Alea duduk di sebuah bukit di kebun belakang sekolah. Sebuah bukit dengan pohon tinggi di tengahnya. Ini adalah tempat favorit Alea di sekolah ini. Bukit yang berada di belakang gedung ekskul sekolah, menyimpan segala kesenangan dan kesedihan Alea.
"Nih buat mu," kata Kamila yang memberikan sepotong roti dan susu pada Alea.
"Makasih, Mil," ucap Alea sambil menerima pemberian Kamila.
Kamila adalah seorang sahabat baik buat Alea. Dia banyak membantu Alea meski mereka berada dalam strata yang berbeda.
Kamila anak seorang manager sebuah bank swasta. Dia termasuk orang mampu di sekolah ini. Tapi dia tidak malu berteman dengan Alea.
Kamila sering membelikan Alea kue dari kantin untuk sekedar mengganjal perutnya. Alea sering menolaknya karena takut dianggap memanfaatkan kebaikan Kamila, tapi Kamila tetap senang melakukannya.
Kamila tau bagaimana kehidupan Alea yang makin susah saat ditinggal ayahnya meninggal. Alea membalas kebaikan sahabatnya dengan membantu Kamila belajar, yang memang otaknya tidak begitu pintar seperti Alea.
"Ku dengar, katanya kamu habis jadi sasaran genk Clarissa ya?" tanya Kamila.
"Iya, entahlah, kenapa Martha bisa mengadu hal ga penting kaya gitu."
"Hal ga penting? Apaan emang?" tanya Kamila penasaran.
Alea menceritakan kejadian di kelas tadi. Bagaimana dia menanduk Raka dengan kepalanya.
"Hahahahaahhaaa..." Kamila tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Alea.
"Kok ketawa? Ada yang lucu?" tanya Alea.
"Itu lucu ... kamu menanduk Raka. Ga kebayang gimana muka Raka tadi. Pasti malu banget dia. Secara selama ini kan dia masuk dalam jajaran cwo keren di sekolah. Eeh malah di permalukan oleh seorang Alea. Lucu Alea," Kamila masih meneruskan ketawanya.
"Lucu sih, tapi aku malah susah begini."
"Ada yang luka ga? Ato bajunya kotor?" tanya Kamila.
"Ga kok, cuma sedikit sakit kepalaku habis kena rahang Raka tadi," kata Alea sambil tersenyum lebar. Kamila kembali tertawa lebar.
"Lea, kamu kan sekelas ama Keanu. Dia kalo di kelas pinter ga sih?" tanya Kamila.
"Keanu? Hmmm gimana ya, sebenernya dia bisa kayanya tapi dia males. Bahkan dia ga sungkan untuk bilang males ngerjain tugas ke guru," jawab Alea.
"Oh ya!! Trus di bolehin ama gurunya?"
"Kalo gurunya cwe ya seringnya di bolehin. Tapi kalo cwo ya kadang-kadang."
"Emang sih, semua orang pasti akan terpesona pada senyum indah Keanu." kata Kamila sambil menerawang jauh kesana.
"Aku ga tuh, ga tertarik ama yang begituan. Hayoo kamu suka ama Keanu ya?"
"Ih ga kok, cuma kagum aja dikit," jawab Kamila sambil merona.
"Banyak juga ga papa kok," kata Alea yang membuat mereka semua tertawa bersama.
Dua sahabat itu saling tertawa bersama. Mereka juga menikmati makan siang mereka diselingin sedikit belajar untuk pelajaran nanti.
***
Saat bel sekolah berbunyi yang menandakan kalau pelajaran telah berakhir, Alea segera membereskan barang-barangnya. Dia ingin segera pulang dan menuju ke tempat kerjanya di sebuah mini market.
Alea kerja di Mini market dari jam 3 sore sampai jam 6 sore Lalu berlanjut lagi dia bekerja di sebuah restoran cepat saji dari jam 7 malam sampai jam 9 malam.
Saat masih ada sisa stok makanan, Alea biasanya diijinkan membawanya pulang untuk makan di rumah. Selain rajin dan ramah, Alea sangat di sayang oleh semua pekerja di tempatnya bekerja.
