Jodi menyeringai tipis lalu mengangkat teleponnya. Telepon itu dari Lisa ia mengungkapkan perasaannya dan takut kalau misal ada yang mencari masalah dengannya atas rencana Jodi. "Tuan Jodi sejujurnya aku takut menjalankan perintah darimu, waktu semakin dekat dan jantungku rasanya mau copor," ucap Lisa. "Kamu tak perlu takut ada pengawal bayangan yang melindungimu di setiap sudut tempat usaha madam Gisel," balas Jodi. Pria tampan itu terus menguatkan hati Lisa agar tidak takut unruk menjalankan misinya. Pelaku kejahatan yang mencelakai Marni harus ditangkap secepatnya. Agar tidak lagi ada kejahatan lainnya. "Tapi tuan aku sangat takut sekali, apakah tidak apa-apa aku melakukan ini?" tanya Lisa meyakinkan dirinya sendiri. "Untuk apa kamu takut padahal semua orang mendukungmu. Malam ini bernyanyilah dengan merdu dan penuh percaya diri tahklukkan semua tamu pengunjung lantai vip. Kamu akan mendapatkan banyak saweran malam nanti. Lisa aku percayakan tu
Marni terbelalak matanya mendengar apa yang diucapkan oleh Jodi. Tapi emang benar dia baru berasa dengan apa yang terjadi tempo hari. Yah kalaupun itu adalah ulah orang lain. Ia hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah memberinya peluang rejeki yang besar malam itu."Yah namanya juga aku ini polos tuan Jodi. Mana tahu kalau insiden gaun rusak itu adalah perbuatan manusia jahat," jawab Marni."Aku memang suka melihatmu yang polos tanpa baju. Sungguh membuatku tak bisa menahan hasrat bercinta!" seru Jodi.Marni menyunggingkan senyuman tipis untuk Jodi. Ia kesal dengan apa yang dilakukan Jodi padanya waktu dulu juga barusan sekali. Kenapa bisa dia bertemu dan percaya dengan pria laknat seperti Jodi ini. Membuatnya merasakan kerasnya hidup di ibukota seperti sekarang ini."Dasar manusia tidak punya hati. Enyah kau dari hadapanku membuatku kesal saja," pinta Marni geregetan."Oke jangan lupa kamu dampingi Lisa nanti malam, aku ingin tahu kecerdasan apa y
Perias itu menatap Meli sebentar lalu fokus merias kembali ia tak mau berdebat dengan orang yang tidak konsisten dengan perjanjian. Sudah di berikan waktu hanya lima menit saja kalau lebih dari itu ya ia akan mengerjakan pekerjaan yang lainnya.Waktu itu sangat berharga untuk mereka yang pekerja keras. Tidak ada waktu yang terlewat sia-sia itu adalah sebuah motto hidup bagi mereka yang ingin sukses."Kenapa kamu marah, bukankah tadi aku bilang kalau waktumu hanya lima menit dan kamu kembali sudah lewat dari lima menit. Waktuku sangat berharga karena aku dibayar untuk bekerja profesional. Aku ini sudah lam bekerja di dunia make-up juga yang aku rias adalah artis-artis ternama dan aku belum pernah melihat seorang artis besar yang begitu sombong sepertimu. Padahal kamu hanya seorang penyanyi yang sangat rendah!" seru perias itu."Kamu akan dipecat oleh madam Gisel karena tidak merias wajahku tepat waktu. Peduli amat sama pengalamanmu merias artis terkenal jan
