Share

Otak Udang

Penulis: Kaw Rostiarch
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku duduk dan menyandarkan punggungku ke kepala tempat tidur, lalu menutupi dadaku dengan selimut, ya, satu kenyataan bahwa aku masih telanjang di bawah selimut. 

"Lewat pintu" kataku sambil berharap wajah datarnya menyingkir, tapi ternyata aku berharap pada kemustahilan. Wajahnya masih sama tenangnya sejak aku pertama kali melihatnya "Aku tidak mungkin menembus tembok, kan, atau tiba-tiba berada di rumahmu melewati lorong waktu, yang benar saja!" lanjutku. 

"Aku bukan orang yang bisa kau ajak bercanda" balas Jay Sykes tajam dan dingin. Rahangnya yang sempurna bagai pahatan itu mengeras, sorot mata abu-abunya memandang penuh kesuraman. 

"Aku juga tidak sedang ingin bercanda dengan Anda tuan wajah datar. Aku benar-benar masuk lewat pintu depan sana" Jelasku lagi.

Aku tidak berbohong.

Ia menatapku dengan tatapan kejam, berusaha keras menahan kemarahannya "Aku juga tahu, jejak sepatu kotormu itu mengotori lantai mahal dan sofa kesayanganku. Yang kutanyakan bagaimana kau melewati pintu dengan keamanan itu? Dasar udang!"

"Udang apa?"

"Level otakmu, sama seperti otak udang" katanya dengan datar, tapi aku tahu dia tengah mengutuk.

Selain datar ia juga kasar. Aku cukup tersinggung dengan kata-katanya. 

Apakah ia tidak pernah bercanda sekalipun? 

Aku tidak menjawab, lebih baik diam dari pada ia membantaiku dengan kata-kata lebih tajam lagi. 

Aku hanya terkunci di bawah tatapan tidak suka dan mengintimidasinya, sambil berusaha keras menerka apakah ia tertarik dengan wanita atau tidak.

Tapi otakku tidak bisa berfikir jernih di bawah intimidasi dirinya. 

Mungkin, dibalik wajahnya yang tampan itu, baik, kuakui dia memang tampan, sangat tampan malah, hanya matanya yang menunjukkan sebuah ekspresi. Aku bahkan menerka dia mungkin mengalami kelumpuhan wajah.

Tangannya yang tadi berada di depan dada kini tersembunyi dalam saku celananya "Jawab atau segera keluar dari rumahku!" suaranya meninggi dan matanya benar-benar menatapku penuh kebencian. 

"Baik" kataku tersinggung. 

Dia pikir dia siapa!

Menghinaku, memperlakukan dengan kasar, meninggikan suaranya, lebih baik aku tidak pernah menyetujui semua ini. 

"Tunggu!" sergahnya tercekat "Kalau kau berani keluar dari sana, kau mungkin tidak akan pernah lagi bisa hidup tenang dalam hidup ini"

Ia berlalu pergi dan kembali lagi dengan melempar kemejanya ke arahku "Pakai ini" katanya penuh penekanan perintah.

Entah mengapa ada luapan rasa senang yang aneh pada diriku. 

Ia cukup terganggu dengan penampilanku. Tadinya aku begitu putus asa, harga diriku terluka dan jikalau aku mundur hidupku bakal lebih hancur lagi di tangan ibunya. 

Tapi aku juga ragu, meski ia penyuka sesama tentu saja ia tetap bertingkah layaknya gentleman, Ia mungkin telah hidup dari dalam kandungan dengan aturan dan kesopanan mutlak. 

"Apa aku membuatmu terganggu?" aku bersumpah demi apapun tidak ada maksud menggoda, meski mengucapkannya dengan datar, suara rendah dan serakku mengakibatkannya terdengar begitu s*nsual dan aku membencinya. 

"Aku tidak tertarik dengan wanita sepertimu, di mataku kau sudah cukup rendah dan jangan buat itu lebih rendah lagi. Cepat pakai saja!" katanya marah. 

Hantaman badai akibat kata-katanya menyakitkan dan melukai harga diriku amat dalam. 

Apa yang sebenarnya aku pikirkan? 

Apa yang sebenarnya aku lakukan? 

Seharusnya aku tidak tersinggung dengan perkataannya, memang benar aku menjual diriku, tidak bisa dipungkiri kenyataan aku murahan, tapi entah mengapa air mataku mengalir begitu saja. 