"Alea, temen-temen di club sains ingin ketemu kamu," kata Radit yang menghampiri Alea saat Alea hendak keluar kelas.
"Aduh, Dit maaf banget. Aku kalo pulang sekolah ga bisa. Aku harus kerja, Dit," jawab Alea penuh sesal.
"Ga bisa luangin waktumu sebentar aja?"
"Ga bisa. Jam 3 aku udah harus di sana. Kalo telat, aku bisa kena marah. Kalo mau ketemu, pas jam istirahat aja. Biar ga keburu-buru aku."
"Oh gitu. Ok, besok ya jam istirahat."
"Ok, ingetin aku ya. Aku duluan ya, Dit," Alea berlari menuju ke bawah, dia ingin segera menuju ke tempat kerjanya.
Alea berjalan di trotoar sekolah menuju gerbang sekolah. Dia memilih berjalan di bawah pohon agar tidak terlalu panas. Jajaran mobil jemputan sudah berderet rapi di parkiran.
Hampir semuanya adalah mobil mewah, yang mungkin sama dengan biaya hidup Alea selama beberapa tahun. Alea berjalan perlahan, di sebelahnya ada sebuah mobil yang juga berjalan pelan karena mengantri untuk keluar dari gerbang.
Sebuah wajah tampan dengan mata yang dalam dan bundar, rahangnya yang tidak terlalu tajam membuat wajahnya terlihat lebih lembut meskipun memiliki sorot mata elang.
Rambut hitam legam yang menghiasi bagian atas kulit putihnya membuat sangat kontras untuk menyebut pemuda ini tampan bahkan sangat tampan. Pemuda yang kini sedang memejamkan matanya dan mendengarkan lagu di earphonenya tampak seperti tidak ingin di ganggu.
Nathaniel, pemuda tampan idaman para gadis kini ada tepat di samping Alea. Meskipun ada jarak yang memisahkan, namun wajah Nathan terlihat jelas bahkan tanpa penghalang apapun.
"Eeh..." kata Alea kaget saat tiba-tiba matanya dan mata Nathan beradu.
Dia kaget melihat tajamnya mata Nathan.
Nathan yang melihat tajam ke arah Alea tak mengalihkan pandangannya pada gadis yang ada di depan matanya yang tampak kikuk setelah beradu mata dengannya.Alea segera menundukkan kepalanya, merasa sedikit malu saat ketahuan mencuri pandang ke Nathan. Alea meneruskan perjalanannya menuju ke halte yang ada di depan sekolahnya.
Alea menunggu bis di halte depan sekolahnya. Dia duduk di sana dan memasang earphone yang dipasangkan di ponselnya. Alea mendengarkan musik sambil mengayunkan kakinya dan memasukkan tangannya di cardigan yang dia pake.
Sebuah mobil di ujung jalan tampak sedang mengamati Alea. Mobil itu berhenti di tempat yang tepat untuk bisa melihat kegiatan Alea.
"Alea," sapa seseorang sambil menepuk pundak Alea.
"Eh, kenapa?" tanya Alea sambil melepaskan earphone dari telinganya.
"Udah denger gosip terbaru di sekolah ga?" tanya Gwen teman sekolah Alea.
"Gosip? Gosip apaan?" tanya Alea sedikit penasaran.
"Kabarnya, Nathan suka ama cwe di sekolah kita."
"Udah bukan rahasia lagi kali kalo Nathan punya pacar. Bukannya dia emang pacaran ama Clarissa ya?"
"Nah itu masalahnya! Menurut info yang gw dapet, cwe yang di incer Nathan bukan Clarissa."
"Haahh!! Seriusan? Jangan ngaco ah. Ntar kalo didenger ama orang bisa berabe loh."
"Emang lu ga curiga apa gimana Nathan. Dia dibilang pacaran ama Clarissa tapi dia dingin banget ama Clarissa. Kan aneh."
"Orangnya emang gitu kali, lagian aku juga ga pernah ikutin gimana Nathan. Jadi aku ga begitu tau gimana dia tiap harinya."
