"Kekasih? Bukannya kemarin saya sudah mengatakannya kepada Bapak?"
"Lalu siapa yang mengantarmu tadi?"Alice langsung sadar. Ah ... artinya Nathan melihat Jordi mengantarkannya ke kantor.
"Tidak mungkin kamu bilang itu supir kamu, bukan?" tanya Nathan penuh selidik."Oh ... itu teman saya, Pak. Dia sekalian lewat." Alice sudah pasti berbohong. Ia harus menutupi identitas Jordi. Bisa runyam nanti pekerjaan Alice yang baru saja akan ia mulai."Teman? Aneh. Kenapa harus repot-repot dengan mobil sport mengantarkan kamu untuk ke kantor?" tanya Nathan lagi yang tidak percaya kepada Alice."Iya. Teman. Ya kalau bapak tidak percaya ya tidak masalah sih." Alice membalikkan keadaan. Ia tidak mau dipojokkan oleh Nathan."Apakah kamu tinggal di perumahan mewah sehingga teman kamu itu bisa menjemput?""Tidak, Pak. Saya tinggal di rumah sederhana."Nathan masih tidak percaya dengan ucapan Alice. Dari CV yang diberikan Alice saat wawancara, Nathan tahJordi segera membuka aplikasi pesan itu dan ternyata bukan Alice yang memberinya pesan. Entahlah ... nomor yang Jordi tidak kenal sama sekali.Anita : Hai, Jor. Gue Anita. Loe masih inget sama gue gak? Gue tahu nomor ponsel loe dari tante Norita.Jordi tersenyum. Teman masa kecilnya tiba-tiba mengirimkan pesan kepadanya.Rindu? Pastinya Jordi rindu. Sepuluh tahun lalu, Anita yang selalu menemaninya di saat Norita dan Alex terlalu sibuk dengan pekerjaan. Ia berteman dengan Anita juga sudah lima belas tahun lamanya.Rumah Anita adalah rumah persinggahan bagi Jordi di kala pria itu kesepian.Jordi : Apa kabar loe, Nit? Dimana loe sekarang?Jordi sangat antusias. Setidaknya ia tidak akan bosan saat menunggu Alice pulang dari kantor.Anita : Gue udah balik ke Jakarta. Ketemu yuks.Jordi : Kapan dan dimana?Anita : Cafe yang dulu kita datangin itu loh.Jordi : Yang ada bunny?Anita : Nah tuh loe inget.Jordi : Udah ditutup. Gak l
Anita adalah orang yang sangat ceria. Auranya sangat positif dan menular ke Jordi. Jordi seketika berubah menjadi orang yang benar-benar ceria.Tidak lama kemudian, Jordi dan Anita sampai ke mall yang megah itu.Seperti biasanya, Anita akan menggenggam tangan Jordi, seperti waktu kecil dahulu. Jordi juga tidak keberatan dengan teman masa kecilnya itu. Mereka tertawa dan berbahagia. Dunia seakan hanya milik mereka berdua saja.Kalau dilihat orang lain, Jordi dan Anita seperti pasangan yang sangat serasi. Sama-sama ganteng dan cantik, kaya, pintar dan masa depan terjamin.Sekarang sudah jam makan siang, pastinya mall itu penuh dengan orang yang menikmati makan siang mereka dan melepas penat di kantor.Salah satunya Alice dan Nathan yang baru saja menyelesaikan meeting panjang bersama klien mereka yang terlalu perhitungan. Alice membuka ponselnya dan ia cukup kaget karena melihat banyaknya pesan dari Jordi. Ia segera membalas pesan Jordi.Alice : Jor ... s
Nathan cukup curiga melihat mata Alice yang berair dan hidungnya yang sedikit merah. Seperti habis menangis."Ah ... tidak apa-apa, Pak," kelit Alice."Apakah kamu menangis?" tanya Nathan yang terus memperhatikan wajah Alice."Tidak Pak. Tadi ada bulu mata yang masuk ke dalam mata, jadinya saya gosok-gosok," ucap Alice memberikan alasan yang mungkin bisa membantunya agar Nathan tidak curiga."Baiklah." Nathan tidak bisa memberondong pertanyaan lagi kepada Alice. Tidak enak juga memaksa seseorang untuk berkata jujur di saat yang sama tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. "Pasti kamu lapar ya? Yuks kita makan dulu."Nathan mengalihkan pembicaraan."Baik, Pak."Mereka masuk ke dalam sebuah restaurant. Hanya ada Alice dan Nathan saja di dalam ruangan itu. Mungkin restaurant itu terlalu mahal karena harga makanan di list menu sangatlah mahal. Tidak semua orang bisa makan di tempat seperti ini."Kamu mau makan apa, Al?" tawar Nathan sambil membolak
"Hmm ... dulu sih ada. Tapi sudah putus," jelas Alice."Kenapa?" Nathan terpancing rasa ingin tahunya."Karena dia kaya dan saya miskin. Begitu saja sih." Alice malas membahas panjang lebar tentang Nino ataupun Jordi yang sebentar lagi menjadi para mantan Alice. Mungkin memang sebaiknya Alice menjomblo saja sampai maut menjelang."Hmm ... pemikiran yang kolot," decih Nathan yang tidak setuju dengan pemikiran kaya dan miskin. Ia sendiri juga dipisahkan dari Sinta karena hal itu dan menyebabkan Nathan tidak mau dekat lagi dengan orang tuanya. Nathan marah kepada kedua orang tuanya hingga saat ini."Ya ... mungkin karena takut dengan orang miskin seperti saya, Pak. Jadi ... ya orang kaya memang harus berpasangan dengan orang kaya. Wanita seperti saya ya ... memang harusnya sejak awal tahu diri sih. Haha ... Mungkin saya tidak tahu diri dan berani menjalin hubungan tidak selevel itu." Alice menertawakan kebodohannya sendiri."Cinta itu tidak bisa dipaksa, Alice.
