"Bagaimana kau masuk ke rumahku?" tanya serius.
Lagi-lagi pertanyaan itu.
Aku tidak tahu harus menjawab apa, mana mungkin aku mengatakan bahwa ini semua pekerjaan rapi ibunya, mengantarkan aku kesini dengan segala peringatannya.
Aku menelan makanan di mulutku dan menjawab "Soal itu, hmm, entahlah" aku melirik kesamping menghindari matanya.
Ia menatap dengan tatapan kejam itu lagi, matanya menatap tepat ke mataku dengan kemarahan besar dan aku benar-benar gemetaran menelan ludah panik ketika bersirobok dengan tatapannya.
Kucoba berpaling dari tatapannya, tapi tidak bisa.
Kucoba berdiri dan melarikan diriku keluar dari sana, tapi aku tidak bisa juga.
Matanya seolah menawan dan melumpuhkan dengan kilatan kejam membelenggu.
Semakin aku mencoba melawan, semakin kusadari betapa sia-sia upayaku.
Sendok dan garpu dengan kuat ku cengkram tanpa kusadari "Baiklah... Baiklah... Aku hanya turun di pember
Sesuai janjinya, Nyonya Sykes menepati membayar jika aku sudah selesai melakukan pekerjaan kotor itu, ia langsung mentransfer kerekeningku bahkan membayar lebih banyak dari kesepakatan beberapa jam setelah aku sampai di rumah."Terima kasih, Nyonya Sykes" kataku berat. Aku merasa di rugikan, tapi demi kesopanan aku tetap meminta terima kasih.Tapi setelahnya, aku terus merasa takut, entah mengapa. Ayahku di bebaskan setelah membayar semua hutang judinya, dan di kembalikan utuh karena aku membayar Im$ 50.000 dimuka."Ada apa denganmu Ella?" tanya Camilla McKenna ketika aku menemaninya berbelanja "Kau tampak sangat terganggu, bukankah masalahmu sudah terselesaikan""Ada beberapa masalah dengan toko kueku" jawabku tersenyum pahit dan berbohong jadi aku pura-pura melihat-lihat gaun yang tak mungkin kubeli."Oh, jika itu masalahnya, kau tanya saja Yui. Dia sudah terbiasa mengurus banyak masalah bisnis" Saran Camilla sambil memilih baju-baju yang t
Aku pulang sangat terlambat dengan mata sembab, merah dan bengkak, aku tidak ingin pulang sejujurnya dan tidak ingin menghadapinya semuanya.Aku ingin melarikan diri.Tapi pada akhirnya kakiku masih melangkah pulang, ke rumah, hanya ibuku yang berada di sana dan adik-adikku belum pulang dari bermain dengan teman-temannya.Soal ayahku, aku tahu ia tidak akan berada di rumah sebelum fajar terbit, bangka tua itu pasti sedang bersenang-senang di rumah bordil lagi atau kasino.Aku sudah membayar semua hutangnya, dan sekarang dia kembali kejalan lamanya. Aku tahu rentenir itu memang nyata dan ibuku tidak mau mengeluarkan uang untuk ayahku.Dan aku yang mesti harus berkorban. Sayang, pengorbananku sia-sia dan tidak ada harganya."Kau dari mana saja Kay?" tanya ibuku marah, kedua tangannya bersidekap di depan dada dan ia seperti sengaja menungguku.Untuk ukuran ibuku yang jarang berada di rumah di siang hari, aku tahu ada ha
Malam telah membekap kawasan Mokswa, di jantung kota Prevkaya. Jarum jam di patung naga taman kota sudah menunjuk angka 01.08, sudah lewat tengah malam dan aku masih berada di jalanan menyandang ransel berat di punggung.Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ibuku telah menjebakku dalam sebuah konspirasi terencana, membuatku tidur dengan seorang Jay Sykes.Begitu tidak berperasaan ia terhadapku. Apakah ia menghukumku? Atau penebusan akan kesalahanku dimasa lalu? Karena dia selalu menyalahkanku.Menikah dengan keluarga Sykes? Membuatku terkurung kehidupan keras keluarga kaya itu? Apakah itu yang diinginkan ibu? Aku tidak mungkin bisa hidup seperti itu.Meski pagi hampir menjelang dan aku sudah merasa letih teramat sangat berjalan tanpa henti, aku belum menentukan tempat yang kutuju. Entah dimana aku akan tidur malam ini. Ponsel dan dompet sengaja ku tinggal."Hey, apa yang kau lakukan disini tengah malam begini?" tany
