Gadis yang dikuncir satu itu hanya tersenyum, betapa ia merasakan perih yang tengah sang kakak alami saat ini. Buru-buru ia mengangguk pelan tak ingin mengecewakan Dewa meski perutnya sudah kenyang.
Dewa kembali tersenyum kemudian membalikkan tubuh menyiapkan beberapa bahan di atas meja dan memanggang dagingnya. Perlahan Nazmi melangkahkan kaki jenjang miliknya kemudian memeluk erat tubuh sang kakak dati belakang.
Sontak lelaki itu terdiam dengan aktivitasnya, ia mengusap lengan sang adik yang tidak biasanya seperti ini. Kepalanya sedikit menoleh ke arah kanan dan hanya terlihat puncak kepala Nazmi.
“Kenapa, Naz? Lo ada masalah sama cowok lo? Sini cerita,” tanyanya lembut seraya kembali menyiapkan beberapa sayuran.
Nazmi menggeleng masih dalam pelukannya. “Gue gak ada masalah, mungkin lo yang perlu cerita ke gue.”
Sekali lagi Dewa terdiam ketika mendengar penuturan Nazmi. Suara daging yang tengah dipanggang ter
“Jaga ya ucapan lo, jangan seenaknya keluar.”Tatapan mata Nazmi begitu tajam pada lelaki di hadapannya. Karisma tak gentar ditatap seperti itu oleh sang mantan kekasih, baginya ia terlihat begitu manis.“Wow, kucing yang sangat cantik. Lo kok makin cantik dan seksi aja sih setelah pacaran sama Geri? Dia kasih lo apa aja sampai lo secantik dan semenggoda ini?” ucapnya seraya mendekati Nazmi lagi.“Sekarang denger kata-kata gue, Naz. Mungkin lo rasain, tapi apa bener lo sayang sama Geri? Sekali lagi gue tanya sama lo ya. Lo mau tidur sama dia karena inget sama gue kan? Lo sayangnya cuma sama gue kan? Bukan sama cowok blasteran itu?”Gadis itu tak menggubris kata-kata yang keluar dari mulut Karisma. Semakin ia pikirkan semakin ia bingung dengan dirinya sendiri, apa benar seperti itu yang dirasakannya pada Geri? Apa ini sebab ia masih berdegup kencang ketika melihat atau disentuh oleh sang mantan keka
Kedua matanya membulat melihat wajah asli sang pengirim kotak misterius. Begitu juga dengan Fauzan, Karisma dan Farel. Mereka seperti syok benar-benar tak berekspektasi dugaan mereka menjadi kenyataan.“Lo?” lirih Dewa kemudian menyipitkan kedua matanya.Farel melepaskan cengkraman tangannya kemudian sosok itu bangkit berdiri. Tiga pasang mata menatapnya tanpa berkedip menunggu sosok misterius itu menjelaskan tujuannya selama ini.“Iya gue, kenapa? Kalian kaget?”“Ahahahaha, lo konyol? Apa yang lo lakuin, Brengsek?” sindir Karisma yang dimakan api amarah.Lelaki itu hampir saja membogem pipi sosok misterius yang baru saja mereka ungkap. Namun Farel dan Fauzan menahannya.“Kenapa kalian tahan Si Preman ini buat mukul gue?” tanyanya seraya menatap wajah Farel dan Fauzan.“Mending lo jelasin ke kita deh, Han apa sebenarnya rencana lo kirim kotak misterius itu selama ini?” tanya
“Ka, gak ada salahnya kita kasih kesempatan kedua ke dia. Lagi pula kesempatan kedua ini gak akan semudah waktu pertama kali dia gabung kan?”“Maksud lo?”“Ya lo pikir mudah bagi dia buat perbaiki segalanya? Enggak lah. Ini tuh bisa dibilang kayak ngulang tapi sekaligus lo perbaiki sesuatu yang udah rusak. Paham?Karisma menatap sorot mata Fauzan yang berbinar ia sungguh tak percaya dengan pikiran Fauzan yang seperti itu. Sedangkan Farel dan Dewa mengangguk-angguk cukup mengerti dengan logika yang disampaikan oleh lelaki berbaju cokelat tersebut.“Oke jadi gitu mungkin dari Fauzan. Gimana menurut lo Han?”“Ya kalau gue sih gak masalah mau training lagi juga. Asal gue bisa diterima lagi sama kalian.”“Oke kalau gitu. Kalau menurut lo gimana, Ka?”Karisma mulai menarik napas dalam menatap Handy yang tengah menatapnya juga. Lelaki itu mendelik tajam lalu mena