Tiba-tiba ada secercah harapan dari Nathan untuk Alice. Mungkin dengan cara ini, Alice bisa menghindari Jordi maupun Nino. Sudahlah ... lebih baik ia menutup masa lalunya. Membiarkan dua orang itu bahagia tanpa kehadirannya. Selain itu, Alice juga bisa bebas dari tekanan Norita dan Ratna. Mungkin ini jalan yang terbaik. Ia juga bisa membawa Ranti ke Bandung bersama dengannya."Saya serius, Al. Tapi tentunya kamu harus bolak-balik antara Jakarta dan Bandung karena terus mengikuti saya.""Tidak masalah, Pak. Saya mau. Saya mau ikut kemanapun, Pak." Alice mengangguk setuju dengan tawaran dari Nathan."Baiklah. Hmm ... dalam satu minggu ini, lebih baik kamu bersiap untuk bekerja di Bandung.""Iya, Pak. Bolehkah saya membawa mama?" Gadis itu sama sekali tidak pernah meninggalkan Ranti, jadi pastinya ia akan takut jika Ranti ditinggal sendiri."Tapi kamu akan tinggal di mes karyawan, jadi sepertinya kamu tidak bisa membawa mama kamu sementara waktu.""Ok, Pak
Mereka hanya berpacaran kurang dari satu minggu dan semuanya sudah selesai. Alice merasa ia menjadi seperti mantan-mantan Jordi yang lainnya, yang hanya bertahan kurang dari satu minggu. Apakah ini karma karena selama ini Alice terlalu dekat dengan Jordi sehingga para kekasih pria tampan itu sangat tidak nyaman dengan kehadirannya? Sekarang Alice baru tahu. Bagaimana jika kekasihnya bersama dengan wanita lain. Alice memalingkan wajahnya dan tidak mau melihat Jordi lagi. Ia sudah membulatkan tekad untuk pergi dari Jordi.***Hari kian gelap dan Alice masih berada di kantor. Bekerja dan belajar semua hal tentang perusahaan dan segala macam aspeknya. Nathan sudah mengatakan banyak hal yang harus dipelajari Alice jika ia ingin pindah ke Bandung. Sebagai asisten pribadi dari Nathan Tanuwijaya, pastinya Alice harus siap untuk mengerjakan segalanya.Drtt ...Ponsel Alice bergetar. Gadis itu sama sekali tidak menjawab panggilan dari siapapun termasuk dari Jordi dan R
Alice segera melihat mobil mewah Jordi yang sudah terparkir di parkiran basement kantor.Jordi yang sudah melihat kedatangan Alice segera membuka pintu dan berjalan ke arah pintu penumpang, membukakan pintu untuk Alice, sang kekasih."Thanks." Alice meluncur masuk ke dalam mobil tanpa basa-basi lagi.Jordi tersenyum kecut. Tidak ada pelukan atau bahagia karena dijemput pacar pada hari pertama bekerja, tapi nada suara Alice hanya datar untuk mengucapkan terima kasih kepadanya.Jordi segera masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobil itu."Hari pertama kerja koq sampai lembur, Al?" tanya Jordi untuk memulai percakapan dengan sang pujaan hati yang wajahnya sudah ditekuk. Jordi mengerti kalau Alice begitu lelah."Ya. Banyak yang harus dipelajari."Alice menjawab sekenanya saja. Ia masih tidak bisa menyembunyikan betapa kalutnya perasaan Alice terhadap Jordi. Bayang-bayang Jordi dengan wanita lain membuat Alice sudah naik darah."Mama Ranti tad
Jordi benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan Alice tentang istri. Alice berbicara seolah gadis itu tidak mau menjadi istri Jordi. Padahal sudah banyak rencana yang ingin Jordi wujudkan bersama Alice.Terus terang, Jordi bingung dengan perubahan sikap Alice itu. Padahal tadi pagi, Alice sangat manja terhadap dirinya. Tapi kenapa saat malam, Alice berubah menjadi sangat dingin. Apakah ia melakukan kesalahan? Tapi apa?"Jawab, Al! Apa maksud kata-kata loe tadi?" desak Jordi."Ya ... kita kan gak akan pernah tahu, Jor. Siapa nanti pasangan hidup loe? Gue ..."Bisakah Alice mengatakan bahwa ia marah kepada Jordi yang sudah berselingkuh diam-diam di belakangnya? Apakah Alice memiliki hak itu? Apakah di mata Jordi, Alice adalah kekasih yang akan menjadi istrinya di masa depan? Alice tidak tahu. Tepatnya Alice bertambah ragu setelah melihat pemandangan tidak enak tadi siang."Al, loe itu segalanya buat gue. Kalau gak ada loe, gue itu bisa mati! Depresi. Loe n