Aku tidak tahu lagi mode apa yang ia aktifkan saat memperbaruhi posisi duduknya agar lebih dekat ke arahku, bahkan aku bisa merasakan paha kami yang saling bersinggungan. Ia tersenyum sambil merapikan anak rambutku kebalik telinga dengan tangan kirinya, lalu mengelus pipiku hingga dagu dan menariknya agar aku langsung bertatapan dengannya.
Tatapan tanpa kata-kata itu mengunciku dalam pesona mata abu-abunya yang indah, kali ini tidak kejam lagi.
Jantungku malah melompat-lompat tak karuan saat wajahnya semakin mendekat dan tatapannya makin dalam padaku bahkan aku bisa merasakan dan mendengar deru nafasnya.
Tanpa kusadari kedua tanganku telah mencengkram gaun malam abu-abuku di atas paha sedangkan tumitku terangkat dengan sendirinya.
Aku menahan nafas saat bibirnya hampir tanpa jarak dengan bibirku. Kebingungan antara menolak atau menyerah dalam pesona yang bagiku kuat menggoda.
"Aw" ringisku berpura-pura kesakitan dan la
"Bisakah lain kali kau tidak menyelonong masuk kamarku" kataku dari dalam selimut. Aku takut menampakkan diri karena wajahku mungkin sudah merekah merah karena malu."Aku tidak ingat dalam kitab ketentuan lama ada pasal yang mengatakan seorang suami harus minta izin sebelum masuk kamar istrinya" balas Jay Sykes penuh pembelaan."Itu masih tiga hari lagi" aku memperingatkannya mengingat tenggat waktu pembatalan pernikahan kami masih tinggal tiga hari lagi."Siapa peduli" katanya terdengar acuh tak acuh "Kau tahukan pencuri harus diberi hukuman""Apa?" tanyaku pura-pura tak mengerti dan tak mendengar. Aku menggerjap mencoba mencerna dengan cepat apakah ia barusan mengancamku? Sebab aku merasakan bahwa ia berpindah semakin dekat ke arahku.Tiba-tiba saja selimut yang membungkusku lenyap karena ditarik dengan cepat olehnya. Lalu di lempar ke lantai "Aku baru tahu kalau istri tiga hari lagiku adalah maling kaos" katanya dengan ke
Perasaan aneh yang sekarang bersarang dalam diriku tak kunjung lenyap, meski telah kucoba bercakap-cakap setenang mungkin dengan Yui Kito. Karena sesaat aku merasa dia bukan Yui Kito yang kukenal, seolah-olah kelembutan dan ketenangannya yang biasa hanya ilusi."Mommy" teriak seorang anak laki-laki dan berlari kearah kami, di tanggannya terdapat sebuah es krim yang kutakutkan bakal jatuh kelantai dan membuatnya menangis, tapi tidak terjadi apa-apa saat anak laki-laki itu berakhir dipangkuan Yui."Astaga Steve, Kau kabur lagi dari Letta. Kalau ada yang menculikmu bagaimana? Kalau kau tidak bisa bertemu lagi dengan Mommy bagaimana? Jangan lakukan lagi atau Daddy akan memarahimu" Omel Yui persis seperti ibu-ibu "Mana Abiel?" tanya Yui lalu mencuri es krim milik bocah bernama Steve yang mau tak mau membuatku tersenyum.Yui memang suka mengomeli siapa saja seperti ibu-ibu dan aku ataupun Camilla tidak luput dari omelannya pada suatu waktu."D
Meski jauh di lubuk hatiku, aku tahu diriku sudah memahami apa yang dilakukan ibuku dan berusaha memaafkannya, mencari alasan bagiku agar bisa menenangkan hatiku, mungkin ibuku bakalan melakukan sesuatu yang baik untukku. Tapi aku masih belum bisa menerimanya, bagian diriku memberontak disaat mencoba berdamai dengan sejumlah hal picik yang telah ia rencanakan dan lakukan di belakangku demi kepentingannya sendiri, demi mencapai hal-hal yang ia inginkan. Ketika Jay datang ke kamarku untuk menjemput, entah mengapa ia malah menjadi sasaran amukan amarah yang telah lama kutahan dalam benak diri ini, entah mengapa aku menjadi bersikap dingin dan ketus terhadapnya. Aku sungguh tidak cemburu!!! Meski ia tetap bungkam dan tidak melakukan apa-apa dengan sikapku yang tiba-tiba mendinginkannya, aku tahu tanda tanya besar tersurat di wajahnya dan bagaimana ia terus curi pandang meminta penjelasan selama perjalanan menuju pesta. Kekesalanku mening