Tanganku gemetar meraih kemeja itu, kepala tertunduk amat malu dan aku tidak punya sedikitpun keberanian untuk menatapnya lagi. 

Aku ketakutan dengan dirinya, ibunya dan kehidupan kelamku sendiri. 

Aku tenggelam dalam kekalutan besar saat ia meninggalkanku sendirian. 

Terlambat bagiku untuk mundur.

Terlalu banyak yang harus kuselamatkan, sehingga harus mengorbankan diri seperti ini. 

Satu-satunya jalan, hanya berhenti mementingkan diri sendiri. 

Saat amarah akan diriku sendiri memuncak, ia kembali masuk. 

"Turunlah, kau perlu makan" katanya lembut, tapi tak memandangku sama sekali. 

Aku menatapnya tidak suka dan sudut bibirku terangkat mengejek "Cih, jangan berlagak seakan kau peduli" kataku penuh penekanan kebencian. 

Siapa yang bisa menebak ia langsung menarik lenganku, dan menyeretku dengan kasar. 

"Apa yang kau lakukan?" pekikku kaget "Lepas. Lepaskan aku. Aku bisa berjalan sendiri" kataku lagi dengan lebih jelas "Lepas"

Aku meronta dan memohon melepaskan diri, tapi ia terlalu keras kepala untuk mengalah. 

"Aku juga tidak sudi kau sentuh, asal kau tahu saja" pekikku makin keras agar ia melepaskanku "Jikalau tidak terpaksa, aku juga tidak bakal ada disini. Laki-laki lembek bertampang datar sepertimu tidak bakal membuatku tertarik sama sekali, sial*n. Meski hanya kita berdua yang berada di bumi, aku bakal biarkan saja umat manusia punah. Aku sungguh tidak peduli" teriakku sekuat tenaga sambil menahan kaki kuat-kuat kelantai.

Ketika hampir sampai ke pintu keluar ia berhenti dan aku jadi tidak sengaja bertubrukan dengan punggungnya. 

"Aduh" kataku mulai mengeluh "Kalau mau berhenti harusnya kasih aba-aba, gimana sih!" lanjuku sewot, memegang kening yang berdenyut. 

Aku mengangkat kepala dan menyadari matanya tertuju padaku, memandang, memperhatikanku dari ujung kaki hingga kepala, sudut-sudut bibirnya terangkat tidak senonoh, kelaparan dan seolah-olah akan menerkam di detik berikutnya. 

Aku mulai merasa terancam, apalagi sekarang hanya mengunakan kemeja miliknya. 

"Benarkah, huh?" tanyanya berat dan berjalan mendekat. 

"A... Apa?" aku tergagap. Pupil mataku melebar sedang kakiku bergerak mundur ketakutan. 

Ia mengangkat ujung kaos yang ia pakai lalu meloloskannya lewat kepala tanpa berhenti mendekat ataupun memandang nakal. 

"Apa yang kau lakukan?" pekikku tidak percaya. Ia bertelanjang dada mempertontonkan otot-otot perut dan dada bidangnya yang terlatih dan bagus, membuatku meneguk saliva.

"Menurutmu?" cetusnya main-main. 

Ujung jariku terasa dingin bersentuhan dengan tembok, jalan buntu! Dan aku berakhir terjebak di antara dirinya dan tembok, meski sudah berusaha melarikan diri, tapi ia menarik tanganku dan mendesakku ke tembok. 

Mencoba keras menenangkan pacuan jantungku yang makin ngebut, aku menunduk dalam-dalam, membuang muka dari seringainya yang menelanku bulat-bulat. 

Aku terkesiap menahan nafas, tangannya sudah berada di bagian dalam pahaku, bergerak makin ke atas dengan lambat, ia mengelus bagian paling sensitif bagiku.

Seluruh rambut di tubuhku meremang oleh perlakuannya. 

Ia makin memepetku sehingga kulit kami saling bersentuhan. 

Tubuhnya yang tinggi besar itu makin berdesakkan terhadapku, sebelah kakinya menggeser kakiku agar terbuka lebar dan ia makin menempelkan tubuhnya. Aku merasakan sesuatu yang keras sudah tertekan ke pangkal pahaku, dan ia mulai menggesekkan dengan diriku. 