"Anak-anak di sekolah pada berharap mereka lah yang lagi di incer ama Nathan sekarang. Pada heboh mereka."
Bertemu si Gwen di halte bis cukup bisa menghibur Alea. Gadis berambut ikal itu memang di juluki sebagai ratu gosip. Penggemar berat genk super boy's. Gwen selalu mengikuti dan memantau semua pergerakan anggota.
"Gwen aku duluan ya, bis ku udah dateng," kata Alea.
"Ok. Tunggu update terbaru ya. Kalo udah ketemu siapa dia, pasti gw tempel di mading," kata Gwen penuh keyakinan.
Alea hanya tersenyum dan mengikat rambutnya yang sepunggung. Dia mengikat ekor kuda rambut lurusnya, rambut yang sama dengan milik mendiang ibunya.
Sedangkan sebuah mata yang mengikuti segala pergerakannya tadi juga perlahan menyuruh sopirnya untuk menjalankan mobil. Mengikuti ke mana bis yang di naiki Alea berjalan.
"Selamat sore pak Adi," sapa Alea saat dia masuk kedalam mini market."Sore Alea. Masih kurang 15 menit, tumben cepet," tanya Pak Adi sang manager mini market."Kebetulan ga ada yang menghambat di jalan pak. Alea ganti baju dulu ya?" pamit Alea."Ya udah buruan ganti, habis itu kamu beresin lemari pendingin ya?""Siaap bos."Alea segera berjalan ke gudang yang ada di belakang toko. Dia menyapa beberapa pegawai di sana yang kebetulan dia lewati.Setelah Alea selesai berganti baju, dia segera menuju ke lemari pendingin. Dia melihat barang apa saja yang stoknya berkurang dari sana.Alea segera mengambil keranjang barang dan mengambil barang yang dia perlukan di gudang."Sini gw bantu," kata Bang Ical teman kerja Alea."Makasih Bang Ical," kata Alea dengan senyum manisnya."Kamu udah makan siang?" tanya Bang Ical sambil mengantar Alea ke lemari pendingin."Udah, kan disekolah dapet makan siang sebelum pul
Gadis kecil itu sedikit merintih saat luka bakarnya terkena air dingin. Pengunjung juga melihat aksi heroik Alea di kamar mandi."Tahan sedikit ya dek, biar luka mu ga melepuh." kata Alea sambil terus menyemprotkan air ke seluruh tubuh gadis itu sampai hampir seluruh bajunya basah.Karena bukan hanya perutnya, tapi pahanya juga terkena."Kamu pikir anak saya kucing kamu siram begitu?" kata ibunya dengan nada sedikit tinggi."Itu pertolongan pertama yang benar Bu, dengan disiram air mengalir, panas yang terasa di tubuh akan perlahan menghilang. Ibu lebih memilih anaknya basah atau kulitnya melepuh?" kata seseorang di belakang sang ibu."Kamu siapa lagi?""Saya dokter specialis kulit yang kebetulan juga makan di sini. Saya sudah menyuruh orang membeli salep untuk luka anak ibu," jawab pria itu."Oh begitu kah?""Mama, badan Joanna basah semua," kata gadis itu sambil menangis."Habis ini kita beli baju ya? Makasih ya
Alea dan Kamila antri untuk mengambil makanan. Para super boys sudah duduk di kursi kebesaran mereka. Kursi yang tidak boleh di pake oleh siapapun.Para gadis pengiring dari genk super seksi ada di bangku sebelah mereka. Raka dan Marcho sedang duduk di bangku eksekusi. Mereka sedang merundung seorang anak murid baru."Apa mereka ini ga ada kerjaan ya, kerjaannya begitu mulu," gerutu Alea pelan."Hust jangan kenceng-kenceng," bisik Kamila.Alea kaget saat tiba-tiba ada Nathan di sampingnya. Pemuda tinggi yang membuat leher Alea sakit jika harus memandangnya. Nathan melihatnya sebentar lalu duduk kembali di kursinya."Eh, duduk sini lu," kata Nathan saat Alea melewati tempat duduknya."Aku?" tanya Alea bingung."Iya, lu. Duduk depan gw buruan."Semua yang ada di kantin terdiam dan melihat ke arah Alea.Alea takut kalo dia akan di rundung Nathan, cwo paling cool sekaligus tampan di sekolah ini.Alea meletakkan namp