"Apa maksudmu?" tanya Asley panik.Aku berpaling dari Riley, sedikit mundur agar bisa memandang mereka bersamaan "Kau juga begitu kan, Asley. Apakah kalian saling kenal karena satu agensi atau... Sudah saling berbagi cerita""Cih, dasar gadis kampung. Kau ngingau atau mabuk, atau otakmu mulai gila menyamai kehidupan Jay?" elak Riley yang jelas-jelas tahu apa yang sedang kubicaran. Ia terang-terangan berusaha keras menyembunyikan dosa dan ketakutan terbesarnya "Ayo Asley, kita bakal buang-buang waktu saja mendengar gadis gila ini terus berceloteh" dengan tergesa-gesa ia memasukkan kembali alat-alat make-upnya ke tas dan langsung menarik lengan Asley seperti bakal tertangkap basah barang seditikpun, kejelasan ia menjauh dariku, ketakutan rahasia besarnya bakal terbongkar makin membuatku bergairah untuk menyerangnya. Tapi Asley yang memiliki keingintahuan sangat besar malah tidak beranjak sama sekali, malah memandangku meminta penjelasan lebih."Asley"
"Kristopher hentikan" pekikku ketakutan.Tapi yang terjadi selanjutnya benar-benar diluar akal sehatku. Ia memang berhenti, sesaat, hanya untuk mengambil rokok di mulutnya dan dengan cepat disulutkan di punggungku yang terbuka.Mau tak mau mulutku mengeluarkan teriakan kesakitan dan rintihan pilu sambil menggeleng lemah, yang ternyata membuat ia tertawa begitu senang.Dasar psikopat.Punggungku rasanya begitu perih sedang laki-laki gila itu terus melanjutkan aksi bejatnya."Kristopher, hentikan sialan!" umpatku seraya mencoba membebaskan diri, menendang, mendorong, mencakar atau apapun yang bisa kulakukan agar ia menjauh dariku. Nafasnya yang bau alkohol bercampur rokok, tangannya yang terus berkelana, serta punggungku nyeri tak tertahankan lagi, semuanya bersatu menyiksaku.Kristopher menjambak dan menarik rambutku kencang dan kuat sehingga kepalaku ikut tertarik kebelakang. Kulit kepalaku sakit tak terta
"Kaella Kaznov" ulangnya, kali ini tanpa menyentuhku.Ibuku berjalan menjauh dan aku bisa mendengar bunyi yang dihasilkan hak sepatu merahnya yang bertubrukan dengan lantai. Bunyi yang begitu menganggu pendengaranku.Ia lalu menarik kursi kecil, menarik lebih dekat ke arahku, lalu duduk di sana sehingga ia tampak lebih rendah dariku. Kedua tangannya terlipat didepan dada, sedang kakinya terlipat angkuh, dengan sangat jelas, aku bisa melihat sepatu merah yang digunakan ibuku lebih mahal dari rumah yang kami sewa beberapa tahun terakhir."Tubuhmu, selalu saja tubuhmu" desah ibuku masih dengan suara amat rendah "Biang dari semua masalah yang datang dan yang selalu membuatku susah membereskannya. Tidak bisakah kau menjadikannya sekedar anugrah, tanpa ada embel-embel kutukan yang terus mengikutinya. Tapi untuk kali ini saja aku mungkin bisa memaafkan. Karena ulahmu, maksudku ada untungnya juga kau menggoda Kris, salah satu pesaing terkuat kita sudah