Kepalaku terasa berat ketika aku mendengar semacam perdebatan antara dua suara berat, dua orang laki-laki tengah berdebat tak jauh dari posisi aku berada, tak begitu jelas apa yang mereka perdebatkan sebab pendengaran serta penglihatanku masih kabur.Aku mencoba mengerahkan semua tenaga yang ada untuk mengembalikan kesadaran.Hal pertama yang kulihat hanya warna putih, semakin lama semakin jelas bahwa aku tengah terlentang memandang plafon. Aku melirik kearah tubuhku sambil bernafas sangat lega, pakaian masih lengkap, tak kurang barang sehelai benangpun ketika aku menyingkirkan selimut dan mencoba duduk.Dua orang yang berdebat tadi menoleh padaku, mataku melebar ketika mengetahui dengan jelas siapa mereka, Kyoji Hime bersama Paman Arata Hime.Paman Arata? Kali ini nyata, bukan lagi ilusi.Bagai kilat aku langsung turun dari tempat tidur, berusaha secepat mungkin mencapainya, takut jika dia menghilang namun yang terjad
Aku manggut-manggut, tenggorokanku tiba-tiba terasa kering ketika Kyoji menampilkan data perolehan lelang yang ia sebutkan tadi, berkali-kali lipat dari harga yang di tawarkan Nyonya Sykes. Aku membebaskan tanganku yang sedari tadi berada dipangkuan Kyoji, dan meraih minuman yang telah disediakan dimeja di samping tempat duduk.Kyoji bahkan menampilkan bagaimana proses lelang itu, gadis yang akan di lelang berdiri ditengah ruangan putih berbentuk lingkaran, di dindingnya terdapat semacam sejumlah jendela, dimana peserta lelang bisa melihat untuk saling bersaing harga."Yang di tayangkan barusan adalah kasta teratas bisnis prostitusi HIME-group, Baby Kay. Sumber pemasukan terbesar untuk investasi. Di kasta dibawahnya terdapat gadis-gadis dari negara berkembang, mereka secara rela atau tidak di jadikan pemuas syahwat di negara yang bahkan mereka tak mengerti bahasanya, berlumur peluh lelaki hidung belang demi memenuhi kebutuhan keluarga yang mereka tinggalkan
Tiang-tiang gantung telah dipersiapkan sekalian dengan tali, membawa ingatan tentang seseorang yang menggantung dirinya didepan para penyiksa yang bersorak girang karena putus asa tak sanggup menahan siksaan.Kursi-kursi yang dipersiapkan berderet lurus sejajar di kiri dan kanan di tempatku diikat, juga digunakan untuk menyentrum dengan listrik bertegangan tinggi.Lalu di dekat setiap kursi ada meja beralaskan kain hitam berbecak darah kering, diatasnya tersedia berbagai macam gunting dan pisau bedah juga sejumlah jarum suntik dan lusinan obat-obatan.Aku melirik pada lantai beton dibawah kaki Jay yang sekarang berwarna merah gelap bahkan hampir menghitam karena tertutup darah kering. Aku gelagapan menelan ludah.Hime benar-benar mengancamku sedemikian rupa. Aku ingin menangis sejadi-jadinya, atau tertawa dengan histeria, tapi yang terjadi aku hanya diam."Kau akan pulang ke tempatku, Miss Kaznov" katanya penuh perintah dise
