih istrinya walau sirih."Kamu apa yang kamu lakukan sehingga bisa ditanggap madam Gisel. Kamu tahu aku sudah tidak punya banyak uang untuk menebusmu," bentak tuan Sanjaya.Tuan Sanjaya marah dan mema
Marni tentu saja cemburu dengan tatapan Arsen kepada dua sahabatnya memang cantik mempesona melebihi dirinya. Marni mengatakan kalau dia memang cemburu saat melihat Arsen menatap perempuan lain dengan tatapan yang tidak biasa. "Aku cemburu saat melihatmu menatap wanita lain dengan tatapan kagum," jawab Marni sambil memanyunkan mulutnya. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu apalagi menghianatimu. Aku mencintaimu Marni," Arsen mengecup kening marni. Arsen berpamitan berangkat kerja setelahnya lalu Marni kembali bergabung dengan teman-temannya melanjutkan sarapan dan merumpi pagi. Mereka sangat antusias dan bersemangat pagi ini. "Marni pasti memiliki Arsen yang bertubuh kekar itu sangat menggairahkan saat bercinta dengannya, iyakan ceritakan pada kami gaya apa yang kalian sukai," ucap Lisa dengan nada menggoda. "Gaya apa yang kami sukai. Aku suka setiap gerakan yang diinginkan Arsen semuanya membuatku mabuk kepayang dan kecanduan dengan barang besar milik
Antoni melihat ke arah monitor yang digunakan untuk memantau cctv. Sia tersenyum girang karena menemukan gadis yang ia inginkan."Benar itu dia cari tahu siapa gadis itu," ucap Antoni sambil tersenyum."Antoni kamu jangan begitu jahat padaku. Aku tahu kamu hanya ingin bersenang-senang dengan gadis yang tak jelas asal usulnya itu. Apa kamu tak bisa mempertimbangkan aku yang juga bisa menghangatkan ranjangmu ini?" tanya nona dari keluarga sanjaya itu.Antoni mendorong tubuh gadis itu lalu pergi menjauhinya. Ia tak pantas mendampingi atau naik ke ranjang Antoni kalau dia mau bisa melayani para bodyguardnya yang sedang kelaparan haus belaian wanita."Enyah dari hadapanku aku tak ingin melihatmu lagi. Dan jangan ganggu kesenanganku!" seru Anroni."Antoni aku akan melenyapkan gadis itu dengan kekuatan keluarga sanjaya jika kamu menolakku sekali lagi," ancam nona sanjaya.Antoni berhenti dari jalannya lalu menoleh ke arah nona sanjaya dan melihatnya dengan tata
Marni menangis dan memohon agar dilepaskan ia sangat mencintai Arsen ia tak ingin hidup terpisah dengannya. "Tuan aku sangat mencintai kekasihku. Aku bahkan berjanji mau menikah dengannya," ucap Marni sambil menangis."Apa dia lebih kaya dariku. Atau lebih tampan dariku. Kalau dia lelaki miskin kenapa kamu tetap mencintainya," balas Antoni.Marni mengatakan dengan jelas isi hatinya sebuah cinta tak mengenal harta dan paras. Cinta tubuh dari hati Marni juga tak ingin jadi orang munafik ia memang menginginkan uang untuk hidup tapi dia membutuhkan orang yang mencintainya apa adanya bukan orang yang menekannya atau membutuhkan layananya layaknya seorang pelacur atau budak."Tuan aku harap kamu mengerti penjelasanku," ucap Marni."Tinggalah di sini beberapa hari baru aku mau melepaskanmu, aku tak ingin tertipu oleh muslihatmu!" seru Antoni kesal.Antoni meninggalkan Marni yang berada dikamarnya lalu mengunci rapat kamar itymu dari luar. Suasana hatinya menja