"Ngapain lu nangis di situ?" ada suara yang membuyarkan lamunan kenangan Alea.Dia menoleh ke arah sumber suara. Pemuda angkuh dan sok kuasa itu ada di depannya saat ini. Nathan yang tadi merundungnya di kantin ada di depannya.Berdiri dengan angkuhnya dan kedua tangannya dimasukkan dalam saku celananya, Nathaniel.Nathaniel pemuda pimpinan super boys dan mungkin juga pimpinan cwo tampan di sekolah ini."Ga papa kok. Maaf kalo mengganggu," Alea segera pergi dari tempat itu.Dia ingin segera pergi ke ruang belajar menemui Kamila.Nathan membuka pintu ruang super boy's, ada Keanu di dalam sana sedang memainkan sebuah piano yang tadi didengarkan oleh Alea. Dia menoleh lagi ke arah pintu seolah menebak apa yang membuat Alea tadi menangis.Ruangan super boy's memang berbeda, segala fasilitas mewah ada di dalamnya. Mulai dari piano, alat golf mini, ruang fotografi dan berbagai alat permainan yang mahal serta furniture yang mahal
"Lea, bisa anterin minuman dingin ke lapangan basket ga? Ada yang pesen neeh," kata Bang Ical ke Alea."Boleh bang, emang berapa banyak?" tanya Alea balik."10 botol. Kamu bawa sekalian pembuka botol ama pipetnya ya. Sorry loh susahin kamu. Aku lagi urus barang dateng neeh.""Ga papa Bang, santai aja. Abang jaga meja kasir bentar ya?"Alea segera menghitung pesanan konsumen yang akan diantarnya. Dia sudah membawa struk belanjaannya. Dia senang bisa masuk ke dalam kampus. Dia bisa melihat aktifitas anak kampus yang akan ingin segera dia wujudkannya.Alea sudah sedikit hafal dengan struktur bangunan kampus ini. Dia memang beberapa kali mengantarkan pesanan ke dalam kampus. Dia akan mengendarai motor matic Bang Ical saat mengantar pesanan.Alea membelokkan motornya ke arah lapangan basket yang ada di tengah kampus. Dia memarkir motornya dan membawa keranjangnya menuju lapangan."Minuman dingin," kata Alea setengah berteriak mencari pemes
Nathan memainkan botol minuman yang diberikan Alea padanya. Dia sama sekali tidak tertarik untuk meminumnya."Kita ke mana ini, mas?" tanya supir Nathan"Langsung pulang aja pak," jawab Nathan.Nathan tetap memainkan botol minuman itu di tangannya. Pikirannya melayang entah ke mana."Jadi ini minuman favorit lu ya? Ok bakalan gw inget."Nathan sebenarnya sudah lama menyukai Alea. Hanya saja dia gengsi untuk mengakuinya.Nathan tidak ingin harga dirinya sebagai orang nomer satu di sekolah harus dinodai dengan rasa sukanya pada Alea.Dimata Nathan Alea gadis manis yang sederhana dan pintar. Dia tidak menonjolkan dirinya meskipun dia sudah mendapatkan banyak penghargaan dari perlombaan sains yang sering di ikutinya. Rasa kagum Nathan makin bertambah saat dia tau kalau Alea tidak malu untuk bekerja sebagai pelayan di depan teman-temannya.Mobil Nathan sudah terparkir di depan rumahnya. Pemuda tampan yang masih bermandi keringat itu