Seharusnya itu berita bahagia, tapi entah mengapa jiwaku makin merana dan tersiksa, sedang fisikku serasa mati rasa. Aku kehilangan seluruh nyawa dan sebongkah harapan yang masih ada.Benar-benar tak ada lagi harapan yang tersisa.Satu-satunya jiwa yang bakal berada di dekatku telah diambil jiwa suci bertubuh mungil yang baru muncul ke dunia. Dia telah mencuri satu bagian dari jiwaku yang tersisa.Aku hanya menunduk merana, tidak mampu lagi berkata-kata, lidahku sudah kehilangan fungsi, otakku serasa tak ada guna.Jay berjalan mendekat lalu memegang bahuku yang sudah runtuh dan mengangkatnya sehingga aku berdiri dihadapannya masih menundukkan kepala, merasa sakit di dada "Harusnya kau mencemaskan dirimu sendiri, bukan mencemaskan orang lain" Katanya.Kyoji, dia pemicu penganiayaan batinku makin merana.Ketika aku diselamatkan Kyoji aku merasa menyerah pada perasaanku terhadap Jay. Aku merasa dilema yang belum pe
Ketika perayaan kecil-kecilan diadakan di danau belakang rumah Jay Sykes, aku tidak tahu kapan dan siapa yang telah mempersiapkan segalanya.Yang mampu kulakukan hanya menurut saja saat ibuku membantu memasangkan gaun pengantin yang luar biasa pas di badanku.Jay yang tampak luar biasa tampan, tak sedikit mau melepaskanku dari sampingnya. Ia cengengesan dan tersenyum sepanjang malam diantara olokan teman-temannya yang datang. Kebanyakan teman-temannya adalah orang-orang yang tak memandangku rendah.Bahkan teman-temannya sudah seperti tidak asing denganku, sampai-sampai mereka memberiku julukan gadis summer camp."Akhirnya Gadis Summer Campnya Jay tak hanya menempel di loker. Selamat bro"Aku mengerutkan kening, lalu menoleh pada Jay meminta penjelasan "Gadis Summer Camp itu maksudnya apa?" tanyaku karena sudah terlalu sering di lontarkan teman-temannya yang datang.Namun Jay hanya mengangkat bahu lalu mempertont
Wanita itu, Yui Kito, hanya berdiri menonton, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, saat aku menumpahkan uang yang kubawa dengan jumlah fantastis tepat dihadapannyaSenyum aneh terbit diwajahnya "Kau pikir semua hanya tentang uang, Kaella?" tanyanya dengan santai, lalu menengguk susu dalam gelas tinggi di tangannya sedikit dan menatapku yang kesetanan dengan iba."Ambil uang ini dan jangan ganggu kehidupan kami!!! Uangmu kukembalikan dengan lunas" teriakku menunjuk-nunjuk uang yang menggunung dan berserakan dilantai penthouse baru miliknya. Aku tidak butuh tatapan kasihan darinya, aku hanya ia enyah dan pergi, meninggalkanku sendiri.Yui Sykes, Nyonya baru yang menyandang nama Sykes itu terkekeh, seolah-olah yang kukatakan hanya lelucon baginya. "Aku menganggu kehidupanmu? Apa aku salah dengar?" tanyanya dan tertawa lagi "Kalian yang lebih dahulu menganggu kehidupanku, bukan aku. Kau ingin membayar lunas? Kau pikir dengan uan
Wajah Jay Sykes berkabut asing, kekesalan, kemarahan dan kejengkelan aku melihat semua dari matanya "Dia mengandung anakku, Ella. Ku harap kau mengerti posisiku sekarang" katanya tegas dan menaikkan nada bicaranya seakan aku terlalu cerewet dan terlalu mengekangnya."Pergilah" kataku.Lihat, bahkan ia langsung pergi begitu saja tanpa penjelasan lebih, tanpa menoleh lagi kebelakang. Jiwaku merintih kesakitan berusaha keras membebaskan diri dari serangan perih disudut dadaku.Saat Jay menjauh aku ambruk kelantai. Yui Kito mengandung anak suamiku? Apa lagi yang harus aku ketahui setelah ini?Dia hamil sekarang! Dan anak itu adalah milik Jay! Dan aku masih pengantin baru dengan Jay!Kapan mereka bermain di belakangku? Kapan mereka mempermainkan aku seperti orang bodoh!Jay Sykes mengucapkan kalimat manis, perhatian dan kelembutannya, yang membuatku lupa bahwa pernikahan kami hanyalah sebuah kontrak, bahwa pernikahan kami