Madam melihat leboh dekat wajah cantik itu. Madam memuji kecantikan dan kelembutan serta kesopanan gadis itu. Meli melihat siapa yang datang dan terkejut."Lisa kenapa bisa kamu ada di sini?" teriak Meli."Kenapa kamu terkejut seperti itu. Terserah aku memilih siapa saja yang akan tampil di panggung vip. Usaha ini milikku kan," balas Madam Gisel.Madam Gisel meminta Marni mengantar Lisa ke panggung. Bahkan memintanya untuk berduet. Karena mungkin Lisa akan canggung menghadapi berandal yang berada di ruang Vip.Lisa dan Marni meninggalkan ruang make-up. Madam Gisel menatap keduanya dengan perasaan puas."Kamu bersiaplah dengan maksimal mungkin. Dan ingat aku tidak mau ada kesalahan apapun. Aku harap kamu tak mengecewakan aku," balas madam Gisel. "Baik madam Gisel aku akan tampil memukau malam ini," ucap Meli gemetaran. Meli meremas gaunnya ia sepertinya tidak suka melihat Lisa juga tampil malam ini di ruang vip. Kenapa dia tidak bercerita sebelumnya
Meli ketakutan ia tak ingin dihukum untuk kedua kalinya oleh madam. Melayani para pengawal yang menurut Meli orang rendahan dan tidak pantas untuk dia layani membuatnya takut jika harus dihukum seperti itu lagi."Tenang saja kamu akan bertemu tamu pertamamu. Layani mereka sampai puas jika ada kegagalan kamu tidak akan pernah bisa tampil di ruang vip lagi," jawab madam Gisel."Melayani tamu madam. tadi siang aku sudah melayani beberapa pengawal," balas Meli.Madam Gisel menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Meli yang berada di belakangnya, "Apa kamu tidak mau melayani tamu yang menginginkanmu?"Madam menunjukkan wajah garang dan juga tidak suka pada Meli yang banyak pertanyaan. Sungguh gadis yang tidak bisa bersyukur mendapatkan pekerjaan yang tidak semua orang bisa mendapatkannya."Aku bersedia madam, jika besok-besok aku bisa tampil di ruang vip lagi aku bersedia melayani mereka madam," ucap Meli bersemangat."Bagus malam
Sekali lagi Marni mengutarakan isi hatinya kalau ingin juga menemani Meli yang sedang sakit. Sedang sakit jauh dari keluarga pasti akan merasa Meli merindukan semuanya."Madam aku juga ingin menemani Lisa untuk menjaga Meli yang sedang sakit," jawab Marni."Apa kalian yakin. Aku tak yakin anak ini menerima kalian. Dia terlalu egois dan berbahaya setiap gerak-geriknya seperti rubah betina yang ingin menjatuhkan orang yang tak disukainya," balas madam Gisel.Marni dan Lisa mengangguk mereka tetap mau memberikan yang tebaik untuk orang yang sedang ditimpa musibah seperti Meli.Madam tetap tidak mengijinkan mereka menjaga Meli. Lebih baik orang lain yang menjaganya, madam meminta seorang tukang bersih-bersih untuk menjaganya."Kalian tak boleh menjaganya malam ini. Kembali ke kamar kalian masing-masing dan istirahatlah besok kalian semua baru boleh menjenguknya lagi," balas madam Gisel."Ta-tapi madam kasian Meli sendirian sedang sakit jauh dari kelua
Meli tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan oleh Marni tapi semenjak kedatanagn Marni seperti semua perhatian tertuju pada Marni itu adalah yang membuat Meli marah dan membenci Marni."Kamu banyak salah padaku. Kamu hanya gadis yang berasal dari kampung tapi merebut semua perhatian yang seharusnya tertuju padaku," jawab Meli."Itu hanya perkiraanmu saja. Berarti tak ada yang salah pada kami, kamu yang berpikir terlalu jauh tentang kami," ucap Marni.Marni mengupas buah dan juga meminta orang yang mengurus Marni tadi membersihkan bekas bubur yang berceceran di lantai. Marni memberikan potongan buah untuk Meli ia tahu kalau perutnya sudah lapar karna pingsan semalaman."Meli makanlah, aku tahu kamu lapar karena belum makan apapun," ucap Marni."Aku tidak sudi makan buah yang kamu kupas dan potong itu. Aku tidak lapar aku takut kamu memberikan aku racun," balas Meli sambil melengos.Krucukkk ... Terdengar suara perut lapar Meli, ia merasa malu