"Kumohon lepaskan aku... Argh"

Sensasinya aneh saat ia tak henti-hentinya melakukan gerakan lambat berima yang berimbas pada mulutku terbuka dan satu desahan lolos dari sana. 

Rasanya... 

....menyenangkan.

Ditengah-tengah sensasi nikmat tersebut tiba-tiba ia berhenti dan mengangkat kerah kemeja yang kugunakan dengan kasar. 

Bagian paling dalam dariku, sangat dalam, dan baru kusadari kehadirannya merasa sedikit kecewa.

"Lepas!" pekikku mulai histeris dan meronta lagi. Membuat ia makin tersenyum aneh. 

"Kau akan menikmatinya sayang" suaranya mulai gelap dan tak lagi bisa dikenali. Tatapannya dipenuhi gairah yang buncah. 

Sialan, ibunya pasti sudah buta. Apanya yang menyimpang, anaknya jelas-jelas penuh nafsu dan kasar.

Tanpa peringatan atau aba-aba apapun ia menciumiku dengan paksa, melumat bibirku keras. 

Bab terkait

  • Fire of Deceit   Surga dan Neraka

    Aku ingin mengeluarkan suara, tapi menjadi "Hmmp" karena tertahan mulutnya yang agresif membabi buta sehingga yang terdengar hanya gumaman tak jelas bercampur desahan.Lidahnya memaksa untuk masuk, meski aku menolaknya, namun tubuhku terlalu hanyut di dalamnya.Permainan lidahnya yang handal, tangan kokoh yang dengan kuat menahan tekukku, membuatku tidak bisa berbuat apa-apa.Meski tanganku yang bebas terus memukul, mendorong, mencakar, atau melakukan apa saja agar ia menghentikan tindakan brutalnya, tak satupun usahaku membuahkan hasil.Bahkan malah membuatnya makin tertantang menaklukkan ku dalam belaian lidahnya di lidahku.Kakiku mulai kehilangan pijakan, aku merasa melayang dan tulang-tulang kehilangan fungsinya.Sekuat tenaga aku mencoba memposisikan diri agar tidak merosot kelantai dengan mencengkram lengannya ketika ciuman itu makin dalam dan intens, memberikan kesempatan padanya untuk meremas dua

  • Fire of Deceit   Lagi

    "Bagaimana kau masuk ke rumahku?" tanya serius.Lagi-lagi pertanyaan itu.Aku tidak tahu harus menjawab apa, mana mungkin aku mengatakan bahwa ini semua pekerjaan rapi ibunya, mengantarkan aku kesini dengan segala peringatannya.Aku menelan makanan di mulutku dan menjawab "Soal itu, hmm, entahlah" aku melirik kesamping menghindari matanya.Ia menatap dengan tatapan kejam itu lagi, matanya menatap tepat ke mataku dengan kemarahan besar dan aku benar-benar gemetaran menelan ludah panik ketika bersirobok dengan tatapannya.Kucoba berpaling dari tatapannya, tapi tidak bisa.Kucoba berdiri dan melarikan diriku keluar dari sana, tapi aku tidak bisa juga.Matanya seolah menawan dan melumpuhkan dengan kilatan kejam membelenggu.Semakin aku mencoba melawan, semakin kusadari betapa sia-sia upayaku.Sendok dan garpu dengan kuat ku cengkram tanpa kusadari "Baiklah... Baiklah... Aku hanya turun di pember

  • Fire of Deceit   Jebakan Pernikahan

    Sesuai janjinya, Nyonya Sykes menepati membayar jika aku sudah selesai melakukan pekerjaan kotor itu, ia langsung mentransfer kerekeningku bahkan membayar lebih banyak dari kesepakatan beberapa jam setelah aku sampai di rumah."Terima kasih, Nyonya Sykes" kataku berat. Aku merasa di rugikan, tapi demi kesopanan aku tetap meminta terima kasih.Tapi setelahnya, aku terus merasa takut, entah mengapa. Ayahku di bebaskan setelah membayar semua hutang judinya, dan di kembalikan utuh karena aku membayar Im$ 50.000 dimuka."Ada apa denganmu Ella?" tanya Camilla McKenna ketika aku menemaninya berbelanja "Kau tampak sangat terganggu, bukankah masalahmu sudah terselesaikan""Ada beberapa masalah dengan toko kueku" jawabku tersenyum pahit dan berbohong jadi aku pura-pura melihat-lihat gaun yang tak mungkin kubeli."Oh, jika itu masalahnya, kau tanya saja Yui. Dia sudah terbiasa mengurus banyak masalah bisnis" Saran Camilla sambil memilih baju-baju yang t