Pagi ini semua siswa tingkat 2 sudah berkumpul di kolam renang. Sekolah Alea memiliki fasilitas kolam renang indor.Mereka sudah mulai berjalan kesana secara bersamaan. Saat Alea masuk ke area, sudah banyak siswa yang berganti pakaian, bahkan sudah ada yang masuk ke air. Momen berenang memang di nantikan oleh seluruh siswa."Lea, ga ganti baju?" tanya Kamila."Aku lagi dapet, Mil. Mau pinta ijin Pak Bagas ga ikutan berenang kali ini," jawab Alea."Emang boleh?""Ya di coba aja. Lagian ga lucu juga kali kalo tiba-tiba ntar airnya jadi merah karena aku. Lagi deres ini soalnya.""Ya udah minta ijin sana. Aku ganti baju dulu ya."Kamila masuk ke toilet ingin berganti baju. Alea yang sudah memakai traning olah raga dan kaos, mencari sosok guru olah raganya, Pak Bagas Asmara.Alea mengedarkan pandangannya ke sekitar kolam. Area kolam memang sangat besar, ada 2 kolam besar disana yang lengkap fasilitasnya.Mata Alea menangkap s
Alea ada di ruang kesehatan sekarang, dia dibawa Keanu untuk beristirahat di sana. Gadis manis itu masih terlihat lemas setelah tenggelam."Lu ga bisa berenang?" tanya Keanu."Bisa, tapi tadi aku kaget kayanya. Kakiku sampe kram, ga bisa digerakin," jawab Alea."Oh gitu. Ati-ati lain kali ya. Clarisa masih bakal jahilin lu. Gw tinggal dulu ya. Nanti gw kesini lagi," kata Keanu sambil mengacak poni Alea.Alea kaget dengan perlakuan manis Keanu padanya. Wajahnya sampai merona karena Keanu. Senyum manis Keanu membuat badan Alea yang kedinginan jadi menghangat."Ya ampun baju ku basah semua. Aku harus ambil baju ganti di lokerku," kata Alea.Saat Alea akan membuka pintu ruang UKS tiba-tiba ada seorang penjaga kebersihan masuk ke dalam. Alea sempat kaget bahkan sampai memegang dadanya karena kaget."Mbak Alea ya?" tanya wanita paruh baya itu."Iya," jawab Alea bingung."Ini ada titipan dari Mas Keanu buat mbak."Wanita
Hari pertandingan pun di mulai. Alea yang pagi ini berangkat ke sekolah di jemput oleh Nathan pun hanya mencoba menghafalkan pelajaran yang sudah dia pelajari selama ini.Nathan tidak berani mengganggu Alea dalam menghafal dia hanya memberikan satu tangannya agar bisa dimainkan oleh Alea seperti biasanya. Alea terus berkonsentrasi dan hampir tidak mengajak bicara Nathan sedikitpun.Alea mencoba untuk terus menghafal sampai mereka masuk ke dalam area sekolah. Saat mobil Nathan sudah parkir, dia baru sadar kalau dari tadi dia sedang bersama dengan Nathan.“Ya ampun Nathan ... maaf ya. Dari tadi aku diemin kamu,” ucap Alea tidak enak.“Santai aja. Ga papa kok. Aku tau kamu lagi prepare banget sekarang kan. Santai aja, Lea,” jawab Nathan sambil tersenyum.“Maaf ya. Harusnya kita ngobrol dan aku juga harus nanyain soal persiapan kamu juga. Eeh aku malah egois gini.”“Ga papa. Justru nanti kalo kamu ngobrol ama
“Kamu bolos kelas?” tanya Nathan“Aku ga bisa konsen di kelas. Aku kangen kamu. Aku ga bisa belajar.”“Pasti kamu kangen tangan aku ya? Hmm jangan-jangan kamu mau baikan ama aku biar kamu bisa belajar buat olimpiade kan? Trus kalo kamu udah menang, ntar kamu bakal lupain aku lagi. Gitu ya?”“Ya ampun Nathan ... kamu kok jadi pinter sekarang. Pasti kamu ketularan aku ya. Dulu kayanya kamu ga sepinter ini deh. Aku jadi salut kamu sepinter ini. Sampe bisa nebak isi pikiran aku lho.”“Anak songong,” ucap Nathan sambil menjentik kening Alea dengan jarinya.“Aduuh sakit.”“Sakit? Aku sembuhin ya.”Alea mengangguk manja. Dia seolah mengerti bagaimana Nathan akan menyembuhkannya. Dia seolah ingin terus bermanja pada pemuda itu.Alea ingin menebus semua waktunya yang kemarin dia habiskan tanpa Nathan. Dia ingin menebus semuanya sampai habis dan tidak bersisa.