Madam Gisel kesal karena Meli mencoba memanipulasinya agar ia terbebas dari hukuman. Madam yang sudah puluhan tahun berkecimpung d bisnis seperti ini tidak akan mempan dengan siasat yang dilakukan oleh Meli. Madam sudah kenyang dengan trik kotor apa saja yang pernah dilakukan semasa muda. "Kamu jangan coba berkata yang tidak masuk akal. Seandainya itu juga Marni aku tidak akan pilih kasih dalam memberikan hukuman. Orang yang salah harus dihukum," jawab Madam Gisel dengan tegas. "Madam aku tahu madam akan berbaik hati padaku dan meringankan hukuman untukku aku mohon madam," pinta Meli pada madam. Madam memerintahkan pengwal untuk mengawasi kamar Meli. Hukuman yang diberikan padanya adalah tidak akan diberikan jadwal bernyanyi. Atau istilah kerennya di skrors tidak boleh bernyanyi selama satu bulan penuh agar tidak ada pemasukan untuknya. Tak hanya itu Meli juga dikurung dikamar tidak boleh keluar selama sebulan dengan penjagaan yang ketat. "Madam tolong maafk
Nyonya Anna sudah terlanjur memberitahukan kepada Arsen kalau Marni sepertinya sedang sakit. Entah kenapa Marni mengatakan tidak ingin Arsen tahu kalau dia sedang sakit."Marni apapun yang terjadi padamu suamimu harus tahu," jawab nyonya Anna sambil menepuk bahunya."Tapi mi, Arsen sedang bekerja aku tak mau konsentrasinya buyar hanya karena mendengar aku sedang sakit," balas Marni.Marni betul juga Arsen mungkin akan segera pulang serta khawatir mendengar istri tercintanya sakit. Nyonya Anna menghela nafasnya bingung memikirkan kedua anaknya ini sepertinya mempunyai ikatan hati yang kuat."Percayalah semua akan baik-baik saja Marni," ucap Nyonya Anna sambil tersenyum."Aku percaya mi semua akan baik-baik saja. Sekarang aku hanya ingin tidur dan istorahat saja," balas Marni.Nyonya Anna mengangguk dan meminta Marni untuk segera tidur di mobil nanti kalau sudah sampai rumah akan segera di bangunkan untuk pindah ke ruang tidur.Sampai rumah nyonya Anna meminta Marni bangun dan pindah ke
Mona juga sedang memikirkan pembalasan apa yang akan ia lakukan untuk menyingkirkan Marni. Dia tak akan melepaskan Marni begitu saja. Karena telah merebut pamor dan ketenaran yang seharusnya milik sang putri."Ibu juga sudah memikirkan ini sebelumnya sayangku. Tenang saja pasti akan ada celah untuk menyingkirkan wanita itu," balas Mona."Baik kalau begitu aku akan pergi bernyanyi dulu," ucap putri Mona sambil berlari keluar.Saat Mona memikirkan cara menyingkirkan Marni. Nyonya Anna dan Marni sedang menikmati pekerjaannya. Mereka bahagia banyak job yang menghampiri di tambah hubungan menantu dan mertua itu sangat akrab sekarang."Marni apa kamu lelah?" tanya nyonya Anna."Tidak aku hanya merasa tak enak badan saja mi," jawab Marni.Marni menunjukkan rasa tak enak badannya tubuhnya terlihat lemas dan wajahnya pucat. Nyonya Anna merasa ada sesuatu yang janggal apakah Marni sedang kecapekan atau banyak tekanan karena pekerjaan."Marni ayo mami antar kamu ke rumah sakit," pinta nyonya Ann