  • Fire of Deceit   Kekecewaan Terhadap Ibuku

    Aku pulang sangat terlambat dengan mata sembab, merah dan bengkak, aku tidak ingin pulang sejujurnya dan tidak ingin menghadapinya semuanya.Aku ingin melarikan diri.Tapi pada akhirnya kakiku masih melangkah pulang, ke rumah, hanya ibuku yang berada di sana dan adik-adikku belum pulang dari bermain dengan teman-temannya.Soal ayahku, aku tahu ia tidak akan berada di rumah sebelum fajar terbit, bangka tua itu pasti sedang bersenang-senang di rumah bordil lagi atau kasino.Aku sudah membayar semua hutangnya, dan sekarang dia kembali kejalan lamanya. Aku tahu rentenir itu memang nyata dan ibuku tidak mau mengeluarkan uang untuk ayahku.Dan aku yang mesti harus berkorban. Sayang, pengorbananku sia-sia dan tidak ada harganya."Kau dari mana saja Kay?" tanya ibuku marah, kedua tangannya bersidekap di depan dada dan ia seperti sengaja menungguku.Untuk ukuran ibuku yang jarang berada di rumah di siang hari, aku tahu ada ha

  • Fire of Deceit   Bertemu Kyoji

    Malam telah membekap kawasan Mokswa, di jantung kota Prevkaya. Jarum jam di patung naga taman kota sudah menunjuk angka 01.08, sudah lewat tengah malam dan aku masih berada di jalanan menyandang ransel berat di punggung.Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ibuku telah menjebakku dalam sebuah konspirasi terencana, membuatku tidur dengan seorang Jay Sykes.Begitu tidak berperasaan ia terhadapku. Apakah ia menghukumku? Atau penebusan akan kesalahanku dimasa lalu? Karena dia selalu menyalahkanku.Menikah dengan keluarga Sykes? Membuatku terkurung kehidupan keras keluarga kaya itu? Apakah itu yang diinginkan ibu? Aku tidak mungkin bisa hidup seperti itu.Meski pagi hampir menjelang dan aku sudah merasa letih teramat sangat berjalan tanpa henti, aku belum menentukan tempat yang kutuju. Entah dimana aku akan tidur malam ini. Ponsel dan dompet sengaja ku tinggal."Hey, apa yang kau lakukan disini tengah malam begini?" tany

  • Fire of Deceit   Rahasia Kotor Hime

    Kepalaku terasa berat ketika aku mendengar semacam perdebatan antara dua suara berat, dua orang laki-laki tengah berdebat tak jauh dari posisi aku berada, tak begitu jelas apa yang mereka perdebatkan sebab pendengaran serta penglihatanku masih kabur.Aku mencoba mengerahkan semua tenaga yang ada untuk mengembalikan kesadaran.Hal pertama yang kulihat hanya warna putih, semakin lama semakin jelas bahwa aku tengah terlentang memandang plafon. Aku melirik kearah tubuhku sambil bernafas sangat lega, pakaian masih lengkap, tak kurang barang sehelai benangpun ketika aku menyingkirkan selimut dan mencoba duduk.Dua orang yang berdebat tadi menoleh padaku, mataku melebar ketika mengetahui dengan jelas siapa mereka, Kyoji Hime bersama Paman Arata Hime.Paman Arata? Kali ini nyata, bukan lagi ilusi.Bagai kilat aku langsung turun dari tempat tidur, berusaha secepat mungkin mencapainya, takut jika dia menghilang namun yang terjad

