Madam Gisel mempersilahkan duduk tuan Sanjaya yang panik dan dipenuhi dengan rasa keheranan di benaknya. Tuan Sanjaya duduk di bangku depan madam Gisel dan menanti apa yang dikatakan oleh madam Gisel.
"Bawa orangnya kemari!" seru madam Gisel kepada pengawalnya.
"Baik madam," jawab pengawal yang berada di ruangan madam Gisel.
Madam Gisel meminta tuan sanjaya menunggu dengan sabar siapa yang akan datang ke ruanagnnya. Sepertinya dia adalah wanita kesayangan tuan Sanjaya, "Lihatlah apakah kamu mengenalnya?"
Madam Gisel menunjuk seorang wanita yang dibawa oleh dua pengawal yang menyeretnya laluu melempar ke pelukan tuan Sanjaya.
"Tolong aku tuan, aku tidak mau mati di sini," pinta Resti sambil menangis ia juga mengingatkan bagaimanapun ia masih istrinya walau sirih.
"Kamu apa yang kamu lakukan sehingga bisa ditanggap madam Gisel. Kamu tahu aku sudah tidak punya banyak uang untuk menebusmu," bentak tuan Sanjaya.
Tuan Sanjaya marah dan mema
Marni tentu saja cemburu dengan tatapan Arsen kepada dua sahabatnya memang cantik mempesona melebihi dirinya. Marni mengatakan kalau dia memang cemburu saat melihat Arsen menatap perempuan lain dengan tatapan yang tidak biasa. "Aku cemburu saat melihatmu menatap wanita lain dengan tatapan kagum," jawab Marni sambil memanyunkan mulutnya. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu apalagi menghianatimu. Aku mencintaimu Marni," Arsen mengecup kening marni. Arsen berpamitan berangkat kerja setelahnya lalu Marni kembali bergabung dengan teman-temannya melanjutkan sarapan dan merumpi pagi. Mereka sangat antusias dan bersemangat pagi ini. "Marni pasti memiliki Arsen yang bertubuh kekar itu sangat menggairahkan saat bercinta dengannya, iyakan ceritakan pada kami gaya apa yang kalian sukai," ucap Lisa dengan nada menggoda. "Gaya apa yang kami sukai. Aku suka setiap gerakan yang diinginkan Arsen semuanya membuatku mabuk kepayang dan kecanduan dengan barang besar milik
Antoni melihat ke arah monitor yang digunakan untuk memantau cctv. Sia tersenyum girang karena menemukan gadis yang ia inginkan."Benar itu dia cari tahu siapa gadis itu," ucap Antoni sambil tersenyum."Antoni kamu jangan begitu jahat padaku. Aku tahu kamu hanya ingin bersenang-senang dengan gadis yang tak jelas asal usulnya itu. Apa kamu tak bisa mempertimbangkan aku yang juga bisa menghangatkan ranjangmu ini?" tanya nona dari keluarga sanjaya itu.Antoni mendorong tubuh gadis itu lalu pergi menjauhinya. Ia tak pantas mendampingi atau naik ke ranjang Antoni kalau dia mau bisa melayani para bodyguardnya yang sedang kelaparan haus belaian wanita."Enyah dari hadapanku aku tak ingin melihatmu lagi. Dan jangan ganggu kesenanganku!" seru Anroni."Antoni aku akan melenyapkan gadis itu dengan kekuatan keluarga sanjaya jika kamu menolakku sekali lagi," ancam nona sanjaya.Antoni berhenti dari jalannya lalu menoleh ke arah nona sanjaya dan melihatnya dengan tata
Marni menangis dan memohon agar dilepaskan ia sangat mencintai Arsen ia tak ingin hidup terpisah dengannya. "Tuan aku sangat mencintai kekasihku. Aku bahkan berjanji mau menikah dengannya," ucap Marni sambil menangis."Apa dia lebih kaya dariku. Atau lebih tampan dariku. Kalau dia lelaki miskin kenapa kamu tetap mencintainya," balas Antoni.Marni mengatakan dengan jelas isi hatinya sebuah cinta tak mengenal harta dan paras. Cinta tubuh dari hati Marni juga tak ingin jadi orang munafik ia memang menginginkan uang untuk hidup tapi dia membutuhkan orang yang mencintainya apa adanya bukan orang yang menekannya atau membutuhkan layananya layaknya seorang pelacur atau budak."Tuan aku harap kamu mengerti penjelasanku," ucap Marni."Tinggalah di sini beberapa hari baru aku mau melepaskanmu, aku tak ingin tertipu oleh muslihatmu!" seru Antoni kesal.Antoni meninggalkan Marni yang berada dikamarnya lalu mengunci rapat kamar itymu dari luar. Suasana hatinya menja