Nyonya Anna tubuhnya seketika lemas dia terduduk di lantai memandangi kertas informasi yang ada di tangannya benar saja itu memang anaknya karena nama orang tuanya adalah Lili. Nyonya Anna ingin bertemu dengan mantan asistennya dan mengucapkan terima kasih karenat telah merawat putranya. "Mami ada apa denganmu. Ayo aku bantu mami duduk di kursi," ucap Antoni. "Orang tuanya namanya Lili seperti pengasuh kalian waktu kecil, Aku semakin yakin kalau Arsen adalah adikmu," jawab nyonya Anna. Antoni memutuskan untuk mencari kediaman nyonya Lili lalu mereka menuju ke rumah sesuai alamat yang didapatkan oleh anak buahnya. Tepat pukul tiga sore kedatangan mereka mengejutkan nyonya Lili yang sedang menyiram bunga. "Lili apa kabar dirimu?" tanya Nyonya Anna yang mendekat ke arah nyonya Lili. "Nyonya ... Aku hampir lupa dengan wajahmu. Aku pikir aku tak dapat melihat nyonya lagi," ucap nyonya Lili sambil berlari melempar penyiram bunganya dan memeluk mantan majikann
Nyonya Anna sudah terlanjur memberitahukan kepada Arsen kalau Marni sepertinya sedang sakit. Entah kenapa Marni mengatakan tidak ingin Arsen tahu kalau dia sedang sakit."Marni apapun yang terjadi padamu suamimu harus tahu," jawab nyonya Anna sambil menepuk bahunya."Tapi mi, Arsen sedang bekerja aku tak mau konsentrasinya buyar hanya karena mendengar aku sedang sakit," balas Marni.Marni betul juga Arsen mungkin akan segera pulang serta khawatir mendengar istri tercintanya sakit. Nyonya Anna menghela nafasnya bingung memikirkan kedua anaknya ini sepertinya mempunyai ikatan hati yang kuat."Percayalah semua akan baik-baik saja Marni," ucap Nyonya Anna sambil tersenyum."Aku percaya mi semua akan baik-baik saja. Sekarang aku hanya ingin tidur dan istorahat saja," balas Marni.Nyonya Anna mengangguk dan meminta Marni untuk segera tidur di mobil nanti kalau sudah sampai rumah akan segera di bangunkan untuk pindah ke ruang tidur.Sampai rumah nyonya Anna meminta Marni bangun dan pindah ke
Mona juga sedang memikirkan pembalasan apa yang akan ia lakukan untuk menyingkirkan Marni. Dia tak akan melepaskan Marni begitu saja. Karena telah merebut pamor dan ketenaran yang seharusnya milik sang putri."Ibu juga sudah memikirkan ini sebelumnya sayangku. Tenang saja pasti akan ada celah untuk menyingkirkan wanita itu," balas Mona."Baik kalau begitu aku akan pergi bernyanyi dulu," ucap putri Mona sambil berlari keluar.Saat Mona memikirkan cara menyingkirkan Marni. Nyonya Anna dan Marni sedang menikmati pekerjaannya. Mereka bahagia banyak job yang menghampiri di tambah hubungan menantu dan mertua itu sangat akrab sekarang."Marni apa kamu lelah?" tanya nyonya Anna."Tidak aku hanya merasa tak enak badan saja mi," jawab Marni.Marni menunjukkan rasa tak enak badannya tubuhnya terlihat lemas dan wajahnya pucat. Nyonya Anna merasa ada sesuatu yang janggal apakah Marni sedang kecapekan atau banyak tekanan karena pekerjaan."Marni ayo mami antar kamu ke rumah sakit," pinta nyonya Ann