  • Fire of Deceit   Ancaman

    Aku manggut-manggut, tenggorokanku tiba-tiba terasa kering ketika Kyoji menampilkan data perolehan lelang yang ia sebutkan tadi, berkali-kali lipat dari harga yang di tawarkan Nyonya Sykes. Aku membebaskan tanganku yang sedari tadi berada dipangkuan Kyoji, dan meraih minuman yang telah disediakan dimeja di samping tempat duduk.Kyoji bahkan menampilkan bagaimana proses lelang itu, gadis yang akan di lelang berdiri ditengah ruangan putih berbentuk lingkaran, di dindingnya terdapat semacam sejumlah jendela, dimana peserta lelang bisa melihat untuk saling bersaing harga."Yang di tayangkan barusan adalah kasta teratas bisnis prostitusi HIME-group, Baby Kay. Sumber pemasukan terbesar untuk investasi. Di kasta dibawahnya terdapat gadis-gadis dari negara berkembang, mereka secara rela atau tidak di jadikan pemuas syahwat di negara yang bahkan mereka tak mengerti bahasanya, berlumur peluh lelaki hidung belang demi memenuhi kebutuhan keluarga yang mereka tinggalkan

  • Fire of Deceit   Kontrak Pernikahan

    Tiang-tiang gantung telah dipersiapkan sekalian dengan tali, membawa ingatan tentang seseorang yang menggantung dirinya didepan para penyiksa yang bersorak girang karena putus asa tak sanggup menahan siksaan.Kursi-kursi yang dipersiapkan berderet lurus sejajar di kiri dan kanan di tempatku diikat, juga digunakan untuk menyentrum dengan listrik bertegangan tinggi.Lalu di dekat setiap kursi ada meja beralaskan kain hitam berbecak darah kering, diatasnya tersedia berbagai macam gunting dan pisau bedah juga sejumlah jarum suntik dan lusinan obat-obatan.Aku melirik pada lantai beton dibawah kaki Jay yang sekarang berwarna merah gelap bahkan hampir menghitam karena tertutup darah kering. Aku gelagapan menelan ludah.Hime benar-benar mengancamku sedemikian rupa. Aku ingin menangis sejadi-jadinya, atau tertawa dengan histeria, tapi yang terjadi aku hanya diam."Kau akan pulang ke tempatku, Miss Kaznov" katanya penuh perintah dise

Bab terbaru

  • Fire of Deceit   Kebenaran

    Wanita itu, Yui Kito, hanya berdiri menonton, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, saat aku menumpahkan uang yang kubawa dengan jumlah fantastis tepat dihadapannyaSenyum aneh terbit diwajahnya "Kau pikir semua hanya tentang uang, Kaella?" tanyanya dengan santai, lalu menengguk susu dalam gelas tinggi di tangannya sedikit dan menatapku yang kesetanan dengan iba."Ambil uang ini dan jangan ganggu kehidupan kami!!! Uangmu kukembalikan dengan lunas" teriakku menunjuk-nunjuk uang yang menggunung dan berserakan dilantai penthouse baru miliknya. Aku tidak butuh tatapan kasihan darinya, aku hanya ia enyah dan pergi, meninggalkanku sendiri.Yui Sykes, Nyonya baru yang menyandang nama Sykes itu terkekeh, seolah-olah yang kukatakan hanya lelucon baginya. "Aku menganggu kehidupanmu? Apa aku salah dengar?" tanyanya dan tertawa lagi "Kalian yang lebih dahulu menganggu kehidupanku, bukan aku. Kau ingin membayar lunas? Kau pikir dengan uan

  • Fire of Deceit   Hamil

    Wajah Jay Sykes berkabut asing, kekesalan, kemarahan dan kejengkelan aku melihat semua dari matanya "Dia mengandung anakku, Ella. Ku harap kau mengerti posisiku sekarang" katanya tegas dan menaikkan nada bicaranya seakan aku terlalu cerewet dan terlalu mengekangnya."Pergilah" kataku.Lihat, bahkan ia langsung pergi begitu saja tanpa penjelasan lebih, tanpa menoleh lagi kebelakang. Jiwaku merintih kesakitan berusaha keras membebaskan diri dari serangan perih disudut dadaku.Saat Jay menjauh aku ambruk kelantai. Yui Kito mengandung anak suamiku? Apa lagi yang harus aku ketahui setelah ini?Dia hamil sekarang! Dan anak itu adalah milik Jay! Dan aku masih pengantin baru dengan Jay!Kapan mereka bermain di belakangku? Kapan mereka mempermainkan aku seperti orang bodoh!Jay Sykes mengucapkan kalimat manis, perhatian dan kelembutannya, yang membuatku lupa bahwa pernikahan kami hanyalah sebuah kontrak, bahwa pernikahan kami