Nyonya Anna tubuhnya seketika lemas dia terduduk di lantai memandangi kertas informasi yang ada di tangannya benar saja itu memang anaknya karena nama orang tuanya adalah Lili. Nyonya Anna ingin bertemu dengan mantan asistennya dan mengucapkan terima kasih karenat telah merawat putranya. "Mami ada apa denganmu. Ayo aku bantu mami duduk di kursi," ucap Antoni. "Orang tuanya namanya Lili seperti pengasuh kalian waktu kecil, Aku semakin yakin kalau Arsen adalah adikmu," jawab nyonya Anna. Antoni memutuskan untuk mencari kediaman nyonya Lili lalu mereka menuju ke rumah sesuai alamat yang didapatkan oleh anak buahnya. Tepat pukul tiga sore kedatangan mereka mengejutkan nyonya Lili yang sedang menyiram bunga. "Lili apa kabar dirimu?" tanya Nyonya Anna yang mendekat ke arah nyonya Lili. "Nyonya ... Aku hampir lupa dengan wajahmu. Aku pikir aku tak dapat melihat nyonya lagi," ucap nyonya Lili sambil berlari melempar penyiram bunganya dan memeluk mantan majikann
Nyonya Anna mengangguk pelan. Siapa lagi yang ia maksud kalau bukan Marni gadis yang disukai oleh Arsen anak kesayangannya yang baru saja ditemukan."Kalau bukan dia yang aku beli mungkin sekarang kita tak akan bertemu dengan anak yang sudah hilang bertahu-tahun," jawab Antoni."Kalau begitu mami ingin bertemu dengan gadis bernama Marni itu," pinta nyonya Anna.Antoni menggelengkan kepala masih ada urusan yang belum selesai dengannya. Antoni berjanji besok adalah waktu yang tepat untuk bertemu dengannya bersama Arsen dan juga nyonya Lili."Bagaimana kalau besok saja. Saat ini wanita itu menganggapku sebagai pria brengsek jadi kalau aku bawa mami mana mungkin dia akan percaya sepatah kata yang aku katakan," pinta Antoni."Oke kalau begitu antar mami pulanh dulu, aku akan memberi pelajaran si tua bangka yang ada di rumah dulu. Pinjami mami bodyguardmu dulu," jawab nyonya Anna.Antoni mengangguk mengiyakan apa yang diminta oleh sang mami. Ia membawakan bebe
Marni dan Arsen menyetujui tes kesehatan diantara mereka bertiga. Marni tahu kalau dia adalah seorang perempuan malam yang suka gonta ganti pasangan setiap malam.Demi menjadi bagian dari keluarga Arsen dan mewujudkan mimpinya ia harus memenuhi syarat kesehatan."Aku setuju karena kalau tak sehat aku juga tak akan bisa menjadi penyanyi terkenal seperti apa yang aku impikan selama ini," ucap Marni."Oke sekarang kalian semua boleh pulanh dan istirahatlah. Arsen kamu antar dia tinggal di rumah yang telah aku sediakan nantinya rumah itu untuk kalian berdua," ucap Antoni sembari melempar kunci rumah pada Arsen.Saat ini kalau merela semua tes kesehatan Dokter akan tahu kalau Marni habis di ruda paksa okeh Antoni selama dua hari ini. Ia tak mau adiknya tahu akan hal ini lebih baik memniarkan mereka istirahat terlebih dahulu baru mereka periksa kesehatan."Terima kasih kakak. Kamu baik sekali setelah nengantar Marni aku akan kembali bekerja," ucap Arsen."Pula
