Pertengahan November, 2021.
"Done!" ucap salah seorang gadis setelah menekan tombol enter di laptopnya. Wajahnya berseri-seri, bersemangat, menatap satu-persatu di antara empat gadis lain yang duduk di sekelilingnya. "Salinannya juga udah aku kirim ke grup chat. Kalau ada yang mau ditambah atau revisi lagi, bilang aja."
Sementara April sibuk kembali dengan laptopnya—mengerjakan tugas lain—teman-teman sekelompoknya saling berterimakasih lantas meninggalkannya sendirian. Gadis itu sengaja memilih tempat yang paling sudut, tidak terlalu berisik, dan lumayan jauh dari pandangan orang-orang. Tetapi seperti biasa, ia masih tetap bisa menatap air mancur di dekat taman walau tidak terlalu dekat.
Jam makan siang hampir berlalu, langit
Pertengahan November, 2021.Jari-jemari terkepal kuat di bawah meja, buku-bukunya bahkan sampai sampai memutih, dan urat-urat di tangannya juga kelihatan. Jika saja bukan karena alasan kesopanan, lelaki itu pasti akan langsung melayangkan tinju pada pria berjas hitam yang menyandang kepongahan itu. Namun, ia tak melakukannya. Sangat konyol melukai ayah sendiri sebagai alasan masuk penjara."Kamu nggak bisa balik semudah itu," ucapnya dingin, tak terbantahkan. Alih-alih memutar tumit, pria dengan setelan formal serba hijau itu memilih menatapi jendela kaca yang memamerkan langsung pemandangan gedung-gedung modern pencakar langit. "Papa, kan, udah bilang. Kamu nggak bakal balik kalau belum pegang perusahannya.""Tapi, Pa, aku nggak bisa," kata lelaki yang duduk
Awal Februari, 2022.Sepertinya waktu terlalu cepat berlalu ketika kita sibuk dengan masa kini, menata masa depan, dan sejenak melupakan sesuatu yang mungkin menghambat mimpi menjadi terwujud. Fira kembali mengingat, akhir tahun lalu sangat-sangat sibuk. Bahkan sama sekali tak sempat lagi duduk di kafetaria atau di depan kolam. Dia hanya bolak-balik perpustakaan untuk mempersiapkan ujian akhir semester.April juga sama. Kadang sahabatnya itu tidur ketika pagi hampir menjelang untuk membuat laporan-laporan mendadak. Mereka juga sempat beberapa kali begadang bersama hanya untuk mengerjakan tugas sampai pagi. Itu juga tidak langsung tidur karena ketika pagi harinya mereka melakukan ujian lagi. Menjadi kelelawar atau terjaga sampai tiga hari sepertinya memang akan jadi kebiasaan mereka kalau sudah menjelang penilai
Awal Februari, 2022.Terlalu panjang jarak yang diulur, terlalu sedikit kepekaan terhadap rasa yang sudah berumur, dan terlampau hangus kelopak kamboja yang telah berjamur. Terkadang manusia lupa atau bahkan sengaja tak ingat jika janji dahulu yang diutarakan dalam suka yang terlampau gembira, malah akan mendatangkan ingkar dengan sakit tak terkira.Zhafira Freya semestinya sadar, kepergian tanpa hubungan yang tetap terus dijalin melalui komunikasi jarak jauh sebenarnya sudah berakhir saat itu juga. Fira juga seharusnya sadar, jika Arya tidak pernah berusaha menghubunginya maka artinya lelaki itu sudah punya tempat pulang yang lain. Dan ketika pesan dari nomor tak dikenal itu diterima, Fira seharusnya tidak buru-buru memacu langkah ke bandara.Arya hanya ingin memamerkan kekasih barunya. Menjelaskan jika tidak ada hubungan lagi di antara mereka secara resmi.Dengan wajah yang masih banjir itu, tumitnya memutar. Meninggalkan tempa
can only wishI was the main character?I only side characterthat you won't see.[1]***Pertengahan Februari, 2022."Mungkin di bagian bawahdress-nya, kamu tambahin lengkungan lebih banyak lagi biar makin kental femininnya." Randi menggaruk dagunya. Sebentar kemudian ia menunjuk-nunjuk kertas putih bergambar pakaian wanita yang masih sketsa hitam putih di atas meja. "Terus bagian pinggangnya kayak lebih bagus dikasih pita panjang sama hiasan bunga-bunga kecil."Fira terdiam sembari memikirkan bagian-bagian yang ditunjuk lelaki itu. "Kamu yakin nanti bunganya nggak bakal bikin rame?" Dari kertas desain, ia beralih menatap Randi.