Nyonya Anna menertawakan Mona yang sepertinya putrinya mau debut tapi hanya jadi figuran melulu. Nyonya Anna juga menyindirnya berbuat hal curang seperti apa yang dilakukan oleh ibunya dulu."Aku tahu kamu hanya berpura-pura karena sudah malu. Wanita jalang sepertimu pasti sekarang sedang iri dengan karir menantuku yang cemerlang!" seru nyonya Anna."Kamu sialan wanita gila tak tahu malu. Aku tak merebut suamimu dia sendiri yang datang padaku," balas Mona."Mana ada lelaki kaya yang tak terlihat hebat di mata wanita jalang. Yah sekarang nikmatilah karmamu sendiri hidup menderita bareng lelaki yang kamu cintai," ledek nyonya Anna.Mona marah dan membuat keributan sedangkan nyonya Anna meminta satpam untuk membawa kedua wanita itu pergi dari studio ini karena membuat suasana ribut dan hampir mencelakai artisnya."Apa yang kamu katakan apa kamu mempunyai bukti kalau aku hampir mencelakai artismu hah?" tanya Mona."Kamu telah memfitnahnya barusan. Semua orang di sini jadi saksinya karena
Seperti biasa nyonya Mona dan putrinya memainkan trik perempuan jalang. Mereka mengatakan kalau Marni salah sangka kepada Mereka."Pak satpam putriku sangat ngefans sama penyanyi kelas atas Marni itu," jawab Nyonya Mona."Iya tapi dia begitu sombong aku hanya ingin foto tapi dia begitu sombong dan berlari," balas putri nyonya Mona.Marni malas meladeni mereka trik perempuan jalang seperti mereka ini sudah biasa Marni lihat sebelumnya. Jadi Marni sudah tahu akan melakukan apa."Mampus kamu Marni jangan coba melawanku karena kamu tak akan mampu," ucap nyonya Mona dalam hatinya.Marni sengaja tak bersuara dan pergi meninggalkan nyonya Mona dan putrinya karena sebentar lagi dia harus perform. Dengan langkah santai dan penuh pesona Marni menyapa siapa saja yang bertemu dengannya bahkan para fans yang mengajak foto ia ladeni. Ia mengibaskan rambutnya lalu menatap tajam kepada lawannnya."Dasar jalang, kamu berani memainkan kami," bentak putri nyonya Mona."Jalang kok terial jalang. Apa kamu
Marni mengatakan sesuatu yang mendesak itu contohnya ketika ia tiba-tiba sakit lalu ada keluarga yang berhalangan maksudnya sakit apakah bisa ganti hari atau harus menyelesaikan tanggung jawab dulu."Yah aku ada nenek yang sangat tua di kampung halaman. Dia segalanya bagiku kalau tiba-tiba wafat apa aku harus menyelesaikan tanggung jawabku apa bisa langsung pulang ke kampung ijin." jawab marni karena kematian tak dapat di prediksi apakah ia akan mendapatkan penalti atas lari dari tanggung jawab ini."Itu bisa di bicarakan nanti Marni. Nanti coba mami bicarakan pada pengelola acaranya," balas nyonya Anna.Entah kenapa nyonya Anna begitu cocok bekerja dengan Marni. Dia menganggap Marni senagai anaknya sendiri. Sekarang saatnya bekerja. Beginilah kehidupan Marni setelah lepas dari rumah bordil madam Gisel. Marni sudah meraih mimpinya menjadi seorang superstar penyanyi tahun ini. Asetnya sangat banyak di kampung juga buat ibu dan neneknya. Di kota bersama dengan suaminya. "Marni lelah se
Marni menggoda Arsen pasalnya ia tak bisa memberikan jatah padanya karena sedang capek. Marni sengaja memakai baju yang tasi di buatnya perform di panggung dan belum menggantinya."Sayang sekali aku sedang capek malam ini jadi aku tak bisa memberimu jatah," balas Marni sambil merebahkan badannya di ranjang."Walau capek tapi harus melayaniku sebentar saja," ucap Arsen.Arsen tak dapat membendung hasratnya malam ini. Dia melepas gaun yang dipakai Marni mengajaknya mandi bersama dengan air hangat juga memakai relaksasi aroma terapi agar jadi rileks berdua. Dalam kamar mandi mereka melakukan adegan panjang suami istri yang membuat badan semakin rileks."Apa kamu masih mau melakukan ini Arsen?" tanya Marni dengan nafas terengah-engah."Iya tunggu sebentar lagi aku masih ingin bercinta denganmu," jawab Arsen.Malam ini Arsen melanjutkan di atas ranjangnya yang empuk. Bercinta dengan istri tercinta yang sungguh di sayanginya. Dia tertidur sampai pulas hingga pagi hari."Apa kalian masih ma