Aku berada di dada Jay di gazebo tepi danau belakang rumah kami dengan sekotak es krim vanilla di tangan.Minggu yang indah, pikirku.Selain hari minggu Jay tidak mungkin bisa bersantai di rumah. Karena mengurusku beberapa hari menjadi imbas akan kesibukannya yang menggunung.Nicholas Sykes benar-benar membuktikan perkataannya. Ia telah berusaha menjauhkan Yui dari Jay. Mereka telah pergi ke negara tropis untuk bulan madu yang lama. Setidaknya sudah sebulan lebih tanpa kehadiran mereka."Mau lagi?" tanyaku dengan mengangkat sendok yang sudah terisi penuh dengan es krim.Jay Sykes menyeringai kecil "Ya" aku mendengar harapan dalam nada bicaranya "Tapi, singkirkan sendok itu"Aku mengerutkan kening pura-pura tidak mengerti dengan ucapannya "Maksudmu pakai tangan?" tanyaku.Jay Sykes segera bangkit sehingga kami berdua sama-sama duduk berhadapan dengan aku di atas pangkuannya "Jangan pura-pura tidak ta
Aku menatap Goodie bag pernikahan Nicholas dan Yui yang khusus dikirim untuk tamu VIP mengunakan kotak kardus dua hari sebelum pernikahan mereka.Didalamnya terdapat undangan yang sebenarnya, satu botol ekslusif wine, voucher spa dan menginap tiga malam di Sykes Hotel dan beberapa produk kecantikan lainnya.Temanku yang penuh dendam itu memang sengaja mengunjungiku hari itu. Aku ingin berbicara dengannya, ingin meluruskan segala hal yang terjadi diantara kami. Aku ingin mengatakan bahwa bukan salah keluarganya perkebunan teh utara keluarga Kito, tapi entah mengapa aku tidak bisa mengatakannya, bukankah dia harus melepaskan kami karena dia sudah mendapatkannya kembali. Tapi disisi lain aku takut banyak hal bakal berubah setelah aku berbicara dengannya.Aku telah berpikir keras selama dua hari, takut menyakiti diriku sendiri jika menghadiri pesta pernikahan mereka. Jika aku tidak hadir, Jay Sykes bakalan menanggung malu karena salah satu menantu Sykes
"Kau masih terlalu cepat seratus tahun untuk menantangku" dengus ibuku dengan tawa kecil. Seolah-olah dialah pemenang diantara mereka."Jangan terlalu cepat bahagia, Anyane. Sebentar lagi aku bakal menjadi bagian dari keluarga Sykes, kau tahu apa artinya itu? Ah, kau sangat mengerti akan hal itukan? Itu sebabnya kau mencoba berbagai cara kotor, memutar otak untuk menikahkan putrimu dengan keluarga Sykes. Mendekati Sharon dan mengungkapkan hubungan kami. Kau pikir jika aku tidak ingin anakmu menikah, Apa kah kau masih memiliki kesempatan untuk menjadi besanan keluarga Sykes? Kau bahkan tidak tahu siapa diantara Jay dan Nicholas lebih baik, siapa yang lebih berkuasa di dalam keluarga Sykes. Sudahlah, aku masih punya urusan penting untuk pernikahanku. Sampai berjumpa di neraka Anyane" balas Yui Kito. Aku belum pernah mendengar Yui berbicara dengan nada penuh penekanan dan kebencian.Sebab ibuku menikahkan dengan keluarga Sykes? Semuanya tidak hanya tentang proyek Pr