Aku memandangi Jay Sykes penuh selidik, sebagian diriku ingin menerkam, mencakar, menghajar, menghancurkan dan melenyapkannya dari dunia. Tapi sebagian lainnya merasa aneh dengan wajahnya yang tampak tenang memandang ke depan tidak berniat berkata-kata kepadaku.Apakah karena ia berhasil mencapai tujuannya atau untuk hal lain yang takku mengerti."Syukur bahwa keluargamu penganut ketentuan lama" katanya setelah perjalanan cukup jauh. Matanya menatapku ramah dan berpendar "Hanya perlu aku dan ayahmu agar kita menikah" ia sedikit mengernyit melihatku menyatukan kaos Kyoji yang ia robek dengan tangan.Aku menatapnya tidak percaya dan rahangku hampir jatuh ketika mendengarnya. "Hah?" aku mencoba mengecek kembali apakah telingaku masih berfungsi semestinya, mungkin saja salah dengar.Ia mengamatiku baik-baik, wajahnya nampak khidmat, dan sekarang ia nampak begitu serius "Tiga hari sebelum kita bertemu, keluarga kita melakukan prosesi pe
Aku tidak menyangka efek balik dari perkataanku bakal mengundang sang setan secara langsung mengunjungi kamarku dengan mata kejam menyala, berjalan tergesa menghentakkan kaki dan aku bisa melihat tanduk merah menyala di kepalanya "Kau tahu berapa lama aku harus menunggu dan seenak jidatmu kau berkata tidak ingin makan. Dimana sopan santunmu, HAH?" semburnya marah dan tanpa aba-aba langsung menyeretku paksa. Aku bisa melihat saluran darahnya yang menyembul keluar karena marah di lehernya.Tapi bukan Kaella Kaznov namaku jika aku tidak membangkang. Sifat itu sudah terbawa pada setiap gen yang ada di tubuhku, mengalir di setiap keping darahku--itu sebabnya aku tidak menyumbangkan darah, tidak hanya takut jarum suntik, aku juga takut jika sifat pembangkanganku disedekahkan kepada orang lain dan bakal membuat dunia kejatuhan bom.Aku berusaha keras mempertahankan pendirianku dan melepaskan cengkraman tangannya yang begitu kuat dipergelangan tanganku yang baru di
Wanita itu, Yui Kito, hanya berdiri menonton, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, saat aku menumpahkan uang yang kubawa dengan jumlah fantastis tepat dihadapannyaSenyum aneh terbit diwajahnya "Kau pikir semua hanya tentang uang, Kaella?" tanyanya dengan santai, lalu menengguk susu dalam gelas tinggi di tangannya sedikit dan menatapku yang kesetanan dengan iba."Ambil uang ini dan jangan ganggu kehidupan kami!!! Uangmu kukembalikan dengan lunas" teriakku menunjuk-nunjuk uang yang menggunung dan berserakan dilantai penthouse baru miliknya. Aku tidak butuh tatapan kasihan darinya, aku hanya ia enyah dan pergi, meninggalkanku sendiri.Yui Sykes, Nyonya baru yang menyandang nama Sykes itu terkekeh, seolah-olah yang kukatakan hanya lelucon baginya. "Aku menganggu kehidupanmu? Apa aku salah dengar?" tanyanya dan tertawa lagi "Kalian yang lebih dahulu menganggu kehidupanku, bukan aku. Kau ingin membayar lunas? Kau pikir dengan uan
Wajah Jay Sykes berkabut asing, kekesalan, kemarahan dan kejengkelan aku melihat semua dari matanya "Dia mengandung anakku, Ella. Ku harap kau mengerti posisiku sekarang" katanya tegas dan menaikkan nada bicaranya seakan aku terlalu cerewet dan terlalu mengekangnya."Pergilah" kataku.Lihat, bahkan ia langsung pergi begitu saja tanpa penjelasan lebih, tanpa menoleh lagi kebelakang. Jiwaku merintih kesakitan berusaha keras membebaskan diri dari serangan perih disudut dadaku.Saat Jay menjauh aku ambruk kelantai. Yui Kito mengandung anak suamiku? Apa lagi yang harus aku ketahui setelah ini?Dia hamil sekarang! Dan anak itu adalah milik Jay! Dan aku masih pengantin baru dengan Jay!Kapan mereka bermain di belakangku? Kapan mereka mempermainkan aku seperti orang bodoh!Jay Sykes mengucapkan kalimat manis, perhatian dan kelembutannya, yang membuatku lupa bahwa pernikahan kami hanyalah sebuah kontrak, bahwa pernikahan kami