Arsen pergi bekerja dan Marni meminta Tania dan Lisa untuk memberikan kabar, Mereka sudah tidak mendapatkan kabar selama dua hari pasti kalang kabut dan tidak bisa berpikir jernih lagi. "Marni apa kamu baik-baik saja dua hari ini. Kenapa kamu tidak memberi kami kabar?" tanya Tania panik. "Aku baik-baik saja tapi tubuhku sedang tidak bisa bergerak kamu tolong bawakan tukang pijit ke sini karena aku tidak bisa bergerak sama sekali karena tenaga Antoni seperti binatang buas," ucap Marni. Marni meminta Tania untuk mengambil beberapa helai baju di aparteman lamanya dan beberapa barang yang ia butuhkan karena di rumah baru tidak ada apa-apa yang bisa dipakai. Tania dan lisa menelpon marni karena barang yang ada di aparteman sudah ada yang memaking dan siap untuk di bawa pergi. "Marni barang-barang di apartemen sudah ada yang mengurus dan siap dibawa pergi." ucap Lisa. "Ikuti saja mereka karena pasti akan menuju ke rumah dimana aku tinggal sekarang," ucap Marn
Arsen mengatakan kalau ingin membahas hal pekerjaan kepada kakaknya. Ia juga ingin menjadi banyak uang dan dikagumi oleh banyak orang seperti kakaknya. Tapi Arsen tetap ingin menjadi dirinya sendiri bukan sepenuhnya seperti antoni."Aku ingin kakak mengajari bisnis, aku ingin menjadi pembisnis hebat seperti kakak jika aku banyak uang aku bisa melindungi wanita yang aku cintai dengan sungguh-sungguh," jawab Arsen."Kalau begitu aku akan megajarimu. Kamu memang adikku," ucap antoni sambil tersenyum.Mereka mengobrol sambil makan di meja makan layaknya keluarga yanh hangat. Antoni pamit pulang membawa lisa bersamanya. Rupanya antoni juga terpesona dengan lisa seperti ia terpesona dengan Marni."Aku pulang dulu. Besok kamu kirimkan saja surat berhenti kerja di perusahaan lamamu. Setelah itu baru bahas bisnis denganku," ucap Antoni."Baik kak terima kasih," ucap Arsen.Arsen sudah lega karena sebentar lagi akan belajar bisnis bersama pakarnya. Semoga kedepann
Nyonya Anna sudah terlanjur memberitahukan kepada Arsen kalau Marni sepertinya sedang sakit. Entah kenapa Marni mengatakan tidak ingin Arsen tahu kalau dia sedang sakit."Marni apapun yang terjadi padamu suamimu harus tahu," jawab nyonya Anna sambil menepuk bahunya."Tapi mi, Arsen sedang bekerja aku tak mau konsentrasinya buyar hanya karena mendengar aku sedang sakit," balas Marni.Marni betul juga Arsen mungkin akan segera pulang serta khawatir mendengar istri tercintanya sakit. Nyonya Anna menghela nafasnya bingung memikirkan kedua anaknya ini sepertinya mempunyai ikatan hati yang kuat."Percayalah semua akan baik-baik saja Marni," ucap Nyonya Anna sambil tersenyum."Aku percaya mi semua akan baik-baik saja. Sekarang aku hanya ingin tidur dan istorahat saja," balas Marni.Nyonya Anna mengangguk dan meminta Marni untuk segera tidur di mobil nanti kalau sudah sampai rumah akan segera di bangunkan untuk pindah ke ruang tidur.Sampai rumah nyonya Anna meminta Marni bangun dan pindah ke
Mona juga sedang memikirkan pembalasan apa yang akan ia lakukan untuk menyingkirkan Marni. Dia tak akan melepaskan Marni begitu saja. Karena telah merebut pamor dan ketenaran yang seharusnya milik sang putri."Ibu juga sudah memikirkan ini sebelumnya sayangku. Tenang saja pasti akan ada celah untuk menyingkirkan wanita itu," balas Mona."Baik kalau begitu aku akan pergi bernyanyi dulu," ucap putri Mona sambil berlari keluar.Saat Mona memikirkan cara menyingkirkan Marni. Nyonya Anna dan Marni sedang menikmati pekerjaannya. Mereka bahagia banyak job yang menghampiri di tambah hubungan menantu dan mertua itu sangat akrab sekarang."Marni apa kamu lelah?" tanya nyonya Anna."Tidak aku hanya merasa tak enak badan saja mi," jawab Marni.Marni menunjukkan rasa tak enak badannya tubuhnya terlihat lemas dan wajahnya pucat. Nyonya Anna merasa ada sesuatu yang janggal apakah Marni sedang kecapekan atau banyak tekanan karena pekerjaan."Marni ayo mami antar kamu ke rumah sakit," pinta nyonya Ann