Karisma tersenyum sembari mengusap kepala gadis yang berhasil ia taklukkan untuk pertama kalinya lagi. Lelaki itu membenarkan pakaiannya kemudian menatap jam dinding yang sudah menunjukkan sore hari.Beberapa kali dering telepon berbunyi sejak sepuluh menit lalu, itu dari geri namun tak kunjung Nazmi angkat. Lelaki itu kembali mengusap kedua pipi Nazmi dengan rambutnya yang nampak berantakan.“Lo masih sayang kan sama gue, Naz?” bisiknya ketika dering telepon kembali berbunyi nyaring.Nazmi terdiam menatap netra yang baru saja membuatnya takluk. Kemudian kepalanya sedikit mengangguk, Karisma tersenyum senang kemudian melumat bibir sang mantan kekasih untuk kesekian kalinya lagi.“Tolong ucapin sekali aja, Naz.”“Jangan pergi lagi, Ka. Jangan bikin gue kecewa lagi ...” lirihnya sembari mencoba untuk tersenyum.Entah apa yang ada dalam benak dan hati Nazmi, namun ia jelas-jelas sudah mengkhiana
“Sayang, lo mau gue anter ke apartemen atau di sini aja?”“Umm, gue di sini aja.”“Memang Dewa bakalan di sini?”Nazmi mengangguk kemudian memakan satu suap bubur tersebut. Tatapan matanya menatap netra Geri yang tak luput menatapnya sembari tersenyum. Lelaki itu benar-benar tampan apalagi ketika tersenyum.“Ukhh. Uhuk! Uhuk!”Sontak Geri terkejut ia langsung meraih minum kemudian memberikannya pada Namzi. Setelah selesai lelaki itu kembali menaruhnya di atas meja.“Pelan-pelan, Sayang. Kok bisa batuk sih?”“Ummm, karena gue lihatin lo ...” gumamnya seraya menunduk menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu.“Huh? Emangnya gue kenapa?”“Lo ganteng banget, apalagi kalau dilihat dari deket.”Nazmi mengangkat wajahnya menatap kedua netra Geri. Blush. Kali ini giliran kekasihnya yang malu, wajahnya memerah namun ia berusaha
“Dia masih belum berubah juga, masih kayak bocah,” ujar Handy seraya tersenyum menatap keluar ruangan.Dewa menoleh pada lelaki di hadapannya sembari menyunggingkan senyum masam. Ya mau bagaimana lagi, Fauzan memang member paling muda selain itu juga sikapnya masih kekanak-kanakan dibandingkan member yang lain.“Ya, bareng Karisma terus jadi kebawa childish,” ledeknya.Padahal usia Karisma lebih tua daripada Fauzan dan usia mereka terpaut cukup jauh. Meski begitu keduanya masih sangat kekanak-kanakan.Handy ikut tersenyum kemudian mereka mengembuskan napas kembali menyambung perbincangan yang belum usai.Sedangkan di sisi lain, Karisma nampaknya berhasil mengejar Fauzan mengenakan motornya. Lelaki yang tanpa mengenakan jaket itu semakin mempercepat laju kendaraan beroda dua miliknya.Di tengah jalan raya yang tidak terlalu ramai, lampu-lampu dari kendaraan terlihat berkedip sesekali. Karisma mencoba meny
“Bukan gitu, Honey ...”“Terus?”Gadisnya mulai mendelik, ia melepaskan pagutan tubuhnya. Raut wajahnya berubah mengkerut tak ingin menatap lelaki yang berada di hadapannya saat ini.“Kamu gak pernah kasih aku, Baby.”“Uhhh, iya, Sayang. Aku tahu, tapi aku belum bisa ...”“Kamu selalu gitu. Kamu sebenernya gak suka sama aku, hah?”Perempuannya mulai meninggikan nada suara, setiap kali membahas hal seperti ini ia selalu saja berpikiran negatif dan menganggap Fauzan tak menyukainya. Hingga akhirnya mereka akan bertengkar dan tak saling sapa untuk beberapa waktu.Fauzan mengembuskan napasnya sembari menutup mata. Alasan terbesarnya karena ia tidak percaya diri, belum pernah melakukannya dan takut membuat gadisnya kecewa.“Sayang, apa pun itu aku turuti asal jangan yang ini, ya?”“Kenapa sih kamu selalu gak mau? Aku gak cantik?