I wish I could tiethis heart not to flutternot to feel for youwhen you are closer.[1]***Pertengahan Februari, 2022.Zhafira Freya sama sekali tidak tahu apa yang membuat kakinya memilih bersitahan di atas teras keramik cokelat terang Fakultas Teknik. Bukan sebab langit yang berawan, tidak juga derasnya hujan. Pun hari itu, sudah jelas langitnya cerah, mega bahkan berserak tipis-tipis seperti permen kapas yang biasa dijual di pasar malam.Seharusnya ia menyelesaikan dress-nya, tenggat tidak sampai tiga hari lagi. Meskipun ia sudah yakin sudah menyelesaikan d
Pertengahan Februari, 2022.[Semua produk yang telah siap, akan dipamerkan. Kalian semua harus punya seorang model yang benar-benar cocok. Tiga produk terbaik dengan model yang sesuai akan mendapat nilai plus sekaligus berkesempatan mendapat pekerjaan di butik ternama di Semarang. Pameran akan dimulai setelah makan siang di Fakultas Teknik. Good luck!]"April!" Pekikannya terlalu melengking, menjalar cepat seperti kilat yang datang bersama gemuruh ketika awan hampir melahirkan hujan. Menggema cukup lama di kamar asrama yang tak terlalu lebar itu. Padahal, di balik jendela, langitnya bahkan biru terang, sedikit dikotori ceceran-ceceran awan tipis.Gadis yang tadinya masih terlelap di ranjang b
Pertengahan Februari, 2022.Apakah Arya pernah bilang kalau ia akan berhenti mencintai Fira?Tidak.Rasa-rasanya, ia seperti seorang pecundang yang memilih menatap dari kejauhan kala wajah itu---setelah sekian waktu terlewat, sekian ribu jam yang masih terus dihitungi---akhirnya tersenyum bahagia, haru, kuning, penuh semangat. Senyum yang dulu sekali membuatnya jatuh. Dan sayangnya, selalu bisa membuat laki-laki itu jatuh berkali-kali, bahkan juga untuk hari ini.Sebenarnya kata pecundang tak terlalu cocok untuknya, ia bajingan. Setiap langkahnya adalah kebodohan, tiap tatapnya malah menghancurkan. Satu-satunya yang paling Arya inginkan adalah mendekap erat kekasihnya hingga tak ada jalan lain termasuk melepaskan. Namun, jalan pikirannya malah melakukan hal sebaliknya, lelaki itu mematahkan hati yang lama ditinggal sendirian.Bukan keramaian, apalagi keriuhan yang
Akhir Februari, 2021.Pagi memang tidak lagi dini, tetapi mentari juga tidak terlalu tinggi. Angin tak juga mengamuk hari ini, pun mega tidak punya tanda hendak menggabungkan diri. Namun, di ujung koridor, hampir dekat dengan Fakultas Teknik, keramaian tak biasa memantik diri untuk mendekati.April dan Fira datang ke kampus seperti biasa. Bagian yang sedikit berbeda hanyalah pada para mahasiswa yang mulai memerhatikan Fira sejak pameran pakaian saban hari. Memberi selamat, berbasa-basi soal gaunnya di pameran kemarin, atau minta dibuatkan gaun yang desainnya sebelas duabelas. Seharusnya itu adalah hal yang normal. Fira harus mulai terbiasa untuk menjadi pusat perhatian mulai dari sekarang.Akan tetapi, bukan itu satu-satunya hal yang akan menjadi kejutan di hari yang terlampau cerah itu. Ada yang salah dengan setiap akhir bulan.Kedua gadis itu kalang kabut, menderapkan langkah se