Nyonya Anna menertawakan Mona yang sepertinya putrinya mau debut tapi hanya jadi figuran melulu. Nyonya Anna juga menyindirnya berbuat hal curang seperti apa yang dilakukan oleh ibunya dulu."Aku tahu kamu hanya berpura-pura karena sudah malu. Wanita jalang sepertimu pasti sekarang sedang iri dengan karir menantuku yang cemerlang!" seru nyonya Anna."Kamu sialan wanita gila tak tahu malu. Aku tak merebut suamimu dia sendiri yang datang padaku," balas Mona."Mana ada lelaki kaya yang tak terlihat hebat di mata wanita jalang. Yah sekarang nikmatilah karmamu sendiri hidup menderita bareng lelaki yang kamu cintai," ledek nyonya Anna.Mona marah dan membuat keributan sedangkan nyonya Anna meminta satpam untuk membawa kedua wanita itu pergi dari studio ini karena membuat suasana ribut dan hampir mencelakai artisnya."Apa yang kamu katakan apa kamu mempunyai bukti kalau aku hampir mencelakai artismu hah?" tanya Mona."Kamu telah memfitnahnya barusan. Semua orang di sini jadi saksinya karena
Seperti biasa nyonya Mona dan putrinya memainkan trik perempuan jalang. Mereka mengatakan kalau Marni salah sangka kepada Mereka."Pak satpam putriku sangat ngefans sama penyanyi kelas atas Marni itu," jawab Nyonya Mona."Iya tapi dia begitu sombong aku hanya ingin foto tapi dia begitu sombong dan berlari," balas putri nyonya Mona.Marni malas meladeni mereka trik perempuan jalang seperti mereka ini sudah biasa Marni lihat sebelumnya. Jadi Marni sudah tahu akan melakukan apa."Mampus kamu Marni jangan coba melawanku karena kamu tak akan mampu," ucap nyonya Mona dalam hatinya.Marni sengaja tak bersuara dan pergi meninggalkan nyonya Mona dan putrinya karena sebentar lagi dia harus perform. Dengan langkah santai dan penuh pesona Marni menyapa siapa saja yang bertemu dengannya bahkan para fans yang mengajak foto ia ladeni. Ia mengibaskan rambutnya lalu menatap tajam kepada lawannnya."Dasar jalang, kamu berani memainkan kami," bentak putri nyonya Mona."Jalang kok terial jalang. Apa kamu
Marni mengatakan sesuatu yang mendesak itu contohnya ketika ia tiba-tiba sakit lalu ada keluarga yang berhalangan maksudnya sakit apakah bisa ganti hari atau harus menyelesaikan tanggung jawab dulu."Yah aku ada nenek yang sangat tua di kampung halaman. Dia segalanya bagiku kalau tiba-tiba wafat apa aku harus menyelesaikan tanggung jawabku apa bisa langsung pulang ke kampung ijin." jawab marni karena kematian tak dapat di prediksi apakah ia akan mendapatkan penalti atas lari dari tanggung jawab ini."Itu bisa di bicarakan nanti Marni. Nanti coba mami bicarakan pada pengelola acaranya," balas nyonya Anna.Entah kenapa nyonya Anna begitu cocok bekerja dengan Marni. Dia menganggap Marni senagai anaknya sendiri. Sekarang saatnya bekerja. Beginilah kehidupan Marni setelah lepas dari rumah bordil madam Gisel. Marni sudah meraih mimpinya menjadi seorang superstar penyanyi tahun ini. Asetnya sangat banyak di kampung juga buat ibu dan neneknya. Di kota bersama dengan suaminya. "Marni lelah se
Marni menggoda Arsen pasalnya ia tak bisa memberikan jatah padanya karena sedang capek. Marni sengaja memakai baju yang tasi di buatnya perform di panggung dan belum menggantinya."Sayang sekali aku sedang capek malam ini jadi aku tak bisa memberimu jatah," balas Marni sambil merebahkan badannya di ranjang."Walau capek tapi harus melayaniku sebentar saja," ucap Arsen.Arsen tak dapat membendung hasratnya malam ini. Dia melepas gaun yang dipakai Marni mengajaknya mandi bersama dengan air hangat juga memakai relaksasi aroma terapi agar jadi rileks berdua. Dalam kamar mandi mereka melakukan adegan panjang suami istri yang membuat badan semakin rileks."Apa kamu masih mau melakukan ini Arsen?" tanya Marni dengan nafas terengah-engah."Iya tunggu sebentar lagi aku masih ingin bercinta denganmu," jawab Arsen.Malam ini Arsen melanjutkan di atas ranjangnya yang empuk. Bercinta dengan istri tercinta yang sungguh di sayanginya. Dia tertidur sampai pulas hingga pagi hari."Apa kalian masih ma