Sudah kedua kalinya ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Bukan karena sibuk atau ada hal yang hendak dilakukan, ia tak tahu mengapa dini hari begitu panas bahkan ketika AC menyala.Sekali lagi ia membasuh wajahnya dan melihat dirinya di cermin yang terlihat kacau. Ia merasakan sesuatu dalam dada bergejolak hebat dan seakan ingin memberontak. Hasrat dua jam lalu kembali meningkat secara tiba-tiba, apa karena gue tadi berpikiran sedikit kotor, tanyanya pada diri sendiri.“Ughh! Sial! Dia memang mau badan gue kan? Kenapa sih gue bego banget nolak dia? Malah sekarang gue yang kepanasan.” Pekiknya seraya menatap wajahnya di cermin kamar mandi.Ia melepaskan kemeja yang dikenakannya dan kaus juga hingga ia telanjang dada. Tubuh kekar miliknya terpantul di cermin dengan beberapa tetes keringat membahasi dadanya.“Mandi jam segini?” tanyanya pada diri sendiri yang kembali menatap jam sudah menunjukkan pukul du
“Kok lo ada di sini?” Tanyanya di sela isak tangis.“Apa itu penting?”“Uhhh, Kak ...” Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.“Hmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?”Ia menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.“Dia menghilang udah dua minggu ...”“Hah? Emang awalnya ada masalah apa?”“Dia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...” Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge
Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.“Gimana perasaan lo sekarang?”“Uhm, gue haus ...”Segera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.“Makasih.” Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.“Apa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.”Seketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.“Gue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...”“Uhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?”“Geri ninggalin gue sama ce
Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.“Lo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?”“Ahahahaha. Akhirnya gue ketahuan?”“Apa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?”“Na
“Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F
-Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.“Apa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?” Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo
Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos
Karisma terdiam mendengar jawaban Nea. Entah perempuan itu tengah merayunya saja atau memang kenyataan dari hatinya mengatakan hal seperti itu.“Memang apa yang bikin lo pengen dapetin gue lagi?”“Ya lo tahu, gak ada cowok di luar sana yang bisa bikin gue puas selain lo.”“Huh? Lo tidur sama cowok lain lagi?”Tawa renyah Nea memenuhi indra pendengarannya membuat Karisma sedikit terkejut mengapa perempuan itu tertawa. Ya, sebelumnya Nea memang pernah tidur dengan beberapa pria namun, setelah dengannya perempuan itu berterus terang hanya ‘melayani’ kekasihnya saja.“Gak lah. Makanya gue cari lo.”“Lo emang terlalu jujur.”“Mau pesen sesuatu?”“Hmm gimana kalau kita nge-club. Udah lama juga gak ke sana bareng lo, ya untuk merayakan pertemuan kita lagi aja.”Nea memgangguk cepat mendengar ajakan Karisma. Menurutnya itu adalah ide yang sangat bagus. Dengan begitu mungkin ia bisa perlahan mengambil hati lelaki yang dulu sempat meninggalkannya.Di sisi lain, hujan yang sedari tadi turun deng
“Huft. Lo butuh waktu berapa lama lagi sih, Naz? Lo berharap gue kasih lo waktu lagi terus lo lupa lagi gitu?”“Bukan gitu, Ka ... tapi emang akhir-akhir ini bikin gue mikir dan bingung banget.”“Apa sih yang lo pertimbangin? Geri? Laki-laki itu bahkan sekarang udah gak peduli sama lo kan?”Nazmi menggelengkan kepala, perasaannya resah meski sebenarnya ia berpikir demikian juga. Mengapa Karisma seperti membaca pikirannya saat ini? Apa lelaki itu tahu sesuatu tentang kekasihnya?“Jangan ngomong sembarangan tentang Geri, Ka. Dia gak seperti apa yang ada dalam benak lo.”“Really? Lo tahu dia lebih dari apa yang terlihat, huh?”“Ka ... kalau emang semua ini ada hubungannya sama Geri, terus apa salah gue kalau gue minta waktu buat mikirin lagi?”“Naz, realistis dong. Kapan terakhir kali lelaki bajingan itu kabarin lo? Sedangkan gue tiap hari chat lo meski respons lo dingin. Lo gak lihat perjuangan gue?”Gadis yang semakin resah kini menatap Karisma dengan netra yang terasa panas. Memang be
Selang beberapa minggu dari putusnya Fauzan dengan sang kekasih, Nazmi yang tengah asyik berselancar di akun sosial media miliknya sedikit terkejut karena mendapati postingan dari lelaki tersebut.-Indahnya bersamamu, kekasihku (love) (hug) (kiss)-Setelah membaca caption dari foto Fauzan yang tengah merangkul seorang gadis dan gadis itu memberikan kecupan di pipinya ia kembali menatap gambar tersebut. Banyak sekali komentar pada gambar yang baru saja beberapa menit lalu ia unggah. Ada yang pro dan juga kontra ada juga yang membandingkannya dengan mantannya terdahulu.Segera Nazmi menangkap layar postingan beserta captionnya untuk ia bagikan pada gadis dalam foto tersebut. Ia masuk pada room chat dirinya dengan seseorang beranama Hana. Ya, gadis di postingan itu adalah Hana, sahabat dekatnya.Ia mengirimkan tangkapan layar tersebut sembari mengetik beberapa kata untuknya.-Astaga! Hana lo jadian sama Fauzan? Kok bisa sih? Lo gak kasih tahu gue! T_T-Hana yang tengah online sontak saja