"Nona Kito, Aku ikut bahagia dengan pernikahanmu" komentar Aime yang baru saja datang dari arah belakang Yui, langsung memeluk wanita itu seperti sangat merindukan kehadirannya.Yui balas memeluk Aime dan mulai mengomel seperti yang sering ia lakukan kepada semua orang "Aime, berapa kali aku harus mengatakan padamu, panggil aku Yui. Kau itu sudah seperti keluargaku, hilangkan kesopanan yang memisahkan kita itu. Ah, ini, aku juga punya undangan untukmu" katanya menyerahkan undangan yang sama denganku."Tapi saya tidak pantas berada di sana, Nona Kito. Ah, Nyonya Sykes" kata Aime malu-malu. Wanita itu selalu kaku padaku dan menjadi begitu ekspresif pada Yui. Apakah kesalahan memang ada padaku? Mengapa semua orang begitu akrab dengan Yui sedangkan padaku begitu kaku."Yui" kata Yui Kito psekali lagi mengingatkan Aime "Aku bakal mematahkan kaki siapapun yang bakal merendahkanmu di sana. Kalau kau tidak nyaman di sana, datanglah pada pernikahan keduaku di
"Siapa mereka? Kenapa mereka menembakku?" tanyaku masih dalam dekapan Jay Sykes.Ia melepaskanku, dan aku merasa kehilangan meski ia masih memegang bahuku. Mata abu-abunya nampak menimbang-nimbang. Dia bakal mengalihkan lagi, pikirku. Karena itulah yang terjadi hari-hari sebelumnya.Jay Sykes menarik nafasnya dan menghembuskan dengan tenang "Tenang, Kristopher sudah ditangkap polisi dan ia tidak bakal pernah keluar dari penjara" katanya pada akhirnya.Tubuhku bergetar lagi, diikuti isakku "Bukankah ia mendekam di penjara?" tanyanya. Namanya saja membuatku mengingat sejumlah kejadian buruk yang menghampiriku dan aku berakhir dalam dekapan suamiku lagi "Pacarnya Riley menjaminnya keluar, tapi ia berulah lagi. Sebelum menembakmu, dia membuat Riley babak belur karena tak mau memberinya uang. Sekarang kau aman"Mendengar perkataan Jay aku ikut merasa kasian dengan Riley, ia pasti mendapat lebih banyak luka dariku, penganiayaan yang lebih bera
"Walaupun hanya non-fans, harusnya ia melaporkan ke polisi" gumam asisten berambut pendek membawaku kembali pada dunia nyata.Kristopher Kristoff sudah mendekam dipenjara dan dia tidak bakal bisa mengangguku lagi. Aku harus menjalani kehidupan ini dengan tenang. Fokusku saat ini hanya berusaha keras memenangkan hati Jay Sykes."Ehm" aku berdeham tidak bisa menahan rasa penasaranku lebih lama lagi "Maksud kalian Riley model dari HME itu?" tanyanya."Nyonya mengenalnya?" tanya penata rias berambut pendek."Tidak bisa juga dikatakan saling kenal. Tapi kami pernah sekali bertemu di pesta" jawabku. Mengenalnya? Jangan bercanda. Aku sama sekali tidak sudi mengenal wanita kurang ajar itu."Lihat, parah sekali"Aku melihat foto yang di tunjukkan asisten penata rias itu. Wajah Riley benar-benar hancur, sejumlah memar di wajahnya, hidungnya seperti patah. Orang yang menghajarnya brutal sekali. Pasti Riley sudah berbuat sesuatu
"Oh ya? Apa yang bisa kubantu?" Tanyaku pada Nicholas Sykes."Kau kenal Yui, kan?" tanya Nicholas Sykes, wajahnya nampak lebih lembut mengucapkan nama itu.Yui? Aku kilatan kasih sayang dalam mata abu-abu Nicholas Sykes saat menyebut nama Yui. Dan aku merasa sedikit cemburu.Aku mengangguk "Yui? maksudmu Yui Kito-kan? Bisa di katakan kami teman dekat" Kataku mencoba mengepalkan tangan, tenggorokanku agak berat mengeluarkan kata teman.Siapapun wanita, akan menjadi pembenci wanita yang pernah menjadi masa lalu prianya. Begitu pula aku. Meski Yui adalah teman paling dekatku, meski dia sering membantuku dan meski akulah yang menjadi pihak ketiga, entah mengapa aku tetap tidak bisa menyukainya."Aku senang mendengarnya. Aku mencintai Yui, sangat. Tapi Yui pernah punya hubungan dengan Jay selama empat tahun, kau mungkin pernah dengar hal itu" kata Nicholas.Benarkan! Nicholas tahu hubungan mereka. Hanya aku seorang yang begitu d