Arsen menggaruk rambutnya lalu memeluk Marni ia mengaku kalau sedang kangen istrinya seharian tidak mendapatkan kabar darinya terasa satu abad lamanya."Tentu saja aku kangen istriku. Kakak untuk tugas aku sudah menyelesaikannya tepat waktu," balas Arsen."Jangan membuatku muak memangnya yang mempunyai istri hanya kamu sendiri. Besok kalau ada kesalahan akan aku hukum kamu tidak bisa bertemu dengan istrimu seminggu," ucap Antoni yang sepertinya masih kesal.Arsen hanya tersenyum karena sudah terbiasa dengan perilaku kakaknya yang gampang marah apalagi dengan karyawan yang sudah tidak dapat di toleransi lagi. Antoni akan marah sekali jika pekerjaan tidak dapat selesai tepat waktu. "Kakak jangan marah terus nanti cepat tua," ucap Arsen membujuk kakaknya agar tidak marah."Kalau begitu mami mau pulang ke rumah Antoni dulu ya. Besok mami akan menjemput Marni untuk mengantarnya bekerja, sekarang istirahatlah," ucap nyonya Anna.Marni sedang naik daun sekarang jadwal manggungnya sedang ban
Tuan Handoko mengatakan tidak ingin mencari gara-gara pasalnya ia sudah hidup dengan tenang selama ini. Memang dia mencintai Mona selamanya akan mencinti Mona yang tulus menyayanginya juga dengan putri yang ia sayangi."Jangan ganggu kami Anna. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang kamu sudah merebut semuanya. Jadi tolong biarkan kami hidup dengan tenang di sini," balas tuan Handoko."Pria tua bangka sialan lebih baik kamu ajari istri yang kamu banggakan itu untuk tidak mengganggu orang karena kau bisa membinasakan dia kapan saja karena menghina ibuku," ucap Antoni kesal.Antoni sudah memberikan peringatan lalu pergi membawa Marni dan juga maminya untuk pulang bersama. Lain kali mungkin Antoni akan memberikan pengwal untuk Marni dan maminya agar hal yang seperti ini tidak lagi terjadi."Marni apa yang kamu lihat tidak usah di ingat lagi. Mereka adalah sampah yang tidak berguna bagi kami," ucap Antoni kesal."Aku mengerti Antoni tapi tidak baik seperti itu kepada ayahmu. Bagaiman
Antoni mendekati wanita yang masih terlihat muda dan menggoda tersebut. Di tampar wajahnya lalu dijambak rambutnya kemudian di tampar lagi."Tuan muda Antoni kamu apakan ibuku. Tolong ampuni ibuku," pinta perempuan muda itu."Jadi kamu anak si jalang ini?" tanya Antoni mendekatinya lalu menamparnya sebanyak empat kali bolak balik.Antoni mencemooh gadis itu sebagai anak haran dari seorang lonte yang menghancurkan rumah tangga mami papinya. Marni sekarang mengerti kenapa wanita itu tadi mengganggu nyonya Anna."Jangan sakiti anakku. Dia tidak bersalah lawanmu adalah aku!" seru wanita bernama Mona itu."Baik kalau begitu aku akan ladeni permintaanmu wahai lonte bermulut busuk. Mana tadi mulutmu yang garang memaki mamiku?" tanya Antoni.Kemudian pria itu menampar berkali-kali Mona sampai pingsan. Gadis cantik di samping Mona berteriak minta tolong tapi Antoni tak mempedulikannya lagi pula siapa yang mau menolongnya di tempat seperti ini dan Antoni pelakunya."A-aku bisa melakukan apa sa