Aku berada di dada Jay di gazebo tepi danau belakang rumah kami dengan sekotak es krim vanilla di tangan.Minggu yang indah, pikirku.Selain hari minggu Jay tidak mungkin bisa bersantai di rumah. Karena mengurusku beberapa hari menjadi imbas akan kesibukannya yang menggunung.Nicholas Sykes benar-benar membuktikan perkataannya. Ia telah berusaha menjauhkan Yui dari Jay. Mereka telah pergi ke negara tropis untuk bulan madu yang lama. Setidaknya sudah sebulan lebih tanpa kehadiran mereka."Mau lagi?" tanyaku dengan mengangkat sendok yang sudah terisi penuh dengan es krim.Jay Sykes menyeringai kecil "Ya" aku mendengar harapan dalam nada bicaranya "Tapi, singkirkan sendok itu"Aku mengerutkan kening pura-pura tidak mengerti dengan ucapannya "Maksudmu pakai tangan?" tanyaku.Jay Sykes segera bangkit sehingga kami berdua sama-sama duduk berhadapan dengan aku di atas pangkuannya "Jangan pura-pura tidak ta
Aku menatap Goodie bag pernikahan Nicholas dan Yui yang khusus dikirim untuk tamu VIP mengunakan kotak kardus dua hari sebelum pernikahan mereka.Didalamnya terdapat undangan yang sebenarnya, satu botol ekslusif wine, voucher spa dan menginap tiga malam di Sykes Hotel dan beberapa produk kecantikan lainnya.Temanku yang penuh dendam itu memang sengaja mengunjungiku hari itu. Aku ingin berbicara dengannya, ingin meluruskan segala hal yang terjadi diantara kami. Aku ingin mengatakan bahwa bukan salah keluarganya perkebunan teh utara keluarga Kito, tapi entah mengapa aku tidak bisa mengatakannya, bukankah dia harus melepaskan kami karena dia sudah mendapatkannya kembali. Tapi disisi lain aku takut banyak hal bakal berubah setelah aku berbicara dengannya.Aku telah berpikir keras selama dua hari, takut menyakiti diriku sendiri jika menghadiri pesta pernikahan mereka. Jika aku tidak hadir, Jay Sykes bakalan menanggung malu karena salah satu menantu Sykes
"Kau masih terlalu cepat seratus tahun untuk menantangku" dengus ibuku dengan tawa kecil. Seolah-olah dialah pemenang diantara mereka."Jangan terlalu cepat bahagia, Anyane. Sebentar lagi aku bakal menjadi bagian dari keluarga Sykes, kau tahu apa artinya itu? Ah, kau sangat mengerti akan hal itukan? Itu sebabnya kau mencoba berbagai cara kotor, memutar otak untuk menikahkan putrimu dengan keluarga Sykes. Mendekati Sharon dan mengungkapkan hubungan kami. Kau pikir jika aku tidak ingin anakmu menikah, Apa kah kau masih memiliki kesempatan untuk menjadi besanan keluarga Sykes? Kau bahkan tidak tahu siapa diantara Jay dan Nicholas lebih baik, siapa yang lebih berkuasa di dalam keluarga Sykes. Sudahlah, aku masih punya urusan penting untuk pernikahanku. Sampai berjumpa di neraka Anyane" balas Yui Kito. Aku belum pernah mendengar Yui berbicara dengan nada penuh penekanan dan kebencian.Sebab ibuku menikahkan dengan keluarga Sykes? Semuanya tidak hanya tentang proyek Pr