Alea dan Nathan memutuskan untuk kembali ke rumah Luna. Luna sudah kehilangan mood-nya untuk dia pergi bermain di luar. Dia ingin pulang dan merebahkan dirinya santai di rumah. Dia juga malas berbicara dengan Nathan.Nathan yang masih kegirangan karena Alea menyatakan kecemburuannya dengan sangat jelas pun menjadikan Nathan sangat senang. Dia merasa Alea sudah menyatakan perasaannya, hanya saja dia masih menjaga gengsi sampai olimpiade selesai.Mobil Nathan berhenti di sebuah taman yang sedang ramai dengan pengunjung. Ada banyak anak-anak muda dan juga anak-anak harta orang tua yang sedang melakukan berbagai aktivitas di taman tersebut. Alea mengamati satu-persatu aktivitas orang yang ada di taman tersebut. Pandangan Alea tertuju pada satu aktivitas yang ingin dia lakukan.“Tunggu!” teriak Alea saat Nathan hendak melajukan mobilnya.“Ijo sayank lampunya. Di marahin orang kita nanti,” ucap Nathan sambil tetap melajukan mobil.A
Alea sedang menyiram tanaman di depan rumahnya. Dia menyapa para tetangganya yang lewat di depan rumahnya untuk sekedar berjalan pagi. Maklum hari ini kan hari minggu jadi warga di komplek Alea sering berolah raga di sekitar lingkungan rumah Alea."Mbak Alea, itu bunganya pada seger-seger. Kaya hati yang nyiram," kata seorang tetangga Alea."Bisa aja loh. Sehat bu?""Sehat Mbak Lea. Sekarang udah enak di rumah ya.""Alhamdulillah bu, lebih nyaman."Alea melanjutkan menyiram bunga. Terkadang dia juga menebang batang yang jelek serta memotong rumput di sekitar."Mbak, kalo mau potong rumput bisa minta tolong Pak Eko. Dia mau kok, kalo pas ga kerja nyambi beberes," sapa tetangga lainnya."Pak Eko satpam bu?""Iya. Seikhlasnya tapi hasilnya bagus. Punya saya beberapa hari kemaren di bersihin Pak Eko.""Eh iya deh, ntar saya minta tolong Pak Eko."Alea meneruskan pekerjaannya. Selain mengurus kebun rumahnya, dia juga m
Alea berkeliling di toko buku, dia sedang mencari buku yang dia cari. Dia sudah menyusuri tiap rak tapi tidak menemukannya juga.Bahkan Alea bertanya ke pelayan di sana tapi ternyata bukunya tidak tersedia. Dia menjadi sedikit bingung saat ini."Ga ada bukunya?" tanya Nathan."Ga ada. Bentar ya, aku mau cari novel," kata Alea sambil berjalan ke rak novel.Alea melihat satu persatu novel yang di pajang di sana. Nathan juga tampak sedang serius membaca sebuah buku."Oh, jadi gini caranya. Kira-kira bakalan aneh ga ya ntar?" kata Nathan."Ah yang penting usaha dulu." kata Nathan sedikit meyakinkan dirinya.Dia meletakkan buku di tangannya. Buku tentang menaklukkan seorang cwe. Nathan sampai membutuhkan panduan untuk menaklukkan hati Alea."Kita pulang yuk?" kata Alea setelah dia mendapatkan novel yang dicarinya.Nathan berusaha membayari belanjaan Alea, tapi Alea menolaknya. Nathan membuang nafasnya kesal. Dia mera
Alea jalan ke kantin utama bersama teman-temannya di club sains. Mereka baru saja selesai belajar bersama."Alea," panggil Kamila."Mila... kok cemberut, kenapa?" tanya Alea saat melihat temannya itu sedikit menekuk wajahnya saat melihatnya."Aku kaya kamu lupain. Kamu udah dapet temen baru di club sains," kata Kamila sedikit protes."Kok ngomongnya gitu sih. Ga kok, aku ga lupain kamu, cantik. Tapi kan emang selasa aku udah harus tes. Maaf ya?""Hehehee... aku becanda kok. Kita makan yuk. Menunya hari ini sop jamur, aku ga suka," kata Kamila sambil memamerkan barisan giginya yang rapi."Aku suka, aku mau sup kamu ya."Alea dan Kamila duduk di meja mereka. Tampak Nathan dan genk super boy's nya sedang berkumpul di satu meja. Mereka tampak sedang asik ngobrol sambil bercanda.Nathan melihat Alea yang sedang duduk di sebrang mejanya. Dia terus menatapnya seolah ingin segera mendatangi gadis itu."Samperin sana, bilang makasih