  • Fire of Deceit   Penyerangan Kyoji

    Aku berada di dada Jay di gazebo tepi danau belakang rumah kami dengan sekotak es krim vanilla di tangan.Minggu yang indah, pikirku.Selain hari minggu Jay tidak mungkin bisa bersantai di rumah. Karena mengurusku beberapa hari menjadi imbas akan kesibukannya yang menggunung.Nicholas Sykes benar-benar membuktikan perkataannya. Ia telah berusaha menjauhkan Yui dari Jay. Mereka telah pergi ke negara tropis untuk bulan madu yang lama. Setidaknya sudah sebulan lebih tanpa kehadiran mereka."Mau lagi?" tanyaku dengan mengangkat sendok yang sudah terisi penuh dengan es krim.Jay Sykes menyeringai kecil "Ya" aku mendengar harapan dalam nada bicaranya "Tapi, singkirkan sendok itu"Aku mengerutkan kening pura-pura tidak mengerti dengan ucapannya "Maksudmu pakai tangan?" tanyaku.Jay Sykes segera bangkit sehingga kami berdua sama-sama duduk berhadapan dengan aku di atas pangkuannya "Jangan pura-pura tidak ta

  • Fire of Deceit   Pernikahan Yui Kito

    Aku menatap Goodie bag pernikahan Nicholas dan Yui yang khusus dikirim untuk tamu VIP mengunakan kotak kardus dua hari sebelum pernikahan mereka.Didalamnya terdapat undangan yang sebenarnya, satu botol ekslusif wine, voucher spa dan menginap tiga malam di Sykes Hotel dan beberapa produk kecantikan lainnya.Temanku yang penuh dendam itu memang sengaja mengunjungiku hari itu. Aku ingin berbicara dengannya, ingin meluruskan segala hal yang terjadi diantara kami. Aku ingin mengatakan bahwa bukan salah keluarganya perkebunan teh utara keluarga Kito, tapi entah mengapa aku tidak bisa mengatakannya, bukankah dia harus melepaskan kami karena dia sudah mendapatkannya kembali. Tapi disisi lain aku takut banyak hal bakal berubah setelah aku berbicara dengannya.Aku telah berpikir keras selama dua hari, takut menyakiti diriku sendiri jika menghadiri pesta pernikahan mereka. Jika aku tidak hadir, Jay Sykes bakalan menanggung malu karena salah satu menantu Sykes

  • Fire of Deceit   Menguping

    "Kau masih terlalu cepat seratus tahun untuk menantangku" dengus ibuku dengan tawa kecil. Seolah-olah dialah pemenang diantara mereka."Jangan terlalu cepat bahagia, Anyane. Sebentar lagi aku bakal menjadi bagian dari keluarga Sykes, kau tahu apa artinya itu? Ah, kau sangat mengerti akan hal itukan? Itu sebabnya kau mencoba berbagai cara kotor, memutar otak untuk menikahkan putrimu dengan keluarga Sykes. Mendekati Sharon dan mengungkapkan hubungan kami. Kau pikir jika aku tidak ingin anakmu menikah, Apa kah kau masih memiliki kesempatan untuk menjadi besanan keluarga Sykes? Kau bahkan tidak tahu siapa diantara Jay dan Nicholas lebih baik, siapa yang lebih berkuasa di dalam keluarga Sykes. Sudahlah, aku masih punya urusan penting untuk pernikahanku. Sampai berjumpa di neraka Anyane" balas Yui Kito. Aku belum pernah mendengar Yui berbicara dengan nada penuh penekanan dan kebencian.Sebab ibuku menikahkan dengan keluarga Sykes? Semuanya tidak hanya tentang proyek Pr

  • Fire of Deceit   Ibuku dan Yui

    "Nona Kito, Aku ikut bahagia dengan pernikahanmu" komentar Aime yang baru saja datang dari arah belakang Yui, langsung memeluk wanita itu seperti sangat merindukan kehadirannya.Yui balas memeluk Aime dan mulai mengomel seperti yang sering ia lakukan kepada semua orang "Aime, berapa kali aku harus mengatakan padamu, panggil aku Yui. Kau itu sudah seperti keluargaku, hilangkan kesopanan yang memisahkan kita itu. Ah, ini, aku juga punya undangan untukmu" katanya menyerahkan undangan yang sama denganku."Tapi saya tidak pantas berada di sana, Nona Kito. Ah, Nyonya Sykes" kata Aime malu-malu. Wanita itu selalu kaku padaku dan menjadi begitu ekspresif pada Yui. Apakah kesalahan memang ada padaku? Mengapa semua orang begitu akrab dengan Yui sedangkan padaku begitu kaku."Yui" kata Yui Kito psekali lagi mengingatkan Aime "Aku bakal mematahkan kaki siapapun yang bakal merendahkanmu di sana. Kalau kau tidak nyaman di sana, datanglah pada pernikahan keduaku di