Arsen menggaruk rambutnya lalu memeluk Marni ia mengaku kalau sedang kangen istrinya seharian tidak mendapatkan kabar darinya terasa satu abad lamanya."Tentu saja aku kangen istriku. Kakak untuk tugas aku sudah menyelesaikannya tepat waktu," balas Arsen."Jangan membuatku muak memangnya yang mempunyai istri hanya kamu sendiri. Besok kalau ada kesalahan akan aku hukum kamu tidak bisa bertemu dengan istrimu seminggu," ucap Antoni yang sepertinya masih kesal.Arsen hanya tersenyum karena sudah terbiasa dengan perilaku kakaknya yang gampang marah apalagi dengan karyawan yang sudah tidak dapat di toleransi lagi. Antoni akan marah sekali jika pekerjaan tidak dapat selesai tepat waktu. "Kakak jangan marah terus nanti cepat tua," ucap Arsen membujuk kakaknya agar tidak marah."Kalau begitu mami mau pulang ke rumah Antoni dulu ya. Besok mami akan menjemput Marni untuk mengantarnya bekerja, sekarang istirahatlah," ucap nyonya Anna.Marni sedang naik daun sekarang jadwal manggungnya sedang ban
Tuan Handoko mengatakan tidak ingin mencari gara-gara pasalnya ia sudah hidup dengan tenang selama ini. Memang dia mencintai Mona selamanya akan mencinti Mona yang tulus menyayanginya juga dengan putri yang ia sayangi."Jangan ganggu kami Anna. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang kamu sudah merebut semuanya. Jadi tolong biarkan kami hidup dengan tenang di sini," balas tuan Handoko."Pria tua bangka sialan lebih baik kamu ajari istri yang kamu banggakan itu untuk tidak mengganggu orang karena kau bisa membinasakan dia kapan saja karena menghina ibuku," ucap Antoni kesal.Antoni sudah memberikan peringatan lalu pergi membawa Marni dan juga maminya untuk pulang bersama. Lain kali mungkin Antoni akan memberikan pengwal untuk Marni dan maminya agar hal yang seperti ini tidak lagi terjadi."Marni apa yang kamu lihat tidak usah di ingat lagi. Mereka adalah sampah yang tidak berguna bagi kami," ucap Antoni kesal."Aku mengerti Antoni tapi tidak baik seperti itu kepada ayahmu. Bagaiman
Antoni mendekati wanita yang masih terlihat muda dan menggoda tersebut. Di tampar wajahnya lalu dijambak rambutnya kemudian di tampar lagi."Tuan muda Antoni kamu apakan ibuku. Tolong ampuni ibuku," pinta perempuan muda itu."Jadi kamu anak si jalang ini?" tanya Antoni mendekatinya lalu menamparnya sebanyak empat kali bolak balik.Antoni mencemooh gadis itu sebagai anak haran dari seorang lonte yang menghancurkan rumah tangga mami papinya. Marni sekarang mengerti kenapa wanita itu tadi mengganggu nyonya Anna."Jangan sakiti anakku. Dia tidak bersalah lawanmu adalah aku!" seru wanita bernama Mona itu."Baik kalau begitu aku akan ladeni permintaanmu wahai lonte bermulut busuk. Mana tadi mulutmu yang garang memaki mamiku?" tanya Antoni.Kemudian pria itu menampar berkali-kali Mona sampai pingsan. Gadis cantik di samping Mona berteriak minta tolong tapi Antoni tak mempedulikannya lagi pula siapa yang mau menolongnya di tempat seperti ini dan Antoni pelakunya."A-aku bisa melakukan apa sa