"Lea, ditunggu di ruangan kepala sekolah lu sekarang," kata salah satu teman Alea yang di temui Alea saat dia hendak menuju ke kelasnya."Ada apa?""Ga tau, lu ke sana aja."Alea meletakkan tas di dalam kelas dan segera ke ruangan kepala sekolah. Dia bertemu Keanu dan Raka di dalam kelas."Hai Alea, gimana keadaan kamu hari?" sapa Keanu saat melihat Alea masuk ke kelas."Baik," jawab Alea singkat. Alea segera pergi lagi keluar kelas untuk menemui kepala sekolah di ruangannya.Tok tok tokAlea mengetuk pintu ruang kepala sekolah. Setelah di ijinkan masuk, Alea pun membuka pintu dan melihat di dalam ada Clarissa yang di dampingi seorang perempuan paruh baya.Mungkin itu ibu Clarissa. Di sana juga ada Pak Regan sebagai wali kelas Alea dan tentunya kepala sekolah."Masuk sini, Lea," kata Pak Regan menyuruh Alea masuk.Alea duduk di kursi sebelah Pak Regan. Alea sudah mulai menebak, mungkin ini akan membahas hal yang terja
Alea belajar bersama anak club sains. Mereka menerima Alea dengan baik. Alea menerangkan dan membantu teman-temannya belajar.Alea juga senang mendapatkan teman baru. Terkadang Alea masih sedikit merintih karena luka di tangannya masih perih. Apa lagi dia harus banyak menggunakan tangannya."Lea, makasih ya udah bantuin. Besok main sini lagi ya. Cara nerangin kamu tuh lebih enak di mengerti, jadi gampang di inget," kata salah satu anggota club."Aku juga seneng kalo kalian bisa terima dengan semua kekurangan aku. Hmmm aku pulang duluan ya?"Alea membereskan barangnya. Dia berpamitan dan ingin segera beristirahat di rumah. Saat membuka pintu, Alea kaget, Nathan sudah berdiri di depan pintu bersandar pada dinding.Nathan hanya melihat Alea. Pandangan mata mereka bertemu sejenak sebelum Alea melangkahkan kakinya meninggalkan Nathan. Tapi Nathan terus mengikuti Alea. Ke mana pun Alea pergi, Nathan berjalan di belakangnya."Lea, Nathan di b
"Aaaaaa!!!" teriak Alea saat pumps shoes mahal Clarissa menginjak jari-jari Alea.Clarissa sengaja sedikit memutar heels pumps shoesnya di atas jari Alea."Gw benci tangan lu yang berani mainin tangan Nathan.Tangan murahan dan kotor lu, ga pentes memegang tangan Nathan!!" kata Clarissa dengan kebencian yang sudah sangat memuncak.Alea menangis makin tersedu menahan sakit di tangannya."Ampun Clarissa. Aku masih butuh tangan ku. Lepas Clarissa," Alea memohon ke Clarissa."Apa? Gw ga denger. Bisa ulangi lagi?""Aaaa!!!! Ampun Clarissa. Tangan ku. Lepasin tangan ku!!" teriak Alea menahan tekanan di atas tangannya."Kalo lu masih deket ama Nathan lagi. Ini akan bisa lebih parah lagi. Ngerti lu!!"Clarissa dan kelompoknya meninggalkan Alea sendirian menangis di sana. Shiren memposting foto Alea yang amburadul di grup kelasnya. Alea menangis sambil memegangi tangannya yang terluka."Dengan tangan kaya gini gimana aku akan i