  • Fire of Deceit   Kedatangan Yui Kito

    "Siapa mereka? Kenapa mereka menembakku?" tanyaku masih dalam dekapan Jay Sykes.Ia melepaskanku, dan aku merasa kehilangan meski ia masih memegang bahuku. Mata abu-abunya nampak menimbang-nimbang. Dia bakal mengalihkan lagi, pikirku. Karena itulah yang terjadi hari-hari sebelumnya.Jay Sykes menarik nafasnya dan menghembuskan dengan tenang "Tenang, Kristopher sudah ditangkap polisi dan ia tidak bakal pernah keluar dari penjara" katanya pada akhirnya.Tubuhku bergetar lagi, diikuti isakku "Bukankah ia mendekam di penjara?" tanyanya. Namanya saja membuatku mengingat sejumlah kejadian buruk yang menghampiriku dan aku berakhir dalam dekapan suamiku lagi "Pacarnya Riley menjaminnya keluar, tapi ia berulah lagi. Sebelum menembakmu, dia membuat Riley babak belur karena tak mau memberinya uang. Sekarang kau aman"Mendengar perkataan Jay aku ikut merasa kasian dengan Riley, ia pasti mendapat lebih banyak luka dariku, penganiayaan yang lebih bera

  • Fire of Deceit   Penembakan

    "Walaupun hanya non-fans, harusnya ia melaporkan ke polisi" gumam asisten berambut pendek membawaku kembali pada dunia nyata.Kristopher Kristoff sudah mendekam dipenjara dan dia tidak bakal bisa mengangguku lagi. Aku harus menjalani kehidupan ini dengan tenang. Fokusku saat ini hanya berusaha keras memenangkan hati Jay Sykes."Ehm" aku berdeham tidak bisa menahan rasa penasaranku lebih lama lagi "Maksud kalian Riley model dari HME itu?" tanyanya."Nyonya mengenalnya?" tanya penata rias berambut pendek."Tidak bisa juga dikatakan saling kenal. Tapi kami pernah sekali bertemu di pesta" jawabku. Mengenalnya? Jangan bercanda. Aku sama sekali tidak sudi mengenal wanita kurang ajar itu."Lihat, parah sekali"Aku melihat foto yang di tunjukkan asisten penata rias itu. Wajah Riley benar-benar hancur, sejumlah memar di wajahnya, hidungnya seperti patah. Orang yang menghajarnya brutal sekali. Pasti Riley sudah berbuat sesuatu

  • Fire of Deceit   Kembali

    "Oh ya? Apa yang bisa kubantu?" Tanyaku pada Nicholas Sykes."Kau kenal Yui, kan?" tanya Nicholas Sykes, wajahnya nampak lebih lembut mengucapkan nama itu.Yui? Aku kilatan kasih sayang dalam mata abu-abu Nicholas Sykes saat menyebut nama Yui. Dan aku merasa sedikit cemburu.Aku mengangguk "Yui? maksudmu Yui Kito-kan? Bisa di katakan kami teman dekat" Kataku mencoba mengepalkan tangan, tenggorokanku agak berat mengeluarkan kata teman.Siapapun wanita, akan menjadi pembenci wanita yang pernah menjadi masa lalu prianya. Begitu pula aku. Meski Yui adalah teman paling dekatku, meski dia sering membantuku dan meski akulah yang menjadi pihak ketiga, entah mengapa aku tetap tidak bisa menyukainya."Aku senang mendengarnya. Aku mencintai Yui, sangat. Tapi Yui pernah punya hubungan dengan Jay selama empat tahun, kau mungkin pernah dengar hal itu" kata Nicholas.Benarkan! Nicholas tahu hubungan mereka. Hanya aku seorang yang begitu d

DMCA.com Protection Status