"Nona Kito, Aku ikut bahagia dengan pernikahanmu" komentar Aime yang baru saja datang dari arah belakang Yui, langsung memeluk wanita itu seperti sangat merindukan kehadirannya.Yui balas memeluk Aime dan mulai mengomel seperti yang sering ia lakukan kepada semua orang "Aime, berapa kali aku harus mengatakan padamu, panggil aku Yui. Kau itu sudah seperti keluargaku, hilangkan kesopanan yang memisahkan kita itu. Ah, ini, aku juga punya undangan untukmu" katanya menyerahkan undangan yang sama denganku."Tapi saya tidak pantas berada di sana, Nona Kito. Ah, Nyonya Sykes" kata Aime malu-malu. Wanita itu selalu kaku padaku dan menjadi begitu ekspresif pada Yui. Apakah kesalahan memang ada padaku? Mengapa semua orang begitu akrab dengan Yui sedangkan padaku begitu kaku."Yui" kata Yui Kito psekali lagi mengingatkan Aime "Aku bakal mematahkan kaki siapapun yang bakal merendahkanmu di sana. Kalau kau tidak nyaman di sana, datanglah pada pernikahan keduaku di
"Siapa mereka? Kenapa mereka menembakku?" tanyaku masih dalam dekapan Jay Sykes.Ia melepaskanku, dan aku merasa kehilangan meski ia masih memegang bahuku. Mata abu-abunya nampak menimbang-nimbang. Dia bakal mengalihkan lagi, pikirku. Karena itulah yang terjadi hari-hari sebelumnya.Jay Sykes menarik nafasnya dan menghembuskan dengan tenang "Tenang, Kristopher sudah ditangkap polisi dan ia tidak bakal pernah keluar dari penjara" katanya pada akhirnya.Tubuhku bergetar lagi, diikuti isakku "Bukankah ia mendekam di penjara?" tanyanya. Namanya saja membuatku mengingat sejumlah kejadian buruk yang menghampiriku dan aku berakhir dalam dekapan suamiku lagi "Pacarnya Riley menjaminnya keluar, tapi ia berulah lagi. Sebelum menembakmu, dia membuat Riley babak belur karena tak mau memberinya uang. Sekarang kau aman"Mendengar perkataan Jay aku ikut merasa kasian dengan Riley, ia pasti mendapat lebih banyak luka dariku, penganiayaan yang lebih bera
"Walaupun hanya non-fans, harusnya ia melaporkan ke polisi" gumam asisten berambut pendek membawaku kembali pada dunia nyata.Kristopher Kristoff sudah mendekam dipenjara dan dia tidak bakal bisa mengangguku lagi. Aku harus menjalani kehidupan ini dengan tenang. Fokusku saat ini hanya berusaha keras memenangkan hati Jay Sykes."Ehm" aku berdeham tidak bisa menahan rasa penasaranku lebih lama lagi "Maksud kalian Riley model dari HME itu?" tanyanya."Nyonya mengenalnya?" tanya penata rias berambut pendek."Tidak bisa juga dikatakan saling kenal. Tapi kami pernah sekali bertemu di pesta" jawabku. Mengenalnya? Jangan bercanda. Aku sama sekali tidak sudi mengenal wanita kurang ajar itu."Lihat, parah sekali"Aku melihat foto yang di tunjukkan asisten penata rias itu. Wajah Riley benar-benar hancur, sejumlah memar di wajahnya, hidungnya seperti patah. Orang yang menghajarnya brutal sekali. Pasti Riley sudah berbuat sesuatu
"Oh ya? Apa yang bisa kubantu?" Tanyaku pada Nicholas Sykes."Kau kenal Yui, kan?" tanya Nicholas Sykes, wajahnya nampak lebih lembut mengucapkan nama itu.Yui? Aku kilatan kasih sayang dalam mata abu-abu Nicholas Sykes saat menyebut nama Yui. Dan aku merasa sedikit cemburu.Aku mengangguk "Yui? maksudmu Yui Kito-kan? Bisa di katakan kami teman dekat" Kataku mencoba mengepalkan tangan, tenggorokanku agak berat mengeluarkan kata teman.Siapapun wanita, akan menjadi pembenci wanita yang pernah menjadi masa lalu prianya. Begitu pula aku. Meski Yui adalah teman paling dekatku, meski dia sering membantuku dan meski akulah yang menjadi pihak ketiga, entah mengapa aku tetap tidak bisa menyukainya."Aku senang mendengarnya. Aku mencintai Yui, sangat. Tapi Yui pernah punya hubungan dengan Jay selama empat tahun, kau mungkin pernah dengar hal itu" kata Nicholas.Benarkan! Nicholas tahu hubungan mereka. Hanya aku seorang yang begitu d