Nyonya Anna menertawakan Mona yang sepertinya putrinya mau debut tapi hanya jadi figuran melulu. Nyonya Anna juga menyindirnya berbuat hal curang seperti apa yang dilakukan oleh ibunya dulu."Aku tahu kamu hanya berpura-pura karena sudah malu. Wanita jalang sepertimu pasti sekarang sedang iri dengan karir menantuku yang cemerlang!" seru nyonya Anna."Kamu sialan wanita gila tak tahu malu. Aku tak merebut suamimu dia sendiri yang datang padaku," balas Mona."Mana ada lelaki kaya yang tak terlihat hebat di mata wanita jalang. Yah sekarang nikmatilah karmamu sendiri hidup menderita bareng lelaki yang kamu cintai," ledek nyonya Anna.Mona marah dan membuat keributan sedangkan nyonya Anna meminta satpam untuk membawa kedua wanita itu pergi dari studio ini karena membuat suasana ribut dan hampir mencelakai artisnya."Apa yang kamu katakan apa kamu mempunyai bukti kalau aku hampir mencelakai artismu hah?" tanya Mona."Kamu telah memfitnahnya barusan. Semua orang di sini jadi saksinya karena
Seperti biasa nyonya Mona dan putrinya memainkan trik perempuan jalang. Mereka mengatakan kalau Marni salah sangka kepada Mereka."Pak satpam putriku sangat ngefans sama penyanyi kelas atas Marni itu," jawab Nyonya Mona."Iya tapi dia begitu sombong aku hanya ingin foto tapi dia begitu sombong dan berlari," balas putri nyonya Mona.Marni malas meladeni mereka trik perempuan jalang seperti mereka ini sudah biasa Marni lihat sebelumnya. Jadi Marni sudah tahu akan melakukan apa."Mampus kamu Marni jangan coba melawanku karena kamu tak akan mampu," ucap nyonya Mona dalam hatinya.Marni sengaja tak bersuara dan pergi meninggalkan nyonya Mona dan putrinya karena sebentar lagi dia harus perform. Dengan langkah santai dan penuh pesona Marni menyapa siapa saja yang bertemu dengannya bahkan para fans yang mengajak foto ia ladeni. Ia mengibaskan rambutnya lalu menatap tajam kepada lawannnya."Dasar jalang, kamu berani memainkan kami," bentak putri nyonya Mona."Jalang kok terial jalang. Apa kamu
Marni mengatakan sesuatu yang mendesak itu contohnya ketika ia tiba-tiba sakit lalu ada keluarga yang berhalangan maksudnya sakit apakah bisa ganti hari atau harus menyelesaikan tanggung jawab dulu."Yah aku ada nenek yang sangat tua di kampung halaman. Dia segalanya bagiku kalau tiba-tiba wafat apa aku harus menyelesaikan tanggung jawabku apa bisa langsung pulang ke kampung ijin." jawab marni karena kematian tak dapat di prediksi apakah ia akan mendapatkan penalti atas lari dari tanggung jawab ini."Itu bisa di bicarakan nanti Marni. Nanti coba mami bicarakan pada pengelola acaranya," balas nyonya Anna.Entah kenapa nyonya Anna begitu cocok bekerja dengan Marni. Dia menganggap Marni senagai anaknya sendiri. Sekarang saatnya bekerja. Beginilah kehidupan Marni setelah lepas dari rumah bordil madam Gisel. Marni sudah meraih mimpinya menjadi seorang superstar penyanyi tahun ini. Asetnya sangat banyak di kampung juga buat ibu dan neneknya. Di kota bersama dengan suaminya. "Marni lelah se
Marni menggoda Arsen pasalnya ia tak bisa memberikan jatah padanya karena sedang capek. Marni sengaja memakai baju yang tasi di buatnya perform di panggung dan belum menggantinya."Sayang sekali aku sedang capek malam ini jadi aku tak bisa memberimu jatah," balas Marni sambil merebahkan badannya di ranjang."Walau capek tapi harus melayaniku sebentar saja," ucap Arsen.Arsen tak dapat membendung hasratnya malam ini. Dia melepas gaun yang dipakai Marni mengajaknya mandi bersama dengan air hangat juga memakai relaksasi aroma terapi agar jadi rileks berdua. Dalam kamar mandi mereka melakukan adegan panjang suami istri yang membuat badan semakin rileks."Apa kamu masih mau melakukan ini Arsen?" tanya Marni dengan nafas terengah-engah."Iya tunggu sebentar lagi aku masih ingin bercinta denganmu," jawab Arsen.Malam ini Arsen melanjutkan di atas ranjangnya yang empuk. Bercinta dengan istri tercinta yang sungguh di sayanginya. Dia tertidur sampai pulas hingga pagi hari."Apa kalian masih ma
Arsen menggaruk rambutnya lalu memeluk Marni ia mengaku kalau sedang kangen istrinya seharian tidak mendapatkan kabar darinya terasa satu abad lamanya."Tentu saja aku kangen istriku. Kakak untuk tugas aku sudah menyelesaikannya tepat waktu," balas Arsen."Jangan membuatku muak memangnya yang mempunyai istri hanya kamu sendiri. Besok kalau ada kesalahan akan aku hukum kamu tidak bisa bertemu dengan istrimu seminggu," ucap Antoni yang sepertinya masih kesal.Arsen hanya tersenyum karena sudah terbiasa dengan perilaku kakaknya yang gampang marah apalagi dengan karyawan yang sudah tidak dapat di toleransi lagi. Antoni akan marah sekali jika pekerjaan tidak dapat selesai tepat waktu. "Kakak jangan marah terus nanti cepat tua," ucap Arsen membujuk kakaknya agar tidak marah."Kalau begitu mami mau pulang ke rumah Antoni dulu ya. Besok mami akan menjemput Marni untuk mengantarnya bekerja, sekarang istirahatlah," ucap nyonya Anna.Marni sedang naik daun sekarang jadwal manggungnya sedang ban
Tuan Handoko mengatakan tidak ingin mencari gara-gara pasalnya ia sudah hidup dengan tenang selama ini. Memang dia mencintai Mona selamanya akan mencinti Mona yang tulus menyayanginya juga dengan putri yang ia sayangi."Jangan ganggu kami Anna. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang kamu sudah merebut semuanya. Jadi tolong biarkan kami hidup dengan tenang di sini," balas tuan Handoko."Pria tua bangka sialan lebih baik kamu ajari istri yang kamu banggakan itu untuk tidak mengganggu orang karena kau bisa membinasakan dia kapan saja karena menghina ibuku," ucap Antoni kesal.Antoni sudah memberikan peringatan lalu pergi membawa Marni dan juga maminya untuk pulang bersama. Lain kali mungkin Antoni akan memberikan pengwal untuk Marni dan maminya agar hal yang seperti ini tidak lagi terjadi."Marni apa yang kamu lihat tidak usah di ingat lagi. Mereka adalah sampah yang tidak berguna bagi kami," ucap Antoni kesal."Aku mengerti Antoni tapi tidak baik seperti itu kepada ayahmu. Bagaiman
Antoni mendekati wanita yang masih terlihat muda dan menggoda tersebut. Di tampar wajahnya lalu dijambak rambutnya kemudian di tampar lagi."Tuan muda Antoni kamu apakan ibuku. Tolong ampuni ibuku," pinta perempuan muda itu."Jadi kamu anak si jalang ini?" tanya Antoni mendekatinya lalu menamparnya sebanyak empat kali bolak balik.Antoni mencemooh gadis itu sebagai anak haran dari seorang lonte yang menghancurkan rumah tangga mami papinya. Marni sekarang mengerti kenapa wanita itu tadi mengganggu nyonya Anna."Jangan sakiti anakku. Dia tidak bersalah lawanmu adalah aku!" seru wanita bernama Mona itu."Baik kalau begitu aku akan ladeni permintaanmu wahai lonte bermulut busuk. Mana tadi mulutmu yang garang memaki mamiku?" tanya Antoni.Kemudian pria itu menampar berkali-kali Mona sampai pingsan. Gadis cantik di samping Mona berteriak minta tolong tapi Antoni tak mempedulikannya lagi pula siapa yang mau menolongnya di tempat seperti ini dan Antoni pelakunya."A-aku bisa melakukan apa sa